22 July 2007

Sekolah Tinggi Theologi (STT) GRATIA, Bekasi

SEKOLAH TINGGI THEOLOGI (STT) GRATIA
Jl. Jati Kramat Raya No.53H, Pondok Gede-Bekasi 17421
Telp. : (021)84970110
email: gratias21@yahoo.com
Website : www.sttgratia.com




SEJARAH SINGKAT STT GRATIA
STT Gratia didirikan pada tanggal 14 Agustus 2001 dan merupakan Visi Hamba-hamba Tuhan yang melayani dalam Yayasan Voluntir Indonesia. Pada mulanya STT Gratia hanya menyelenggarakan Program Sarjana Theologia (S1).
Pada tahun 2004 STT Gratia membuka program Master of Arts dan jalur profesional untuk menjawab kebutuhan jaman secara khusus dalam memperlengkapi kaum profesional dengan pengetahuan teologi yang benar.

Misi & Visi
Misi: Memberitakan Kabar Baik (Injil) ke seluruh dunia (Amanat Agung) Matius 28:19-20. Menolong yang lemah dengan semangat persaudaraan (Mandat Budaya) Kejadian 1:26-28.
Visi: STT Gratia merupakan wadah pendidikan Theologi yang mampu memperlengkapi orang percaya dengan pengetahuan teologi yang sehat dan benar, serta mampu merelevansikannya dalam konteks budaya di Indonesia.

Karakteristik
STT Gratia bersifat Interdenominasional dan Injil, yaitu menekankan otoritas Alkitab dan pentingnya pekabaran Injil, pendewasaan rohani dan hidup yang sesuai dengan kehendak Kristus yang mewujudkan dalam kasih kepada sesama melalui kepedulian sosial.




KURIKULUM STT GRATIA :
Program Studi
· Program Studi Strata Satu (S1)
Persyaratan tamat SMU. Minimal wajib memenuhi 160 SKS termasuk skripsi 6 SKS.
· Program Studi Strata Dua (S2)
Persyaratan untuk tamatan S1 umum. Wajib menyelesaikan 70 SKS serta membuat laporan praktek lapangan yang disediakan.

Waktu Kuliah
· Mahasiswa Reguler: Senin - Jumat
· Mahasiswa Profesional: Selasa - Jumat pukul 18.00 - 20.00, Sabtu pukul 09.00 - 15.00

Fasilitas
· Perpustakaan
· Ruangan Full AC dengan tempat yang strategis (mudah dijangkau dengan kendaraan umum)

Sistem Perkuliahan
Sistem perkuliahan adalah sistem SKS. Setiap mata kuliah diperhitungkan dalam sistem kredit. Mahasiswa yang memenuhi persyaratan akan memperoleh kredit. Mahasiswa Reguler mengambil minimal 12 SKS/semester, sedangkan untuk Program Profesional diberikan kebebasan, sehingga akan sangat menolong mahasiswa yang bekerja atau melayani untuk belajar teologi tanpa mengganggu pekerjaan dan pelayanan mereka.

Prosedur Pendaftaran
· Mengisi formulir pendaftaran
· Memenuhi persyaratan administrasi:
o Menulis kesaksian pertobatan dan tujuan kuliah di STT Gratia
o Fotokopi KTP, Surat Babtis, STTB
o Pas Foto 2x3 (2 lembar), 3 x 4 (2 lembar)
o Surat Rekomendasi Hamba Tuhan
o Mengikuti ujian masuk dan wawancara
· Membayar uang pendaftaran Rp 150.000,-
· Membayar uang gedung Rp 500.000,- (dapat dicicil selama satu tahun)

Waktu Pendaftaran
Untuk Program Reguler, pendaftaran dibuka mulai bulan April - Juni. Sedangkan untuk Program Profesional dibuka setiap bulan.

Biaya Kuliah
Biaya perkuliahan Rp 40.000,-/SKS. Mahasiswa wajib membayar separuh dari biaya tersebut pada awal perkuliahan.




