31 March 2013

Resensi Buku-213: REINVENTING JESUS (J. Ed Komoszewski, Th.M., dkk)



Dapatkah Perjanjian Baru dipercaya? Apa yang dikatakan Perjanjian Baru khususnya Injil tentang Tuhan Yesus itu benar? Bagaimana dengan film dan novel laris The Da Vinci Code, dkk? Benarkah budaya populer yang sekarang menyerang Kekristenan itu dapat dipercaya?

Temukan jawabannya dalam:
Buku
REINVENTING JESUS:
Bagaimana Para Pemikir Skeptis Keliru Memahami Yesus dan Menyesatkan Budaya Populer

oleh:
J. Ed Komoszewski, Th.M.
Prof. M. James Sawyer, Ph.D.
Prof. Daniel B. Wallace, Ph.D.

Penerbit: Literatur Perkantas, Jakarta, 2011

Penerjemah: Pdt. Anwar Tjen, Ph.D. dan Pericles G. Katoppo



Di dalam bukunya, ketiga penulis yang mendalami studi Biblika Perjanjian Baru mengajar kita tentang pentingnya orang Kristen mengerti sejarah dengan tepat dan bertanggung jawab. Dengan motivasi inilah, mereka menjelaskan perihal pentingnya kita percaya bahwa Perjanjian Baru khususnya Injil merupakan kitab yang dapat dipercaya secara historis. Hal ini dipaparkan oleh mereka di bagian 1 yang terdiri dari 3 bab yang menjelaskan tentang dapat dipercayanya keempat Injil yang berkaitan dengan Pribadi Tuhan Yesus. Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes adalah penulis kitab Injil sejati yang mencatat apa yang dikatakan dan dilakukan Tuhan Yesus selama Ia ada di dunia. Meskipun Markus dan Lukas bukan murid Tuhan Yesus langsung, tetapi mereka mencatat detail peristiwa Tuhan Yesus dari sumber pertama yaitu murid Tuhan Yesus (Markus mencatat dari rasul Petrus, sedangkan Lukas mencatat dari rasul Paulus). Mereka juga mengacu kepada tradisi lisan yang beredar pada zaman tersebut tentang apa saja yang dikatakan dan dilakukan oleh Tuhan Yesus. Tradisi lisan tersebut dapat dipercaya keakuratannya, karena budaya mengingat orang Israel zaman dahulu berbeda dari kita yang hidup di zaman sekarang. Dapat dipercayanya kitab-kitab Injil mengakibatkan kita percaya bahwa kitab-kitab lain dalam Perjanjian Baru juga dapat dipercaya. Mengapa? Karena bukti sejarah mengatakan bahwa terdapat ribuan bahkan puluhan ribu manuskrip-manuskrip Yunani yang disalin dari teks asli, naskah-naskah terjemahan, dan kutipan para bapa gereja untuk kepentingan liturgi. Dari bukti-bukti tersebut, kita dapat merekonstruksi mana yang sesuai dengan teks asli Yunaninya yaitu dengan menggunakan kritik teks. Hal ini dibahas di bagian 2 yang terdiri dari 5 bab. Karena Perjanjian Baru dapat dipercaya, maka bagaimana kitab-kitab PB tersebut dapat dijadikan standar bagi orang Kristen? Bagaimana gereja ikut berperan di dalam proses kanonisasi tersebut? Hal ini dibahas di bagian 3 yang terdiri dari 3 bab. Jika Perjanjian Baru dapat dipercaya dan gereja memiliki batas kanon yang tepat, pertanyaan selanjutnya, bagaimana kita mengetahui bahwa inti Perjanjian Baru yaitu Tuhan Yesus dapat dipercaya keakuratannya? Kalau kita hanya mengandalkan Perjanjian Baru untuk mengetahui Tuhan Yesus itu wajar, namun apakah ada data di luar Perjanjian Baru yang bisa dipercaya yang mengisahkan Tuhan Yesus di dunia? Kesemuanya ini dibahas di bagian 4 yang terdiri dari 4 bab. Dan terakhir, jika isi PB dan data di luar PB itu sudah benar mengisahkan Tuhan Yesus, bagaimana kita mengetahui bahwa semuanya itu asli dan bukan jiplakan dari agama-agama misteri Timur seperti yang dituduhkan oleh para pemikir skeptis di zaman ini? Hal ini dibahas tuntas di bagian terakhir yang terdiri dari 3 bab dengan kesimpulan bahwa meskipun ada kemiripan antara kisah Tuhan Yesus dengan agama-agama misteri Timur, fakta mengatakan bahwa bukan agama-agama misteri yang mempengaruhi Kekristenan, tetapi Kekristenan yang mempengaruhi agama-agama Timur dan juga Kekristenan jauh lebih tinggi dari agama-agama misteri. Sebagai kesimpulan terakhir, ketiga penulis buku ini menyatakan bahwa mempercayai Tuhan Yesus di dalam Alkitab merupakan tindakan iman, namun tentu saja tindakan iman perlu disertai dengan bukti-bukti historis yang dapat dipercaya, meskipun iman tidak didasarkan pada bukti-bukti historis. Biarlah buku apologetika dan studi Biblika ini menguatkan iman Kristen kita bahwa Alkitab khususnya Perjanjian Baru dapat diandalkan keakuratan historisnya.



