Ada sebuah ciri khas utama dari buku dan gerakan Rick Warren yang membuat sebuah analisa darinya sangat sulit. Itu berasal dari fakta bahwa Warren mempersembahkan beberapa pengajaran dasar mengenai tujuan Allah untuk memuliakan diri-Nya dan apa yang seharusnya manusia lakukan dalam relasi dengan Allah. Kenyataannya adalah tak satupun dari tujuan-tujuan ini di dalam cara yang secara akurat menurut Alkitab membuat semua karya Warren berbahaya untuk pengertian yang benar tentang siapakah Allah itu dan Injil-Nya di dalam Kristus. Di dalam bagian pertama tentang analisa kita, kita membuktikan cara di mana Injil dirusak oleh pemuliaan akan manusia dan disebut “diri sendiri yang benar”. Kerusakan ini bersama dengan yang kemudian mengabaikan untuk menunjukkan bahwa pada kenyataannya manusia secara rohani “mati di dalam pelanggaran dan dosa” menunjukkan bahwa buku ini baik sebuah penghalang dan sebuah penipuan. Yang paling berbahaya dari para bidat selalu demikian seperti yang telah dikemukakan dalam konteks kebenaran dasar umum. Pada bagian ini, juga, kita harus melanjutkan untuk menganalisa tujuan Allah yang menyelamatkan dari semua kekekalan di dalam Kristus Yesus. Keselamatan datang dari Allah bagi manusia berdosa di dalam dan melalui Kristus Yesus saja. Asal usul dari anugerah yang gratis dan tujuan Allah yang kekal di dalam Kristus Yesus saja, “Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman.” (2 Timotius 1:9) Kebenaran sederhana ini tidak akan perlu untuk ditekankan untuk fakta bahwa Warren memberikan keterangan yang tidak benar tentang kasih Allah yang menyelamatkan bagi manusia sebagai sebuah keberadaan di dalam diri manusia itu sendiri.
Natur Allah di dalam Alkitab dinyatakan sebagai yang Mahakudus, maka Alkitab menyatakan, “Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” (Yesaya 6:3) Untuk mengilhami rasa hormat yang mutlak akan natur Allah, masalah yang perlu ditanyakan, “Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau,…” (Wahyu 15:4) Salah satu dari dosa-dosa yang sangat jahat dari Warren dan gerakannya adalah kegagalan untuk menghargai natur dari Allah yang Mahakuasa dan Mahakudus. Contohnya, di dalam babnya yang berjudul “Menjadi Teman-teman Terbaik Dengan Allah”, Allah digambarkan seolah-olah Dia kekurangan, “Allah yang Mahakuasa rindu untuk menjadi Teman Anda !” [Rick Warren, The Purpose Driven Life (Grand Rapids, MI : Zondervan, 2002) halaman 85]. “Rindu” menunjukkan “kecanduan/ketagihan” (
craves), “sangat mendambakan” (
hankers) atau “mendambakan” (
covets), pada dasarnya berarti Dia membutuhkan untuk menjadi Teman Anda. Kasih Allah, bagaimanapun, dengan mana Dia memberikan Anak-Nya yang Tunggal, sama sekali bersifat pengorbanan dan pemberian. Itu sama sekali tidak menandakan kekurangan dalam Allah. Sebaliknya, pemberiaan Anak-Nya yang Tunggal adalah pencurahan total akan kasih-Nya yang sempurna dan tentu saja tidak diperlukannya sesuatu untuk melengkapi atau menyempurnakan kasih-Nya. Kenyataannya bahwa Allah menunjukkan kasih-Nya kepada para pendosa tidak pantas sama sekali tidak menandakan bahwa Allah membutuhkan para pendosa untuk memuaskan sesuatu yang kekurangan di dalam Dia ! Istilah Warren memalsukan natur Allah.
