30 November 2014

Resensi Buku-296: "THE FIGHT: Buku Pegangan Prakts bagi Kehidupan Kristiani" (John White)

Setelah bertobat dan menerima Kristus, kita sebagai orang Kristen pasti menjalani kehidupan Kristiani sehari-hari. Apa yang menjadi pedoman kita dalam menjalani kehidupan Kristen tersebut?

Temukan jawabannya dalam:
Buku
THE FIGHT:
Buku Pegangan Praktis bagi Kehidupan Kristiani

oleh: John White

Penerbit: Yayasan Gloria Graffa, Yogyakarta

Penerjemah: Arie Saptaji



Di dalam buku ini, John White mengarahkan kita untuk menjalani kehidupan Kristiani yang berpusat pada kedaulatan Allah dan firman-Nya. Sebagai permulaan, di bab 1, beliau mengarahkan kita untuk memahami siapakah orang Kristen sesungguhnya dengan menjelaskan status baru kita di hadapan Tuhan yaitu pembenaran dan kelahiran baru (regenerasi) yang membuat kita menjadi manusia baru dan menjadi warga negara Kerajaan Sorga (selain menjadi warna negara kerajaan dunia) dan efeknya bagi hubungan kita dengan Tuhan, sesama, dan iblis. Setelah mengerti status, kita diarahkan White untuk menjalani kehidupan Kristen dengan disiplin-disiplin rohani, yaitu doa yang merupakan sarana Allah mencari manusia dan kita berada di dalam hadirat-Nya. Selain doa, kita juga perlu mempelajari dan merenungkan firman Tuhan. Setelah doa dan firman Tuhan memperlengkapi kita, maka kita diutus menjadi saksi-Nya yang memimpin orang kepada Kristus. Namun di dalam kehidupan kita, kita pasti mengalami pencobaan yang terdiri dari hawa nafsu kedagingan, keinginan mata, dan keangkuhan hidup yang perlu kita lawan dengan firman-Nya. Di tengah pencobaan itu, kita harus memiliki iman yang merupakan tanggapan manusia terhadap karya Allah yang memberi anugerah dengan terus berpegang teguh pada janji-Nya yang memberikan damai sejahtera tatkala kita menderita. Status yang baru mengakibatkan kita juga menyadari bahwa hubungan kita dengan sesama itu berubah tanpa meninggalkan hubungan kita yang terutama dengan Kristus: kita menjadi makin saling mengasihi antar sesama saudara seiman di dalam Kristus dan juga tentunya keluarga biologis. Tetapi ketika keluarga biologis kita menyuruh kita mengkhianati Kristus, hendaklah kita tidak boleh melakukannya. Mengasihi keluarga biologis tidak sama dengan mengompromikan iman! Di dalam kehidupan Kristen, kita juga memerlukan bimbingan Tuhan di dalam memilih sesuatu, tetapi hendaknya sadarilah bahwa bimbingan-Nya itu bukan bimbingan mistik di mana Tuhan berkata langsung kepada kita atau Tuhan memberi tanda seperti Gideon, tetapi bimbingan-Nya itu datang melalui belajar firman-Nya, mengetahui kehendak-Nya, dan meminta nasihat dari saudara seiman, namun keputusannya tetap di tangan kita. Selain itu, kita juga harus mengingat pentingnya kekudusan di dalam menjalani kehidupan kita yang merupakan peran Allah dan manusia. Kekudusan bukan sekadar tidak boleh ini dan itu, tetapi juga aktif positif melakukan kebaikan positif yang dikehendaki-Nya. Kekudusan ini mengarahkan kita untuk memerangi rutinitas yang membosankan, tetapi tetap menjalani keseharian kita dengan takut akan Allah. Di bab terakhir, White mengingatkan kita bahwa di dalam dunia, kita harus dan pasti mengalami peperangan yang melawan: dunia, kedagingan, dan iblis, maka tugas kita bukan malas bertempur, tetapi dengan giat berperang melalui ketaatan pada Panglima kita yaitu Roh Kudus. Biarlah buku sederhana ini dapat memimpin kita untuk makin setia mengikuti-Nya dan taat pada firman-Nya di dalam kehidupan kita sehari-hari.



Profil penulis:
John White lahir di Liverpool, Inggris tanggal 5 Maret 1924 dan dibesarkan di Manchester. Pada 25 Juni 1955, Beliau menikah dengan Laureate May O’Hara. Dari tahun 1955, beliau melayani sebagai misionaris medis dengan New Tribes Mission dan kemudian beliau dipilih menjadi associate general secretary dari the International Fellowship of Evangelical Students of Latin America. Beliau pindah ke Kanada dengan keluarganya pada tahun 1965. Beliau kemudian terpindah menjadi associate professor of psychiatry  di University of Manitoba dan melayani secara lokal sebagai pendeta di Church of the Way. Beliau menulis 25 buku, beberapa artikel, dan penuntun studi. Beliau juga pembicara yang banyak dicari dan pengajar di gereja-gereja di konferensi-konferensi dan acara-acara kepemimpinan. Selama sisa hidupnya, beliau pindah ke Vancouver, British Columbia, beliau menolong untuk menanam gereja Vineyard (Surrey Vineyard) dan terlibat dalam Vineyard Christian Fellowship. Beliau meninggal tahun 2002, tetapi pelayanan tulisan-tulisan beliau tetap ada hingga sekarang di mana buku-bukunya telah dicetak lebih dari 1,5 juta.

