05 August 2012

Resensi Buku-179: ETIKA KRISTEN: Pilihan dan Isu (Prof. Norman L. Geisler, Ph.D.)

Hidup manusia adalah hidup yang bernilai, karena manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Karena bernilai, maka manusia perlu mengembangkan suatu pola hidup yang beres yang memiliki etika. Dengan beretika, manusia bisa membedakan mana yang benar dan salah dan kemudian melakukan apa yang benar. Di dalam Kekristenan, hal ini lebih dimungkinkan, karena standar kebenaran itu ada di dalam Allah dan firman-Nya. Seperti apakah etika Kristen itu?

Temukan jawabannya dalam:
Buku
ETIKA KRISTEN: Pilihan dan Isu

oleh: Prof. Norman L. Geisler, Ph.D.

Penerbit: Literatur Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) Malang, 2001

Penerjemah:
Wardani Mumpuni, S.S. dan Pdt. Rahmiati Tanudjaja, D.Miss.



Pada 7 bab awal di buku ini, Prof. Norman L. Geisler, Ph.D. mengemukakan 6 pandangan etika yang berlaku baik dalam Kekristenan maupun non-Kristen, yaitu: antinomianisme, situasionisme, generalisme, absolutisme total, absolutisme konflik, dan absolutisme bertingkat. Keenam pandangan tersebut diuraikan oleh Dr. Geisler mulai dari latar belakang munculnya pandangan-pandangan tersebut, para tokoh, pandangan-pandangan mereka, dan evaluasi Dr. Geisler terhadap keenam pandangan tersebut. Dari keenam pandangan tersebut, tampaknya Dr. Geisler memegang pandangan terakhir, yaitu absolutisme bertingkat yang mengajarkan bahwa ada hukum moral Allah yang absolut dan universal, namun karena kita hidup di dunia yang tidak sempurna, maka tentunya kita pasti menghadapi konflik antara 2 hukum moral (misalnya mengasihi dan berkata jujur), jadi solusinya: kita harus mengutamakan hukum kasih (kita harus memilih salah satu dari hukum moral Allah tersebut), bukan absolutisme kaku/total. Dr. Geisler menjelaskan bahwa pandangan ini TIDAK sama dengan etika situasionisme ala Joseph Fletcher, karena situasionisme hanya mengakui kasih sebagai hukum absolut, akibatnya kalau semua dilakukan oleh dasar kasih, maka free-sex pun dilegalkan, sedangkan absolutisme bertingkat tidak demikian.
Dengan pandangan absolutisme bertingkat ini, Dr. Geisler mulai masuk ke dalam aplikasinya dari bab 8 s/d 16 yang membahas isu-isu etika, seperti: aborsi, eutanasia, biomedis, hukuman mati, perang, sikap terhadap pemerintah, homoseksualitas, pernikahan dan penceraian, dan ekologi. Bagi saya, pendekatan-pendekatan yang Dr. Geisler ambil adalah pendekatan-pendekatan yang seimbang dan bijaksana sesuai dengan Alkitab. Biarlah melalui buku ini, kita makin mengerti seberapa dalam dan bijaknya etika Kristen yang Alkitabiah dan kita dipanggil untuk mengerjakan etika itu di dalam kehidupan kita sehari-hari demi memuliakan nama-Nya. Soli Deo Gloria.



Profil Dr. Norman L. Geisler:
Prof. Norman L. Geisler, B.A., M.A., Th.B., Ph.D. (http://www.normangeisler.net) adalah president di Southern Evangelical Seminary, Charlotte, Carolina Utara, U.S.A. Beliau juga ikut menandatangani the 1978 Chicago Statement on Biblical Inerrancy. Beliau menyelesaikan studi Bachelor of Arts (B.A.) dalam bidang Filsafat dan Master of Arts (M.A.)  dalam bidang Theologi dari Wheaton College, U.S.A.; Bachelor of Theology (Th.B.) dari William Tyndale College, U.S.A.; dan Doctor of Philosophy (Ph.D.) dalam bidang Filsafat dari Loyola University, Chicago, U.S.A. Beliau menulis banyak buku, di antaranya: General Introduction to the Bible (Moody), Christian Apologetics (Baker), Inerrancy (Zondervan), The Battle for the Resurrection (Thomas Nelson), When Critics Ask (Victor Books), dll.