17 July 2011

Resensi Buku-126: SOLI DEO GLORIA DAN PERGUMULANNYA MASA KINI

Soli Deo Gloria yang berarti segala kemuliaan hanya bagi Allah adalah salah satu semboyan penting reformasi gereja dari Dr. Martin Luther. Berbicara mengenai kemuliaan Allah, bagaimana kita sebagai umat-Nya memuliakan Allah?


Temukan jawabannya dalam:

Buku
SOLI DEO GLORIA DAN PERGUMULANNYA MASA KINI

Diedit oleh: Togardo Siburian, Th.M.

Penerbit: Sekolah Tinggi Theologi Bandung, 2010




Cara memuliakan Allah adalah dengan memusatkan seluruh iman dan kehidupan kita hanya pada Allah saja. Hal itu dimulai dengan mempersembahkan hati dan pikiran kita untuk memuliakan-Nya, kemudian disusul dengan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Inilah yang ditegaskan dalam buku Soli Deo Gloria dan Pergumulannya Masa Kini yang diterbitkan oleh STT Bandung yang ditulis oleh 10 orang penulis. Dimulai dengan konsep pendahuluan mengenai prinsip Soli Deo Gloria, kemudian disusul dengan mempersembahkan pikiran untuk kemuliaan-Nya. Setelah itu, bagaimana melihat gereja berkaitan erat dengan Kerajaan Allah demi kemuliaan-Nya. Kemudian, kita melihat kondisi sekitar kita yang berusaha membuat Allah sesuai dengan kondisi zamannya dan bagaimana kita mengembalikan Kekristenan kepada ajaran yang bertanggung jawab melalui doktrin Tritunggal yang sehat. Secara aplikasi, kita dapat mempelajari kemuliaan Allah di dalam masalah penderitaan dan khotbah (homiletika). Secara studi Biblika, kita mempelajari kemuliaan Allah dalam: transfigurasi, perayaan Sabat, dan Injil Yohanes. Biarlah melalui buku ini, kita disadarkan pentingnya iman dan hidup yang terus-menerus memuliakan Allah di dalam setiap aspek kehidupan kita sehari-hari.





Profil Para Penulis:
Desiana Nainggolan, B.Th., S.Th., M.Div., Th.M. adalah dosen Theologi Historika dan Perjanjian Baru sekaligus Kepala Perpustakaan di Sekolah Tinggi Theologi (STT) Bandung. Beliau menyelesaikan studi Bachelor of Theology (B.Th.) di STT Eben Haezer, Tanjung Enim; Sarjana Theologi (S.Th.) di STT Institut Injil Indonesia, Batu, Malang; Master of Divinity (M.Div.) di STT Bandung; dan Master of Theology (Th.M.) di International Theological Seminary, U.S.A.

Pdt. Agus Gunawan Satyaputra, S.Th., Th.M. adalah Ketua sekaligus sebagai dosen Theologi Sistematika dan Kepemimpinan di STT Bandung. Beliau menyelesaikan studi S.Th. di Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) Malang; Th.M. dalam bidang Sejarah Gereja Asia di Trinity Theological College, Singapore; dan Th.M. dalam bidang Theologi Sistematika di International Theological Seminary, U.S.A.

Peter Suwadi Wong, B.A., M.A., Th.M., D.Min. adalah dosen Theologi Sistematika, Apologetika, dan Misi di STT Bandung. Beliau menyelesaikan studi Bachelor of Arts (B.A.) dalam bidang Teknik Sipil di Universitas Kristen Petra, Surabaya; Master of Arts (M.A.) dalam bidang Misi di Sekolah Tinggi Theologi Injili Indonesia (STII) Surabaya; Th.M. di International Center for Theological Studies (ICTS), Pacet; dan Doctor of Ministry (D.Min.) di International Theological Seminary, U.S.A.

Pdt. Prof. Joseph Tong, Dip.Th., B.A., B.D., Th.M., Ph.D., M.B.A. adalah Pendiri dan Rektor STT Bandung. Beliau menyelesaikan studi Diploma of Theology (Dip.Th.) di SAAT Malang; B.A. dari Calvin College, U.S.A.; Bachelor of Divinity (B.D.) dan Th.M. di Calvin Theological Seminary, U.S.A.; Doctor of Philosophy (Ph.D.) di University of Southern California, U.S.A.; dan Master of Business Administration (M.B.A.) di Graduate Theological Foundation, Indiana, U.S.A.

Togardo Siburian, S.Th., M.Div., Th.M. adalah dosen Theologi Sistematika dan Studi Agama-agama di STT Bandung. Beliau menyelesaikan studi S.Th. di Institut Alkitab Tiranus (IAT) Bandung; M.Div. eq. dan Th.M. di International Center for Theological Studies (ICTS), Pacet.

Bangun Kreysen Purba, S.Th., M.Th. adalah dosen Perjanjian Lama dan Praktika di STT Bandung. Beliau menyelesaikan studi S.Th. di Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta dan M.Th. di South East Asia Graduate School of Theology, Jakarta.

Heriyanto, S.Th., M.Div., Th.M. adalah Puket III Kemahasiswaan dan dosen Theologi Perjanjian Baru dan Praktika di STT Bandung. Beliau menyelesaikan studi S.Th. dan M.Div. di STT Bandung dan Th.M. di International Theological Seminary, U.S.A.