23 November 2014

Resensi Buku-295: MESSY SPIRITUALITY (Rev. Michael Charles Yaconelli)

Iman Kristen bukan hanya mementingkan pengajaran Alkitab saja, tetapi juga kerohanian, karena tanpa kerohanian, apa yang kita pelajari tentang Alkitab adalah sia-sia belaka. Namun pertanyaannya, kerohanian seperti apa yang Alkitabiah?

Temukan jawabannya dalam:
Buku
MESSY SPIRITUALITY
(KEROHANIAN YANG KACAU)

oleh: (alm.) Rev. Michael Charles Yaconelli

Penerbit: OMID Publishing House, Jakarta

Penerjemah: Devi Sutarsi



Di dalam buku ini, Rev. Michael Charles Yaconelli membuka pikiran kita tentang makna kerohanian yang normal. Tesis utama buku ini adalah kerohanian Kristen bukan kerohanian yang langsung jadi, tetapi suatu proses. Di dalam theologi, kita mengenal istilah “pengudusan terus-menerus” (progressive sanctification). Konsep inilah yang terus diuraikan Rev. Michael di dalam setiap babnya. Di bagian kata pengantar, terdapat tulisan istri beliau yang bernama Karla Yaconelli yang mengomentari sosok Rev. Michael, suaminya. Kemudian di awal babnya, beliau menguraikan pengalaman beliau sendiri baik pada waktu kuliah theologi hingga melayani Tuhan penuh waktu. Pada saat itu, beliau menyadari bahwa beliau banyak dicap tidak rohani, dll oleh orang Kristen lain, karena beliau kurang rajin berdoa, kurang rajin baca Alkitab, dll. Dari situ, beliau memaparkan bahwa bagi banyak orang Kristen, kerohanian adalah sesuatu yang langsung jadi dan tanpa protes: tidak boleh ada kekhawatiran, ketakutan, dll, padahal Alkitab justru mengajarkan bahwa kerohanian itu adalah sebuah proses terus-menerus berpaut pada Allah dan membenci dosa. Kerohanian yang berproses ini ditandai dengan seringnya kita jatuh bangun dalam iman. Ketika kerohanian kita naik turun itulah, kita merasakan Allah ada di dalamnya dan memimpin kita. Itulah anugerah Allah yang tak terbatas bagi umat-Nya. Anugerah Allah ini yang menyadarkan kita bahwa di dalam proses, kita ditopang-Nya dan terus dikasihi-Nya, sehingga kita makin hari makin bertumbuh, meskipun pertumbuhan itu tidak harus merupakan pertumbuhan yang besar. Di bagian akhir buku ini, beliau menantang para pembaca untuk merenungkan dan mengalami anugerah dan kasih Allah yang begitu besar dan melampaui akal budi manusia di dalam kerohanian yang serba kacau.



Profil penulis:
(alm.) Rev. Michael Charles Yaconelli (24 Juli 1942 – 30 Oktober 2003) adalah pemilik dan salah satu pendiri organisasi Youth Specialities dan penulis buku Dangerous Wonder. Beliau telah melayani selama 40 tahun sebagai gembala jemaat dan pelayan bagi kalangan pelajar/mahasiswa.

16 November 2014

Resensi Buku-294: GEREJA: Zaman Perjanjian Baru dan Masa Kini (diedit oleh: Rev. Prof. D. A. Carson, Ph.D.)

Setiap orang Kristen pasti pernah pergi ke gereja, namun sayangnya mereka kurang mengerti definisi gereja, sifat-sifatnya, dan segala hal tentang gereja. Bagaimana agar orang Kristen dapat mengerti segala hal tentang gereja? Apa kaitan gereja Perjanjian Baru dengan masa kini?

Temukan jawabannya dalam:
Buku
GEREJA: Zaman Perjanjian Baru dan Masa Kini

diedit oleh: Rev. Prof. D. A. Carson, Ph.D.