Warren memanfaatkan kesalahannya yang serius melalui sebuah kerusakan modern akan Keluaran 34:14, “Dia adalah Allah yang penuh kasih sayang akan hubungan-Nya dengan Anda.” [halaman 86. Kutipan ayat diambil dari Alkitab, New Living Translation (Wheaton, IL: Tyndale House Publishers, 1996).] Ayat ini seharusnya dimengerti, “Sebab janganlah engkau sujud menyembah kepada allah lain, karena TUHAN, yang nama-Nya Cemburuan, adalah Allah yang cemburu.” Kecemburuan atau kemarahan akan Tuhan Allah menentang barangsiapa yang menyembah ilah lain. Penyembahan demikian sama sekali disalahkan. Adalah penting bahwa bagian pertama dari ayat ini, “Sebab janganlah engkau sujud menyembah kepada allah lain,” (King James Version : “
for thou shalt worship no other god,”) sama sekali tidak ada dari babnya Warren. Sampai sekarang ketika “kecemburuan” atau “kemarahan” digunakan oleh Allah di dalam Alkitab, itu menggambarkan keinginan-Nya akan penyembahan yang benar karena nama-Nya yang kudus. Itu menuntut kesetiaan yang eksklusif kepada-Nya. Dengan mengajar bahwa Allah memiliki sebuah kasih sayang atau keadaan jatuh hati pada pembaca dari buku Warren daripada sebuah semangat besar yang sempurna akan nama-Nya yang Kudus, Warren telah mendapatkan arti dari ayat ini sesungguhnya terbalik. Penggunaannya yang penuh kesalahan dan sebagian dari sebuah teks Alkitab untuk menggambarkan bahwa Allah memiliki sebuah kesetiaan yang sungguh-sungguh kepada manusia membuat karyanya sebuah usaha untuk menyenangkan manusia daripada mempersembahkan mereka terhadap kebenaran Allah tentang kejatuhannya.
Kasih Bukanlah Inti Sifat Allah yang Terpisah dari Kebenaran-Nya
Pengajaran Warren bahwa Allah memiliki sebuah kasih yang menyelamatkan bagi setiap orang itu merendahkan natur Allah yang sebenarnya. Kasih yang khusus demikian bagi setiap orang dinyatakan sebagai “inti karakter Allah”. Warren mengajarkan,
“Anda dicipta sebagai sebuah obyek khusus dari kasih Allah ! Allah membuat Anda supaya Ia dapat mencintai Anda. Ini adalah sebuah kebenaran untuk menjadi dasar bagi hidup Anda. Alkitab memberitahu kita, “Allah adalah kasih.” (1 Yohanes 4:8) Itu tidak berkata Allah memiliki kasih. Dia adalah kasih ! Kasih adalah inti dari sifat Allah. Adalah sebuah kasih yang sempurna dalam persekutuan akan Allah Trinitas, sehingga Allah tidak perlu untuk menciptakan Anda.” (halaman 24-25)
Ini masih kontradiksi lainnya dari Warren, yang sebelumnya benar-benar telah menyatakan bahwa Allah bagaimanapun juga kekurangan. Sekarang Warren telah memberikan pengertian yang membuat kepala para pembacanya menjadi pusing bahwa Allah mencintai setiap orang “sebagai sebuah tujuan yang spesial”. Dengan tipe jaminan ini, pembaca memiliki keselamatan di dalam dirinya sendiri dan di dalam dosa-dosanya. Menurut Alkitab, bagaimanapun juga, kita tidak dapat mengetahui bahwa kita akan tujuan-tujuan dari kasih Allah yang menyelamatkan sampai setelah kita telah lolos dari murka-Nya terhadap dosa, bertobat akan hal itu, dan kembali meletakkan iman kita di dalam Kristus Yesus saja. Tipe “allah”nya Warren, yang mencintai setiap orang sebagai sebuah tujuan yang spesial akan kasih-Nya, adalah mutlak bidat. Kasih yang terpisah dari kebenaran-Nya bukanlah esensi dari sifat Allah.Lebih tepatnya di dalam Alkitab kasih Allah yang menyelamatkan selalu sesuai dengan kebenaran-Nya, “Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman.” (Mazmur 85:10) Kita harus menerima kasih-Nya seperti Dia telah menjelaskannya lebih daripada bagaimana Warren telah menawarkannya !