DEWAN PENGAJAR STT GRATIA :
· Pdt. Binsar A. Hutabarat, S.Th., M.C.S. (Sarjana Theologia—S.Th. dari STT-Institut Injil Indonesia (I-3), Batu, Malang ; Master of Christian Studies­-M.C.S. dari Institut Reformed, Jakarta)
· Arison Harlim, S.Th., M.Div.
· Pdt. Bigman Sirait
(alumni Sekolah Tinggi Theologi Reformed Injili Indonesia-STTRII Jakarta)
· Pdt. Gunar Sahari, M.Div. (Master of Divinity—M.Div. dari Sekolah Tinggi Theologi Reformed Injili Indonesia-STTRII Jakarta)
· Yulia S. Chandra, M.A., M.A.
· Pdt. Stevie Lie
· Drs. Pariadi, M.Th.
· Yusuf Lakapu, S.Th., M.Div.
· Firman Tarigan, S.Th., M.Div.
· Ev. Ir. Pieters Pindardhi, M.Div.
(Master of Divinity—M.Div. dari Sekolah Tinggi Theologi Reformed Injili Indonesia-STTRII Jakarta)
· Dimson Sagala, S.Th., M.Div.
· David S., M.Div.
· Pdt. Antonius Kaban, S.Th., M.Div.
· Pdt. Drs. P. Simbolon, M.Div.
· Pdt. John Manuain, M.Th., Ph.D.
· Pdt. David Ndoen, M.Th.
· Pdt. Robby Chandra, D.Min.
· Ir. Parlindungan Hutabarat, M.Div.
· Pdt. Zacharias Pattimukay, M.Div.





SEKOLAH THEOLOGI MELALUI INTERNET
Untuk bapak/ibu/saudara yang rindu belajar theologi namun terhalang dengan waktu, STT Gratia menawarkan program belajar teologi lewar internet. Pelajaran diberikan dalam bentuk modul. Apabila dalam satu kota ada 20 orang, maka akan diadakan tatap muka untuk kuliah-kuliah tertentu, serta panduan untuk belajar mandiri.
Gunakan kesempatan yang baik ini. Diasuh oleh dosen-dosen theologi yang berpengalaman dalam bidangnya. Pendaftaran Rp. 100.000,- per modul termasuk buku biaya Rp. 100.000,-. setiap mahasiswa mendapatlkan kesempatan untuk bertanya melalui internet untuk setiap bahan modul yang diberikan.
Informasi lebih lengkap, hubungi (021) 84992641, 42885650, 081808966968

Matius 3:16-17 : CALL FOR MISSION

Ringkasan Khotbah : 06 Juni 2004

Call for Mission
oleh : Pdt. Sutjipto Subeno, M.Div.
Nats: Mat. 3:16-17




Baptisan merupakan tanda pertobatan (Mat. 3:11) namun kalau Tuhan Yesus dibaptis, itu bukan karena Dia berdosa lalu bertobat atau hanya sekedar mengikuti tradisi. Tidak! Karena sudah menjadi kehendak Allah, Tuhan Yesus harus dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis. Dalam hal ini Yohanes Pembaptis menyadari bahwa dirinya tidak layak namun ia taat menjalankan kehendak Bapa. Sesudah Tuhan Yesus dibaptis, pada waktu itu juga langit terbuka dan Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan." This is the very big moment karena peristiwa ini tidak pernah terjadi pada orang lain di dunia dan peristiwa ini menjadi starting point bagi Tuhan Yesus untuk menjalankan misi-Nya di dunia dan menggenapkan seluruh rencana Allah.

Alkitab mulai mencatat seluruh misi pelayanan Tuhan Yesus saat Dia berusia 30 tahun. Peristiwa kelahiran-Nya pun hanya dicatat dalam injil Matius dan injil Lukas begitu pula dengan masa kanak-kanak Tuhan Yesus hanya satu kali ditulis, yakni ketika usia-Nya 12 tahun. Pada jaman itu seorang anak harus ditahbiskan dan menjadi anak Taurat saat berusia 12 tahun untuk kemudian dididik secara iman Yahudi selama 18 tahun oleh para imam. Setelah berumur 30 tahun barulah seseorang dianggap dewasa dan ia berhak mengambil keputusan hukum atas dirinya sendiri. Itulah sebabnya kenapa umur 0-30 tahun tidak banyak catatan mengenai diri Tuhan Yesus karena umur 0-12 Tuhan Yesus masih berada dibawah bimbingan orang tua dan usia 12-30 Tuhan Yesus dibimbing oleh para imam untuk belajar tentang Taurat. Pelayanan Tuhan Yesus di dunia sangatlah singkat, hanya 3 tahun yakni dari usia 30 tahun hingga usia 33 tahun. Namun justru di waktu yang singkat itu banyak hal mengenai diri-Nya yang tidak pernah habis untuk diungkapkan dan dicatat hingga kini.