Testimoni:
“Dalam suatu horizon media yang sekarang ini dipenuhi oleh karikatur-karikatur Kristus dan gereja yang didirikan-Nya, Reinventing Jesus bagaikan angin segar yang membawa kejujuran tentang asal-usul Kekristenan. Orang perlu tahu bahwa Injil dan catatan-catatan awal tentang gereja sangat bisa diandalkan, tetapi mereka telah disesatkan oleh membanjirnya buku-buku, film-film, dan acara-acara khusus di televisi yang menawarkan pemutarbalikan fakta ketimbang kebenaran, sensasi ketimbang akal sehat, dan hal-hal radikal ketimbang kenyataan. Tidak seperti para penulis dan penerbit yang telah menjual jiwa mereka demi uang, para penulis buku ini tidak memalsukan satu suku kata pun dengan mengorbankan kebenaran, dan saya tidak bisa memikirkan satu buku lain pun yang lebih pas “pada masa seperti ini.” Walaupun ditujukan bagi masyarakat secara umum, para profesional juga bisa membaca buku ini dan memperoleh manfaat yang besar. Saya mengalaminya!
Prof. Paul L. Maier, Ph.D.
(Penulis buku In the Fullness of Time, Russell H. Seibert Professor of Ancient History di Western Michigan University, U.S.A., dan Wakil Presiden kedua dari Gereja Lutheran—Sinode Missouri; Master of Arts—M.A. dari Harvard University; Master of Divinity—M.Div. dari Concordia Seminary, St. Louis; dan Doctor of Philosophy—Ph.D. summa cum laude dari University of Basel, Switzerland)

“Dalam budaya kita yang postmodern dan sekuler, agama diperlakukan bagaikan iman buta yang diprivatisasi dan direlatifkan yang nilainya hanya bermakna bagi mereka yang sudah tercebur ke sana. Untuk menyesuaikan diri dengan keadaan ini, Yesus telah dibentuk dan direka ulang agar cocok dengan hampir semua ideologi yang ada. Ketika ini dilakukan oleh para ahli, orang percaya pada umumnya mungkin memperoleh kesan bahwa sesuatu telah ditemukan oleh mereka yang lebih tahu, dan menyebabkan pandangan yang ortodoks tentang Yesus menjadi naif dan tidak beralasan. Reinventing Jesus mengoreksi kesan ini dan menyajikan suatu pembelaan yang teliti dan enak dibaca tentang pemahaman ortodoks akan Yesus. Walaupun kebanyakan buku dari jenis ini secaera eksklusif memfokuskan diri pada historisitas umum naskah-naskah Perjanjian Baru, Reinventing Jesus secara unik mencakup sekaligus melampaui hal ini dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang akurasi bahan-bahan tekstual Perjanjian Baru, kredibilitas kanon PB, dan relasi antara Yesus dan gerakan Kristologi evolusioner yang berakar dalam mitos-mitos agama kafir. Buku ini adalah sumber bacaan yang berharga.”
Prof. James Porter (J. P.) Moreland, Ph.D.