Di dalam Alkitab kasih Allah dimengerti di dalam pemeliharaan akan hukum-Nya, dan di dalam pewujudnyataan keadilan-Nya. Di dalam Mesias, ada sebuah keserasian akan atribut-atribut ilahi, kasih dan kebenaran. Di dalam Kristus, kebenaran dan kedamaian-Nya telah mencium satu sama lain. Di dalam karya Penebus, kasih Allah ditunjukkan di dalam Mesias yang, “tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” (Yesaya 53:5) Demonstrasi akan Allah adalah Kasih adalah, “bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.” (Roma 3:26) Allah setia terhadap murka-Nya melawan dosa dan Dia adil di dalam pemerintahan-Nya terhadap para pendosa yang dikasihi dan diampuni di dalam Kristus Yesus. Dia adil karena darah Kristus Yesus membayar hukuman dosa, memuaskan keadilan Allah. Dia adalah “Pembenar” (“justifier”) karena kebenaran Kristus dipercayakan ke dalam orang-orang percaya. Tetapi orang-orang yang tidak percaya berada di bawah kemarahan-Nya karena ketidakbenaran mereka sendiri. Di dalam keadaan itu, mereka tidak memiliki alasan untuk percaya mereka adalah tujuan-tujuan khusus akan kasih Allah.
Kasih Allah yang disangka oleh Warren bagi para pendosa yang tidak bertobat sebagai “sebuah tujuan spesial akan kasih Allah” adalah sebuah penghinaan terhadap kasih Allah sejati karena itu berusaha untuk menjelaskan ulang natur Allah yang sesungguhnya [Kasih yang Allah miliki bagi orang-orang percaya sewaktu mereka masih sebagai para pendosa yang tidak bertobat di dalam Kristus Yesus dan bukan di dalam diri mereka sendiri, bahwa di dalam zaman yang akan datang Dia dapat menunjukkan kekayaan kasih karunia-Nya di dalam kebaikan-Nya untuk kita melalui Kristus Yesus (Efesus 2:7)] Kasih Allah sejati menegaskan kebenaran-Nya, perintah-perintah-Nya, Firman-Nya, dan kebajikan-Nya. Contohnya pertimbangkanlah khotbah dari C. H. Spurgeon, “O pendosa, rendahkan dirimu di bawah tangan Allah yang Mahakuasa ! Pikirkanlah seberapa sering Dia telah menunjukkan kasih-Nya kepadamu dengan mengundangmu datang kepada-Nya. Pikirkanlah seberapa sering kamu telah menolak sambil menghina Firman-Nya dan menghina belas kasihan-Nya. Pikirkanlah bagaimana kamu telah memalingkan telinga yang tuli menuju kepada setiap undangan dan telah menuju jalanmu untuk memberontak melawan Allah yang adalah Kasih. Pikirkanlah seberapa sering kamu telah melanggar perintah-perintah-Nya yang mencintaimu.” [Koleksi C. H. Spurgeon, Anugerah yang Berdaulat dan Pertanggungjawaban Manusia, Khotbah #207, Ages Software] Jika Warren menulis dan berkhotbah seperti yang Spurgeon lakukan di atas, dia tidak akan menjadi sepopuler dengan ribuan orang akan sebutan “orang-orang Kristen yang duniawi” (“carnal Christians”) di seluruh dunia. Bagaimanapun juga, ketika perintah-perintah Allah dikhotbahkan bersama dengan kasih-Nya, perubahan-perubahan sejati dapat dimengerti seperti kebenaran dan kedamaian datang bersama-sama di dalam Kristus Yesus. Kasih Allah yang menyelamatkan selalu dikhususkan bagi mereka yang ada di dalam Kristus. Itu selalu ditegaskan pada umat pilihan di dalam Kristus dan karenaa anugerah-Nya. Oleh karena itu, Alktiab menyatakan, “Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.” (Efesus 1:4, 5, 6) Tanpa pengecualian, manusia adalah obyek-obyek akan kasih Allah yang menyelamatkan hanya di dalam Kristus Yesus ; selain itu, tanpa pengecualian, mereka adalah obyek-obyek akan kemarahan Allah ! “sambil berkata: Keadilan dan kekuatan hanya ada di dalam TUHAN.” (Yesaya 45:24)
Fokus Allah Pada Kristus Diubah Menjadi Fokus Warren Pada Manusia
Pada Bab 2, “Kamu Bukanlah Sebuah Kebetulan”, Warren menekankan kedaulatan Allah di dalam menentukan setiap rincian dari kelahiran setiap orang. Warren kelihatannya menyamakan kelahiran dengan keberadaan seorang anak Allah karena dia menyatakan, “Walaupun ada orangtua yang tidak sah, tidak ada anak-anak yang tidak sah.... Allah tidak pernah membuat kesalahan.... Allah menciptakan Anda supaya Dia dapat mencintai Anda.” (halaman 23, 24) Melompati kesulitan-kesulitan yang besar seperti “lembah kemarahan” di dalam Roma 9:22, Warren berpindah ke Efesus 1:4 untuk membuat contohnya, “Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.” Bagaimanapun caranya, dia mengajar sebuah pemutarbalikan akan maksudnya. Mengutip Berita (The Message) dia mengajar,
