30 January 2012

Resensi Buku-152: WORSHIP MATTERS (Rev. Bob Kauflin)

Ketika orang Kristen mendengar kata “ibadah”, banyak dari mereka selalu mengaitkannya dengan kebaktian di gereja/persekutuan. Benarkah demikian? Apa definisi ibadah sesungguhnya? Apa saja yang terkandung di dalam ibadah?

Temukan jawabannya dalam:
Buku:
WORSHIP MATTERS:
Menuntun Umat Mengalami Kebesaran Allah dalam Ibadah


oleh: Rev. Bob Kauflin

Kata Pengantar: Paul Baloche

Penerbit: Lembaga Literatur Baptis, Bandung, 2010

Penerjemah: Samuel E. Tandei, M.Div.CM



Dengan bahasa yang sederhana disertai pengalaman praktis dalam pelayanan, Rev. Bob Kauflin yang melayani di Covenant Life Church, U.S.A. menguraikan seputar ibadah di dalam bukunya Worship Matters. Hal pertama yang beliau jelaskan adalah definisi ibadah dan apa yang harus dilakukan oleh pemimpin ibadah. Hal penting yang harus diperhatikan oleh seorang pemimpin ibadah adalah: hati, pikiran, tangan, dan keseluruhan hidupnya apakah sudah memuliakan Tuhan atau belum. Kemudian, pemimpin ibadah bukan hanya sibuk mengurusi seputar ibadah, tetapi juga harus menguasai beberapa bidang lainnya, seperti: theologi (terutama), musik, kepemimpinan, dan teknologi. Kemudian, beliau menguraikan adanya tegangan yang sehat (saya menyebutnya: paradoksikal) yang harus diperhatikan oleh seorang pemimpin ibadah. Dan terakhir, beliau menguraikan hubungan yang sehat antara pemimpin ibadah dengan jemaat dan pendeta. Bagi saya, pendekatan Rev. Bob Kauflin cukup seimbang antara: pengertian theologi dan doktrin dengan kerohanian yang mendalam (khususnya bagi pemimpin ibadah), lagu rohani himne dan kontemporer, dll.



Rekomendasi:
“Begitu saya pertama kali bertemu Bob, saya amat suka dengan orang ini. Semakin kenal dia, semakin respek saya kepadanya. Semakin saya mendengarkan dan membaca tulisannya mengenai ibadah jeamat kepada Allah yang rahmani, semakin saya dikuatkan, didewasakan, dan diajar untuk semakin rendah hati. Apakah Anda seorang pemimpin paduan suara atau seorang pendeta musik dalam gereja yang gaya ibadahnya tradisional maupun kontemporer, atau Anda seorang Kristen yang ingin tahu bagaimana Anda dapat dengan lebih baik lagi memuji dan memuliakan Tuhan di tengah-tengah jemaat, buku ini akan menjadi berkat bagi Anda (seperti yang saya alami). Hal-hal yang dibahas Bob dalam buku ini melampaui gaya dan situasi – mengarahkan kita pada prioritas Kristiani yang langgeng dan universal. Saya sangat suka hikmat yang tersirat dalam tantangan Bob kepada kita – hal-hal penting yang ia ingatkan, ketegangan yang perlu dihentikan, dan hubungan baik yang perlu dijalin. Semuanya ini sangat bijak, tepat waktu, Alkitabiah, theologis, reflektif, pastoral, lagipula praktis. Terima kasih, Bob. Sekali lagi saya berutang kepadamu.”
Rev. Prof. J. Ligon Duncan III, Ph.D.
(Pendeta Senior di First Presbyterian Church, Jackson, Mississippi, U.S.A., Presiden dari Alliance of Confessing Evangelicals, dan Profesor di Reformed Theological Seminary, U.S.A.; Bachelor of Arts—B.A. dari Furman University; Master of Divinity—M.Div. dan Master of Arts—M.A. dari Covenant Theological Seminary, U.S.A.; belajar theologi sistematika Free Church of Scotland College di bawah Prof. Donald Macleod, M.A., D.D. (HC); dan Doctor of Philosophy—Ph.D. dari University of Edinburgh)

“Kerendahan hati. Humor yang menertawakan diri sendiri. Nasihat praktis. Buku ini bukan hanya untuk para pemimpin musik. Menyegarkan untuk dibaca! Saya mendapat banyak manfaat dari Bob Kauflin. Anda akan mendapatkannya juga selagi Anda membaca buku ini. Dengan struktur yang jelas, ilustrasi yang tepat, cara penulisan yang menarik, theologi yang cermat, lagipula Alkitabiah, buku ini memberi petunjuk tentang bagaimana kita dapat mengikut Kristus dan memimpin orang lain untuk melakukan hal yang sama. Buku ini menolong para musisi, pendeta, penatua, dan semua orang Kristen untuk lebih mengerti panggilan Tuhan kepada kita ketika kita berkumpul bersama.”
Rev. Mark E. Dever, Ph.D.
(Gembala Sidang Capitol Hill Baptist Church, U.S.A. dan Direktur Eksekutif dari 9Marks Ministries; B.A. magna cum laude dari Duke University; M.Div. summa cum laude dari Gordon-Conwell Theological Seminary; Master of Theology—Th.M. dari The Southern Baptist Theological Seminary, U.S.A.; dan Ph.D. dalam bidang Sejarah Gereja dari Cambridge University, U.K.)