(Distinguished Professor of Philosophy di Talbot School of Theology, Biola University dan Direktur dari Eidos Christian Center; Bachelor of Science—B.S. dari University of Missouri; Master of Theology—Th.M. dari Dallas Theological Seminary; Master of Arts—M.A. dalam bidang Filsafat dari University of California, Riverside; dan Ph.D. dari University of Southern California)


“Melalui pembahasan yang sehat, dokumentasi yang kuat, dan gaya yang bagus, buku ini mengungkap kebohongan dalam banyak klaim populer tetapi menyesatkan tentang Yesus dan Kekristenan mula-mula yang mengingkari kebenaran obyektif dan kekuatan Injil. Ini adalah suatu obat yang menarik, tepat waktu, dan dibutuhkan bagi pembusukan kebenaran yang menginfeksi persepsi budaya kita tentang Kekristenan.”
Prof. Douglas Groothuis, Ph.D.
(Penulis buku On Jesus dan Profesor Filsafat di Denver Seminary; B.S. dari University of Oregon; M.A. dalam bidang Filsafat dari University of Wisconsin–Madison; dan Ph.D. dari University of Oregon)

“Kita hidup dalam suatu era yang membanjiri kita dengan buku-buku yang menyajikan berbagai jenis klaim tentang Yesus. Mereka mencoba melemahkan pemikiran bahwa kita memiliki suatu potret yang bisa dipercaya tentang Dia. Jadi sungguh menyegarkan melihat suatu buku yang bisa menjernihkan apa yang tampak bagaikan kabut. Reinventing Jesus secara efektif menyajikan sisi lain dari debat publik tentang Yesus, di mana spekulasi yang gemerlap terlihat lebih mirip realitas yang nyata ketimbang sejarah yang sering diklaimnya.”
Prof. Darrell L. Bock, Ph.D.

(Penulis buku Breaking the Da Vinci Code dan The Missing Gospels dan Profesor Riset Studi Perjanjian Baru dan Profesor Spiritual Development and Culture (CCL) di Dallas Theological Seminary, U.S.A.; Bachelor of Arts—B.A. dari University of Texas; Th.M. dari Dallas Theological Seminary; Ph.D. dari University of Aberdeen; dan studi post-doktoral di Tübingen University)


Reinventing Jesus menempatkan kajian kelas tinggi ke tempat yang lebih populer. Komoszewski, Sawyer, dan Wallace telah mengukir suatu buku yang dikaji secara seksama, memuat banyak sekali dokumen-dokumen, dan ditulis dengan jelas. Buku ini akan sangat memuaskan upaya pembaca serius mana pun yang mencari bukti-bukti nyata di balik keyakinan historis tentang keilahian Kristus.”
Rev. Joslin (Josh) McDowell, M.Div., LL.D. (HC)
(Penulis, pendiri Josh McDowell Ministries, dan pembicara internasional; B.A. dari Wheaton College, Illinois; Master of Divinity­—M.Div. magna cum laude dari Talbot School of Theology, Biola University, U.S.A.; dan dianugerahi gelar Doctor of Laws—LL.D. dari Simon Greenleaf School of Law {sekarang: Trinity Law School})



Profil para penulis:
J. Ed Komoszweski, Th.M. adalah pendiri dan direktur dari Christus Nexus, sebuah organisasi non-profit yang didedikasikan untuk menyatakan realitas, kekayaan, dan relevansi dari Inkarnasi. Beliau juga mengajar studi Biblika dan theologi di Northwestern College sekaligus menjabat sebagai direktur riset untuk Josh McDowell Ministry. Beliau menyelesaikan studi Master of Theology (Th.M.) dengan predikat summa cum laude di Dallas Theological Seminary, U.S.A. dan sedang menyelesaikan studi Doctor of Ministry (D.Min.) di tempat yang sama.

Prof. M. James Sawyer, Ph.D. adalah Professor di A.W. Tozer Seminary dan Direktur Sacred Saga Ministries. Beliau menyelesaikan studi Master of Theology (Th.M.) dan Doctor of Philosophy (Ph.D.) dalam bidang Theologi Historika di Dallas Theological Seminary, U.S.A. Beliau menikah dengan Kay Fuqua pada Desember 1973 dan dikaruniai 4 anak laki-laki.