“Maksud Allah untuk menciptakan adalah kasih-Nya. Alkitab berkata, ‘Jauh sebelum Dia memerintah dasar-dasar bumi, Dia mengingat kita di dalam pikiran, telah menetapkan kita sebagai fokus akan kasih-Nya.’” (halaman 24)
Ayat (Alkitab) yang tidak murni ini memperbolehkan Warren untuk mengecualikan fokus yang benar akan naskah Alkitab bahwa pilihan Allah terhadap perseorangan adalah “di dalam Kristus” dan bukan pada orang-orang yang tidak bertobat yang, Warren ajarkan, dicintai di dalam diri mereka sendiri. Tidak ada di dalam buku apapun yang Warren hubungkan dengan Efesus 2:1 maupun kutipan-kutipan yang paling penting apa saja berbicara tentang yang dilahirkan mati di dalam pelanggaran dan dosa. Dia sama sekali melewatkan hubungan Alkitab dengan masalah pembenaran. Dengan tidak memperhatikan pusat pokok persoalan penting ini, Warren sama sekali gagal untuk mengakui bahwa Paulus tidak menunjukkan orang-orang yang cinta pada diri mereka sendiri tetapi lebih kepada “orang-orang percaya dalam Kristus Yesus.” (Efesus 1:1), memberitahu mereka akan kekayaan kasih karunia-Nya yang menjadi kepunyaan mereka dengan tepat karena mereka ada “di dalam-Nya (yakni, di dalam Kristus).” Seperti seorang tukang sihir yang denga satu lambaian tangannya mengubah apapun yang seseorang lihat, demikian pula Warren dengan satu tafsiran Alkitab yang diatur telah mengubah “mereka yang terpilih di dalam-Nya” untuk mengerti, “Dia mengingat kita di dalam pikiran, menetapkan kita sebagai fokus akan kasih-Nya.” Dengan pengubahan dari “orang-orang percaya di dalam Kristus” ini kepada individu-individu yang berdosa seperti mereka pada diri mereka sendiri, Warren telah menghapus Satu Pengantara dan penebusan-Nya sebagai cara yang mana kasih Allah yang aktif telah memperoleh tujuannya. Dalam konteks keselamatan, yang adalah keseluruhan tema dari Efesus pasal 1, penghapusan Pribadi Kristus Yesus berarti bahwa Warren menawarkan “ilah” yang memiliki kasih yang menyelamatkan bagi individu-individu yang berdosa seperti mereka pada dirinya sendiri. “ilah”nya bukanlah Allah versi Alkitab. Di luar pilihan Allah di dalam Kristus Yesus, tidak ada keselamatan. (Inilah pengajaran Alkitab yang konsisten bahwa pembenaran adalah kebenaran resmi secara posisi di dalam Kristus. Yeremia 23:6 ; Roma 1:17 ; 3:21-22 ; 4:6, 11 ; 5:18-19 ; 1 Korintus 1:30 ; 2 Korintus 5:21 ; Efesus 1:6 ; Kolose 2:10 ; 3:3 ; 2 Petrus 1:1, dan di tempat lain.) Kasih Allah mencapai pemuasan kegembiraan hanya di dalam Anak-Nya, Tuhan Yesus Kristus. Kasih-Nya tidak hanya diperinci di dalam Kristus Yesus, tetapi tujuan yang telah Dia nyatakan dengan jelas adalah untuk menegakkan keadilan-Nya sendiri, seperti yang dinyatakan Paulus, “dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus… untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.” (Roma 3:24,26)
Di dalam segala hal kita bersukacita bahwa Allah itu Mahakuasa dan bahwa ada sebuah berita sukacita untuk semua yang “mati di dalam pelanggaran dan dosa”. Di dalam terang firman Allah kita mengetahui, “Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya,” (Roma 1:16) Secara natur kita semua adalah anak-anak dari murka-Nya dan secara praktek kita adalah pemberontak yang melawan Tuhan Allah dan firman-Nya. Hukum Allah yang sempurna dan adil menghukum kita semua dan Tuhan Allah tidak bertanggungjawab untuk menyelamatkan siapapun dari kita dari murka-Nya yang adil. Walaupun ada natur dosa kita dan dosa pribadi, Tuhan Allah telah memberikan Putra yang dikasihi-Nya bagi semua orang-orang percaya yang sejati. Allah itu Mahakudus. Kekudusan-Nya adalah faktor yang istimewa dalam semua karakter dasar-Nya. Inilah alasan mengapa kita perlu untuk benar berdiri di hadapan satu-satunya Allah yang Mahakudus sebagaimana yang Dia tetapkan sebagai peraturan. Kembali kepada Allah di dalam iman saja bagi keselamatan bahwa Dia saja yang berkorban, melalui jaminan Roh Kudus, berdasarkan kematian dan kebangkitan Kristus, dan percaya di dalam-Nya saja, “supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia” (Efesus 1:6) Pengertian akan Injil mengakibatkan kita untuk menyatakan di dalam suatu ucapan syukur yang penuh kasih, “Bukan kepada kami, ya TUHAN, bukan kepada kami, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan, oleh karena kasih-Mu, oleh karena setia-Mu!” (Mazmur 115:1).