“Allah sedang mencari orang-orang yang menyembah Dia dalam roh dan kebenaran. Bob Kauflin adalah orang yang mempunyai kerinduan untuk beribadah dengan benar. Kerinduannya tidak hanya menular, tetapi juga instruktif. Dalam buku Worship Matters, ia menyajikan pengamatan yang mendalam dan kuat tentang memimpin umat Tuhan dalam ibadah. Pengamatan semacam ini jarang ditemukan dalam pembicaraan tentang ibadah masa kini. Oleh semangat yang kuat, Bob Kauflin digerakkan untuk menyatakan kemuliaan Allah. Perenungannya mengenai musik dan ibadah berlandaskan kebenaran Alkitab. Penelaahan theologisnya pun jernih. Di tengah kesimpangsiuran pendapat tentang ibadah, saya menyambut hadirnya buku yang penting ini.”
Prof. R. Albert Mohler, Jr., Ph.D.
(Rektor kesembilan di The Southern Baptist Theological Seminary, Louisville, Kentucky, U.S.A.; B.A. dari Samford University, Birmingham, Alabama, U.S.A.; M.Div. dan Ph.D. dalam bidang Theologi Sistematika dan Historika dari The Southern Baptist Theological Seminary, U.S.A.; studi lanjut di St. Meinrad School of Theology; dan telah mengadakan riset di Oxford University, U.K.)

“Sovereign Grace Ministries sudah menjadi berkat bagi gereja Tuhan dengan musik yang membantu meningkatkan mutu ibadah. CD musik mereka memadukan doktrin Alkitabiah yang kokoh dengan permain musik yang terampil serta kerinduan mendalam akan Kristen. Ini sangat menggetarkan hati. Jarang sekali ditemukan adanya pembauran yang seimbang dari semua kualitas tersebut. Ini pemberian atas anugerah Allah, namun juga (oleh anugerah-Nya) merupakan hasil pemikiran yang hait-hati. Kini kita mempunyai akses pada buah pemikiran tersebut melalui buku Bob Kauflin, Worship Matters. Buku ini sangat Alkitabiah, komprehensif, seimbang, jelas, dan menarik. Para pemimpin ibadah perlu membacanya. Buku ini akan banyak menolong orang-orang yang ingin mengetahui lebih dalam lagi, seperti apakah ibadah yang Alkitabiah itu, dan bagaimana beribadah dari dalam hati.”
Prof. John M. Frame, D.D.
(Profesor Theologi Sistematika dan Filsafat di Reformed Theological Seminary, Jackson, Mississippi, U.S.A.; Bachelor of Arts—A.B. dari Princeton University, U.S.A.; Bachelor of Divinity—B.D. dari Westminster Theological Seminary, U.S.A.; M.A. dan Master of Philosophy—M.Phil. dari Yale University, U.S.A.; dan Doctor of Divinity—D.D. dari Belhaven College)

“Dalam setiap pembicaraan dan korespondensi saya dengan Bob Kauflin, ada satu hal yang selalu jelas tercermin – kerinduan yang teramat dalam untuk menyembah Tuhan dengan benar. Bob mengasihi Tuhan, menghargai theologi, dan peduli terhadap jiwa-jiwa. Pembauran hal-hal itu tercermin di sepanjang buku yang luar biasa ini. Buku Worship Matters akan memberi inspirasi kepada Anda – penyembah Allah – dan menolong Anda memimpin ibadah.”
Matt Redman
(Pemimpin ibadah dan penulis lagu pujian yang tinggal di Brighton, U.K.)

“Ini dia buku langka – sebuah penelaahan praktis ibadah jemaat yang mencerminkan komitmen terhadap theologi yang kokoh. Kita bisa saja berbeda pandangan dalam beberapa penilaiannya, namun sungguh tidak adil kalau kita menilai Bob Kauflin sebelum memikirkan hal-hal itu secara mendalam. Sesungguhnya, ia sudah memikirkan semuanya itu secara mendalam sementara mengajar generasi baru memandang serius ibadah bersama, melakukannya secara Alkitabiah, dan serasi dengan budaya masa kini.”
Rev. Prof. Donald A. Carson, Ph.D.
(Profesor Perjanjian Baru di Trinity Evangelical Divinity School, Deerfield, Illinois, U.S.A. Bachelor of Science—B.S. dalam bidang Kimia dari McGill University; M.Div. dari Central Baptist Seminary di Toronto, Kanada; dan Ph.D. dalam bidang Perjanjian Baru dari Cambridge University, U.K.)