Prof. Daniel Baird Wallace, Ph.D. yang lahir pada tanggal 5 Juni 1952 di California adalah Profesor Perjanjian Baru di Dallas Theological Seminary, U.S.A. dan pendiri sekaligus Direktur Eksekutif the Center for the Study of New Testament Manuscripts. Beliau juga adalah anggota dari: the Society of New Testament Studies, the Institute for Biblical Research, the Society of Biblical Literature, dan the Evangelical Theological Society. Selain itu, beliau juga menjadi editor Perjanjian Baru senior bagi the NET Bible dan editor bersama dari the NET-Nestle Greek-English. Beliau menyelesaikan studi Bachelor of Arts (B.A.) di Biola University, U.S.A.; Th.M. dan Ph.D. di Dallas Theological Seminary. Beliau menyelesaikan studi post-doktoral dalam bidang tata bahasa Yunani di Tyndale House di Cambridge, studi kritik teks di the Institut für neutestamentliche Textforschung di Münster, dan di the Universität Tübingen, Jerman. Beliau menikah dengan Pali dan dikaruniai 4 anak laki-laki, 3 menantu perempuan, dan satu cucu perempuan.

24 March 2013

Resensi Buku-212: KESELAMATAN MILIK ALLAH KAMI (Rev. Christopher J. H. Wright, Ph.D.)

Setiap orang Kristen yang sungguh-sungguh adalah mereka yang telah diselamatkan oleh anugerah Allah di dalam Kristus. Pertanyaan selanjutnya, apa makna keselamatan tersebut?

Temukan jawabannya dalam:
Buku
KESELAMATAN MILIK ALLAH KAMI:
Merayakan Kisah Utama Alkitab

oleh: Rev. Christopher J. H. Wright, Ph.D.

Penerbit: Literatur Perkantas Jatim, 2011

Penerjemah: Christine Ike dan The Boen Giok



Mengawali pembahasannya, Rev. Christopher J. H. Wright, Ph.D. mengambil nats di Wahyu 7:10, “Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!” sebagai dasar untuk menjelaskan keselamatan secara Alkitabiah. Satu ayat ini diuraikan oleh Dr. Wright ke dalam 7 bab, di mana di bab awal, beliau menjelaskan bahwa keselamatan itu diperuntukkan bagi manusia. Oleh karena itu, untuk memperjelaskan bab 1 ini, beliau menguraikan makna keselamatan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kemudian, di bab 2, Dr. Wright menjelaskan bagian pertama dari Wahyu 7:10 ini yaitu “Keselamatan bagi Allah kami” dengan menguraikan bahwa keselamatan berkaitan erat dengan identitas unik Allah yang mengadakan perjanjian. Prinsip perjanjian atau kovenan Allah ini dijelaskan lebih detail baik secara berkat perjanjian maupun kisah perjanjian di bab 3 dan 4. Namun perlu diperhatikan bahwa keselamatan bukan hanya sekumpulan doktrin yang diimani, tetapi juga perlu dialami, oleh karena itu di bab 5, Dr. Wright menjelaskan bagaimana orang Kristen dapat mengalami keselamatan tersebut dan mengalami jaminan keselamatan. Keselamatan bukan hanya sekadar pengalaman, tetapi berkaitan erat juga dengan Allah yang berdaulat yang menyelamatkan tersebut. Dengan mengacu pada bagian kedua di Wahyu 7:10, “yang duduk di atas takhta” dan penyelidikan PL dan PB, Dr. Wright menjelaskan prinsip keselamatan di dalam kedaulatan Allah dan beliau juga menguraikan bagaimana dengan mereka yang belum menerima Kristus. Dan terakhir, Dr. Wright menjelaskan bagian terakhir dari Wahyu 7:10, “bagi Anak Domba” dengan mengaitkan keselamatan yang berpusat pada Kristus yang memiliki signifikansi bagi penginjilan dan misi sosial kita. Biarlah buku ini dapat mencerahkan hati dan pikiran kita tentang betapa dahsyatnya karya keselamatan yang Allah kerjakan di dalam hidup umat-Nya sekaligus kita bersyukur atas karya-Nya itu.