Konsekuensi akan Peremehan Warren Terhadap Natur Allah yang Kudus dan Adil
Kasih Warren yang menyelamatkan dipakai secara menyeluruh untuk seluruhnya yang menurunkan derajat keadilan dan kekudusan natur Allah. Kasih-Nya secara khusus ada “di dalam Kristus,” [Efesus 1 dan 2, ungkapan-ungkapan demikian seperti : di dalam Kristus, di dalam siapa (in whom), di dalam-Nya, di dalam Yang Dicintai (in the Beloved) dibicarakan sebanyak 18x. Ini sama di dalam seluruh surat-surat Rasul Paulus. Demikian juga Rasul Yohanes terus-menerus mengajar tentang kehidupan kekal di dalam Kristus, seperti, “Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya.” (1 Yohanes 5:11) Kasih Allah dilihat di dalam keselamatan selalu ditunjukkan di dalam Kristus.] dan bagi tujuannya yang jelas akan menunjukkan kebenaran-Nya. Allah tidak dapat dan tidak akan menerima dosa kita. Dengan demikian Warren dengan penuh arti memutarbalikkan ajaran Alkitab akan Allah yang adil dan kudus dan dengan demikian mengubah bentuk konsep Alkitab tentang natur Allah. Jika Allah mencintai manusia apa adanya di dalam diri-Nya, Dia akan berdosa. Sebuah konsep seperti demikian adalah sebuah pencemaran. “Allah adalah terang” sama baiknya dengan “kasih”, “dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.” (1 Yohanes 1:5) Kasih-Nya adalah sebuah kasih yang suci, seperti seluruh atribut-Nya. Di dalam Alkitab, kekudusan-Nya sama pentingnya dengan kasih-Nya. “Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” (1 Petrus 1:16) Sama dengan kasih-Nya adalah murka dan penghakiman-Nya yang menghasilkan perasaan takut yang sehat dan kekaguman akan Pencipta, “Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?” (Roma 2:4)
Seorang pendosa seharusnya tidak dihibur oleh jaminan akan kasih Allah lepas dari pertobatan dan iman di dalam Kristus. Sebaliknya seorang pendosa seharusnya diingatkan bahwa Allah membenci orang-orang yang berdosa seperti yang Alkitab nyatakan dengan tegas, “Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau membenci semua orang yang melakukan kejahatan.” (Mazmur 5:5), “aku benci kepada perkumpulan orang yang berbuat jahat, dan dengan orang fasik aku tidak duduk.” (Mazmur 26:5) Tanpa Kristus Yesus, “murka Allah nyata dari sorga...” (Roma 1:18) Allah dengan jelas menggambarkan Kesucian-Nya dan natur-Nya yang adil di dalam halaman-halaman Alkitab. Yang paling penting adalah suatu kesalahan seseorang yang membuatnya kelihatan bahwa kasih Allah yang menyelamatkan itu tidak pandang bulu, daripada difokuskan pada para pendosa sebagaimana mereka di dalam Kristus Yesus. Kemuliaan dan penebusan Tuhan di dalam Kristus Yesus adalah apa yang ada pada sebuah resiko, “Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan. ” (Ibrani 12:28-29)
Keterlibatan Dengan Gereja Katolik dan Semakin Banyak Persamaannya
Sejak kebijakan Warren adalah untuk melaksanakan pertumbuhan gereja tanpa penghargaan terhadap ajaran Alkitab [Karena sebuah perspektif yang amat mendalam pada gerakan pertumbuhan gereja, yang mana Warren dipuji sebagai seorang pemain utama saat ini, lihat
