27 January 2008

Seri Pengajaran Calvinisme-5 : KETEKUNAN ORANG PERCAYA SEJATI

Seri Pengajaran Calvinisme-5
KETEKUNAN ORANG PERCAYA SEJATI
(Ulangan 32:10; Lukas 22:31-32; Yohanes 10:28-29)

oleh : Ev. Antonius Steven Un, S.Kom., M.Div.



Pendahuluan
Tema “Ketekunan Orang-Orang Kudus” merupakan tema terakhir atau kelima dari pokok kesimpulan doctrinal Sinode Dortrecht Belanda 1618-1619 yang dikenal dengan “Lima Pokok Calvinisme”. Doktrin ini secara sederhana menyatakan bahwa sekali orang Kristen diselamatkan, akan tetap selamat. Tetapi untuk menghindarkan dari kesalahan, John Murray menegaskan bahwa istilah “ketekunan” digunakan sebagai wujud bahwa orang Kristen harus bertekun di dalam iman mereka kepada Tuhan dan bukan berleha-leha dalam dosa setelah mendapatkan kepastian keselamatan.

Tuhan Yesus dengan jelas memberitahu bahwa sekalipun setan ingin menggoncangkan iman Petrus, imannya tidak akan gugur karena berada dalam pemeliharaan Tuhan. Tetapi doktrin ini didasarkan atas asumsi bahwa orang yang mendapatkan jaminan keselamatan adalah ia yang benar-benar percaya Tuhan Yesus, bukan yang hanya secara fenomenal saja berada dalam Kristus. (Bdk. 1 Yoh.2:19).

Banyak orang yang secara fenomenal kelihatan Kristen sebenarnya bukan orang percaya sejati. Itu sebabnya Anthony Hoekema menegaskan istilah “Ketekunan Orang Percaya Sejati”. Dari fenomena terluar adalah ia yang memiliki nama Alkitab seperti Daniel, Lukas dsb. Lalu, ia yang ber-KTP Kristen. Lebih dalam lagi, ia yang beraktivitas rohani Kristen seperti ibadah minggu, doa makan dst. Fenomena yang lebih masuk ke dalam lagi adalah ia yang terlibat dalam pelayanan Kristen. John Murray bahkan menegaskan ada orang yang kelihatan bertobat karena lebih dari semua itu, ia bahkan menangis dan “mau percaya Tuhan Yesus sungguh-sungguh”. Tetapi semua fenomena itu hanyalah fenomena luar. Orang yang kelihatan bertobat, mungkin pertobatannya hanyalah respon agamawi atau psikologis bukan hasil kelahiran kembali oleh Roh Kudus.

Orang yang belum benar-benar diselamatkan, tidak dapat dikatakan keselamatannya hilang karena ia belum pernah mempunyai keselamatan, bagaimana dikatakan itu hilang?


Mengapa Keselamatan Tidak Bisa Hilang?
Jika seseorang sudah benar-benar percaya Tuhan Yesus dan diselamatkan maka keselamatan itu tidak mungkin hilang/gugur. Mengapa? Pertama, karena keselamatan manusia adalah pilihan Allah yang merupakan isi hati Tuhan sejak kekekalan. Efesus 1:4 menyatakan bahwa Tuhan memilih manusia untuk kudus dan tak bercacat. Bagian Alkitab yang lain memberitahu bahwa kudus dan tak bercacat itu bisa terjadi nantinya di dalam surga. Berarti apa yang menjadi keinginan Tuhan untuk orang pilihan baru bisa tercapai nantinya di dalam surga. Lagipula, karena hal itu adalah isi hati Tuhan kekal sehingga Tuhan akan bagaimana “berusaha” sehingga isi hatinya bisa terkabulkan. Manusia saja kalau sudah mempunyai ketetapan hati, ia akan mati-matian berjuang hingga mencapai apa yang ia inginkan. Apalagi Tuhan, kalau ia ingin manusia pilihan itu kudus dan tak bercacat maka tidak bisa tidak, Tuhan akan mengerjakannya.