“Bob Kauflin menulis buku ini mengenai ibadah dengan pembahasan yang penuh hikmat. Buku ini Alkitabiah, meninggikan Kristus, relevan, praktis, dapat dinikmati, lagipula mempunyai kualitas-kualitas lainnya yang saya harapkan. Buku ini penuh pengertian mendalam yang sudah teruji – hasil dari perenungan sang penulis sebagai pemimpin para pemimpin ibadah, Saya mengenal Bob dan respek terhadapnya. Saya suka dengan caranya memimpin ibadah. Bob mempraktikkan apa yang ditulisnya. Jadi, apa yang diajarkannya tentang karakter, integritas, kerendahan hati, dapat dipercaya. Dengan sangat antusias, saya merekomendasikan buku ini kepada semua orang yang ingin meningkatkan kualitas ibadahnya di gereja – membuat ibadah semakin berfokus kepada Kristus.”
Rev. Dr. Randy T. Alcorn
(Pendiri dan Direktur dari Eternal Perspective Ministries—EPM dan penulis buku Heaven and The Treasure Principle: Unlocking the Secrets of Joyful Giving)

“Theologi yang kental dan mulia, pengertian mendalam yang sarat hikmat, pengalaman yang mahal, nasihat yang praktis dan bersifat rendah hati – semua ini kualitas-kualitas yang tercermin dari buku Bob Kauflin, Worship Matters. Dengan kepedulian yang mendalam terhadap kemuliaan Allah dan pembangunan tubuh Kristus melalui ibadah yang mengalir dari dalam hati serta yang dapat dipertanggungjawabkan, Kauflin mengemukakan serangkaian hikmat dan petunjuk mencakup berbagai masalah praktis – semuanya dikemas dalam theologi Allah Tritunggal, anugerah Injili, dan keutamaan salib Kistus. Unsur-unsur ini sangat diperlukan untuk memahami hakikat ibadah dan bagaimana melakukannya. Kiranya visi Allah dan model ibadah yang diutarakan oleh Kauflin akan tersebar luas, meningkatkan kualitas ibadah dalam banyak gereja demi keagungan nama Tuhan.”
Prof. Bruce A. Ware, Ph.D.
(Profesor Theologi Kristen di The Southern Baptist Theological Seminary, U.S.A.; M.Div. dan Th.M. dari Western Conservative Baptist Seminary; M.A. dari University of Washington; dan Ph.D. dari Fuller Theological Seminary, U.S.A.)

“Bob Kauflin adalah pemimpin ibadah favorit saya. Tetapi alasannya mungkin akan mengejutkan orang. Tentu, ia pianis yang luar biasa, penulis lagu, penderta, dan seorang pemimpin. Namun hatinya dan sifatnya yang rendah hati dalam melayani – inilah yang membuat dia berbeda dari orang-orang lainnya. Setahu saya, tidak ada orang lain yang lebih pantas untuk menulis buku tentang tema ini selain Bob. Dan setahu saya pula, tidak ada buku lainnya yang lebih bermanfaat bagi orang-orang yang mau memimpin ibadah.”
Rev. Charles Joseph (C. J.) Mahaney
(Pendiri Sovereign Grace Ministries)

“Buku Bob Kauflin yang baru, Worship Matters, adalah buku yang sangat berbobot bagi mereka yang memimpin ibadah, juga bagi setiap orang Kristen yang ingin menyembah Allah dengan lebih maksimal lagi. Buku ini Alkitabiah, praktis, menarik, dan bijak. Penelaahan setiap topiknya pun luas. Walaupun banyak berkaitan dengan hal praktis dan teknis, buku ini menekankan karakter dan hubungan pribadi sang pemimpin ibadah dengan Tuhan, selain menekankan ajaran Alkitab tentang ibadah. Lain kali saya mengajar mengeani ibadah, saya akan menjadikan buku ini buku wajib.”
Prof. Wayne Grudem, Ph.D.
(Profesor Riset Alkitab dan Theologi di Phoenix Seminary, U.S.A.; B.A. dari Harvard University; M.Div. dari Westminster Theological Seminary, U.S.A.; dan Ph.D. dari University of Cambridge, U.K.)

“Bob Kauflin memadukan keterampilan dalam bidang musik dengan wawasan theologis dan pastoral. Dengan kejelasan dan semangat yang membara, ia memberi petunjuk Alkitabiah praktis bagi mereka yang bertanggung jawab memimpin ibadah jemaat dan membangun jembatan yang kreatif antara tradisi Injili dan Karismatik.”
Rev. David Peterson, Ph.D.
(Senior Research Fellow dan Profesor Perjanjian Baru di Moore Theological College, Sydney, Australia dan penulis buku Enganging With God; B.A. dari University of Sydney; B.D. dari London; M.A. dari Sydney University; dan Ph.D. dari Manchester University, U.K.)