Tidak adanya catatan mengenai diri Yesus ketika Ia berusia 0 tahun hingga 30 tahun membuat manusia berpikir negatif tentang diri Yesus. Pikiran manusia berdosa mencoba menerapkan hal yang biasa terjadi pada manusia dalam diri Tuhan Yesus, seperti masa muda jaman modern yang dilewati dengan berpacaran. Manusia bukannya mau belajar dan mengerti kebenaran, mereka justru sok tahu lalu menuduh dan berpikir negatif terhadap diri Tuhan Yesus. Ingat, biografi tidak mencatat semua peristiwa yang dianggap tidak penting, yang sifatnya rutinitas seperti makan apa, tidur jam berapa dsb. Biografi hanya mencatat peristiwa yang mempunyai makna sejarah dalam kehidupan. Hidup manusia bukan dibatasi oleh panjang pendeknya umur seseorang melainkan bagaimana kita mengukir sejarah kehidupan. Kalau hidup kita tidak bermakan maka hidup kita bagaikan selembar kertas putih kosong yang nantinya dibuang dan dibakar. Karena itu, selama di dunia janganlah lewatkan hidupmu dengan percuma tapi isilah hidupmu dengan hal yang bermakna dengan demikian kita menancapkan tonggak sejarah dalam dunia dan menjadi berkat bagi dunia.

Manusia selalu terbiasa berpikir dengan sistem tertutup, yaitu segala sesuatu yang dikerjakan adalah dari saya, untuk saya, oleh saya dan hasilnya untuk saya. Sebagai anak Tuhan, segala sesuatu yang kita kerjakan seharusnya bukan untuk diri sendiri melainkan untuk kalangan luas dan menjadi berkat bagi dunia. Kita seringkali merasa takut dan gentar mengerjakan pekerjaan Tuhan yang besar karena kita tidak bersandar pada Tuhan tapi bersandar pada diri sendiri; orang selalu mementingkan untung rugi seperti layaknya bisnis di dunia. Ingat, pekerjaan Tuhan yang besar bukan tergantung banyak orang karena Tuhan dapat memakai batu andai tidak ada satu orang pun yang mau melakukan pekerjaan-Nya. Hendaklah kita senantiasa meneladani Kristus dimana seluruh hidup-Nya hanyalah untuk menggenapkan rencana Allah dan menjadi berkat. Pelayanan-Nya singkat di dunia namun sangatlah bermakna. Bagaimana dengan hidup kita? Sudahkah hidup kita dipakai menjadi berkat?
1. Baptisan sebagai Starting Point
Misi Kristus dimulai sesudah Ia dibaptis namun hari ini banyak orang justru berpikir sebaliknya, yakni baptisan merupakan akhir dari segalanya, the end of everything. Sebelum dibaptis orang bergiat melayani tapi setelah dibaptis kebanyakan orang cenderung menjadi suam-suam kuku. Celakalah hidup kita kalau kita melihat segala sesuatu sebagai akhir dari segalanya. Hal ini biasanya dialami oleh mereka yang putus cinta dimana segala sesuatunya menjadi suram, tidak ada pengharapan. Kekristenan justru melihat everything is beginning of the new one. Jangan pernah sekalipun kita memberhentikan seluruh pengharapan, seluruh ide yang ada pada dirimu sebagai titik akhir. Nilai sejarah seseorang justru dimulai setelah ia dibaptis; baptisan merupakan awal bagi kita untuk merencanakan segala sesuatu yang menjadi kehendak Tuhan untuk digenapkan di dunia. yaitu bagaimana seluruh perencanaan dan masa depan hidup kita kembalikan kepada kehendak-Nya. Hidup Paulus menjadi bermakna setelah ia bertobat dan mengenal Tuhan dan Alkitab mencatat seluruh sejarah hidup Paulus setelah ia bertobat.

Kalau hidup kita tidak mempunyai nilai sejarah maka hidup kita akan dibuang percuma di dunia. Biarlah orang merasakan dan mendapatkan berkat dari kehadiran kita bukan sebaliknya justru orang merasa sukacita dengan ketidakhadiran kita. Ingat, dunia tidak akan mendukung bila kita sedang terpuruk sebaliknya dunia justru akan membuang kita kalau diri kita sudah tidak menguntungkan baginya. Itulah dunia yang egois namun sebagai Anak Tuhan janganlah kita menjadi serupa dengan dunia. Biarlah kita mau bertekad seluruh hidup kita mau dipakai sebagai alat untuk menggenapkan misi Kerajaan Allah di dunia sehingga hidup menjadi bermakna dalam sejarah. Seberapa jauhkah kita sudah menata hidup kita? Dan bagaimana kita melihat pentingnya sebuah baptisan? Baptisan tidak hanya berurusan dengan keselamatan dan menjadikan diri kita egois. Baptisan merupakan proklamasi diri bahwa anugerah keselamatan Tuhan telah turun atas kita sehingga kita tahu bagaimana berespon dengan tepat atas anugerah tersebut.

