10 August 2018

Seminar Apologetika Sehari: "IS YOUR CHURCH READY?" di REC Kutisari, Surabaya

Apologetika = debat? Apakah masih perlu apologetika di tengah zaman yang terdiri dari berbagai macam agama dan kepercayaan? Apa pentingnya apologetika? Apakah apologetika hanya untuk orang-orang cerdas dan kutu buku saja? Ternyata tidak. Semua orang Kristen baik rohaniwan maupun awam bisa dan wajib menjadi apologis. So, tunggu apa lagi? Mari belajar bersama dalam:

Seminar Apologetika Sehari:
“IS YOUR CHURCH READY?”

Pembicara:
Ø Prof. David Geisler, D.Min.
Ø Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M.


Sabtu, 1 September 2018:
Sesi 1 (untuk Hamba Tuhan dan Aktivis): Pkl. 08.30 - 13.30
Sesi 2
(untuk Semua Jemaat): Pkl. 15.30 - 20.30

di Reformed Exodus Community (REC) Kutisari
Jl
n. Kutisari Utara VII/25, Surabaya


Segera daftarkan diri dengan mengisi identitas berikut:
NAMA:
HP:
EMAIL:
ALAMAT:
GEREJA:
SESI:
Kirim ke WA: 081335010800
TEMPAT TERBATAS


Profil Para Pembicara:
Prof. David Geisler, B.A., Th.M., D.Min. adalah Presiden Norman Geisler International MinistryAdjunct Professor of Apologetics and Evangelism di Southern Evangelical Seminary, U.S.A., dan penulis beberapa buku apologetika dan penginjilan (salah satunya, “Conversational Evangelism” yang ditulis bersama Dr. Norman Geisler). Beliau menyelesaikan studi Bachelor of Arts (B.A.) di Southern Illinois University, U.S.A.; Master of Theology (Th.M.) di Dallas Theological Seminary, U.S.A. dan Doctor of Ministry (D.Min.) dalam bidang Apologetika di Southern Evangelical Seminary, U.S.A.

Pdt. Yakub Tri Handoko, S.Th., M.A., Th.M. adalah Gembala Senior REC, Pendiri Sekolah Teologi Awam Reformed (STAR) dan Grace Alone Ministry (GRAMI), co-founder Apologetika Indonesia (API), dan dosen di Sekolah Tinggi Teologi Aletheia, Lawang. Beliau menyelesaikan studi Sarjana Teologi (S.Th.) di Sekolah Tinggi Alkitab Surabaya (STAS); Master of Arts (M.A.) in Theological Studies di International Center for Theological Studies (ICTS), Pacet; dan Th.M. di International Theological Seminary, Los Angeles, U.S.A.





28 February 2017

Video Youtube Seminar: "PARENTING INTENTION" (Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M.)

Pertumbuhan seorang anak paling utama dipengaruhi oleh pendidikan dan pembentukan keluarga. Nah, bagaimana cara orang tua Kristen mendidik dan membentuk pribadi anak secara Alkitabiah dan bijaksana? Bagaimana cara orang tua Kristen memberlakukan hukuman kepada anak-anak dengan tepat? Bagaimana prinsip reward and punishment secara Alkitabiah dan tepat?

Dengarkan uraian sistematis dan praktis dari hamba-Nya,
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M.
tentang cara Alkitabiah bagaimana orang tua Kristen mendidik dan membentuk pribadi anak melalui
Seminar: “PARENTING INTENTION”

dengan cara mendownload link Youtube di bawah ini:

Bagian 1:

Bagian 2:



Tolong sebarluaskan informasi ini utk memberkati orang tua dan calon orang tua Kristen. Kiranya Tuhan memberkati.

26 January 2017

BENARKAH KATA “SABAT” DI DALAM KOLOSE 2:16 HANYA MERUJUK KEPADA HARI RAYA SABAT? (Denny Teguh Sutandio)

BENARKAH KATA “SABAT” DI DALAM KOLOSE 2:16 HANYA MERUJUK KEPADA HARI RAYA SABAT?
Studi Eksegesis Biblika

oleh: Denny Teguh Sutandio

I.       PENDAHULUAN
Dalam sebuah diskusi dengan seorang Kristen yang berpendapat bahwa kita harus menguduskan hari Sabat (=Sabtu), beliau berkata bahwa kata “sabat” di dalam Kolose 2:16 merujuk kepada hari raya Sabat yang dicantumkan dalam Imamat 23:1-44. Alasannya adalah kata “Sabat” di Kolose 2:16 di dalam Alkitab bahasa Inggris berbentuk jamak (Sabbaths) dan ini jelas tidak merujuk pada satu hari Sabat. Jadi, yang Paulus permasalahkan bukan merayakan satu hari Sabat, tetapi hari raya Sabat yang tercantum di Imamat 23:1-44. Benarkah tafsiran ini? Sebelum kita menjawab pertanyaan ini, mari kita mengeksegese Kolose 2:16.