Penerbit: Gandum Mas, Malang, 1997



Di buku ini terdapat 7 bab dengan 7 orang penulis. Di bab 1, Dr. Edmund P. Clowney menjabarkan definisi gereja diambil dari perspektif PL dan PB di mana gereja adalah suatu kumpulan, tubuh Kristus, dll. Kemudian di bab 2, Dr. Peter O’Brien menjabarkan tentang penekanan gereja sebagai persekutuan surgawi zaman akhir di mana gereja lebih bersifat rohani. Bagaimana dengan ibadah gereja? Di bab 3, Dr. Rusell R. Shedd menjelaskan tentang ibadah dalam gereja Perjanjian Baru dan kaitannya dengan ibadah Perjanjian Lama serta relevansinya bagi gereja Kristen di zaman sekarang. Di dalam persekutuan tubuh Kristus, Alkitab PB mengajarkan tentang karunia-karunia Roh yang diberikan kepada masing-masing jemaat untuk membangun tubuh Kristus. Apa saja karunia-karunia itu? Apakah karunia-karunia itu masih berlaku hingga sekarang? Di bab 4, Dr. Ronald Y. K. Fung menjabarkan pelayanan dalam PB khususnya tentang karunia-karunia Roh. Gereja juga memiliki mandat khusus yaitu memberitakan Injil. Bagaimana cara gereja memberitakan Injil dengan tepat? Bagaimana Alkitab menyoroti kontekstualisasi? Di bab 5, salah satu pakar PB ternama, Dr. D. A. Carson mengajar kita tentang perspektif Alkitabiah lengkap dengan eksegese yang teliti mengenai kontekstualisasi. Bagaimana gereja meresponi kondisi luar, seperti sinkretisme, sekularisme, dan penganiayaan? Dua bab terakhir mengajar kita tentang hal ini. Di bab 6, Dr. Sunand Sumithra mengajar kita bahwa Kekristenan yang Alkitab jelas menolak sinkretisme yang mencampuradukkan semua agama dan sekularisme. Dan di bab 7, Dr. David H. Adeney memimpin kita untuk menelusuri penganiayaan baik dari gereja PB hingga sekarang dan relevansinya bagi gereja Kristen di zaman ini



Profil para penulis:
(alm.) Prof. Edmund Prosper Clowney, D.D. (30 Juli 1917 – 20 Maret 2005) adalah mantan direktur Westminster Theological Seminary, sekarang menulis dan melayani sebagai penatua pengajar di Trinity Presbyterian Church, Charlottesville, Virginia, U.S.A.  Beliau menyelesaikan studi Bachelor of Arts (B.A.) di Wheaton College pada tahun 1939; Bachelor of Theology (Th.B.) di Westminster Theological Seminary pada tahun 1942; Master of Sacred Theology (S.T.M.) di Yale Divinity School pada tahun 1944; dan dianugerahi gelar Doctor of Divinity (D.D.) dari Wheaton College pada tahun 1966. Beliau menikah dengan Jean Granger Wright (lahir: 17 Februari 1920) pada tanggal 30 Agustus 1942 dan dikaruniai 5 orang anak. Beliau menulis beberapa buku, antara lain:
Preaching and Biblical Theology
Called to the Ministry
Christian Meditation
Doctrine of the Church
The Message of I Peter: The Way of the Cross (The Bible Speaks Series)
The Unfolding Mystery: Discovering Christ in the Old Testament 
Preaching Christ in All of Scripture 
The Church (Contours of Christian Theology)
How Jesus Transforms the Ten Commandments

Rev. Prof. Peter T. O’brien, Ph.D., Th.D. adalah Kepala Departemen Perjanjian Baru dan Wakil Kepala Sekolah di Moore Theological College dan dosen bidang Perjanjian Baru di University of Sydney. Saat ini beliau menjadi Emeritus Faculty di Moore Theological College. Beliau ditahbiskan sebagai diaken (1961) dan pendeta (1962) di Anglican Church of Australia, daerah keuskupan Sydney. Selain itu, beliau melayani sebagai wakil presiden di the Church Missionary Society of Australia. Beliau meraih gelar Licentiate in Theology (Th.L.) Honours 1 dari Australian College of Theology; Bachelor of Divinity (B.D.) Honours dari University of London pada tahun 1961; Diploma Honours dari Moore College pada tahun 1961; dan Doctor of Philosophy (Ph.D.) dari University of Manchester pada tahun 1971. Beliau dianugerahi gelar Doctor of Theology (Th.D.) dari Australian College of Theology pada tahun 2002. Beliau menulis beberapa buku antara lain:
Introductory Thanksgivings in the Letters of Paul (Supplement to Novum Testamentum, 49), (Leiden: E.J. Brill,  1977).
Colossians, Philemon (Word Biblical Commentary, 44) (Waco, Texas: Word, 1982)
Joint Editor, God Who is Rich in Mercy: Studies presented in honour of D.B.Knox (Sydney: Anzea, 1986)
Understanding the Basic Themes of Colossians, Philemon (Quick Reference Bible Topics) (Dallas: Word, 1991).
Commentary on Philippians (New International Greek Testament Commentary) (Exeter: Paternoster/Grand Rapids: Eerdmans, 1991).
Consumed by Passion.  Paul and the Dynamic of the Gospel (Homebush West, NSW: Lancer, 1993).  The Annual Moore College Lectures for 1992.  (Published as Gospel and Mission in the Writings of Paul [Grand Rapids: Baker, 1995]).
Editor God’s Mission and Ours: The challenge of telling the nations (Adelaide: Openbook, 1999).
The Letter to the Ephesians (Pillar New Testament Commentary) (Grand Rapids: Eerdmans/Leicester: Apollos, 1999). Translated into Chinese 2009.
P. Bolt and M. Thompson, eds., The Gospel to the Nations: Perspectives on Paul’s Mission. In honour of Peter T. O’Brien (Leicester/Downers Grove: Apollos/Intervarsity, 2000).
Co-author with Andreas J. Köstenberger, Salvation to the Ends of the Earth: A biblical theology of mission (New Studies in Biblical Theology, 11) (Leicester/Downers Grove: Apollos/Intervarsity, 2001).
Joint editor with D. A. Carson and Mark A. Seifrid, Justification and Variegated Nomism: A Fresh Appraisal of Paul and Second Temple Judaism. Vol. 1. The Complexities of Second Temple Judaism (WUNT 2:140; Tübingen/Grand Rapids: Mohr Siebeck/Baker, 2001). Christianity Today 2002 Book Award Winner.
Joint editor with D. A. Carson and Mark A. Seifrid, Justification and Variegated Nomism: A Fresh Appraisal of Paul and Second Temple Judaism. Vol. 2: The Paradoxes of Paul (WUNT 2:181; Tübingen/Grand Rapids: Mohr Siebeck/Baker, 2004).
The Letter to the Hebrews (Pillar New Testament Commentary)  (Grand Rapids/Nottingham: Eerdmans/Apollos, 2010). (Translated into Chinese, 2013