Profil Dr. Christopher J. H. Wright:
Rev. Christopher J. H. Wright, Ph.D. yang lahir di Belfast, Irlandia Utara pada tahun 1947 adalah Direktur Internasional dari Langham Partnership International, induk organisasi dari John Stott Ministries, sebuah lembaga yang menyediakan literatur, beasiswa, dan pelatihan khotbah untuk para pendeta dan seminari di negara berkembang. Beliau juga menjabat sebagai anggota kehormatan di All Souls Church, Langham Place, London, Inggris dan ketua dari: Lausanne Movement’s Theology Working Group dan the Theological Resource Panel of TEAR Fund. Beliau menyelesaikan studi Doctor of Philosophy (Ph.D.) bidang Old Testament economic ethics di Cambridge University. Beliau ditahbiskan di Anglican Church of England pada tahun 1977. Beliau menikah dengan Liz dan dikaruniai: 4 orang anak dan 6 orang cucu. Beliau juga menulis banyak buku:
·                User’s Guide to the Bible (Lion Manuals), Chariot Victor, 1984
·                God’s People in God’s Land: Family, Land and Property in the Old Testament. Grand Rapids: Eerdmans; Exeter, U.K.: Paternoster, 1990
·                Knowing Jesus through the Old Testament, Harpercollins, 1990
·                Walking in the Ways of the Lord: The Ethical Authority of the Old Testament, Intervarsity Press, 1995
·                Deuteronomy (New International Biblical Commentary), Hendrickson, 1996
·                The Uniqueness of Jesus. Thinking Clearly Series. Mill Hill, London and Grand Rapids: Monarch. Reprint 2001. Available in the United States through Kregel Publications, P.O. Box 2607, Grand Rapids, MI 49501), 1997
·                The Message of Ezekiel (The Bible Speaks Today), Intervarsity Press, 2001
·                Old Testament Ethics for the People of God. Leicester, England, and Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press. Revised, updated and expanded version of Living as the People of God and An Eye for an Eye, 2004
·                The Mission of God: Unlocking the Bible's Grand Narrative, IVP Academic, 2006
·                Life Through God’s Word: Psalm 119, Milton Keynes, Authentic and Keswick Ministries, 2006
·                Knowing the Holy Spirit through the Old Testament, Oxford: Monarch Press; Downers Grove: IVP, 2006
·                Knowing God the Father Through the Old Testament, IVP Academic, 2007
·                Salvation Belongs to Our God: Celebrating the Bible’s Central Story, Global Christian Library, Nottingham: IVP; Christian Doctrine in Global Perspective, Downers Grove: IVP, 2008
·                The God I Don’t Understand: Reflections on Tough Questions of Faith, Grand Rapids: Zondervan, 2009
Mission of God’s People The (Biblical Theology for Life), Grand Rapids: Zondervan, 2010

17 March 2013

Resensi Buku-211: JALAN TUHAN (Bishop Dr. N. T. Wright, D.Phil., D.D.)

Jalan Tuhan memang bukanlah jalan yang mudah, karena apa yang dikehendaki-Nya berbeda dari apa yang kita kehendaki sebagai manusia. Bagaimana mengerti jalan Tuhan?

Temukan jawabannya dalam:
Buku
JALAN TUHAN:
Panduan Untuk Ziarah Geografis dan Spiritual


oleh: Bishop Dr. Nicholas Thomas (N. T.) Wright, D.Phil., D.D.

Penerbit: Waskita Publishing, Jakarta, 2010

Penerjemah: Ev. Paul Santoso Hidayat, M.Th.



Di bagian awal bukunya, salah satu pakar Biblika khususnya dalam bidang Perjanjian Baru (surat-surat Paulus), Dr. N. T. Wright menjelaskan pentingnya ziarah bagi orang Kristen untuk mengerti jalan Tuhan. Beliau mengungkapkan pengalamannya ketika beliau berziarah secara geografis di Israel. Pengalaman ziarahnya ini dibagikan kepada pembaca sekalian tentang tempat-tempat yang dikunjunginya dan relevansinya bagi orang Kristen di zaman ini. Ada sembilan jalan yang dipaparkan Dr. Wright yang dimulai dari jalan ketika seseorang bertemu dengan Kristus, yaitu Paulus (jalan ke Damaskus), kemudian menelusuri jalan-jalan di mana Tuhan Yesus bekerja mulai dari Sungai Yordan, Padang Gurun, Galilea, Yerusalem, naik ke Gunung Tabor, Getsemani, hingga jalan salib, dan jalan dari Kuburan (kebangkitan Kristus). Setiap jalan ditelusuri oleh Dr. Wright dengan mengungkapkan kaitan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tentang lokasi tersebut, lalu Dr. Wright memberikan relevansinya bagi pembaca Kristen di zaman sekarang. Biarlah buku devosional ini dapat mengarahkan kita untuk mengikuti jejak jalan Tuhan yang terindah bagi hidup kita.