II.      ANALISA KONTEKS
Di dalam Kolose 2:16, Paulus mengatakan, “Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; Kolose 2:16 merupakan pengajaran Paulus yang melanjutkan pengajarannya di ayat 6 s/d 15. Setelah menjelaskan kepada jemaat Kolose untuk hidup di dalam Kristus, berakar di dalam-Nya dan dibangun di atas-Nya (ay. 6 dan 7), ia menjelaskan alasannya (ay. 9 s/d 15). Karena Kristus adalah yang terutama di dalam iman Kristen, maka di ayat 16, Paulus melanjutkan penjelasannya yaitu jangan mau orang lain (menurut konteks, jelas orang Yahudi) menghukum jemaat Kolose (dan kita sebagai orang Kristen) tentang makanan dan mniuman atau mengenai: hari raya, bulan baru, atau hari Sabat. Mengapa Paulus berkata demikian? Di ayat 17, ia memberikan alasannya: “semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.” (ay. 17) Ayat ini jelas menggambarkan alasan Paulus mengatakan bahwa jangan mau orang Yahudi menghukum orang Kristen tentang hal-hal yang ada di PL, padahal hal-hal tersebut merupakan bayangan yang merujuk pada Kristus. Artinya jangan sampai hal-hal lahiriah menghalangi fokus hidup kita kepada Kristus. Kesimpulan ini juga muncul di dalam pengajaran Paulus di ayat selanjutnya (ay. 18 dan 19) di mana Paulus mengajar jemaat Kolose dan kita agar kita jangan mau mengikuti orang yang beribadah kepada malaikat dan menekankan penglihatan-penglihatan sorgawi demi kepentingan pribadi, tetapi tidak berpegang teguh pada Kristus. Dengan kata lain, kesimpulannya jelas bahwa mulai ayat 16 s/d 19, Paulus hendak mengajarkan bahwa jangan sampai orang Kristen berkutat pada hal-hal religius lahiriah maupun hal-hal “spiritual” mistis yang berpusat pada diri, tetapi tidak memusatkan hidup pada Kristus.


III.    ANALISA TEKS: “SABAT”
Nah, sekarang mari kita masuk lebih dalam dengan menyelidiki Kolose 2:16. Jika kita menyelidiki hal-hal religius lahiriah yang disinggung Paulus di dalam ayat ini, yaitu makanan, minuman, hari raya, bulan baru, dan Sabat, maka hal-hal ini jelas merujuk pada praktik Yudaisme. Dengan kata lain, di dalam jemaat Kolose, ada orang-orang Yahudi selain orang-orang non-Yahudi (Kol. 3:11). Nah, pertanyaannya, apakah “Sabat” di ayat ini merujuk pada hari Sabat atau hari raya Sabat (Im. 23:1-44)?
Kata “Sabat” dalam teks Yunaninya sabbatōn memang merupakan bentuk jamak. Jika kita membandingkan beberapa Alkitab terjemahan bahasa Inggris, kata ini tidak melulu diterjemahkan dalam bentuk jamak (Sabbaths atau Sabbath days). Beberapa Alkitab terjemahan Inggris yang menerjemahkannya “Sabbaths”: Young’s Literal Translation (YLT), New King James Version (NKJV), New Revised Standard Version (NRSV), dan The Douay-Rheims 1899. Beberapa Alkitab terjemahan Inggris lain yang menerjemahkannya “Sabbath days” (atau “hari-hari Sabat”): New English Translation (NET), Geneva Bible 1599, King James Version (KJV), The Tyndale New Testament (1534), dan Indonesian Literal Translation (ILT)-3. Namun menariknya adalah beberapa Alkitab terjemahan Inggris lain justru menerjemahkannya dengan menggunakan bentuk tunggal (“a Sabbath atau “a Sabbath day” atau “hari Sabat”): English Standard Version (ESV) dan Revised Standard Version (RSV) menerjemahkannya “a Sabbath” dan New American Standard Bible (NASB), New International Version (NIV), dan Today’s New International Version (TNIV) menerjemahkannya “a Sabbath day”, dan Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS), Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK), Firman Allah yang Hidup (FAYH), dan Terjemahan Lama (TL) pun menerjemahkannya “hari Sabat.”
Dari perbandingan Alkitab terjemahan Inggris di atas, maka saya dapat menyimpulkan bahwa Sabat bisa berarti satu hari Sabat atau sabat-sabat (hari raya Sabat). Perbedaan terjemahan dalam Alkitab terjemahan Inggris di Kolose 2:16 tidak menjadi soal, karena intinya sama yaitu jangan mau orang lain menghukum jemaat Kolose (dan orang Kristen) dengan hal-hal religius yaitu salah satunya: sakralnya hari tertentu (Sabat), padahal itu semua mengarah kepada Kristus (ay. 17).
Nah, ada orang Kristen yang berpendapat bahwa penggunaan bentuk jamak di Kolose 2:16 menunjukkan bahwa bukan hari Sabat yang ditentang Paulus, tetapi hari raya Sabat. Benarkah?