Dr. Russell R. Shedd adalah Profesor Perjanjian Baru di Faculdade Teologica Batista de Sao Paulo.

Prof. Ronald Y. K. Fung, Ph.D. adalah honorary research fellow di The Divinity School, Chinese University of Hong Kong.  Beliau menyelesaikan studi B.A. di Hong Kong University; B.D. di London; A.L.B.C. di London Bible College; Master of Theology (Th.M.) di Fuller Theological Seminary, U.S.A.; dan Ph.D. bidang Perjanjian Baru di University of Manchester. Beliau telah menulis tafsiran Surat Galatia dalam bahasa Mandarin dan menulis beberapa artikel di dalam buku seri Dictionary of Paul and His Letters.

Rev. Prof. D. A. Carson, Ph.D. adalah Profesor Riset Perjanjian Baru di Trinity Evangelical Divinity School, Deerfield, Illinois, U.S.A. Beliau juga adalah anggota dari: the Tyndale Fellowship for Biblical Research, the Society of Biblical Literature, the Evangelical Theological Society, the Canadian Society of Biblical Studies, dan the Institute for Biblical Research. Beliau juga dahulu mendirikan GRAMCORD Institute, sebuah institusi riset dan pendidikan yang didesain untuk mengembangkan dan mempromosikan tools komputer bagi riset Alkitab, khususnya berfokus pada bahasa-bahasa asli. Beliau menyelesaikan studi Bachelor of Science (B.S.) dalam bidang Kimia di McGill University; Master of Divinity (M.Div.) di Central Baptist Seminary di Toronto; dan Ph.D. dalam bidang Perjanjian Baru di Cambridge University. Beliau juga menulis atau mengedit beberapa buku, di antaranya: The Sermon on the Mount (Baker 1978), Exegetical Fallacies (Baker 1984), Matthew (Zondervan 1984), From Triumphalism to Maturity (Baker 1984), Showing the Spirit (Baker 1987), How Long, O Lord? Reflections on Suffering and Evil (Baker 1990), The Gospel According to John (Eerdmans 1991), A Call to Spiritual Reformation (Baker 1992), New Testament Commentary Survey, 6th ed. (Baker 2006) and Becoming Conversant with the Emerging Church (Zondervan, 2005). Buku yang beliau tulis berjudul The Gagging of God: Christianity Confronts Pluralism (Zondervan 1996) telah memenangkan the 1997 Evangelical Christian Publishers Association Gold Medallion Award dalam kategori “theologi dan doktrin.” Beliau dan istri, Joy, tinggal di Libertyville, Illinois. Mereka memiliki dua orang anak.

(alm.) Sunand Sumithra, D.Theol. adalah mantan dosen di Union Biblical Seminary, Pune dan sekarang Sekretaris Eksekutif di Theological Commission of the World Evangelical Fellowship. Beliau menyelesaikan studi Doctor of Theologie (D.Theol.) di University of Tuebingen, Jerman. Beliau telah meninggal di Bangalore, India pada tanggal 12 Mei 2006

Rev. David Howard Adeney, M.A. (3 November 1911—11 Mei 1994) adalah Profesor bidang Misi Kristen di New College, Berkeley, California dan Pendeta di Overseas Missionary Fellowship (OMF). Beliau menyelesaikan studi M.A. dalam bidang Theologi dan Sejarah di Queens' College, Cambridge, UK.