“Tidak ada orang lain yang mengajar saya mengenai ibadah sebanyak yang diajarkan Bob Kauflin. Kalau ia hanya seorang musisi dan pemimpin ibadah senior, ia pantas didengar. Kalau ia hanya seorang guru terampil yang menjunjung theologi Alkitabiah, Anda sebaiknya memperhatikan dia. Kalau ia hanya seorang pendeta yang memiliki kerinduan agar orang-orang Kristen bertumbuh dalam pengenalan dan kasihnya kepada Tuhan, Anda dapat belajar daripadanya. Namun yang benar, ia bukan hanya seorang musisi atau seorang guru atau seorang pendeta, ia ketiga-tiganya! Bob adalah seorang pendeta, seorang guru, dan seorang musisi yang terampil. Buku ini mencerminkan hai dan semangatnya terhadap Allah, juga pengalamannya memimpin ibadah. Itulah sebabnya buku ini patut disimak oleh para pendeta dan pemimpin ibadah.”
Rev. Joshua Eugene Harris
(Gembala Sidang Covenant Life Church, U.S.A. dan penulis buku laris Boy Meets Girl)





Profil Rev. Bob Kauflin:
Rev. Bob Kauflin adalah pendeta dan pemimpin ibadah di Covenant Life Church, U.S.A. Beliau juga adalah Direktur Pengembangan Ibadah di Sovereign Grace Ministries. Beliau dahulu bergabung dengan kelompok pemusik rohani GLAD sebagai penggubah lagu selama 8 tahun. Setiap dua tahun, beliau menjadi tuan rumah konferensi Worship God. Beliau menikah dengan Julie dan dikaruniai 6 orang anak dan banyak cucu. Mereka tinggal di Montgomery Village, Md.

26 January 2012

Buku-7: MENGENAL ROH KUDUS (Denny Teguh Sutandio)


Siapakah Roh Kudus? Apa peranan Roh Kudus? Apa itu baptisan dan kepenuhan Roh Kudus? Apa saja karunia-karunia Roh Kudus?

Temukan jawabannya dalam:
Buku
MENGENAL ROH KUDUS
oleh: Denny Teguh Sutandio

Buku ini akan menguraikan seluk-beluk tentang Roh Kudus, mulai dari Pribadi Roh Kudus, peranan-Nya, baptisan dan kepenuhan Roh Kudus, dan karunia-karunia Roh dengan dasar penafsiran Alkitab yang bertanggung jawab dan teliti.



Apa kata mereka tentang buku “Mengenal Roh Kudus”?

“Dengan tegas dan jelas Denny telah menguraikan beberapa tema penting doktrin Roh Kudus dari sudut pandang Alkitab. Bagi jemaat awam, buku ini menolong untuk meluruskan beberapa pandangan yang keliru atau kontroversil mengenai Roh Kudus. Denny telah menunjukkan pentingnya membaca dan menggali firman Tuhan dengan benar.”
Ev. Hans Wuysang, M.Th.
(Direktur Scripture Union Indonesia)

“Keyakinan orang Kristen terhadap doktrin Allah Tri Tunggal tidak serta-merta membuat mereka bersikap adil dalam usaha untuk mengenal setiap pribadi yang ada di dalam Allah Tri Tunggal. Tidak sedikit dari mereka yang terjebak dalam sikap “meng-anak-tiri-kan” Roh Kudus sebagai pribadi ketiga Tri Tunggal. Setidaknya, hal ini terlihat dari minimnya pemahaman mereka tentang Roh Kudus, dan hidup sebagai penganut saksi YHWH praktis (hidup tanpa pimpinan Roh Kudus).
Di pihak lain, terdapat golongan Kristen lainnya yang cenderung memprioritaskan Roh Kudus dalam bertheologi namun “meng-anak-tiri-kan” pribadi-pribadi yang lain dalam Tri Tunggal. Hal ini membuat mereka terjebak dalam pemahaman dan aplikasi yang keliru tentang pribadi Roh Kudus, karya serta manifestasi-Nya dalam hidup orang Kristen.
Dalam situasi yang sangat memprihatinkan ini, buku MENGENAL ROH KUDUS merupakan suatu langkah awal yang bijak untuk menolong Anda untuk terhindar dari kekeliruan yang sedang terjadi saat ini, dan membawa Anda untuk mengenal pribadi Roh Kudus secara bertanggung jawab.”
Ev. Reyco F. Wattimury, S.Th.
(hamba Tuhan di Gereja Kristus Rahmani Indonesia—GKRI Exodus, Surabaya dan salah satu dosen di Sekolah Theologi Awam Reformed—STAR, Surabaya)

“Salah satu doktrin yang sering kali menjadi perdebatan adalah Pneumatology (Doktrin Roh Kudus). Sepanjang sejarah gereja, banyak muncul pemikiran dan pengajaran yang keliru mengenai pribadi dan karya Roh Kudus. Denny berhasil mengupas materi yang berat ini menjadi sesuatu yang menarik untuk dibaca oleh semua kalangan. Dengan penggalian Alkitab yang bertanggung jawab dan pengupasan masalah yang baik, buku “Mengenal Roh Kudus” ini layak untuk dipelajari dan menjadi pelengkap bagi bahan katekisasi jemaat.”
Ev. David Santoso Kosasih, M.Div.
(Gembala Sidang Gereja Kristen Kalam Kudus Jemaat Kemayoran Baru, Surabaya)