IV.    SABAT DAN HARI RAYA SABAT (SABAT-SABAT): BEDA HARI, TAPI SATU INTI/MAKNA
Apa itu hari raya Sabat? Sabat berarti hari ketujuh dari minggu orang Yahudi yang menunjukkan hari khusus dan disucikan. Selain itu, Sabat juga bisa berarti hari raya Sabat (sabat-sabat) yang mencakup “Hari Pendamaian” (Im. 16:31), perayaan meniup serunai (Im. 23:24), dan hari raya Pondok Daun (Im. 23:39). Selain itu, Sabat juga bisa merujuk pada tahun sabat (Im. 25:1-7).[1] Perbedaan antara hari Sabat, sabat-sabat, maupun tahun Sabat, memiliki inti atau makna yang sama yaitu:
1.             Istirahat dari pengerahan tenaga (Kej. 2:2; Kel. 20:8-11; Ul. 5:1-15; Im. 23:25, 28, 31-32, 35, 36, 39) dengan tujuan agar Allah dan Israel disegarkan (Kel. 31:17—KJV);
2.             Pengenangan dan peringatan akan Allah yang berhenti setelah menciptakan (Kel. 20:11) dan melepaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir (Ul. 5:15; Im. 23:43), dan
3.             Pancaran kekudusan (hari/bulan/tahun yang dipisahkan dari yang lain) (Kej. 2:3; Kel. 20:8; 31:14; Ul. 5:12) karena Allah memberkatinya (Kel. 20:11) dan ini adalah peristiwa dari “pertemuan kudus” (Im. 23:3, 35-36).[2]
Ketiga inti di atas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan makna antara hari Sabat maupun sabat-sabat (hari raya Sabat).


V.      SABAT VS HARI RAYA SABAT?: SEBUAH ANALISA KRITIS ALKITABIAH
Tentu saja, beberapa orang Kristen yang bersikeras menafsirkan kata sabbatōn sebagai sabat-sabat dan sengaja membedakannya dengan satu hari Sabat. Saya akan mencoba menerapkan tafsiran ini secara konsisten dan logis di seluruh PB untuk membuktikan bahwa apakah tafsiran ini dapat dipertanggungjawabkan atau tidak:
A.           Sabbatōn di Kolose 2:16
Jika sabbatōn di Kolose 2:16 dimengerti sebagai hari raya Sabat (sabat-sabat), maka mengapa Paulus menyebutkan dua macam hari raya? Apa maksudnya? Baca kembali Kolose 2:16, “Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat;” Coba terapkan makna sabbatōn sebagai hari raya Sabat di ayat ini: “Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari raya Sabat;” Bukankah ini suatu kesia-siaan menyebutkan dua kali hari raya (“hari raya” dan “hari raya Sabat”?
Saya tahu bahwa mungkin saja beberapa orang Kristen yang bersikukuh bahwa sabbatōn merujuk pada hari raya Sabat akan menjawab, “Itu tidak sia-sia karena hari raya Sabat merupakan salah satu hari raya yang Paulus maksudkan sebelumnya.” Dengan kata lain, menurut mereka, sabbatōn (yang mereka terjemahkan: “hari raya Sabat” merupakan bagian dari “hari raya.” Pernyataan ini dapat disanggah dengan menunjukkan bahwa kata Yunani dari ketiga hal ini: “hari raya” (heortēs), “bulan baru” (neomēnias), dan “hari Sabat” (sabbatōn) sama-sama berbentuk kata benda genitif (kepemilikan). Ketiga merupakan genitif (atau bisa dimengerti sebagai bagian) dari kata sebelumnya: en merei yang dalam konteks ini berarti “mengenai.”