Profil Dr. N. T. Wright:
Bishop Dr. Nicholas Thomas (N. T.) Wright, D.Phil., D.D. yang lahir pada tanggal 1 Desember 1948 di Morpeth, Northumberland, Inggris adalah Bishop di Durham, Inggris, anggota dari International Anglican Theological and Doctrinal Commission, dan Fellow di Institute for Christian Studies, Toronto. Beliau menyelesaikan semua studinya di Exeter College (dari 1975, Merton College), University of Oxford, U.K. dan meraih gelar: B.A. dalam bidang Literae Humaniores, B.A. dalam bidang Theologi, M.A., Doctor of Philosophy (D.Phil.), dan Doctor of Divinity (D.D.). Beliau dianugerahi gelar D.D. dari: Aberdeen University (2001), Nashotah House (2006), Wycliffe College di Toronto (2006), Durham University (2007), John Leland Center for Theological Studies, Washington DC (2008), dan St. Andrews University (2009). Beliau juga mendapat Honorary Fellow dari Downing College, Cambridge (2003) dan Merton College, Oxford (2004). Selain itu, beliau juga dianugerahi gelar Doctor of Humane Letters (L.H.D.) dari Gordon College, Massachusetts, U.S.A. pada tahun 2003. Website beliau: www.ntwrightpage.com

10 March 2013

Resensi Buku-210: BERDOA YANG BENAR (Ev. Toga R. Hutauruk, S.Th.)

Setiap orang Kristen pasti mengetahui Doa Bapa Kami karena doa ini langsung diajarkan oleh Tuhan Yesus. Namun, di dalam Injil, kita menemukan dua versi Doa Bapa Kami yaitu di Matius dan Lukas. Mana yang asli? Apa signifikansi doa tersebut?

Temukan jawabannya dalam:
Buku
BERDOA YANG BENAR:
Ajaran Doa Bapa Kami Dalam Injil Matius dan Implikasinya Bagi Umat dan Gereja Kristen Masa Kini


oleh: Ev. Toga R. Hutauruk, S.Th.

Penerbit: Mikhael Ministry, Surabaya, 2006



Di awal buku ini, mantan dosen saya bidang Pengantar Perjanjian Baru 2 di Sekolah Theologi Awam Reformed (STAR) memaparkan sejarah penafsiran dan penggunaan Doa Bapa Kami dari gereja mula-mula, abad pertengahan, reformasi, hingga abad modern. Kemudian, di bab berikutnya, beliau menjelaskan kritik redaksi Doa Bapa Kami di dalam Injil Matius dengan membandingkan dua naskah Doa Bapa Kami di dalam Injil Matius dan Lukas dengan Q (Quelle). Dari penyelidikan, Ev. Toga menyimpulkan bahwa meskipun Doa Bapa Kami di Injil Matius berkembang luas di era gereja mula-mula, teks doa ini sebenarnya peredaksian Matius dari Q dan Injil Lukas demi kepentingan liturgi. Kemudian, di bab ini pula, Ev. Toga menjelaskan masing-masing isi Doa Bapa Kami di dalam Injil Matius dengan pendekatan eksegetis Biblika. Setelah itu, di bab terakhir, beliau memberikan implikasi doa ini bagi komunitas di mana Injil Matius ini ditulis dan juga bagi orang Kristen di zaman ini. Meskipun bagi orang Kristen awam, buku ini termasuk buku yang rumit karena perlu studi kritik teks PB, namun buku ini bermanfaat bagi mereka yang menekuni studi Biblika PB dan juga aplikatif bagi orang Kristen di zaman ini.


Rekomendasi:
“Jika beberapa buku hanya menekankan makna kekinian Doa Bapa Kami dan beberapa buku yang lain hanya merupakan petunjuk meditasi saja, maka buku ini menawarkan sesuatu yang berbeda. Buku ini adalah yang keenam yang telah diterbitkan oleh Pelayanan Mandiri “Mikhael.” Dalam seri penulisan buku-buku theologis populer yang menjadi ciri khas Mikhael Ministry, isi buku ini termasuk ke dalam bidang studi Theologi Doa. Dengan demikian, diharapkan buku ini dapat dipakai sebagai salah satu bahan mengajar di sekolah-sekolah theologi atau kelompok-kelompok Pemahaman Alkitab di gereja di samping sebagai bahan bacaan populer. Kiranya kehadiran buku ini dalam kancah diskusi theologi di Indonesia menjadi berkat, khususnya bagi para hamba Tuhan yang bertanggung jawab untuk mengajarkan Doa Bapa Kami secara tepat dan benar kepada jemaatnya.”
Pdt. Ichwei Gusti Indra, Th.D.
(Direktur Mikhael Ministry, Surabaya)