Penerbit: Sola Scriptura


Harga: Rp 50.000, 00/buku
(belum termasuk ongkos kirim)


Berminat??
SMSkan nama dan alamat lengkap Anda beserta judul dan jumlah buku yang ingin Anda pesan ke no: 0878-5187-3719

Bagian 7: Karunia Pekerjaan Kuasa (1Kor. 12:10, 28)

MENGENAL KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS

Bagian 7: Karunia Pekerjaan Kuasa (1Kor. 12:10, 28)

oleh: Denny Teguh Sutandio

Kemudian, Paulus menyebut karunia mengadakan mujizat (LAI). Teks Yunaninya adalah νεργματα δυνμεων (energēmata dunameōn). Kata νεργματα (energēmata) berbentuk kata benda, nominatif (subjek kalimat), netral, dan jamak dari kata νργημα (energēma). Kata ini berarti working (cara kerja), activity (pekerjaan). Kata δυνμεων (dunameōn) berbentuk kata benda, genitif (kepemilikan), feminin, dan jamak dari kata δναμις (dunamis) dan dalam konteks ini, kata ini berarti kuasa/kekuatan (power). Kata dunamis yang berarti kuasa dapat dijumpai di Mat. 14:2[1]; 22:29[2]; Kis. 1:8[3]; Rm. 1:4[4]; Kol. 1:11[5]; 2Tim. 3:5[6]; Ibr. 7:16[7]; 2Ptr. 1:3[8]. Dari dua kata ini, kita menggabungkan artinya menjadi: pekerjaan-pekerjaan kuasa-kuasa.[9]

Apa arti karunia pekerjaan kuasa ini? Apakah sama dengan karunia kesembuhan di bagian 4? Tentu tidak sama. Karunia kesembuhan bisa dikategorikan sebagai karunia pekerjaan kuasa, tetapi karunia pekerjaan kuasa tidak identik dengan karunia kesembuhan, karena karunia pekerjaan kuasa bisa meliputi banyak hal selain kesembuhan.

Kalau kita memperhatikan salah satu teks di atas yang menggunakan kata Yunani dunamis seperti di 1Kor. 12:10 yaitu di Kis. 1:8, kita akan mengerti definisi kuasa. Kita akan mencoba menelusuri sepintas di beberapa pasal kitab Kisah Para Rasul ini tentang kuasa Roh yang dijanjikan Kristus di Kis. 1:8 tadi. Di pasal 2 kitab Kisah Para Rasul, kita melihat kuasa Roh dinyatakan melalui gejala: tiupan angin keras dan lidah-lidah api (Kis. 2:2-3), kemudian disusul dengan bahasa lidah (Kis. 2:4). Kuasa Roh ini mencengangkan banyak orang yang berkumpul di Yerusalem waktu itu, sehingga Petrus dan para rasul berkhotbah (Kis. 2:14-40), dan akibatnya 3.000 jiwa bertobat (Kis. 2:41). Satu pasal sesudahnya, dr. Lukas mencatat kuasa Roh melalui Petrus yang menyembuhkan orang lumpuh (Kis. 3:1-10). Di Kis. 4, kuasa Allah nyata melalui Petrus dan Yohanes yang berani bersaksi di depan Mahkamah Agama (ay. 1-22). Bahkan di Kis. 5, dr. Lukas mencatat kuasa Allah yang menyembuhkan dan mengusir setan melalui para rasul (Kis. 5:15-16). Di Kis. 9, dr. Lukas mencatat kuasa Allah melalui Petrus yang menyembuhkan Eneas yang lumpuh dan membangkitkan Dorkas (ay. 32-43). Di Kis. 19, dr. Lukas mencatat kuasa Allah melalui Paulus yang menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan (ay. 11-12).

Dari penyelidikan khusus di kitab Kisah Para Rasul, kita mendapatkan penjelasan bahwa pekerjaan kuasa bisa meliputi kesembuhan, pengusiran setan, dll. Rev. Prof. D. A. Carson, Ph.D. menyebutkan beberapa hal termasuk pekerjaan kuasa ini, “exorcisms, nature miracles, and other displays of divine energy.[10] (=pengusiran setan, mujizat-mujizat alam, dan pertunjukan lain dari kuasa ilahi.)



[1] LAI: “kuasa-kuasa”.

[2] LAI: “kuasa”.

[3] LAI: “kuasa”.

[4] LAI: “berkuasa” (seharusnya teks aslinya berbentuk kata benda).

[5] LAI: “kekuatan”.

[6] LAI: “kekuatan”.

[7] LAI tidak menerjemahkan kata ini. Young’s Literal Translation (YLT): “power of an endless life” (kuasa dari hidup yang tidak binasa).