B.            Perbandingan Sabbatōn di Kolose 2:16 dan Matius 28:1
Perlu diketahui bahwa kata Yunani yang berbentuk jamak sabbatōn bukan hanya muncul di Kolose 2:16 saja. Kata ini dengan perubahan bentuk katanya (sabbasin, sabbatou, sabbatōi, sabbaton) muncul 62x (sudah termasuk di Kol. 2:16) di seluruh PB. Mari kita ambil salah satu contoh penggunaan kata ini menurut konteksnya. Mari kita membuka Matius 28:1, “Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu.” Kata Yunani untuk “hari Sabat” di ayat ini adalah sabbatōn. Yang lebih menarik lagi adalah jika beberapa Alkitab terjemahan bahasa Inggris menerjemahkan sabbatōn di Kolose 2:16 dengan kata “sabbaths” (YLT, NKJV, NRSV, dan The Douay-Rheims 1899) atau “sabbath days” (NET, Geneva Bible 1599, KJV, The Tyndale New Testament, dan ILT-3), maka kali ini hampir semua terjemahan Inggris yang tadi (kecuali YLT) menerjemahkan kata ini sebagai “the Sabbath” atau “hari Sabat” (ILT-3). Pertanyaan saya: jika menurut beberapa orang Kristen, kata sabbatōn di Kolose 2:16 berarti hari raya Sabat karena “sabat” menggunakan bentuk jamak dilihat dari Alkitab terjemahan Inggris, maka bagaimana mereka menafsirkan penggunaan bentuk tunggal dalam penerjemahan mayoritas Alkitab terjemahan Inggris di dalam Matius 28:1 ini? Untuk memperjelasnya, saya akan membandingkan 18 Alkitab terjemahan Inggris dan Indonesia antara Kolose 2:16 dan Matius 28:1:
Kolose 2:16
Matius 28:1
English Standard Version: Therefore let no one pass judgment on you in questions of food and drink, or with regard to a festival or a new moon or a Sabbath.
English Standard Version: Now after the Sabbath, toward the dawn of the first day of the week, Mary Magdalene and the other Mary went to see the tomb.
New American Standard Bible: Therefore let no one act as your judge in regard to food or drink or in respect to a festival or a new moon or a Sabbath day—”
New American Standard Bible: Now after the Sabbath, as it began to dawn toward the first day of the week, Mary Magdalene and the other Mary came to look at the grave.
New International Version: Therefore do not let anyone judge you by what you eat or drink, or with regard to a religious festival, a New Moon celebration or a Sabbath day.
New International Version: After the Sabbath, at dawn on the first day of the week, Mary Magdalene and the other Mary went to look at the tomb.
Today's New International Version: Therefore do not let anyone judge you by what you eat or drink, or with regard to a religious festival, a New Moon celebration or a Sabbath day.
Today's New International Version: After the Sabbath, at dawn on the first day of the week, Mary Magdalene and the other Mary went to look at the tomb.
Young's Literal Translation of the Holy Bible: Let no one, then, judge you in eating or in drinking, or in respect of a feast, or of a new moon, or of sabbaths,
Young's Literal Translation of the Holy Bible: And on the eve of the sabbaths, at the dawn, toward the first of the sabbaths, came Mary the Magdalene, and the other Mary, to see the sepulchre,
New English Translation: Therefore do not let anyone judge you with respect to food or drink, or in the matter of a feast, new moon, or Sabbath days
New English Translation: Now after the Sabbath, at dawn on the first day of the week, Mary Magdalene and the other Mary went to look at the tomb.
New Revised Standard Version: Therefore do not let anyone condemn you in matters of food and drink or of observing festivals, new moons, or sabbaths.
New Revised Standard Version: After the sabbath, as the first day of the week was dawning, Mary Magdalene and the other Mary went to see the tomb.
Revised Standard Version: Therefore let no one pass judgment on you in questions of food and drink or with regard to a festival or a new moon or a sabbath.
Revised Standard Version: Now after the sabbath, toward the dawn of the first day of the week, Mary Magdalene and the other Mary went to see the sepulchre.
American Standard Version 1901: Let no man therefore judge you in meat, or in drink, or in respect of a feast day or a new moon or a sabbath day:
American Standard Version 1901: Now late on the sabbath day, as it began to dawn toward the first day of the week, came Mary Magdalene and the other Mary to see the sepulchre.
Geneva Bible 1599: Let no man therefore condemne you in meate and drinke, or in respect of an holy day, or of the newe moone, or of the Sabbath dayes,
Geneva Bible 1599: Now in the end of the Sabbath, when the first day of ye weeke began to dawne, Marie Magdalene, and the other Marie came to see the sepulchre,
New King James Version: So let no one judge you in food or in drink, or regarding a festival or a new moon or sabbaths,
New King James Version: Now after the Sabbath, as the first day of the week began to dawn, Mary Magdalene and the other Mary came to see the tomb.
King James Version: Let no man therefore judge you in meat, or in drink, or in respect of an holyday, or of the new moon, or of the sabbath days:
King James Version: In the end of the sabbath, as it began to dawn toward the first day of the week, came Mary Magdalene and the other Mary to see the sepulchre.
The Tyndale New Testament (1534): Let noman therfore trouble youre conscieces aboute meate and drynke or for a pece of an holydaye as the holydaye of the newe mone or of the sabboth dayes
The Tyndale New Testament (1534): The Sabboth daye at even which dauneth the morowe after the Sabboth Mary Magdalene and the other Mary came to se the sepulcre.
The Douay-Rheims 1899: Let no man therefore judge you in meat or in drink, or in respect of a festival day, or of the new moon, or of the sabbaths,
The Douay-Rheims 1899: And in the end of the sabbath, when it began to dawn towards the first day of the week, came Mary Magdalen and the other Mary, to see the sepulchre.
Indonesian Literal Transation (ILT)-3: Oleh karena itu, janganlah seorang pun menghakimi kamu dalam hal makanan atau dalam hal minuman, atau dalam pnghormatan akan hari raya, atau mengenai bulan baru, atau hari-hari Sabat
Indonesian Literal Transation (ILT)-3: Dan setelah lewat hari Sabat, saat fajar menyingsing pada hari pertama pekan itu, Maria Magdalena dan Maria yang lain datang untuk menengok kubur itu.
Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK): Sebab itu janganlah membiarkan orang menyalahkan kalian mengenai makanan atau minuman, atau mengenai hari-hari raya keagamaan, atau perayaan-perayaan bulan baru, ataupun mengenai hari Sabat
Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK): Ketika hari Sabat sudah lewat, pada hari Minggu pagi-pagi sekali, Maria Magdalena dan Maria yang lain itu pergi melihat kuburan itu.
Firman Allah Yang Hidup (FAYH): “Oleh karena itu, jangan hiraukan orang yang mencela Saudara karena apa yang Saudara makan atau minum, atau karena Saudara tidak merayakan hari-hari raya Yahudi, upacara-upacara bulan baru atau hari Sabat.”
Firman Allah Yang Hidup (FAYH): “ESOKNYA, pada hari Minggu, ketika fajar menyingsing, Maria Magdalena dan Maria yang seorang lagi pergi ke kubur.”
Terjemahan Lama (TL): “Sebab itu jangan seorang pun boleh menyalahkan kamu di dalam hal makanan atau minuman atau di dalam masa raya atau bulan baharu atau hari Sabbat,”
Terjemahan Lama (TL): “Tatkala hari Sabbat itu sudah lalu, yaitu waktu dinihari pada hari yang pertama di dalam minggu itu, datanglah Maryam Magdalena dan Maryam yang lain itu hendak melihat kubur itu.”

