13 October 2013

Resensi Buku-239: LIVING PROOF (Jim Petersen)


Sesuai amanat agung di dalam Matius 28:19-20, maka kita (sebagaimana para murid-Nya) diperintahkan Kristus untuk menjadikan segala bangsa di dunia menjadi murid Kristus. Cara memuridkan segala bangsa adalah dengan menyaksikan Injil kepada mereka. Bagaimana caranya?

Temukan jawabannya dalam:
Buku
LIVING PROOF
(SAKSI HIDUP):
Membagikan Injil Secara Alami

oleh: Jim Petersen

Penerbit: Pionir Jaya, Bandung, 2012

Penerjemah: Yakob Riskihadi



Menjadi saksi hidup dari Injil Kristus diawali dengan kepekaan kita memahami zaman di mana kita hidup, bagaimana dunia kita sedang mengalami perubahan, begitu juga orang-orang di dalamnya. Hal ini dijelaskan oleh Jim Petersen di bagian satu bukunya ini. Di bagian satu ini, kita melihat bagaimana Yesus memberitakan Injil pada orang-orang sezaman-Nya untuk menjadi teladan kita memberitakan Injil di zaman kita. Dari teladan ini, kita mencoba menemukan berita apa yang harus disaksikan kepada orang-orang di zaman kita. Di dalam menyampaikan berita Injil tersebut, hindari isolasi dengan dunia luar dan kembangkan komunikasi yang sehat dan relasional dengan orang-orang luar. Kemudian, di bagian kedua, Jim Petersen menjelaskan dua sisi penginjilan yaitu memberitakan Injil dan meneguhkan Injil. Di dalam memberitakan Injil, kita menggunakan kesaksian lisan yang menyuarakan Injil kepada orang lain, sedangkan di dalam meneguhkan Injil, kita menggunakan kesaksian melalui perbuatan kita kepada orang lain (kesaksian hidup). Dua bagian ini menjadi dasar kita masuk ke dalam aplikasi memberitakan Injil. Di bagian ketiga, Jim Petersen menjelaskan bagaimana kita berperan sebagai utusan dalam memberitakan Injil, yaitu dengan menjadi terang, menyelaraskan hidup dan keyakinan kita (kesaksian perbuatan), memberitakan Injil dengan jelas, membuat orang lain merasa nyaman tatkala kita memberitakan Injil (tidak memaksa dan tidak terlalu mendesak), dan tidak melupakan kesaksian tubuh Kristus sebagai satu kesatuan dengan kesaksian hidup/perbuatan dan kesaksian lisan. Sebagai utusan dalam memberitakan Injil, maka sudah seharusnya kita menjadikan penginjilan sebagai gaya hidup kita dengan memperhatikan kesatuan tubuh Kristus sebagai kesaksian tim/bersama, membimbing orang-orang non-Kristen untuk mengenal Injil secara bertahap dengan bersandar penuh pada Alkitab, takluk kepada Allah melalui firman-Nya, dan menyadari peran Allah Roh Kudus dan Alkitab dalam memberitakan Injil. Lalu, bagaimana cara membimbing orang-orang non-Kristen tersebut? Dengan menggunakan media-media di atas, kita dapat membimbing mereka dengan mengajaknya mengikuti pendalaman Alkitab di rumah kita atau di rumah orang itu, membuka Alkitab, dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepadanya seputar teks Alkitab yang dibaca. Jim Petersen mengusulkan membahas Injil Yohanes terlebih dahulu. Setelah membimbing mereka, biarkan Roh Kudus mengerjakan pertobatan sejati di dalam orang-orang tersebut dan kita sabar menunggu prosesnya. Biarlah melalui buku yang ditulis oleh seorang yang telah lama berkecimpung di dalam pemberitaan Injil ini dapat menginspirasi kita prinsip dan aplikasi praktis memberitakan Injil secara pribadi kepada orang lain.



Profil Jim Petersen:
Jim Petersen saat ini tergabung dalam tim eksekutif yang beranggotakan empat orang yang memimpin pekerjaan internasional The Navigators. Ia dibesarkan dalam keluarga Kristen di Minneapolis, Minnesota dan lulus dari Universitas Minnesota. Ia juga belajar di Sekolah Alkitab Northwestern dan Sekolah Alkitab Bethel. Pada tahun 1972-1985, ia menjadi Direktur Divisi Navigators Amerika Latin. Pada tahun 1988, ia mulai memimpin proyek pengembangan kepemimpinan internasional, yakni Scriptural Roots of Ministry (SRM). Selain buku ini, Jim Petersen juga menulis buku Church Without Walls (NavPress, 1992) dan Lifestyle Discipleship (NavPress, 1993). Ia dan istrinya dikaruniai 4 orang anak: Michelle, Todd, Raquel, dan Rochelle.