Hali Daniel Lie, S.Th., M.A., M.Th. adalah dosen Perjanjian Baru dan Agama-agama di STT Bandung. Beliau menyelesaikan studi S.Th. dan M.A. di STT Bandung dan M.Th. di SAAT Malang. Beliau juga menempuh studi bahasa Mandarin di Shaanxi Normal University, China. Beliau telah menulis buku: Keteladanan Kehidupan Daniel (bersama Harianto G. P.) (Bandung: Agiamedia, 1997); Yin-Yang, Hongsui dan Alkitab (bersama Harianto G. P.) (cet. 2, Bandung: Agiamedia, 2001); Gereja Setan di Indonesia (cet. 3, Bandung: Agiamedia, 2001); Mujizat Versus Rasio? (Bandung: Agiamedia, 1999); Agama Versus Sains: Studi Atas Hidup dan Pemikiran Agustinus (Bandung: Agiamedia, 2005); Intisari Agama-agama Sedunia (Bandung: Agiamedia, 2005); dan Kitab Suci Agama-agama Sedunia (Bandung: Agiamedia, 2006).

Herlise Yetti Sagala, B.A., S.Th., M.Div., Th.M., D.Min. adalah dosen Perjanjian Lama dan Etika Kristen sekaligus Puket II bidang Administrasi dan Keuangan di STT Bandung. Beliau menyelesaikan studi B.A. di Untag, Medan; S.Th. dan M.Div. di STT I-3, Batu, Malang; Th.M. dan D.Min. di International Theological Seminary, U.S.A.

Dwi Maria Handayani, S.E., M.A., Th.M. adalah dosen Perjanjian Lama di STT Bandung. Beliau menyelesaikan studi Sarjana Ekonomi (S.E.) di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universitas Katolik Widiakarya, Malang; M.A. di STT Bandung; dan Th.M. di International Theological Seminary, U.S.A.

Bagian 3: "DATANGLAH KERAJAAN-MU"

TUHAN, AJARLAH KAMI BERDOA
(Seri Pengajaran Doa Bapa Kami):
“Datanglah Kerajaan-Mu”
(Mat. 6:10a)

oleh: Denny Teguh Sutandio



Setelah kita menguduskan nama-Nya, maka Kristus mengajar kita untuk mengharapkan kerajaan Allah datang. Apa itu Kerajaan Allah? Kapankah itu datang?

Di dalam Perjanjian Lama, Kerajaan Allah dimengerti secara fenomena yaitu Allah yang menjadi Raja yang berdiam di bumi. Kerajaan-Nya itu ditegaskan-Nya di dalam 1 Tawarikh 17:14, “Dan Aku akan menegakkan dia dalam rumah-Ku dan dalam kerajaan-Ku untuk selama-lamanya dan takhtanya akan kokoh untuk selama-lamanya.” Kata “dia” menunjuk kepada salah satu anak Daud (ay. 11). Lalu, kata “kerajaan-Ku” di ayat 14 jelas menunjuk kepada kerajaan Allah melalui umat Israel yang dimulai dari dibangunnya Bait Suci.

Di dalam Perjanjian Baru, kerajaan Allah/Sorga diperkenalkan pertama kalinya Di dalam Matius 3:2, Yohanes Pembaptis berseru, “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” Berita ini juga diulang oleh Tuhan Yesus sendiri di Matius 4:17. Apa itu Kerajaan Allah? Kerajaan Allah adalah kerajaan di mana Allah berdaulat memerintah. Di dalam terang Perjanjian Baru, kita belajar bahwa Kerajaan Allah tidak lagi berbentuk tempat yang jelas/nyata di bumi seperti di dalam Perjanjian Lama, tetapi dimengerti sebagai sebuah kondisi di mana Allah memerintah sebagai Raja baik di Sorga maupun di bumi di mana hal itu direalisasikan oleh Kristus sendiri (Mat. 12:28).

Karena bukan berbentuk tempat di bumi, maka Kerajaan Allah di dalam Perjanjian Baru juga dikaitkan dengan hal-hal kekekalan (Rm. 14:17) dan Injil Kristus sendiri (Kol. 4:11). Di bagian lain, Kerajaan-Nya langsung dikaitkan dengan Sorga (2Tim. 4:18).[1]

Dengan berdoa “Datanglah Kerajaan-Mu”, kita diajar Kristus langsung untuk mengharapkan kedaulatan Allah sebagai Raja itu datang kepada kita tatkala kita berdoa. Dengan kata lain, kita diajar Kristus untuk mengharapkan Kerajaan Allah itu memerintah atas doa dan hidup kita sehari-hari, sehingga doa dan hidup kita berpusat kepada Allah saja. Dengan mendoakan hal ini, kita dituntut untuk menyerahkan kepemilikan hidup kita kepada Allah sebagai Raja, sehingga hidup kita total dikuasai oleh-Nya. Biarlah hidup kita benar-benar mencerminkan hidup sebagai anak-anak Raja yang merajakan Kristus di dalam hidup kita sehari-hari.



Catatan kaki:
[1] Dalam bahasa Yunani, “di Sorga” di dalam 2 Timotius 4:18 seharusnya diterjemahkan: (Kerajaan) Sorgawi-Nya, karena kata epouranion berbentuk kata sifat (heavenly = Sorgawi).