12 November 2014

Buku ke-32: "GEREJA KATOLIK: Perspektif Theologi Reformed" (Denny Teguh Sutandio)

Gereja Katolik (Roma) merupakan salah satu agama yang cukup berkembang di dunia. Agama ini telah mempengaruhi cukup banyak orang termasuk orang-orang yang beragama Kristen Protestan. Apa yang membuat banyak orang memilih untuk menganut Katolisisme? Apa yang diajarkan dalam Gereja Katolik? Bagaimana Alkitab dalam perspektif theologi Reformed memandang Gereja Katolik dan ajaran-ajarannya?

cover depan buku GEREJA KATOLIK.jpgTemukan jawabannya dalam:
Buku
GEREJA KATOLIK:
Perspektif Theologi Reformed”

oleh: Denny Teguh Sutandio


Penerbit: Sola Scriptura

Harga: Rp 110.000, 00/buku
+ ongkos kirim (tergantung lokasi)



Berminat?
Segera dapatkan buku ini dengan membelinya di:
Denny Teguh Sutandio (0878-5187-3719)


NB:
Buku akan dikirimkan ke alamat pemesan setelah pemesan melakukan transfer biaya pesanannya paling lambat satu minggu setelah pemesan mendapat SMS balasan dari saya.



Apa kata mereka tentang buku ini?
Kekuatan dari buku ini terletak pada niat yang baik untuk mempresentasikan ajaran-ajaran Katolik seobjektif mungkin... Menurut saya buku ini berhasil menawarkan sebuah analisa yang tegas tetapi sejuk dari perspektif Theologi Reformed. ... Buku ini patut dibaca oleh banyak orang Kristen, baik Protestan maupun Katolik.
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M.
Gembala Sidang Gereja Kristus Rahmani Indonesia (GKRI) Exodus, Surabaya

“Denny menunjukan argumen ... yang persuasif pada sikap Theologi Reformed ketika memandang Gereja Katolik, bukan bersifat kompromi melainkan evaluasi dan kritik. Buku ini sangat layak dijadikan referensi perbandingan keimanan antara Kristen dan Katolik dalam mata kuliah Theologi Agama-Agama.”
Ev. Halim Wiryadinata, Th.M. (UK), M.M.
Ketua dan Pengampu Theologi Perjanjian Baru di Sekolah Tinggi Theologi Pelita Bangsa, Jakarta

“Upaya mengupas Gereja Katolik secara komprehensif, analitis, dan kritis, namun tetap mempertahankan objektifitas adalah hal yang sulit dan langka; apalagi dilakukan dari perspektif Theologi Reformed. ... Kedalaman akademik yang dikombinasikan dengan paparan yang lugas serta bahasa yang sederhana membuat buku ini dapat dinikmati dan menjadi berkat bukan saja bagi para hamba Tuhan/mahasiswa Sekolah Theologi, tetapi juga pemimpin/aktivis awam.”
Pdt. Robbyanto Notomihardjo, Ph.D. (Cand.)

Gembala Sidang Family Harvest Christian Fellowship, Hacienda Heights, CA, U.S.A.

09 November 2014

Resensi Buku-293: THE SACRED SEARCH (Rev. Gary L. Thomas, D.D.)

Dunia kawula muda identik dengan pencarian identitas diri yang salah satunya ditandai dengan masa pacaran lalu diakhiri dengan pernikahan, namun sering kali pernikahan mereka tidak bahagia karena mereka kurang memahami prinsip mencari pasangan hidup yang berkenan di hadapan Allah. Bagaimana caranya mencari pasangan hidup yang tepat di hadapan Allah?

Temukan jawabannya dalam:
Buku
THE SACRED SEARCH:
Pencarian Pasangan Hidup yang Kudus

oleh: Rev. Gary L. Thomas, D.D.