http://www.crossroad.to/News/Church/Klenck1.html], itu bukan suatu keajaiban bahwa gereja-gereja Katolik seperti Saint Michael the Archangel Catholic Church di Cary, NC sekarang dengan penuh semangat sedang bergabung dalam program pertumbuhan gereja dari Warren. Sebuah halaman internet untuk gereja Katolik ini menyatakan, “Setelah menyelesaikan 21 hari pertama dari buku ini, kelompok pertumbuhan kami memutuskan untuk melanjutkan sampai akhir (jadi jika kamu telah membaca bagian-bagian dari buku itu dan tidak dapat untuk bergabung dengan kita di bulan November, sekarang saatnya untuk melompat ke atas!)...”[
http://www.stmichaelcary.org /adulteduc.shtml 11/12/04] Contoh lainnya, “Di daerah Chicago, lebih dari 200 gereja sedang berpartisipasi di dalam ’40 Days of Purpose’ (beberapa menggunakannya sebagai rangkaian Lenten). Di antaranya adalah St. Walter’s Catholic Church di Roselle yang telah mengharapkan 100 orang akan mendaftar untuk kelompok-kelompok rumah kecil bagi buku program studi Warren ’40 Days of Purpose’. Sebagai penggantinya, 700 yang tergabung.” [
http://www.saddleback.com /flash/s_PDFs/ChicagoTribuneLiv ingwithpurpose42504.pdf 11/13/04]
Warren mengutip dari penganut kebatinan Katolik Brother Lawrence, mendukung teknik-teknik doa kontemplasi Katolik, yang mana dia berkata, “ide-ide yang menolong”. Brother Lawrence bukan hanya secara tradisional Katolik Roma, tetapi juga menyebarkan ajaran-ajaran yang memiliki kesamaan dengan Hinduisme di dalam Bhagavad-Gita, dan dengan banyak penulis Gerakan Zaman Baru. Warren mendukungnya dan kemudian mulai untuk menyarankan “doa-doa pernapasan” (breath prayers). Dia mengajarkan,
Banyak orang-orang Kristen menggunakan “Doa-doa Pernapasan”/Breath Prayers di sepanjang harinya. Anda memilih sebuah kalimat yang singkat, atau sebuah ungkapan yang sederhana yang dapat diungkapkan kepada Yesus di dalam sebuah pernapasan : “Kamu ada di dalamku.” “Aku menerima anugerah-Mu.” “Aku bergantung pada-Mu.” “Aku ingin mengenal-Mu.” “Aku ini milik-Mu.” (
http://www.pastors.com/RWMT/ ?ID=71 10/22/04)
Selama 100 tahun, para penganut mistik Katolik telah mempraktekkan “doa-doa pernapasan” seperti ini. Mereka semata-mata merupakan bentuk Katolik dari mistisisme Yunani kuno dan mirip dengan mantra-mantra dari orang-orang Hindu. Di dalam buku yang sama, Warren dengan penuh keyakinan mengutip penganut mistik Katolik Madame Guyon pada halaman 193. Dia juga menyetujui akan St. John of the Cross (halaman 108) dan imam Katolik mistik, psikolog dan ecumenist, Henri Nouwen (halaman 269-270). Dengan hangat dia setuju dengan Ibu Teresa (halaman 125, 231). Teknik-teknik yang menyesatkan ini disebarluaskan dan dipimpin lebih jauh kepada keseluruhan bahaya mistik yang sekarang sedang mengancam orang-orang percaya. Bahaya ini adalah imajinasi bahwa ada sebuah kesadaran yang menyatu dengan Allah terlepas dari Pribadi, kehidupan yang unik dan pengorbanan dari Kristus Yesus [lihat artikel Richard M. Bennett tentang Bahaya Mistik di
www.bereanbacon.org]. Warren menawarkan sebuah agenda mistik, yang dunia cintai dan terima, tetapi yang adalah sebuah kebencian yang dalam di hadapan Tuhan Allah.
