29 April 2012

Resensi Buku-165: BATAS-BATAS IMAN (Prof. Ruth A. Tucker, Ph.D.)

Kehidupan di dalam iman Kristen bukanlah sebuah kehidupan yang tanpa masalah dan selalu mulus, namun penuh dengan berbagai macam pergumulan entah itu pergumulan yang bersifat theologis-filosofis, praktis, maupun emosional, misalnya: digoncang oleh berbagai filsafat dan sains modern yang meragukan Kekristenan, ditinggal orang yang dikasihi, mengalami berbagai macam penderitaan, maupun dikecewakan oleh pendeta/orang Kristen lain. Jangan heran, seorang Charles Templeton yang dahulu seorang penginjil dan rekan Billy Graham menjadi seorang atheis. Bagaimana kita sebagai orang Kristen menghadapi semua tantangan itu dan bagaimana pula menguatkan orang Kristen lain yang menghadapi berbagai macam pergumulan iman tersebut?

Temukan jawabannya dalam:
Buku
BATAS-BATAS IMAN
Bagaimana Tetap Beriman Saat:
*  Tertimpa Musibah
* Ditinggal Orang yang Dikasihi
* Dikecewakan Gereja
* Digoncang Penemuan dan Pengetahuan yang Meragukan Tuhan

oleh: Prof. Ruth A. Tucker, Ph.D.

Penerbit: Insight, PMBR Andi, 2005

Penerjemah: Widi Herijati dan Dono Sunardi.



Di dalam bukunya Batas-batas Iman, Dr. Ruth A. Tucker tidak hendak melemahkan iman kita, tetapi sedang memaparkan bahwa perjalanan iman Kristen adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan pergumulan dan pergumulan itu bukanlah pergumulan sepele. Di dalam buku ini, ada 3 bagian. Bagian 1 yang terdiri dari 5 bab memaparkan pengalaman pribadi Dr. Tucker, Charles Templeton, dll tentang pergumulan iman mereka dalam mencari dan mengenal Allah. Di bagian 2, Dr. Tucker mencoba menganalisis berbagai pergumulan tersebut, misalnya: ditinggal anak yang terkasih (pengalaman Dr. Nicholas Wolterstorff), mengalami berbagai musibah, dikecewakan oleh orang Kristen yang munafik, digoncang oleh filsafat dan berbagai penemuan sains, dll. Melalui pengalaman pribadinya dan pengalaman dari orang Kristen lain, Dr. Tucker menjelaskan bahwa pergumulan iman tersebut dapat mengakibatkan seseorang meninggalkan iman Kristen atau bisa juga justru menguatkan iman Kristen. Jangan heran, seorang yang dulunya berapi-api melayani Tuhan akhirnya meninggalkan iman Kristen bahkan bisa mendorong orang lain untuk menjadi atheis (Dr. Tucker menyebutnya “misionaris” atheis/ketidakpercayaan). Hal ini dibahasnya di bagian 3 bukunya di bab 11 dan 12. Lalu, apakah iman Kristen dapat dipercaya? Pada bagian 3 di bab 13 dan 14, Dr. Tucker mencerahkan pikiran kita bahwa ada sisi iman Kristen yang merupakan misteri yang perlu kita sadari dan misteri itulah wilayah iman yang tidak bisa dianalisis dengan pikiran kita. Tugas kita bukan menjelaskan secara rasional misteri tersebut, namun menerimanya dengan iman. Biarlah melalui buku ini, kita boleh bersyukur kepada Allah tentang iman Kristen kita yang sungguh-sungguh agung, paradoks, namun tetap misteri.



Profil Dr. Ruth A. Tucker:
Prof. Ruth A. Tucker, B.A., M.A., Ph.D. lahir di Spooner, Wisconsin pada tanggal 17 Juli 1945. Beliau pernah menjadi Associate Professor of Missions di Calvin Theological Seminary, U.S.A. dari tahun 2000-2006. Beliau menyelesaikan studi Bachelor of Arts (B.A.) dalam bidang Sejarah di LeTourneau University, Longview, Texas; Master of Arts (M.A.) dalam bidang American Studies di Baylor University, Waco, Texas; dan Doctor of Philosophy (Ph.D.) dalam bidang Sejarah di Northern Illinois University, DeKalb, Illinois, U.S.A. Beliau menikah dengan John Worst pada tanggal 28 Agustus 2004 dan dikaruniai 1 orang anak: Carlton Rand Tucker, (yang lahir: 13 Juli 1974) serta seorang cucu: Kayla Tucker (yang lahir: 19 Juni 1996). Beliau adalah anggota jemaat di La Grave Avenue Christian Reformed Church.