Penerbit: Literatur Perkantas Jatim, Surabaya, 2013

Penerjemah: Paksi Ekanto Putro



Di dalam bukunya, Rev. Dr. Gary L. Thomas menuntun kita untuk mengerti bahwa pernikahan bukan sekadar dengan siapa yang kita menikah, tetapi mengapa kita menikah. Beliau memulai menjelaskan bagian ini dengan memaparkan bahwa pacaran bukan sekadar perasaan chemistry, karena perasaan itu akan hilang tatkala kita menikah nantinya. Oleh karena itu, Dr. Thomas menyarankan kita untuk tidak terus menekankan perasaan itu lagi dan mencoba membangun pengertian prinsip mencari pasangan hidup yang tepat di hadapan Allah yaitu mencari Allah dan kehendak-Nya. Dengan kata lain, Dr. Thomas mengajar kita untuk mencari sole mate (bukan sekadar soul mate) yang berpusat pada Allah. Dari mana kita mendapatkan sole mate itu? Beberapa orang Kristen menafsirkan bahwa sole mate itu dari Allah dengan mengutip contoh Ishak dan Ribka, lalu mereka menjadi seorang yang pasif menunggu pasangan itu datang sendiri kepada kita. Dr. Thomas menolak konsep ini dan menyarankan para pembicara untuk aktif mencari pasangan kita dengan pertolongan Allah. Lalu, beliau mengarahkan kita untuk menentukan termasuk gaya manakah Anda di dalam mencari pasangan: apakah Anda mencari pasangan yang rohani atau sekadar cantik, dll? Dari gaya ini, mari kita memikirkan bersama, bahwa untuk melangkah ke pernikahan, tidak cukup bermodal cantik, tetapi kita bisa tepat menjadi suami atau istri serta orangtua bagi anak-anak kita. Dari sini, Dr. Thomas mengarahkan kita untuk memikirkan tentang membangun sebuah pernikahan yaitu dengan bersama-sama: rendah hati, mengampuni, menangani konflik dengan cara yang sehat, berkomunikasi, berdoa, memiliki dan mempertahankan para kawannya. Demi membangun pernikahan ini, masing-masing kita harus sepakat dalam satu hal yaitu peran suami dan istri, apakah suami harus menjadi pemimpin atau suami dan istri memiliki peran yang sama dalam pernikahan. Hal lain yang perlu diperhatikan di dalam mencari pasangan adalah kita sedang mencari pelengkap, bukan seorang yang mirip seperti kita. Oleh karena itu, perlu berhati-hati di dalam mencarinya dan binalah komunikasi sedekat dan seintim mungkin serta mengenal masing-masing pribadi, sehingga kita tidak terkaget-kaget dengan kebiasaan atau cara hidup pasangan kita tatkala kita menikah nantinya. Bagaimana jika di dalam pacaran, kita tidak menemukan kecocokan dengan pasangan kita? Dr. Thomas menyarankan kita agar tidak menikah dengan pasangan kita karena kasihan, tetapi menikahlah karena kita ingin menikah, sehingga jika kita menemukan ketidakcocokan dengan standar pilihan kita, maka segeralah putus dengan pasangan kita. Meskipun menyakitkan, itu lebih baik daripada menikahi pasangan kita dengan rasa kasihan. Akhir kata, Dr. Thomas menyarankan para pembaca yang single untuk benar-benar menggumulkan tentang mencari pasangan hidup yang mencari Allah dan kehendak-Nya, sehingga kita menjadi keluarga-keluarga Allah yang berkenan di hadapan-Nya.



Rekomendasi:
“Gary Thomas menepis mitos pencarian akan seorang soul mate dan menolong Anda untuk memilih seorang ‘sole mate’—seseorang yang akan ‘memercayakan hidupnya’ dalam kasih yang penuh kesetiaan. Buku yang berdasarkan pada Alkitab ini diperuntukkan bagi siapa pun yang ingin menjadi bijak dalam mencari seorang pasangan hidup bagi dirinya.”
Prof. Les Parrott III, Ph.D. dan Dr. Leslie Parrott
Pengarang buku Saving Your Marriage Before It Starts dan Profesor Psikologi Klinis sekaligus mendirikan the Center for Relationship Development di Seattle Pacific University dan Penulis Relationships dan Saving Your Marriage Before It Starts; Master of Arts (M.A.) dalam bidang Theologi dan Doctor of Philosophy (Ph.D.) dalam bidang Psikologi Klinis dari Fuller Theological Seminary, U.S.A.)

“Gary Thomas telah menghabiskan waktu berjam-jam bekerja bersama pria dan wanita muda di sepanjang perjalanan mereka menempuh jalur sulit kehidupan pernikahan di abad dua puluh satu. The Sacred Search akan menolong orang-orang yang merindukan pernikahan untuk dapat memperdalam iman, menghormati Allah, dan memberkati pasangan mereka nantinya di masa depan.”
Jim Daly, D.Litt. (HC)
Presiden Focus on the Family yang menyelesaikan studi Bachelor of Science (B.S.) dalam bidang Business Administration dari California State University, San Bernardino; Master of Business Administration (M.B.A.) dalam bidang International Business di Regis University in Denver; dan dianugerahi gelar Doctor of Letters (D.Litt.) dari Colorado Christian University, Denver.

“Kaum lajang, perhatian baik-baik. Gary memahami dunia pernikahan dan ingin menolong orang-orang yang merindukan pernikahan untuk sampai ke sana dengan penuh keyakinan dan rahmat.”
Lisa Anderson
Direktur Departemen Dewasa Muda Program Focus on the Family dan pembawa acara The Boundless Show (www.boundless.org)



Profil Rev. Dr. Gary L. Thomas:
Rev. Gary L. Thomas, M.C.S., D.D. (HC) adalah Writer in Residence di Second Baptist Church, pendiri sekaligus direktur dari The Center for Evangelical Spirituality, dan adjunct faculty di Western Seminary, Portland, Oregon, U.S.A. Beliau menyelesaikan studi Bachelor of Arts (B.A.) dalam bidang English literature di Western Washington University; Master of Christian Studies (M.C.S.) dengan konsentrasi dalam bidang Theologi Sistematika di Regent College, Vancouver, B.C., di mana beliau belajar di bawah Dr. J. I. Packer, dan pada tahun 2006, beliau dianugerahi gelar Doctor of Divinity (D.D.) dari Western Seminary di Portland, Oregon. Beliau telah menikah dan dikaruniai 3 orang anak. Mereka tinggal di Houston, Texas, U.S.A.