[8] LAI: “kuasa”.

[9] English Standard Version (ESV), King James Version (KJV), dan Revised Standard Version (RSV): “the working of miracles.” D. A. Carson menerjemahkan arti literalnya: “workings of powers” (pekerjaan-pekerjaan kuasa-kuasa).

[10] D. A. Carson, Showing the Spirit, hlm. 31.

22 January 2012

Resensi Buku-151: PEMBUKTIAN ATAS KEBENARAN IMAN KRISTIANI (Rev. Lee P. Strobel, D.D.)

...Dapatkan segera...




Buku:
PEMBUKTIAN ATAS KEBENARAN IMAN KRISTIANI:
Investigasi Pribadi Seorang Jurnalis atas Bukti tentang Iman Kristiani


oleh: Rev. Lee Patrick Strobel, D.D. (HC)

Penerbit: Gospel Press, Batam, 2005

Penerjemah: Dra. Magda L. Toruan





Deskripsi singkat dari Denny Teguh Sutandio:
Benarkah semua agama itu sama saja? TIDAK. Fakta membuktikan bahwa hanya Kekristenan satu-satunya agama yang bisa dipertanggungjawabkan baik secara sejarah, rasio, maupun pengalaman hidup manusiawi. Apakah pernyataan ini bukan pernyataan yang gegabah dan “menghakimi”? TIDAK! Pernyataan ini merupakan pernyataan yang bisa dipertanggungjawabkan, salah satunya oleh seorang mantan atheis yang setelah menjelajah ke semua agama dan akhirnya menemukan kebenaran sejati HANYA di dalam Tuhan Yesus Kristus, yaitu Rev. Dr. Lee Strobel. Dengan kemampuan seorang jurnalis yang menguasai hukum, Rev. Lee Strobel menginvestigasi secara pribadi delapan pertanyaan besar yang sering kali menyerang Kekristenan, yaitu: jika Allah ada, mengapa ada kejahatan?; benarkah mukjizat itu ada jika mukjizat bertentangan dengan pengetahuan ilmiah?; benarkah teori evolusi menggeser keberadaan Allah?; benarkah Allah itu kejam dengan membunuh anak-anak kecil yang tak berdosa?; benarkah dengan mengaku bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan kepada Allah itu berarti kita menghina agama lain?; mungkinkah Allah yang Pengasih menyiksa orang di neraka?; bisakah Kekristenan dipercayai jika sejarah gereja dinodai oleh penindasan dan kekerasan?; dan ketika saya ragu, masih bisakah saya menjadi orang Kristen? Sebelum menginvestigasi 8 pertanyaan besar itu, dalam bukunya Pembuktian Atas Kebenaran Iman Kristiani, beliau mengetengahkan sebuah cerita dari Charles Templeton, mantan penginjil (rekan pelayanan Dr. Billy Graham) yang akhirnya menjadi seorang skeptis (meragukan Allah itu ada atau tidak). Setelah itu, beliau mulai mencari jawaban di balik pertanyaan Charles Templeton tersebut dengan mewawancarai 8 tokoh intelektual baik dalam bidang theologi, filsafat, maupun sains, yaitu:
1. Prof. Peter John Kreeft, Ph.D. (Profesor Filsafat di Boston College dan The King’s College yang menyelesaikan studi Bachelor of Arts—A.B. di Calvin College; Master of Arts—M.A. dan Doctor of Philosophy—Ph.D. di Fordham University; dan post-doctoral di Yale University, U.S.A.)
2. Prof. William Lane Craig, Ph.D., D.Theol. (Profesor Riset Filsafat di Talbot School of Theology, Biola University, U.S.A. yang menyelesaikan studi Bachelor of Arts—B.A. dalam bidang Komunikasi di Wheaton College, Illinois, U.S.A.; M.A. dalam bidang Filsafat Agama dan Sejarah Gereja di Trinity Evangelical Divinity School, Deerfield, Illinois, U.S.A.; Ph.D. di University of Birmingham, England; dan Doctor of Theologie—D.Theol. di University of Munich)
3. Prof. Walter L. Bradley, Ph.D. (Director of the Polymer Science and Engineering Program di Texas A&M University, U.S.A. yang menyelesaikan studi Bachelor of Science—B.S. dalam bidang Engineering Science dan Ph.D. dalam bidang Materials science di University of Texas at Austin.)
4. Prof. Norman L. Geisler, Ph.D. (Presiden dari Southern Evangelical Seminary, U.S.A. yang menyelesaikan studi B.A. dan M.A. di Wheaton College; Bachelor of Theology—B.Th. di William Tyndale College; dan Ph.D. dalam bidang Filsafat di Loyola University.)
5. Ravi Zacharias, D.D. (HC), LL.D. (HC) (Presiden dari Ravi Zacharias International Ministries dan Distinguished Visiting Professor of Religion and Culture di Southern Evangelical Seminary, U.S.A. yang menyelesaikan studi B.A. di University of New Delhi; B.Th. di Ontario Bible College; Master of Divinity—M.Div. di Trinity Evangelical Divinity School dan mendapatkan gelar kehormatan: Doctor of Divinity—D.D. dari Houghton College dan Doctor of Laws—LL.D. dari Asbury College)
6. Prof. James Porter (J. P.) Moreland, Ph.D. (Distinguished Professor of Philosophy di Talbot School of Theology, Biola University di La Mirada, California, U.S.A. yang menyelesaikan studi Bachelor of Science—B.S. dalam bidang Kimia di University of Missouri, U.S.A.; Master of Theology—Th.M. di Dallas Theological Seminary, U.S.A.; M.A. dalam bidang Filsafat di University of California-Riverside; dan Ph.D. dalam bidang Filsafat di University of Southern California, U.S.A.)
7. Prof. John D. Woodbridge, Ph.D. (Profesor Riset Sejarah Gereja dan Sejarah Pemikiran Kristen di Trinity Evangelical Divinity School, Deerfield, Illinois, U.S.A. dan anggota dari: the American Society of Church History, the American Society of 18th Century Studies, the American Catholic Historical Association, the French Historical Society, dan the French-Société française d'etude du 18 siècle; menyelesaikan studi B.A. dalam bidang Sejarah di Wheaton College, U.S.A.; M.A. dalam bidang Sejarah di Michigan State University, U.S.A.; M.Div. di Trinity Evangelical Divinity School, U.S.A.; Doctorat de Troisième Cycle dari the University of Toulouse, France, dan menyelesaikan studi post-doctoral di University of Paris di Prancis)
8. Prof. Lynn Anderson, D.Min. (Pendiri Hope Network Ministries yang menyelesaikan studi master di Harding Graduate School of Religion dan Doctor of Ministry—D.Min. di Abilene Christian University)
Setelah mewawancarai 8 tokoh intelektual tersebut, beliau menutup bukunya dengan sebuah kesimpulan yaitu sebuah tantangan bagi pembaca untuk mengambil keputusan untuk menerima dan mengikut Tuhan Yesus Kristus. Biarlah buku yang berisi investigasi seorang mantan jurnalis yang menjadi pendeta ini boleh menguatkan iman Kristen kita di tengah arus zaman yang semakin menghimpit kita.