Penggantian Para Pendeta dan Konsekuensi-konsekuensinya
Kampanye “40 Days of Purpose” akan tujuan dan komunitas berbeda dari gerakan-gerakan lainnya yang kita telah lihat pada waktu belakangan ini. Warren meminta para pendeta untuk meluangkan waktu bagi gereja dan orang-orangnya untuk sebuah program intensif empat puluh hari bagi pengertian mereka akan Allah, Kristus, dan bagaimana seseorang menjadi seorang Kristen. Dia berjanji pada akhir dari empat puluh hari tersebut, gereja akan ditransformasi. Melalui buku dan agenda yang ditawarkannya, dia mengajar hampir setiap aspek kehidupan Kristen selama 40 hari tersebut. Tipe campur tangannya dalam perlombaan sebuah gereja membuka cara untuk pengambilalihan tersembunyi akan gereja itu. Di dalam Alkitab, fungsi para pendeta adalah untuk mengajar dan menjadi penjaga dan pengawal anggota-anggota jemaat yang Tuhan telah berikan kepada mereka. “Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.” (Kisah Para Rasul 20:28) Untuk menyerahkan posisi mereka di hadapan Tuhan kepada orang lain yang akan mengajarkan pesan doktrinalnya sendiri selama 7 minggu berdasarkan sejumlah besar tafsiran Alkitab yang tidak sesuai adalah sama sekali tidak Alkitabiah. Gereja adalah tanggung jawab para pendeta dan tua-tua. Itu bukan tugas mereka untuk membawa ide-ide yang menajiskan yang menerobos setiap daerah penting dari kehidupan gereja. Di dalam buku dan gerakan Warren, kedaulatan mutlak Allah sama sekali ditolak sementara manusia disarankan untuk menentukan destini mereka masing-masing.
Kesimpulan
Warren dan semua yang bergabung dengan rencana-rencana dan tujuan-tujuannya seharusnya takut akan Allah yang Mahakudus karena, “Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan,” (Keluaran 20:7) Ini adalah salah satu dari Dasa Titah yang Warren langgar. Yang lainnya adalah “Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.” (Keluaran 20:16—penerjemah) Buku Rick Warren The Purpose Driven Life penuh dengan pernyataan-pernyataan curang. Faktanya, bagaimanapun juga, adalah bahwa Allah yang Mahakudus memerintah sebagaimana yang dinyatakan oleh Roh Kudus, “TUHAN itu Raja, maka bangsa-bangsa gemetar.” (Mazmur 99:1) “TUHAN sudah menegakkan takhta-Nya di sorga dan kerajaan-Nya berkuasa atas segala sesuatu.” (Mazmur 103:19) Tuhan Allah sedang memerintah dengan kekuasaan yang sempurna, memenuhi tujuan kekal-Nya, dan meskipun tidak hanya, tetapi juga dengan cara-cara orang yang memalsukan natur-Nya dan akan Anak-Nya, Tuhan Yesus Kristus, dan kemuliaan-Nya dan Injil yang tak terkalahkan. Esensi dosa adalah meninggalkan Allah yang benar-benar adalah Allah yang berdaulat dan memperlihatkan-Nya lebih rendah, dalam pengertian sebuah ilah yang memiliki kebutuhan dan dengan dmeikian dapat dimanipulasi.