“Doa Bapa Kami dalam Injil Matius merupakan sebuah doa yang penting. Doa ini menjadi sangat penting karena diajarkan oleh Tuhan Yesus sendiri, sehingga kita harus mengerti hal-hal apa yang menjadi keinginan hati Tuhan ketika kita datang berdoa kepada-Nya. Buku ini, yang ditulis oleh Toga R. Hutauruk, menunjukkan suatu usaha yang serius untuk menolong pembaca mengerti maksud dan tujuan yang mula-mula dari penulis Injil. Saya percaya bahwa buku ini akan menjadi sarana yang amat bermanfaat bagi setiap orang Kristen yang rindu untuk memahami ajaran Doa Bapa Kami secara tepat dan benar.”
Pdt. William Liem, D.Min.
(gembala sidang GKA Gloria, Surabaya)

“Banyak buku telah ditulis guna membahas Doa Bapa Kami, baik yang bersifat akademis maupun praktis, namun buku Berdoa yang Benar berhasil menawarkan sesuatu yang berbeda. Buku ini, yang merupakan modifikasi dari skripsi Toga, lahir dari sebuah kombinasi yang ideal antara penyelidikan akademis yang mendalam dan kepekaan terhadap kebutuhan spiritualitas sehari-hari. Dengan menggunakan pendekatan kritik redaksi, Toga berhasil menampilkan keunikan Doa Bapa Kami versi Matius. Karena itu, dengan penuh sukacita dan kebanggaan saya menyambut kehadiran buku ini.”
Ev. Yakub Tri Handoko, Th.M.
(gembala sidang Gereja Kristus Rahmani Indonesia—GKRI Exodus, Surabaya)



Profil Ev. Toga R. Hutauruk:
Ev. Toga Reynold Hutauruk, S.Th., M.Div. menyelesaikan studi Sarjana Theologi (S.Th.) di Sekolah Tinggi Theologi Injili Abdi Allah (STT-IAA), Pacet, Mojokerto tahun 2005 (ketika buku ini ditulis) dan telah menyelesaikan studi Master of Divinity (M.Div.) di Sekolah Tinggi Theologi Bandung. Beliau pernah mengajar di STTIAA dan Sekolah Theologi Awam Reformed (STAR), Surabaya. Saat ini, beliau melayani di Gereja Santapan Rohani Indonesia (GSRI) Kebayoran Baru, Jakarta. Beliau menikah dengan Rahmawaty Christina Siringoringo.

03 March 2013

Buku ke-20: SALIB DAN KUBUR KOSONG: Merenungkan Kematian dan Kebangkitan Kristus (Denny Teguh utandio)



Dibandingkan dengan hari kelahiran Tuhan Yesus, maka kematian Kristus di kayu salib dan kebangkitan-Nya merupakan inti Kekristenan yang sering kali diserang oleh banyak orang non-Kristen dengan berbagai tuduhan/keberatan, misalnya Yesus hanya pingsan, Yudas lah yang disalib, para pelayat kubur salah mengunjungi kubur Yesus, mayat Yesus dicuri para murid-Nya, dll. Tuduhan-tuduhan tanpa dasar sejarah dan tidak masuk akal ini terus ditujukan kepada orang Kristen, seolah-olah para penuduh mengerti fakta sejarah, padahal sejujurnya tidak! Bagaimana menjawab dan menantang para penuduh dengan tuduhan-tuduhannya yang aneh tersebut? Lalu, apa signifikansi kematian dan kebangkitan Kristus itu sendiri bagi umat pilihan-Nya?
 
