13 March 2007

FPI Paksakan Sekolah Tinggi Theologia Ditutup (Inilah Realita "Demokrasi" di Indonesia)

*Harian Komentar, 12 Maret 2007*
*FPI Paksakan Sekolah Tinggi Teologia Ditutup*


Sekolah Tinggi Teologia (STT) Setia yang telah beroperasi selama 17 tahun,tiba-tiba diprotes massa yang diboncengi FPI (Front Pembela Islam) dibilangan Jakarta Timur, Sabtu (10/03). Dalam aksinya, massa FPI menuntutagar kampus yang berada di Jalan Kampung Pulo (Pinang Ranti) tersebutharus ditutup.
Selain itu, massa juga melarang pihak kampus yang sedang melaksanakan prosespembangunan sebuah asrama baru bagi mahasiswa di sana. Akibat aksi protestersebut, sebanyak 400 personel dari Polda Metro Jaya dan Polres JakartaTimur turun langsung melakukan penjagaan. Sehingga pengepungan itutidak sampai menjurus pada aksi anarkis.Sementara Rektor STT Setia, Pdt. Matheus Mangentang ketika ditemui Komentar di Jakarta menyatakan, tuntutan massa FPI tersebut tidaklah mendasar. Oleh sebab itu, STT Setia tidak akan memenuhinya. "Kampus ini berdiri sudah 17 tahun lebih. Kita juga mendapat izin berdiri. Biar bagai-mana pun, sampai titik darah penghabisan, saya tidak akan memenuhi tuntutan mereka," tegas Pdt Matheus seraya menambahkan untuk tingkat pascasarjana saja di kampusnya, statusnya diakui Depdiknas.Oleh sebab itu, dia akan mengadukan masalah ini ke Komisi III DPR RI. "Kami akan koordinasi dengan Komisi III DPR. Kalau itu dibiarkan, maka akan menjadi preseden buruk," tukasnya. Dijelaskannya, ada 1.000 sampai 2.000orang tercatat sebagai mahasiswa STT Setia, dan mereka datang dari berbagai daerah. Oleh sebab itu, sangat disayangkan jika ada tuntutan sejumlah kalangan untuk menutup sekolah tinggiKristen tersebut. "Kami minta pihak aparat memberikan jaminan keamanan terhadap berlangsungnya pendidikan di kampus kami,'' tandas Pdt. Matheus seraya menegaskan, kampus STT Setia legal karena memiliki izin dari Menag dalam hal ini Dirjen Bimas Kristen. Sementara Kabag Humas Depag, Afrizal, kepada koran ini, belum berani menanggapi persoalan tersebut. "Saya akan koordinasikan dulu dengan Dirjen Bimas Kristen," kuncinya.Pada bagian lain, Pembantu Rektor II STT Setia, Juwanto mengaku heran dengan adanya tuntutan pembubaran STT tersebut. Pasalnya, selama ini tidak ada masalah antara pihak yayasan denganwarga sekitar. "Selama beroperasi, tidak pernah ada persoalan dengan sejumlah penduduk di sini," tutur Juwanto. Ia mengatakan yakin, jika ada yang meminta untuk membubarkan perguruan ini, itu bukan murni berasal dari penduduk sekitar. "Kami yakin ada pihak-pihak yang sengaja memprovokasi protes yang dilancarkan massa tersebut karena memang tidak ada persoalan dengan warga sekitar," ujarnya.Juwanto menambahkan bahwa pihaknya juga telah memenuhi semua perizinan yang diperlukan terkait dengan rencana pembangunan gedung asrama bagi para mahasiswa. "Semua perizinannya sudah kami urus, jadi dalam pertemuan antara muspida yang rencananya digelar Senin (hari ini/Senin 12 Maret 2007, red) kami akan mengungkapkan hal itu. Kami mau persoalan ini diselesaikan secara hukum," tuturnya. Kapolres Jakarta Timur, Kombes Robinson Manurung sebagaimana dilansir media online nasional mengaku, situasi kampus masih kondusif. Namun untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya mengerahkan 400 personel dari polres dan polda. "Kami akan memfasilitasi pertemuan antara warga dan pengurus yayasan bersama unsur walikota dan kodim pada Senin mendatang," tutur Manurung.(zal/ shc)