09 August 2009

Roma 16:1-2: SALAM KEPADA SAUDARA SEIMAN-1: Febe

Seri Eksposisi Surat Roma:
Penutup-7


Salam Kepada Saudara Seiman-1: Febe

oleh: Denny Teguh Sutandio



Nats: Roma 16:1-2.



Saat ini kita beralih ke pasal terakhir dari surat Roma. Pasal ini dibagi menjadi tiga perikop oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), yaitu: Salam, Peringatan, dan Segala kemuliaan bagi Allah. Tiga perikop ini saya klasifikasikan sendiri, sebagai: salam kepada saudara seiman dan sepelayanan (16:1-16, 21-24), peringatan akan bahaya perpecahan (16:17-20), dan salam terakhir Paulus (melalui Tertius) yang berisi penyingkapan kemuliaan Allah (16:25-27). Perikop pertama adalah tentang salam kepada saudara seiman/sepelayanan. Mengapa salam ini diperlukan? Geneva Bible Translation Notes menafsirkan bahwa nama-nama saudara seiman/sepelayanan itu disebutkan dan diberi salam bertujuan agar jemaat di Roma mengetahui siapa yang paling dihargai dan juga kepada siapa mereka harus mengikuti. Menarik sekali tafsiran ini. Dengan kata lain, melalui penyebutan nama-nama di dalam salamnya, Paulus ingin agar jemaat Roma mengenal orang-orang yang disebutkan dan mengikuti mereka. Di luar orang-orang yang disebutkannya, Paulus tentu tidak mengenalnya dan itu bisa berbahaya bagi pertumbuhan iman (=menyesatkan) jemaat Roma (bdk. Rm. 16:17).


Di ayat 1, Paulus menyatakan, “Aku meminta perhatianmu terhadap Febe, saudari kita yang melayani jemaat di Kengkrea,” Sebagai pembukaan terhadap salamnya, Paulus menyapa Febe. Siapakah Febe? Terjemahan Indonesia kurang jelas menyatakan identitas asli Febe. New International Version (NIV) Spirit of the Reformation Study Bible memberikan keterangan tambahan tentang Febe, yaitu Febe adalah seorang pembawa surat Paulus. Selain itu, Febe adalah seorang Yunani dan menjabat sebagai pelayan Tuhan di jemaat Roma. Kata “servant” di dalam NIV, King James Version (KJV), dan mayoritas Alkitab terjemahan Inggris di dalam bahasa aslinya menggunakan kata diakonos yang diterjemahkan: diaken/pelayan (minister). Analytical-Literal Translation (ALT) menambahkan satu kata setelah servant yaitu deaconess (diaken wanita). NIV Spirit of the Reformation Study Bible memberikan penjelasan bahwa ada sedikit persetujuan tentang jabatan Febe, apakah ia benar-benar seorang diaken di gereja ataukah ia hanya melayani Tuhan di gereja (bukan diaken). Sedangkan Albert Barnes, Adam Clarke, dan Matthew Henry di dalam tafsiran mereka menegaskan bahwa Febe adalah seorang diaken yang melayani di Kengkrea. Menurut Adam Clarke di dalam tafsirannya Adam Clarke’s Commentary on the Bible, diaken pada waktu itu bertugas mengurus para petobat wanita untuk dibaptis, mengajar para katekumen atau para calon baptisan, mengunjungi orang sakit dan mereka yang ada di dalam penjara. Syarat diaken ditetapkan di dalam 1 Timotius 3:8-9. Lalu, Febe dikatakan melayani jemaat di Kengkrea. Kengkrea, menurut Dr. John Gill dan Albert Barnes di dalam tafsiran mereka, adalah pelabuhan laut kota Korintus. Dari ayat ini, kita belajar dua hal penting:
Pertama, menyebut Febe sebagai saudara. Paulus menyebut Febe sebagai saudara. Dr. John Gill menafsirkan “saudara” ini bukan saudara secara jasmaniah, namun secara rohaniah. Begitu juga halnya dengan Matthew Henry yang menafsirkan “saudara” ini sebagai pengertian saudara di dalam anugerah. Lalu, apa pentingnya kata “saudara” ini? Pentingnya adalah Paulus menyebut Febe, seorang perempuan sebagai saudara seiman. Di dalam tradisi Yahudi, ada pemisahan antara pria dan wanita, bahkan di dalam ibadah. Paulus menerobos budaya Yahudi dengan pengertian integratif bahwa pria dan wanita itu sama di mata Tuhan dan di dalam persekutuan di dalam Kristus, meskipun masih ada perbedaan natur dan otoritas di antara keduanya.