Rekomendasi:
“Lee Strobel telah memberikan hadiah kepada orang-orang percaya dan kepada mereka yang skeptis. Dia tidak menghindarkan diri dari menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang paling sukar yang dapat dibayangkan – pertanyaan-pertanyaan tentang Allah dan penderitaan, tentang penghakiman Ilahi dan neraka, tentang ketidakadilan, dan juga tentang eksklusivisme Kristus. Dia berani membahasnya dalam segala kerumitannya sehingga dengan begitu dia tidak memberikan jawaban-jawaban yang gampang, yang dapat lebih merugikan daripada mendatangkan kebaikan. Meskipun demikian, gaya penulisannya yang khas – yaitu dengan mencatat wawancara dengan para pakar yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sukar tersebut – membuat buku ini mudah dipahami dan menarik. Bagi saya, buku ini sangat membantu dan menawan hati.”
Prof. Gerald L. Sittser, Ph.D.
(Profesor Agama di Whitworth College dan penulis buku A Grace Disguised dan The Will of God as a Way of Life; Bachelor of Arts—B.A. dari Hope College; Master of Divinity—M.Div. dari Fuller Theological Seminary, U.S.A.; dan Doctor of Philosophy—Ph.D. dari University of Chicago)

“Dengan kegigihan seorang penyelidik yang tangguh, serta keterampilan seorang komunikator yang cerdas, Lee Strobel memecahkan masalah kekakuan iman pada zaman yang diwarnai oleh spiritualitas semu dan lengkingan para skeptis. Jawaban-jawaban yang mencekam pikiran terhadap pertanyaan-pertanyaan yang begitu menyentuh jiwa, yang secara brilian diseleksi oleh orang yang tidak takut mengajukan pertanyaan-pertanyaan keras kepada orang-orang yang mengaku kebenaran iman Kristiani.”
Ravi Zacharias, D.D., LL.D.
(Presiden dari Ravi Zacharias International Ministries dan Distinguished Visiting Professor of Religion and Culture di Southern Evangelical Seminary, U.S.A.; B.A. dari University of New Delhi; Bachelor of Theology—B.Th. dari Ontario Bible College; M.Div. dari Trinity Evangelical Divinity School; Doctor of Divinity—D.D. honorary dari Houghton College; dan Doctor of Laws—LL.D. honorary dari Asbury College)

“Setiap orang – yang sedang mencari-cari, yang bimbang, maupun orang-orang percaya yang teguh – memperoleh manfaat ketika Lee Strobel berangkat mencari jawaban-jawaban, seperti yang dilakukannya lagi dalam Pembuktian Atas Kebenaran Iman Kristiani ini. Di tengah wawancara-wawancara yang tajam ini, beberapa hambatan intelektual yang paling berat pun akhirnya runtuh.”
Dr. Luis Palau
(Presiden dari Luis Palau Evangelistic Association; alumni Multnomah Biblical Seminary di Portland, Oregon)