Ada 3 kemungkinan logis sebagai kesimpulan tentang hal ini:
1.             Banyak Alkitab terjemahan bahasa Inggris salah menerjemahkan Matius 28:1 di atas (seharusnya sabbatōn diterjemahkan “Sabbaths”) atau
2.             Hanya terjemahan Youngs Literal Translation of the Holy Bible (YLT) yang sesuai dengan teks Yunaninya karena menggunakan bentuk jamak baik di Kolose 2:16 maupun Matius 28:1 atau
3.             Orang Kristen yang membedakan bentuk tunggal vs jamak kata sabbatōn lah yang seharusnya banyak belajar studi kata Yunani?

Kemungkinan pertama jelas tidak mungkin, mengapa? Karena saya percaya bahwa Alkitab terjemahan Inggris dan Indonesia sudah disusun oleh para ahli Alkitab baik Ibrani, Yunani, PL, maupun PB yang terdidik di seminari yang bertanggung jawab. Meskipun hal ini tidak pasti, namun pertanyaan logis berikutnya: mungkinkah kedelapan Alkitab terjemahan Inggris yang disusun oleh para pakar salah atau tidak konsisten menerjemahkan satu kata sabbatōn? Bagi saya, kalau satu Alkitab terjemahan Inggris tidak konsisten menerjemahkan satu kata itu masih bisa dimaklumi, namun kalau delapan Alkitab terjemahan Inggris sama-sama tidak konsisten menerjemahkan satu kata itu hal yang tidak logis.
Kemungkinan kedua bagaimana? Membandingkan kedua terjemahan Inggris hanya dengan dua nats Alkitab lalu menyimpulkan bahwa hanya salah satu terjemahan yang lebih sesuai dengan teks Yunaninya karena terjemahan tersebut “konsisten” (dalam konteks ini: YLT) merupakan tindakan gegabah di dalam studi Biblika yang teliti. Mengapa? Apakah benar semua kata sabbatōn (beserta perubahan bentuk katanya, tetapi dalam bentuk jamak) di dalam terjemahan YLT pasti diterjemahkan dalam bentuk jamak? Tidak. Di dalam Lukas 13:10, “Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat.” Kata Yunani yang dipakai untuk “hari Sabat” adalah sabbasin yang berbentuk jamak. Mari kita lihat terjemahan YLT: “And he was teaching in one of the synagogues on the sabbath, (penekanan ditambahkan). Hal yang sama dengan Kisah Para Rasul 13:14 di mana “hari Sabat” menggunakan kata Yunani sabbatōn diterjemahkan YLT, “and they having gone through from Perga, came to Antioch of Pisidia, and having gone into the synagogue on the sabbath-day, they sat down,” (penekanan ditambahkan).
Satu-satunya kemungkinan yang pasti adalah kemungkinan nomer 3 yaitu orang Kristen yang sengaja membedakan bentuk tunggal vs jamak kata sabbatōn seharusnya banyak belajar studi kata Yunani.

C.           Sabat di Lukas 6:1-5 (Tunggal Vs Jamak)
Jika ada orang Kristen yang masih keberatan dengan poin 1 di atas, maka mari kita menerapkan arti kata sabat di Lukas 6:1-5. Kelima ayat ini dipenuhi dengan tiga kali kata “sabat” muncul (ay. 1, 2, 5). Mari kita menyimak teks Yunaninya. Di ayat 1, teks Yunani untuk “hari Sabat” adalah sabbatōi yang berbentuk tunggal yang menurut beberapa orang Kristen merujuk pada 1 hari (Sabat). Di ayat 2, teks Yunani untuk “hari Sabat” adalah sabbasin yang berbentuk jamak yang menurut beberapa orang merujuk pada sabat-sabat. Terakhir, di ayat 5, teks Yunaninya adalah sabbatou yang berbentuk tunggal yang yang menurut beberapa orang Kristen merujuk pada 1 hari (Sabat). Sekarang, mari kita membaca Lukas 6:1-5 dengan penafsiran ini:
1Pada suatu hari Sabat, ketika Yesus berjalan di ladang gandum, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya, sementara mereka menggisarnya dengan tangannya.
2Tetapi beberapa orang Farisi berkata: "Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat-sabat?"
3Lalu Yesus menjawab mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar,
4bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam?"
5Kata Yesus lagi kepada mereka: "Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."