Kedua, memperhatikan para pelayan Tuhan di tempat lain. Luar biasa, Paulus bukan mengingatkan jemaat Roma untuk memperhatikan orang-orang yang melayani di Roma, tetapi justru orang yang melayani di luar Roma, yaitu di daerah Korintus. Ini adalah suatu teladan bagi kita. Kita sering kali hanya memperhatikan para pelayan Tuhan di tempat kita berada, namun tidak memperhatikan para pelayan Tuhan di tempat lain atau bahkan di pelosok-pelosok daerah. Paulus mengajar kita agar kita juga memperhatikan para pelayan Tuhan di tempat lain misalnya dengan mendoakan mereka atau/dan mengirimkan bantuan bagi mereka melalui lembaga pelayanan yang bertanggungjawab.


Bukan hanya menganggap Febe sebagai saudara seiman dan pelayan Tuhan, Paulus mengingatkan jemaat Roma untuk menyambutnya dan memberikan bantuan kepadanya. Di ayat 2, ia berkata, “supaya kamu menyambut dia dalam Tuhan, sebagaimana seharusnya bagi orang-orang kudus, dan berikanlah kepadanya bantuan bila diperlukannya. Sebab ia sendiri telah memberikan bantuan kepada banyak orang, juga kepadaku sendiri.” Dari ayat ini, kita belajar dua poin penting:
Pertama, menyambut saudara seiman di dalam Tuhan. Paulus mengingatkan jemaat Roma untuk menyambut Febe sebagai saudara seiman di dalam Tuhan, seperti seharusnya bagi orang-orang kudus. Berarti, seorang diaken bisa diidentikkan dengan orang kudus pada zaman itu, karena yang bisa menjadi diaken haruslah orang yang memelihara kekudusan. Bagaimana dengan kita? Kita sebagai orang Kristen juga disebut orang-orang kudus, bukan karena kita sudah kudus 100%, tetapi secara status kita telah dikuduskan melalui penebusan Tuhan Yesus Kristus. Kita pun harus menerima dan menyambut saudara seiman kita juga di dalam Tuhan sebagai sesama anggota tubuh Kristus. Bagaimana caranya? Dengan menerima dan menyambut mereka apa adanya, misalnya dengan share iman, kerohanian, karakter, dll dengan mereka dan kita pun bisa belajar dari mereka banyak hal. Dengan menerima dan menyambut saudara seiman di dalam Kristus, kita sedang membangun sebuah persekutuan yang indah di dalam Kristus yang mengakibatkan orang-orang di luar Kristen akan merasakan cinta kasih Kristus.

Kedua, membantu saudara seiman jika diperlukan. Menyambut saudara seiman di dalam Tuhan bukan hanya ditandai dengan ucapan di mulut bibir kita saja, tetapi juga melalui perbuatan kita. Perbuatan itu ditandai dengan kerelaan kita membantu saudara seiman kita jika diperlukan. Ketika kita membantu mereka, kita menunjukkan kasih yang tulus dan benar kepada mereka dan mereka yang kita bantu akan melihat cinta kasih Kristus.

Lalu, mengapa Paulus mengingatkan jemaat Roma untuk membantu Febe? Paulus mengatakan bahwa karena Febe telah membantu banyak orang dan Paulus sendiri. Apakah ini berarti Paulus merasa hutang budi kepada Febe? Saya pikir, Paulus tidak demikian. Maksud Paulus tentu bukan ingin membalas budi kepada Febe, tetapi sebagai wujud rasa syukur Paulus kepada Allah sekaligus sebagai contoh untuk diteladani oleh jemaat Roma di dalam memberikan bantuan kepada sesama anak Tuhan.


Dari dua ayat ini, kita belajar sosok Febe dan pengakuan Paulus akan Febe. Bagaimana dengan kita? Maukah kita memperhatikan para pelayan Tuhan di tempat lain dan membantu mereka sesuai dengan gerakan Tuhan di dalam hati kita? Kiranya melalui pembelajaran 2 ayat, kita dimengertikan akan signifikansi sesama anak Tuhan dan pelayan Tuhan demi pertumbuhan dan pelebaran Kerajaan Allah di bumi ini. Amin. Soli Deo Gloria.