Pesan bagi hari kita masih sama : jika manusia tidak bertobat dan mempercayai Injil sejati dari Tuhan Yesus Kristus, mereka akan mati di dalam dosa-dosa mereka. Jika manusia melanjutkan untuk mengejar cara-cara dunia untuk menyebarluaskan bentuk-bentuk murahan akan apa yang disebut keKristenan, mereka secara pribadi atau bersama akan mengalami apa yang Rasul Paulus tuliskan di bawah perintah Roh Kudus, “murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman.” (Roma 1:18) Kaum Injili menurun pada pengingkaran doktrinal dan hal-hal praktis yang dinyatakan dalam emosi dan pengalaman kedagingan seharusnya menjadi salah satu dari perhatian yang terpenting. Gerakan dan buku Warren adalah sebuah contoh yang jelas akan apa yang sekarang begitu populer dan merusak. Ratusan bahkan ribuan jiwa-jiwa, mungkin sekarang jutaan, di seluruh dunia telah tidak tahan akan tawan “injil” palsu yang mengalir terus-menerus dari khotbah-khotbah dan tekanan-tekanan gerakan Neo-Evangelical (Injili yang baru). Sebagai akibatnya, bangunan-bangunan gereja Injili yang megah, kampus-kampus Kristen, seminari-seminari, dan institusi-institusi pengajaran sekarang ini diserbu dengan orang-orang yang telah diajar oleh kepemimpinan mereka untuk membingungkan perasaan-perasaan religius manusia yang palsu dengan karya Roh Kudus yang asli. Orang-orang awam secara membabi buta mempercayai diri mereka sebagai orang-orang Kristen yang dilahirkan kembali sementara menolak keTuhanan Kristus dan otoritas firman-Nya, yang adalah tanda-tanda pemuridan yang asli (Lukas 6:43-49 ; Matius 7:21-27). Hanya luapan Roh Kudus yang penuh anugerah untuk mengembalikan hati orang-orang-Nya kembali kepada-Nya adalah obat yang cukup untuk menjawab serangan terhadap Injil yang sejati yang ada di hadapan kita. Berdoa saat itu kiranya Tuhan memberikan belas kasihan untuk memulihkan masalah pengkompromian doktrin dan kebutaan rohani yang akan datang yang mengganggu gereja-gereja Injili kontemporer daripada mengijinkannya untuk lari lebih jauh menuju kegelapan. Ada belas kasihan bagi mereka yang berdoa. Teladan kuno yang diberikan dengan mengkompromikan Injil untuk menyenangkan dunia, dan bergandeng tangan di dalam kegelapan dengan Roma, yakinlah bahwa gereja Injili tidak patut mendapatkan apapun kecuali sebuah dispensasi yang sulit dari tangan Tuhan. Ini bukan saatnya untuk menantang anugerah Allah. Sebaiknya inilah waktunya untuk berdoa dengan segera untuk itu ! Kemuliaan Tuhan, Injil dan janji dalam bahaya ! Kita masih bersukacita bahwa kita memiliki Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah, Tuhan Yesus Kristus ! “Marilah, baiklah kita berperkara! --firman TUHAN--Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu. Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang.” (Yesaya 1:18-20b)
Tuhan Allah menunjukkan kasih-Nya bagi orang-orang berdosa di dalam kematian Kristus. “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” (Roma 5:8) Kasih-Nya dipuji dan dibuat mulia sebab kasih-Nya yang suci membenarkan kebajikan-Nya. Injil yang Alkitabiah adalah bahwa para pendosa dikasihi di dalam Kristus Yesus. Pengajaran Rasul Paulus memberikan pengertian yang tepat akan Injil, “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” (2 Korintus 5:21) Tujuan Allah adalah bahwa kita boleh dibenarkan Allah di dalam Kristus Yesus. Seperti Tuhan, yang tidak mengenal dosa di dalam diri-Nya, dibuat berdosa bagi kita, sehingga kita, yang tidak memiliki kebajikan di dalam diri kita, dibenarkan oleh Allah di dalam-Nya. Kasih yang kita terima dari Allah dan pendamaian kita dengan Allah sebagai akibatnya hanya melalui Injil Kristus Yesus. Hak istimewa kita yang paling penting sebagai orang-orang percaya adalah diterima oleh Allah, yang menunjukkan kasih dan perhatian-Nya kepada kita. Oleh karena itu, Allah tidak dapat menerima kita, kecuali di dalam dan melalui Yesus Kristus. Dia mengasihi orang-orang-Nya karena mereka adalah kekasih-Nya. “supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya. ” (Efesus 1:6) Kita berhati-hati melawan kebergantungan pada jasa baik apapun di dalam diri kita dan melawan kata-kata klise apapun yang mengubah fokus Injil terlepas dari Kristus dan menuju kepada diri kita sebagai orang-orang spesial. Orang-orang awam telah begitu ditipu dan telah binasa selama-lamanya dengan sebuah kebohongan di tangan kanan mereka. Tuhan membuat keinginan Bapa sangat jelas ketika Dia berkata, “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.” (Yohanes 6:29) Di mana ada iman yang benar dan kasih Tuhan, di tengah-tengah segala sesuatu ada sebuah sukacita yang tidak terkatakan dan penuh kemuliaan. “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” (Roma 11:36)