Permasalahannya adalah:
1.             Satu Kisah: Dua Bentuk dan Makna Kata Yunani yang Berbeda?
Dapatkah Anda membayangkan bahwa dalam satu kisah di atas, terdapat dua bentuk kata Yunani yang berbeda dengan dua makna yang sangat berbeda? Yang lebih aneh lagi adalah di ayat 2, orang-orang Farisi mempermasalahkan tindakan Yesus pada sabat-sabat, padahal di ayat 1, jelas, Yesus melakukan hal yang dilarang itu pada satu hari Sabat.

2.             Lukas 6:5: Yesus adalah Tuhan atas Satu Hari Sabat?
Menurut beberapa orang Kristen yang mengatakan sabbatōn berarti sabat-sabat (dan bukan satu hari sabat), pertanyaan saya kepada mereka: bagaimana mereka menafsirkan Lukas 6:5 di mana Yesus sendiri berkata bahwa Anak Manusia (yaitu diri-Nya sendiri) adalah Tuhan atas hari Sabat (baca: 1 hari Sabat, bukan sabat-sabat)? Apakah ini berarti Yesus bukan Tuhan atas hari raya Sabat (sabat-sabat)? Mari kita mendramatisir jawaban mereka:
a)             Jika mereka menjawab, “Yesus juga adalah Tuhan atas sabat-sabat”, maka saya mengajukan dua permasalahan berikutnya:
(1)          di Injil-injil sinoptik lainnya di mana Yesus berkata, “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat” (Mat. 12:8; Mrk. 2:28) jelas menggunakan kata Yunani sabbatou yang berbentuk tunggal. Lha mengapa kok tiba-tiba Yesus juga Tuhan atas sabat-sabat juga (selain satu hari Sabat)?
(2)          Mengapa Yesus juga Tuhan atas sabat-sabat (selain satu hari Sabat)?
Jika mereka nanti menjawab pertanyaan di atas (2), “Karena kata “Sabat” di ayat 5 juga berarti sabat-sabat”, saya balik bertanya, “Mengapa di bagian lain, Sabat dibedakan artinya antara bentuk tunggal dan jamak, namun di Lukas 6:5, artinya sama menurut Anda? Apa dasarnya?”

b)             Jika mereka menjawab, “Yesus adalah Tuhan atas satu hari Sabat” (kemungkinan mereka tidak akan menjawab hal ini), maka saya mempertanyakan pernyataan ini:
(1)          Jadi Yesus hanya Tuhan atas satu hari Sabat yang berarti Dia hanya berkuasa atas satu hari Sabat, dan tidak atas sabat-sabat? Begitu tidak berkuasanya Yesus yang demikian.
(2)          Jika Yesus hanya Tuhan atas satu hari Sabat, maka pernyataan Yesus ini mubazir. Mengapa? Karena sebenarnya Yesus tidak menjawab pertanyaan beberapa orang Farisi di ayat 2 yang menggunakan bentuk jamak dari Sabat yang merujuk pada sabat-sabat. Sederhananya: orang Farisi ngomong sabat-sabat, tetapi Yesus ngomong satu hari Sabat. Jaka sembung naik ojek, gak nyambung jekJ

Studi kata di atas jelas menunjukkan dua hal:
1.             “Hari Sabat” memang berbeda hari dengan “sabat-sabat”, namun memiliki arti/makna yang sama. Memisahkan kedua hal ini merupakan tindakan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara Alkitabiah.
2.             Jika sabbatōn ditafsirkan HANYA berarti “sabat-sabat”, maka penafsiran itu tidak sesuai dengan teks Yunani sabbatōn di bagian PB lainnya yang jelas tidak mungkin hanya mengacu pada “sabat-sabat.” Memaksakan HANYA satu arti untuk satu kata Yunani merupakan suatu tindakan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan di dalam studi Biblika.

Kesimpulan di atas sebenarnya sudah cukup jelas mematahkan tesis bahwa kata sabbatōn di Kolose 2:16 HANYA merujuk pada sabat-sabat dan bukan satu hari Sabat.


