21 July 2013

Resensi Buku-228: BECOMING A CONTAGIOUS CHRISTIAN (Rev. Bill Hybels dan Mark Mittelberg)

Sebutan “Kristen” berarti pengikut Kristus dan kita diperintahkan Kristus untuk menjadi garam dan terang dunia. Namun fakta mengatakan bahwa banyak orang Kristen yang tidak sungguh-sungguh mengikut Kristus, sehingga mereka pun tidak menggarami dan menerangi dunia sekitarnya. Lalu, bagaimana kita dapat menjadi para pengikut Kristus yang mempengaruhi dunia sekitar?

Temukan jawabannya dalam:
Buku
BECOMING A CONTAGIOUS CHRISTIAN
(Menjadi Orang Kristen yang Menular)


oleh:
Rev. William (Bill) Hybels, D.D. (HC)
dan
Mark Mittelberg, D.D. (HC)


Penerbit: Literatur Perkantas Jatim, Surabaya, 2012

Penerjemah: Slamat P. Sinambela dan Tim Literatur Perkantas Jawa Timur



Di dalam bagian 1 bukunya, Rev. Bill Hybels mengajar kita signifikansi kita menjadi orang Kristen yang menular. Lalu, beliau mengajar sebuah rumus untuk menjalankannya yaitu potensi tinggi (memperbaiki diri kita) + kedekatan hubungan (membina persahabatan) + komunikasi yang jelas (memberitakan Injil dengan benar dan tepat) = pengaruh yang maksimal. Keempat elemen dalam rumus ini dijelaskan satu per satu dalam 4 bagian selanjutnya di dalam bukunya. Potensi tinggi artinya kita harus memperbaiki diri kita sendiri sebelum kita dapat menjadi orang Kristen menular yaitu dengan menjadi orang Kristen yang menjadi diri sendiri baik dalam kepribadian maupun dalam batin, jujur mengakui kesalahan, sungguh-sungguh, mengasihi orang lain, dan berkorban. Membenahi diri tidaklah cukup harus disertai dengan membina persahabatan dengan orang lain. Setiap kita perlu mengetahui bagaimana berelasi dengan orang lain entah itu orang yang sudah kita kenal, orang yang sudah lama kita kenal, ataupun orang yang belum kita kenal sama sekali. Setelah itu, kita perlu mengetahui pendekatan persahabatan yang cocok dengan kita di mana Rev. Bill Hybels mengemukakan ada 6 pendekatan membina relasi dari Alkitab khususnya Perjanjian Baru, yaitu: pendekatan langsung ala Petrus, pendekatan intelektual ala Paulus, pendekatan kesaksian ala orang buta di Yohanes 9, pendekatan antar pribadi ala Matius, pendekatan undangan ala perempuan Samaria di Yohanes 4, dan pendekatan pelayanan ala Tabita di Kisah Para Rasul 9:36. Setelah membina relasi dengan orang lain, kita juga perlu memberitakan Injil dengan jelas kepada orang-orang tersebut. Sebelumnya, Rev. Bill Hybels menjelaskan dasar-dasar Injil untuk menguatkan kita dan orang lain yang kita injili. Kemudian, beliau mengajar kita tentang tips-tips mengomunikasikan Injil dengan jelas dan tepat bagi orang lain khususnya para pencari iman yang baru, salah satunya dengan tidak menggurui atau membuat orang lain terus memperhatikan kita yang berbicara. Dan terakhir, di dalam proses mengomunikasikan Injil tersebut, kita juga perlu mengetahui halangan apa saja yang membuat orang lain meragukan Injil, misalnya halangan intelektual atau moral, dll. Kita perlu mengetahui halangan-halangan tersebut dan mengatasinya, tetapi tentu saja dengan pimpinan Roh Kudus. Setelah mengikuti 3 elemen dalam rumus tersebut, maka hasilnya adalah pengaruh yang maksimal di mana kita bukan hanya belajar teori-teorinya, tetapi kita menjalankannya sendiri dan berusaha menginvestasikan hidup kita untuk menjadi orang Kristen yang menular. Meskipun ada sedikit prinsip dari Rev. Bill Hybels yang kurang saya setujui, namun saya tetap menghargai buku karya Rev. Bill Hybels ini menyadarkan saya agar menjadi orang Kristen yang menular di tengah-tengah dunia.



Rekomendasi:
“Apakah kasih Anda kepada Yesus menular? Itu bisa! Dalam buku ini, Bill Hybels menjelaskan bagaimana Anda bisa mengalami kesenangan hidup terbesar, dengan embawa teman atau orang yang Anda kasihi kepada Juruselamat.”
Dr. Luis Palau
(Penginjil Internasional)



Profil Rev. Bill Hybels dan Mark Mittelberg:
Rev. William (Bill) Hybels, D.D. (HC) adalah pendiri dan pendeta senior di Willow Creek Community Church di South Barrington, Illinois. Beliau juga pendiri dan ketua yayasan dari Willow Creek Association dan juga pencipta dari Global Leadership Summit. Beliau menamatkan studi Bachelor dalam bidang Studi Biblika di Trinity International University (TIU), dekat Chicago dan dianugerahi gelar Doctor of Divinity (D.D.) dari TIU’s Trinity Evangelical Divinity School, U.S.A.
Mark Mittelberg, M.A., D.D. (HC) adalah penulis, pembicara, dan ahli strategi penginjilan. Beliau menyelesaikan studi Master of Arts (M.A.) bidang Filsafat Agama di Trinity Evangelical Divinity School di Deerfield, Illinois dan dianugerahi gelar Doctor of Divinity (D.D.) dari Southern Evangelical Seminary di Charlotte, North Carolina. Beliau dan istrinya, Heidi dikaruniai 2 anak-anak remaja dan mereka tinggal dekat Denver, Colorado. Beliau adalah penulis buku “Building a Contagious Church”, “Choosing Your Faith ... In a World of Spiritual Options”, dll. Buku terbaru yang beliau tulis: “The Questions Christians Hope No One Will Ask”.