05 November 2014

Rekaman Khotbah Kebaktian Umum GKRI Exodus, Surabaya: "MENGHUJAT ROH KUDUS" (Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M.)

Di dalam Injil, kita menemukan ada dosa menghujat Roh Kudus. Apa maksudnya? Apakah orang Kristen dapat melakukan dosa ini?

Temukan jawabannya dalam:
Rekaman Khotbah
Kebaktian Umum GKRI Exodus, Surabaya:
“MENGHUJAT ROH KUDUS”

oleh: Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M.


dengan mendownload link di bawah ini:
https://www.dropbox.com/s/axrxgebsm1cx1pl/MENGHUJAT%20ROH%20KUDUS%20%28Pdt.%20YTH%2014%20Sept.%202014%29.wav?dl=0


Tolong sebarkan pesan ini kepada saudara/i Kristen lainnya agar mereka dapat mendapat berkat firman Tuhan ini. Terima kasih. Kiranya Tuhan memberkati.



02 November 2014

Resensi Buku-292: TUJUH HARI YANG MEMBAGI DUNIA (Prof. John C. Lennox, Ph.D., D.Phil., D.Sc.)

Konsep penciptaan adalah konsep yang telah lama diajarkan Alkitab sejak kitab Kejadian, namun pengertian konsep penciptaan sering kali menjadi perdebatan yang tak pernah habis. Apakah 6 hari penciptaan (ditambah hari terakhir di mana Allah beristirahat) dimengerti secara harfiah atau simbolis?

Temukan jawabannya dalam:
Buku
SEVEN DAYS THAT DIVIDE THE WORLD
(TUJUH HARI YANG MEMBAGI DUNIA):
Permulaan Dunia Menurut Kitab Kejadian dan Sains

oleh: Prof. John C. Lennox, Ph.D., D.Phil., D.Sc.

Penerjemah: Paksi Ekanto Putro

Penerbit: Literatur Perkantas Jawa Timur, Surabaya, 2013



Di Bab 1 bukunya, Dr. John C. Lennox memaparkan fakta perdebatan tak habis-habis antara konsep penciptaan yang memahami masing-masing hari penciptaan secara harfiah, simbolis, dan logis (bukan secara kronologis). Mana yang benar? Sebelumnya, di Bab 2, Dr. Lennox membahas prinsip dasar penafsiran Alkitab terakit dengan menafsirkan kitab Kejadian, di mana beliau menegaskan bahwa jangan menafsirkan Alkitab berpegang pada sains, nanti akibatnya seperti yang dilakukan oleh gereja Katolik Roma yang menghukum mati Galileo Galilei karena tidak setuju dengan dogma Katolik Roma bahwa matahari mengelilingi bumi. Di sisi lain, kita juga jangan mengabaikan sains, karena sains adalah respons manusia terhadap penyataan diri Allah secara umum. Lalu, perdebatan tentang usia bumi ini dijawab satu per satu oleh Dr. Lennox mulai Bab 3 di mana Dr. Lennox memahaminya secara harfiah sesuai dengan penafsiran PL khususnya Kitab Kejadian, namun proses di antara hari-hari tersebut dipercaya Dr. Lennox cukup panjang. Kemudian Di bab 4, Dr. Lennox mengkhususkan manusia sebagai ciptaan istimewa Allah dan dosa yang masuk ke dalam diri manusia. Dan di bab terakhir, Dr. Lennox memaparkan pesan-pesan dari kitab Kejadian 1 yang merupakan dasar cara pandang Kristen yaitu Penciptaan yang meliputi: adanya Allah sebagai permulaan segala sesuatu, Allah berbeda dari ciptaan-ciptaan-Nya, Allah sumber terang, hari Sabat, dll. Di bagian lampiran, terdapat 5 lampiran yang ditambahkan Dr. Lennox yang berisi: latar belakang singkat kitab Kejadian, pandangan bait kosmis, permulaan dunia menurut kitab Kejadian dan sains, apakah Kejadian 1 dan 2 merupakan 2 kisah kejadian, dan pandangan evolusi teistik. Biarlah melalui buku yang ditulis oleh ilmuwan dan orang Kristen yang taat ini, orang Kristen dapat mengerti konsep penciptaan yang Alkitabiah namun tidak meniadakan bukti-bukti sains.



Endorsement:
“Buku yang sangat bagus! Profesor Lennox jelas tahu ap yang ia bicarakan; ia juga memiliki kemampuan yang mengagumkan dalam membuat hal-hal yang rumit menjadi sederhana. Ini adalah buku terbaik yang bisa diperoleh dari ranah agama dan sains.”
Prof. Alvin Carl Plantinga, Ph.D.
Profesor Emeritus Filsafat John A. O’Brien di University of Notre Dame yang menyelesaikan studi Doctor of Philosophy (Ph.D.) di Yale University, U.S.A.