VI.    ALASAN PENAFSIRAN KATA SABBATŌN SEBAGAI SABAT-SABAT DI KOLOSE 2:16
Sejujurnya, mengapa beberapa orang Kristen berani menafsirkan kata sabbatōn mutlak hanya berarti sabat-sabat (hari raya Sabat), bukan satu hari Sabat? Adakah presuposisi (praangaapan) yang mendasarinya? Pasti. Ketika seorang Kristen menafsirkan Alkitab, ia pasti menggunakan presuposisi. Presuposisi theologi tertentu dari seseorang mempengaruhi caranya dalam menafsirkan Alkitab.
A.           Presuposisi Penafsiran: Orang Kristen Tetap Harus Memperingati Sabat
Lalu, apa presuposisi orang Kristen menafsirkan kata “Sabat” di Kolose 2:16 merujuk HANYA kepada sabat-sabat? Presuposisinya jelas adalah theologi yang mengajarkan bahwa orang Kristen zaman ini harus menguduskan satu hari Sabat dengan dasar Alkitab Keluaran 20:8-11. Dengan presuposisi ini, maka orang Kristen yang menganut theologi ini akan mengatakan bahwa di Kolose 2:16, yang Paulus permasalahkan bukan satu hari Sabat, tetapi perayaan/hari raya Sabat yang sudah digenapi di dalam Kristus (ay. 17). Karena yang dipermasalahkan Paulus bukan satu hari Sabat, maka orang Kristen zaman ini tetap harus memperingati satu hari Sabat dengan tidak melakukan apa pun selain beribadah.


B.            Sanggahan Biblika, Theologis, dan Logis
Sanggahan saya adalah:
1.             Hari Raya Sabat SAJA yang Telah Digenapi Di Dalam Kristus?
Jika yang Paulus maksudkan hanya hari raya Sabat yang telah digenapi di dalam Kristus, maka pernyataan itu akan berkontradiksi dengan apa yang Yesus katakan sendiri di dalam Lukas 6:5, “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat” (bdk. Mat. 12:8; Mrk. 2:28) di mana “hari Sabat” menggunakan teks Yunani berbentuk tunggal (yang menurut orang Kristen ini merujuk pada satu hari Sabat). Pasti ada sanggahan terhadap hal ini. Berikut sanggahannya:
Sanggahan Mr. X     :         Lho, konteks kisah itu adalah Yesus sedang berbicara tentang hari raya Sabat (sabat-sabat), bukan satu hari Sabat.
Sanggahan Saya       :         Seperti yang telah saya paparkan di atas, dokter Lukas di Lukas 6:1, 2, 5 menggunakan bentuk kata Yunani yang berbeda: di ayat 1, kata “Sabat” menggunakan bentuk tunggal (yang ditafsirkan oleh orang Kristen tertentu sebagai satu hari Sabat), ayat 2, kata “Sabat” menggunakan bentuk jamak (yang ditafsirkan oleh orang Kristen tertentu sebagai sabat-sabat), dan ayat 5, kata “Sabat” kembali menggunakan bentuk tunggal. Jika saya memakai penafsiran Anda untuk memahami perikop ini, maka cerita ringkasnya jadi begini: Pada (satu) hari Sabat, Tuhan Yesus dan para murid-Nya sedang berjalan di ladang gandum, nah, mereka lagi memetik bulir gandum dan memakannya (ay. 1). Kemudian datanglah beberapa orang Farisi berkata bahwa mengapa Yesus berbuat sesuatu yang dilarang pada hari (raya) Sabat (sabat-sabat)? (ay. 2) Lalu Tuhan Yesus menjawab mulai ayat 3 dan diakhiri dengan ayat 5 yang berkata bahwa Anak Manusia (yaitu Dia sendiri) adalah Tuhan atas (satu) hari Sabat.[3] Nah, menurut Anda: Yesus adalah Tuhan atas (satu) hari Sabat atau hari raya Sabat (sabat-sabat)?

Kembali ke Lukas 6:5, bukankah Tuhan Yesus sendiri berkata bahwa Ia adalah Tuhan atas satu hari Sabat yang jelas berarti Ia berkuasa mutlak atas satu hari Sabat? Mengapa Ia berkuasa mutlak atas satu hari Sabat? Karena Ia yang menciptakannya. Allah berdaulat menciptakan Sabat, Ia pulalah yang berdaulat menafsirkan makna aslinya. Apa makna Sabat? Bacalah apa yang Yesus firmankan sendiri di Matius 12:7, “Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.” (penekanan ditambahkan) Dengan kata lain, makna Sabat bagi orang Kristen adalah orang Kristen seharusnya menunjukkan belas kasihan kepada orang lain. Berbelas kasihan tidak harus ditunjukkan di gereja atau tempat ibadah. Hal ini sudah nampak jelas di dalam konteks Lukas 6:1, di mana para murid Tuhan Yesus sedang berada di ladang gandum dan mau makan.

