29 June 2014

Resensi Buku-274: MURID RADIKAL YANG MENGUBAH DUNIA (Rev. DR. JOHN R. W. STOTT, C.B.E.)


“Misi” adalah salah satu kata yang sering diperdebatkan dalam Kekristenan. Ada yang menafsirkannya sebagai misi penginjilan, sedangkan yang lain menafsirkannya sebagai misi sosial. Apa kata Alkitab berkaitan dengan misi?

Temukan jawabannya dalam:
Buku
CHRISTIAN MISSION IN THE MODERN WORLD
(MURID RADIKAL YANG MENGUBAH DUNIA)

oleh: Rev. DR. JOHN R. W. STOTT, C.B.E.

Prakata: Ajith Fernando, D.D.

Penerbit: Literatur Perkantas Jatim, Surabaya, 2013

Penerjemah: Tim Literatur Perkantas Jatim



Di dalam buku ini, Rev. Dr. John Stott mengajar kita tentang prinsip-prinsip misi yang Alkitabiah di zaman modern ini. Prinsip-prinsip tersebut terbagi menjadi 5 poin utama yang akan beliau jelaskan, yaitu: misi, penginjilan, dialog, keselamatan, dan konversi. Di poin 1, Dr. Stott menjelaskan bahwa misi Alkitabiah mencakup misi penginjilan dan misi sosial. Tidak ada dikotomi di antara keduanya. Meskipun tidak ada dikotomi antara misi penginjilan dan misi sosial, Dr. Stott tetap mengingatkan kita bahwa panggilan Kekristenan yang terpenting tetap adalah memberitakan Injil, maka di bab 2, Dr. Stott menjelaskan pentingnya penginjilan di dalam Kekristenan yang meliputi 5 unsur: peristiwa-peristiwa Injil (peristiwa kematian dan kebangkitan Kristus yang historis sekaligus menentukan dan mendatangkan keselamatan), saksi-saksi Injil (pembuktian keaslian para pemberita Injil mula-mula yaitu para rasul), penegasan-penegasan dari Injil (otoritas Injil), janji-janji Injil (apa yang Kristus tawarkan sekarang dan yang memang Ia janjikan kelak bagi mereka yang percaya kepada-Nya), dan tuntutan-tuntutan Injil (yaitu bertobat). Kemudian, Dr. Stott menjelaskan bahwa penginjilan adalah pemberitaan Injil yang membawa orang kembali kepada Kristus dan men-Tuhan-kan-Nya. Penginjilan bisa dilakukan dengan berbagai macam cara, termasuk salah satunya melalui dialog. Oleh karena itu, di bab 3, Dr. Stott menjelaskan natur dialog yang benar sesuai dengan Alkitab. Beliau mengajak kita kembali kepada pengajaran Alkitab tentang makna dialog yang sesungguhnya yaitu dialog yang menekankan berita Injil tanpa kompromi dan menolak metode dialog yang terlalu ekstrem yang mengompromikan Injil. Di bagian akhir bab ini, beliau memberi contoh dari beberapa misionaris tentang dialog dengan orang-orang non-Kristen: Hindu, Islam, dan sekuler. 
Di dalam dialog, kita mengajak orang-orang non-Kristen kembali kepada Kristus dan tunduk kepada-Nya. Itulah jalan keselamatan yang akan diuraikan oleh Dr. Stott di Bab 4. Keselamatan bukan hanya sekadar kesembuhan fisik atau pembebasan politik, tetapi yang terpenting adalah pembebasan manusia dari dosa. Itulah yang Alkitab ajarkan. Kemudian, Dr. Stott menjelaskan natur keselamatan yang merupakan proses yang terus berlanjut hingga kekekalan nantinya. Sebagaimana telah dibahas di bab 2, penginjilan bertujuan membawa sebanyak mungkin orang kembali kepada Kristus melalui konversi. Tema konversi ini dibahas Dr. Stott di bab 5. Meskipun banyak orang Kristen dan pemimpin gereja yang menolak konversi (yang diidentikkan dengan proselitisme—menarik masuk seorang yang telah beragama ke dalam agama lain), konversi tetap merupakan istilah yang penting di mana konversi dikaitkan dengan kelahiran baru. Ada 3 kaitan konversi dan kelahiran baru: regenerasi adalah tindakan Allah, sedangkan konversi adalah bagian manusia (kita bisa bertobat karena anugerah Allah); regenerasi adalah sesuatu yang terjadi tanpa kita sadari, sedangkan konversi umumnya disadari; dan regenerasi adalah karya Allah yang langsung jadi, sedangkan konversi adalah sebuah proses. Selain itu, inti dari konversi adalah mengajak orang-orang yang diinjili untuk menTuhankan Kristus dan bertobat, kemudian berpartisipasi di dalam keanggotaan gereja untuk bertumbuh, lalu bertanggung jawab di dalam hal-hal sosial dan budaya manusia, serta melihat karya Roh Kudus di dalam proses konversi. Biarlah buku ini dapat menjadi pedoman bagi kita untuk mengerti misi yang Alkitabiah dan mengaplikasikannya dalam kehidupan Kristen kita sehari-hari.



Endorsement:
“Tidak ada penulis Injili yang dapat membuat upaya lebih cermat dengan jelas dan berimbang dibandingkan John Stott. Yang disampaikannya secara segar dan mencerahkan.”
World Vision



Profil Rev. DR. JOHN R. W. STOTT:
(alm.) Rev. DR. JOHN ROBERT WALMSLEY STOTT, CBE adalah seorang pemimpin Kristen dari Inggris dan pendeta gereja Anglikan yang tercatat sebagai seorang pemimpin dari gerakan Injili di seluruh dunia. Beliau terkenal sebagai salah seorang penulis terpenting dari the Lausanne Covenant pada tahun 1974. Beliau lahir di London pada tahun 1921 dari Sir Arnold dan Lady Stott. Stott belajar modern languages di Trinity College, Cambridge di mana beliau lulus dengan dua gelar dalam bidang bahasa Prancis dan Theologi. Di universitas, beliau aktif di the Cambridge inter-collegiate Christian Union (CICCU).
Setelah ini, beliau berpindah ke Ridley Hall Theological College (juga the University of Cambridge) sehingga beliau dapat ditahbiskan menjadi pendeta Anglikan pada tahun 1945 dan menjadi pembantu pendeta di the Church of All Souls, Langham Place (1945-1950) (website: www.allsouls.org) kemudian Pendeta (1950-1975). Beliau dipilih menjadi Pendeta bagi Ratu Inggris Elizabeth II (1959-1991) dan Pendeta luar biasa pada tahun 1991. Beliau menerima CBE pada tahun 2006 dan menerima sejumlah gelar doktor kehormatan dari sekolah-sekolah di Amerika, Inggris dan Kanada. Salah satunya adalah Lambeth Doctorate of Divinity pada tahun 1983.