“Dengan kedalaman intelektual dan kejujuran, Lee Strobel menyelidiki, kemudian meniadakan, argumentasi-argumentasi yang paling keras terhadap iman Kristiani. Sebuah buku yang sempurna bagi kaum intelektual, orang-orang yang bimbang, dan orang yang suka bertanya-tanya. Sebuah karya yang sangat membina iman.”
Dr. Bill Bright
(Pendiri dan Presiden dari Campus Crusade for Christ International)





Profil Rev. Lee Strobel:
Rev. Lee Patrick Strobel, B.J., M.S., D.D. (HC) lahir pada tanggal 25 Januari 1952 di Arlington Heights, Illinois. Beliau menyelesaikan studi Bachelor of Jurnalism (B.J.) di University of Missouri, U.S.A. dan Master of Studies (M.S.) dalam bidang hukum di Yale Law School, U.S.A. Pada tahun 2007, beliau dianugerahi gelar Doctor of Divinity (D.D.) dari Southern Evangelical Seminary. Beliau pernah menjadi editor bidang hukum dalam harian The Chicago Tribune. Perhargaan-penghargaan yang pernah diterimanya di antaranya: Illinois’ highest honors untuk pelaporan investigatif dan jurnalisme untuk layanan masyarakat dari United Press International. Perjalanannya dari atheisme pada Kekristenan terdokumentasi dalam buku-bukunya yang memenangkan penghargaan Gold Medallion dan berhasil menjadi best-seller, yaitu Pembuktian Atas Kebenaran Kristus. Saat ini beliau menjadi pendeta pengajar di Saddleback Valley Community Church, Lake Forest, California, U.S.A. dan juga menjadi anggota dewan dari Willow Creek Association. Buku-bukunya yang lain yang menjadi best-seller, yaitu: Inside the Mind of Unchurched Harry and Mary yang juga memenangkan Gold Medallion, What Jesus Would Say, dan God’s Outrageous Claims yang semuanya diterbitkan oleh Zondervan Publishing House. Beliau telah menikah dengan Leslie dan dikaruniai 2 orang anak: Alison (lulusan dari University of Illinois bidang pendidikan dasar) dan Kyle yang sedang mengambil program studi magister di Talbot School of Theology.


19 January 2012

Bagian 6: Karunia Kesembuhan (1Kor. 12:9, 28, 30)

MENGENAL KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS

Bagian 6: Karunia Kesembuhan (1Kor. 12:9, 28, 30)

oleh: Denny Teguh Sutandio

Selanjutnya, Paulus menyebut karunia menyembuhkan. Kata “menyembuhkan” dalam LAI tidak tepat. Dalam teks Yunaninya, “menyembuhkan” adalah αμτων (iamatōn) yang berbentuk kata benda, genitif (kepemilikan), netral, dan jamak dari kata Yunani αμα (iama).[1] Kata ini hanya dipakai 3x di dalam Perjanjian Baru yaitu di 1Kor. 12:9, 28, dan 30. Dan menariknya, khusus karunia ini, teks Yunani menambahkan kata χαρσματα (kharismata), sehingga menjadi: χαρσματα αμτων (kharismata iamatōn). Penggunaan kata kharismata di sini menurut Prof. David E. Garland, Ph.D. merupakan kekhususan untuk membedakan karunia kesembuhan dengan kesembuhan yang diperoleh melalui pengobatan medis.[2]

Penggunaan bentuk jamak dari kata Yunani untuk “kesembuhan” (iamatōn), menurut Rev. Prof. D. A. Carson, Ph.D. mengindikasikan,

there were different gifts of healings: not everyone was getting healed by one person, and perhaps certain persons with one of there gifts of healing could by the Lord’s grace heal certain diseases or heal a variety of disease but only at certain times.[3]

ada karunia-karunia kesembuhan-kesembuhan yang berbeda: tidak setiap orang disembuhkan oleh satu orang, dan mungkin beberapa orang dengan satu dari karunia-karunia kesembuhan, atas anugerah-Nya, dapat menyembuhkan penyakit-penyakit tertentu atau menyembuhkan berbagai penyakit tetapi hanya pada saat-saat tertentu.

Dari sini, kita belajar bahwa orang yang mendapat karunia kesembuhan adalah mereka yang diberi karunia untuk menyembuhkan orang sakit, namun hasil akhirnya bergantung pada kedaulatan Allah yang bisa menyembuhkan penyakit orang lain maupun tidak menyembuhkan sama sekali.



[1] Seharusnya diterjemahkan, “karunia kesembuhan”.

[2] David E. Garland, 1 Corinthians, hlm. 581.

[3] D. A. Carson, Showing the Spirit, hlm. 30.