2.             Tidak Boleh Bekerja Sama Sekali Pada (Satu) Hari Sabat?
Apakah orang Kristen zaman ini harus berhenti bekerja sama sekali pada (satu) hari Sabat? Tidak. Apa alasannya?
a)             Pengajaran Yesus tentang makna asli hari Sabat
Di poin 1, kita telah belajar bahwa Yesus sebagai Anak Manusia adalah Tuhan atas Sabat, maka Ia yang berhak menetapkan makna Sabat yaitu menunjukkan belas kasihan kepada manusia karena Ia juga mengajarkan, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat,” (Mrk. 2:27). Dengan alasan inilah, maka melalui perikop Lukas 6:1-5, Tuhan Yesus sebenarnya ingin mengajar orang-orang Farisi waktu itu bahwa mereka harus menaruh belas kasihan kepada para murid Yesus yang sedang lapar. Konsep yang serupa juga diajarkan Tuhan Yesus melalui penyembuhan orang yang mati tangan kanannya pada hari Sabat di perikop selanjutnya (khususnya ay. 9).
b)             Melanggar pengajaran Tuhan Yesus
Jika pada hari Sabat, orang Kristen tidak boleh bekerja, maka larangan ini jelas melanggar apa yang Tuhan Yesus ajarkan di Lukas 6:1-5 (bdk. Mat. 12:1-8). Mengapa? Mari kita pikirkan:
(1)          Konteks Lukas 6:1 (bdk. Mat. 12:1)
Ketika kita membaca Lukas 6:1 (bdk. Mat. 12:1; Mrk. 2:23), konteksnya jelas yaitu Tuhan Yesus dan para murid-Nya sedang berada di ladang gandum dan pada hari Sabat (baik dalam bentuk tunggal {Mat. 12:1; Mrk. 2:23} maupun jamak {Luk. 6:1}). Lebih menariknya lagi, para murid-Nya memetik bulir gandum di ladang gandum dan memakannya. Tindakan mereka jelas bukan tindakan “religius” karena mereka berani makan di hari Sabat bahkan makannya di ladang gandum, bukan di Bait Allah. Kalau Yesus memang melarang orang beraktivitas di hari Sabat, maka Yesus seharusnya menegur para murid-Nya, “Hai, tidakkah kalian ingat bahwa hari ini hari Sabat? Kalian harusnya pergi ke Bait Allah dan beribadah.” Namun, apa yang Yesus katakan dan lakukan? Ia malah menegur orang-orang Farisi dengan kesimpulan bahwa Ia adalah Tuhan atas hari Sabat.

(2)          Para imam sendiri melanggar hari Sabat
Sebelum mengakhiri dengan kesimpulan bahwa Ia adalah Tuhan atas hari Sabat, Tuhan Yesus memberikan contoh kasus di Matius 12:5, “Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah?” Ayat ini jelas mengacu kepada Bilangan 28:9, “Pada hari Sabat: dua ekor domba berumur setahun yang tidak bercela, dan dua persepuluh efa tepung yang terbaik sebagai korban sajian, diolah dengan minyak, serta dengan korban curahannya.” (penekanan ditambahkan) Mari kita analisa kembali “hari Sabat” di Bilangan 28:9. Kata Ibrani yang dipakai adalah šabbā¾ berbentuk tunggal dan LXX (PL dalam bahasa Ibrani yang diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani) menerjemahkannya sabbatōn berbentuk jamak. Jika demikian, maka pertanyaan saya adalah di Bilangan 28:9 itu terjadi pada (satu) hari Sabat atau sabat-sabat (hari raya Sabat)?

(3)          Analisa theologis-logis
Saya percaya bahwa orang Kristen tertentu yang mengatakan bahwa pada hari Sabat, orang Kristen tidak boleh beraktivitas selain beribadah adalah orang yang juga percaya kepada Tuhan Yesus. Sebagai orang yang percaya kepada Kristus, maka logikanya adalah mereka meneladani apa yang Kristus perintahkan dan lakukan. Nah, ketika Tuhan Yesus tidak pernah melarang aktivitas apa pun di hari Sabat asalkan bertujuan untuk menunjukkan belas kasihan kepada orang lain, mengapa orang yang katanya percaya kepada Kristus malahan menegakkan peraturan sendiri yang melawan pengajaran Yesus?


VII.   KESIMPULAN
Dari penjelasan panjang lebar di atas, maka saya berani menyimpulkan bahwa “Sabat” di Kolose 2:16 tidak melulu merujuk pada sabat-sabat, tetapi lebih berfokus pada “Sabat” yang bisa berarti hari Sabat maupun hari raya Sabat. Penafsiran “Sabat” di Kolose 2:16 yang hanya merujuk pada hari raya Sabat (sabat-sabat) dengan menggunakan argumen beberapa Alkitab terjemahan Inggris saja yang memakai bentuk jamak merupakan penafsiran yang lemah karena studi kata Yunani menunjukkan tidak ada perbedaan makna antara hari Sabat dan hari raya Sabat.
Ini menjadi pelajaran penting bagi orang Kristen: Jadilah orang Kristen yang rendah hati belajar firman Tuhan dengan bertanggung jawab, bukan asal main comot satu ayat. Ingatlah: Theologi yang sehat dibangun dari penundukan yang rendah hati di bawah otoritas Alkitab dengan prinsip penafsiran yang konsisten dan bertanggung jawab. Amin. Soli Deo Gloria.




[1] “Sabat,” dalam Kamus Gambaran Alkitab, ed. Leland Ryken, dkk, terj. Elifas Gani, dkk (Surabaya: Momentum, 2011), 936-7.
[2] Ibid., 936 dan beberapa ayat dari Imamat 23 merupakan tambahan penulis sendiri untuk menunjukkan kesamaan tujuan antara hari Sabat dengan sabat-sabat.
[3] Penggunaan tanda dalam kurung menunjukkan cara saya memahami penafsiran orang Kristen tersebut.