Kedua, karena Tuhan berjanji barangsiapa yang percaya kepada Tuhan Yesus akan beroleh keselamatan hidup yang kekal. Hal ini jelas dalam Yohanes 3:16; 6:47. Karena Allah adalah Allah yang tidak mungkin ingkar janji maka apa yang Ia janjikan pasti dipenuhiNya. Misalnya, ketika Tuhan berjanji kepada Yusuf, Musa, Yosua, Daud untuk menyertai mereka, Tuhan lakukan itu dengan setia, termasuk menyertai Yusuf masuk sumur, rumah Potifar dan penjara. Keselamatan tidak mungkin hilang karena Tuhan berjanji barang siapa percaya Tuhan Yesus pasti menerima hidup kekal.

Ketiga, karena Allah adalah Allah yang tidak berubah. Alkitab jelas menyatakan hal ini seperti dalam Maleakhi 3:6 dan Yakobus 1:17. Allah di dalam hakekat, janji, keputusan dan segala-galanya tidak mungkin berubah. Hal ini tidak berarti Allah mati, sebab yang mati juga tidak berubah/ bergerak. Allah bergerak aktif, ya aktif tetapi tidak berubah (immutability is not immobility). Karena itu, Roma 11:29 mengatakan bahwa Allah tidak menyesali panggilan dan kasih karuniaNya. Samuel juga pernah berkata bahwa Tuhan bukan manusia yang bisa menyesal. Tetapi di sisi lain, penyesalan juga terungkap dalam Kejadian 6 tatkala manusia sudah jatuh dalam dosa dan hidup penuh kejahatan. Penyesalan dalam kasus Kejadian 6, bukanlah ungkapan Allah berubah tetapi bahwa Allah sangat berduka. Tidak ada istilah yang lebih tajam menggambarkan dukacita Allah selain istilah penyesalan. Allah sangat berduka kala itu.

Keempat, karena tidak ada apapun yang sanggup merebut kita dari tangan Tuhan. Tuhan Yesus menyatakan dalam Yohanes 10:28 bahwa domba-dombaNya pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya karena tidak ada seorang pun yang “akan” merebut dari tanganNya. Di sini Tuhan Yesus menggunakan istilah “akan”, suatu ketidakmungkinan. Tetapi seolah-olah kurang, Ia menambahkan ayat 29, tidak ada seorang pun yang “dapat” merebut dari tangan Bapa karena Bapa lebih besar dari siapapun. Istilah “dapat” menggambarkan ketidakmampuan. Jadi, terdapat ketidakmungkinan dan ketidakmampuan siapapun untuk merebut kita dari tangan Allah. Karena itu, keselamatan tidak mungkin hilang.

Kelima, karena orang percaya sedang berada dalam proyek Roh Kudus untuk menjadikan kita serupa dengan Kristus. Inilah seluruh pekerjaan Roh Kudus yang disebut dalam doktrin keselamatan sebagai “Pengudusan”. Sehingga, makna kekudusan dan pertumbuhan rohani berarti semakin hari semakin serupa dengan Kristus. Karena itu, penderitaan dan kejatuhan dalam dosa bukannya menyebabkan keselamatan hilang, tetapi justru dipakai Roh Kudus membentuk kita serupa Kristus.

Sumber :
http://griimalang.page.tl/Home.htm



Profil Ev. Antonius S. Un :
Ev. Antonius Steven Un, S.Kom., M.Div. adalah gembala sidang Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) Malang yang menyelesaikan studi Sarjana Komputer (S.Kom.) di Universitas Bina Nusantara Jakarta dan Master of Divinity (M.Div.) di Institut Reformed, Jakarta. Beliau aktif melayani dalam Gerakan Reformed Injili di berbagai kota seperti Jakarta, Surabaya, Denpasar, Kupang, Yogyakarta dll. Beliau juga aktif menulis di koran seperti Kompas Jawa Timur dan SINDO (Seputar Indonesia) Sore Jabotabek.