“Buku yang luar biasa dari John Lennox ini adalah buku yang telah saya nanti-nantikan untuk direkomendasikan! Pendekatannya terhadap Kejadian 1 dan 2 dalam hubungannya dengan sains modern dan budaya Timur Dekat kuno sangat mudah dimengerti, luas, berimbang, dan mendamaikan. Lennox telah menulis sebuah karya yang bijak dan kaya akan informasi, sehingga buku ini layak dibaca oleh banyak orang.”
Prof. Paul Copan, Ph.D.
Profesor dan Pledger Family Chair bidang Filsafat dan Etika di Palm Beach Atlantic University, West Palm Beach, Florida yang menyelesaikan studi Bachelor of Arts (B.A.) dalam bidang Studi Biblika di Columbia International University, Columbia, South Carolina; Master of Arts (M.A.) bidang Filsafat Agama dan Master of Divinity (M.Div.) di Trinity International University, Deerfield, Illinois, U.S.A.; dan Doctor of Philosophy (Ph.D.) bidang Filsafat Agama di Marquette University, Milwaukee, Wisconsin.

“Dengan caranya sendiri yang sulit ditiru, John Lennox berhasil membahas kontroversi yang panas ini dengan penuh kasih, humor, dan kerendahan hati. Dia mampu membedah argumen akademis yang ketat dan menyajikannya, dari sisi ilmiah maupun alkitabiahnya, dalam untaian kata yang menarik dan mudah dibaca. Saya telah belajar banyak dari rekan saya ini, Profesor Lennox, bagaimana menghadapi kritikus yang paling sulit dengan kasih dan keterusterangan. Saya yakin bahwa para pembaca akan mendapati bahwa karyanya ini sangat memuaskan. Dengan penuh antusiasi saya merekomendasikan buku ini.”
Ravi Zacharias, D.D. (HC), LL.D. (HC)
Presiden dari Ravi Zacharias International Ministries (RZIM) dan Distinguished Visiting Professor of Religion and Culture di Southern Evangelical Seminary, U.S.A. yang menyelesaikan studi Bachelor of Arts (B.A.) di University of New Delhi; Bachelor of Theology (B.Th.) di Ontario Bible College; M.Div. di Trinity Evangelical Divinity School, Deerfield, Illinois, U.S.A.; dan dianugerahi gelar: Doctor of Divinity (D.D.) baik dari Houghton College, NY, maupun dari Tyndale College and Seminary, Toronto dan Doctor of Laws (LL.D.) dari Asbury College di Kentucky.



Profil Dr. John C. Lennox:
Prof. John C. Lennox, Ph.D., D.Phil., D.Sc. adalah Profesor Matematika di the University of Oxford, Fellow in Mathematics and the Philosophy of Science, dan Pastoral Advisor di Green Templeton College, Oxford. Beliau juga adjunct Lecturer di Wycliffe Hall, Oxford University dan di the Oxford Centre for Christian Apologetics sekaligus melayani sebagai Senior Fellow di the Trinity Forum. Selain itu, beliau mengajar untuk Oxford Strategic Leadership Programme di the Executive Education Centre, Said Business School, Oxford University. Beliau mengenyam pendidikan di the Royal School Armagh, Northern Ireland dan menjadi Exhibitioner and Senior Scholar di Emmanuel College, Cambridge University di mana beliau menyelesaikan studi Master of Arts (M.A.), Master of Mathematics (M.Math.), dan Doctor of Philosophy (Ph.D.). Beliau telah bekerja selama bertahun-tahun di the Mathematics Institute di the University of Wales in Cardiff, sehingga beliau dianugerahi gelar Doctor of Science (D.Sc.) untuk riset yang beliau lakukan. Beliau juga meraih gelar M.A. dan Doctor of Philosophy (D.Phil.) dari Oxford University dan M.A. dalam bidang Bioethics dari the University of Surrey. Beliau pernah berdebat dengan Richard Dawkins tentang subjek: ‘The God Delusion’ di the University of Alabama (2007) dan ‘Has Science buried God?’ di the Oxford Museum of Natural History (2008). Selain itu beliau juga pernah berdebat dengan Christopher Hitchens tentang subjek: Atheisme Baru (Edinburgh Festival, 2008) dan pertanyaan ‘Is God Great?’ (Samford University, 2010) dan juga dengan Peter Singer tentang topik ‘Is there a God?’ (Melbourne, 2011). Selain buku “Tujuh Hari yang Membagi Dunia”, beliau juga menulis buku-buku lain, yaitu: God’s Undertaker: Has Science Buried God? (2009), God and Stephen Hawking, respons terhadap buku The Grand Design (2011), Gunning for God, yang membahas atheisme baru (2011). Beliau menikah dengan Sally dan dikaruniai 3 anak dan 5 cucu yang tinggal dekat Oxford.