Temukan jawabannya dalam:
Buku
SALIB DAN KUBUR KOSONG:
Merenungkan Kematian dan Kebangkitan Kristus

oleh: Denny Teguh Sutandio

Penerbit: Sola Scriptura

Harga: Rp 40.000, 00/buku + ongkos kirim (tergantung lokasi)




 Berminat?
Segera dapatkan buku ini dengan membelinya di:
Denny Teguh Sutandio (0878-5187-3719)



NB: Buku akan dikirimkan ke alamat pemesan setelah pemesan melakukan transfer biaya pesanannya paling lambat satu minggu setelah pemesan mendapat SMS balasan dari saya



Apa kata mereka tentang buku ini?
““If we are looking for a definition of love, we should look not in a dictionary, but at Calvary.” (John Stott) Kutipan dari John Stott ini, terlihat begitu nyata dalam pemaparan Denny Teguh Sutandio di buku “Salib dan Kubur Kosong”. Penggaliannya yang dalam, pemaparannya yang lugas dan refleksinya yang menantang, merupakan ciri khas tulisan Denny Teguh Sutandio.
Kiranya melalui buku “Salib dan Kubur Kosong” yang membahas dua momen penting dalam sejarah ini (yaitu Kematian dan Kebangkitan Yesus), iman kita diteguhkan untuk hidup sebagai saksi-saksinya di tengah dunia ini.”
Ev. Alexander A. E. Nanlohy, S.Sos., M.A.
Pemimpin Cabang PERKANTAS (Persekutuan Kristen Antar Universitas) Jakarta

“Jikalau kita cermati, memang rangkaian perayaan Paskah di gereja-gereja di Indonesia tidaklah seramai dan kurang semarak seperti halnya perayaan Natal. Apakah ini berarti sedang tumbuh sebuah pemahaman bahwa Peristiwa Natal, jauh lebih penting dari pada Paskah? Padahal Kelahiran sang Juruselamat tanpa adanya Pengorbanan dan Kematian dari sang Kristus, tidaklah berarti apa-apa. Pada titik inilah, Denny Teguh Sutandio mengajak kita pembaca menelusuri makna salib sampai pada Kubur Kristus yang kosong, karena IA telah bangkit.
Sangatlah tepat membaca buku ini dalam rangka mempersiapkan diri menyambut Kemenangan Paskah. Dengan pemaparan yang baik dan bahasa yang lugas, kita diajak merenungkan ulang puncak karya Keselamatan Ilahi bagi umat manusia.”
Pdt. David Santoso Kosasih, S.Th., M.Div.
Gembala Sidang Gereja Kristen Kalam Kudus Jemaat Kemayoran Baru, Surabaya

“Kepercayaan Kristen yang mendasarkan kepada kematian Yesus di kayu salib adalah kepercayaan yang tidak masuk akal” demikianlah pernyataan orang-orang yang tidak percaya bahwa Kematian Yesus di kayu salib adalah KEMATIAN yang menghasilkan PENEBUSAN DOSA.
“Kalau Yesus adalah Anak  Allah, bagaimana Dia bisa mati? Masak “Allah” mati??”
“Cerita tentang kematian Yesus dan kebangkitan-Nya adalah khayalan orang Kristen”
Demikianlah tanggapan dari orang-orang yang skeptik, mereka sampai pada kesimpulan-kesimpulan demikian karena menganggap peristiwa itu adalah khayalan orang Kristen yang tidak masuk akal.
Denny Teguh Sutandio adalah seorang penulis muda yang produktif, mencoba menceritakan kembali tentang peristiwa kematian Kristus beranjak dari logika-logika yang terbangun pada sikap skeptik. Penjelasan-penjelasan yang berbobot theologis dituliskan dengan bahasa yang sangat membumi dan terus terang untuk menolong orang-orang skeptik dapat mempertimbangkan logika yang sudah terbangun dalam pikiran mereka, tanpa ada kesan menggurui tapi terlihat didasari dengan ketulusan iman untuk menjelaskan betapa BERMAKNANYA KEMATIAN KRISTUS bagi kebutuhan manusia yang berdosa.
Secara pribadi saya menganjurkan bukan hanya kepada yang masih ragu-ragu terhadap arti Kematian Kristus tapi juga kepada setiap saudara yang beriman kepada Kristus untuk membaca buku ini dengan seksama, karena saya yakin saudara akan diberkati luar biasa.”
Pdt. Samuel Handoko Mulyanto
Sekretaris umum Sinode Gereja Mawar Sharon, Surabaya
Ketua Departemen Edukasi Sinode Gereja Mawar Sharon
Kepala Paul&Barnabas school Gereja Mawar Sharon