2. Konfirmasi Bapa dan Roh Kudus
Setelah Tuhan Yesus dibaptis maka turunlah Roh Kudus yang seperti burung merpati dan ada suara dari Allah Bapa yang mengkonfirmasi bahwa Yesus adalah Anak Allah. Peristiwa ini merupakan satu-satunya peristiwa dimana Allah Tritunggal menyatakan diri secara bersama-sama dalam satu peristiwa. Sebenarnya, konsep Allah Tritunggal sudah tertulis dalam kitab Perjanjian Lama namun mereka tidak menyadarinya; Allah Anak ditulis dengan Malaikat (dengan huruf besar), yaitu kristofani artinya penampakan Allah Anak kepada orang-orang di jaman PL. Celakanya, orang mencoba menafsirkan Allah Tritunggal dengan konsep manusia berdosa. Orang menafsir Allah Tritunggal sebagai satu orang tapi mempunyai tiga jabatan, sebagai contoh kalau ia berada di kantor maka ia adalah seorang direktur, kalau ia sedang mengemudikan mobil maka ia menjadi seorang supir dan kalau di rumah maka ia menjadi seorang ayah. Kita menolak dengan keras ajaran bidat yang dikenal dengan ajaran Sabellianisme atau Modalisme ini. Karena jika demikan ketika Allah Anak berinkarnasi berarti surga kosong dan sifat Allah Tritunggal terbatas. Tidak!

Kehadiran Allah Tritunggal yang datang secara bersamaan adalah bukti nyata bahwa Allah tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Tuhan Yesus tidak pernah memproklamasikan siapa sesungguhnya diri-Nya, Allah Bapa sendiri yang memproklamasikan-Nya bahwa Yesus adalah Anak Allah yang kepada-Nya Ia berkenan. Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus adalah tiga pribadi tetapi bukan tiga oknum tetapi satu Allah. Hal inilah yang sukar dimengerti oleh dunia tiga tapi satu. Hal ini disebabkan karena orang biasa berpikir bahwa x + x + x = 3x. Allah bukanlah faktor x, Allah adalah Allah yang kekal sehingga ~ + ~ + ~ = ~ bukan ~ + ~ + ~ ≠ 3~. Allah yang kekal tidak bisa dijumlah dengan angka yang bersifat sementara. Dunia sukar menghubungkan antara kekekalan dan kesementaraan.

Ketika Tuhan Yesus mau memulai pelayanan-Nya, dua hal yang terjadi: Roh Kudus turun dalam bentuk merpati dan ada suara dari Allah Bapa. Dua hal ini juga harus terjadi dalam setiap aspek hidup ketika kita mau memulai mengerjakan segala sesuatu apakah kita seperti Tuhan Yesus yang meminta agar Bapa memberikan konfirmasi atas diri-Nya. Dalam mengerjakan segala sesuatu di dunia kita tidak lepas dari dukungan orang lain namun pernahkah kita bertanya apakah Tuhan berkenan atas pekerjaan yang aku lakukan? Celakanya, manusia lebih peduli pendapat orang lain daripada Tuhan; kita lebih suka kalau orang lain yang memuji diri kita dan kita tidak peduli meski Tuhan tidak berkenan atas hal itu. Celakalah kita kalau kita sudah dibelenggu dan diperbudak setan. Sebagai anak Tuhan justru seharusnya kita takut pada Tuhan bukan pada setan. Kalau kita tahu bahwa Tuhan berkenan atas apa yang kita kerjakan maka kita tidak akan takut dan takluk pada dunia. Ingat, semua pujian manusia hanyalah bersifat semu belaka; dunia akan membuang kita kalau kita sudah tidak menguntungkan lagi. Karena itu, utamakanlah Tuhan dalam hidupmu dan biarlah semua hal yang kita kerjakan hanyalah demi untuk kemuliaan nama-Nya dan kita akan merasakan sukacita sejati.

3. Misi melalui Tantangan
Perkenanan Allah menjadi pondasi bagi kita untuk melangkah tapi kita masih butuh pimpinan Roh Kudus. Melangkah di dalam perkenanan Allah dan dipimpin oleh Roh Kudus menjadi kekuatan bagi kita untuk menggenapkan misi Kerajaan Allah di dunia; kita tidak takut meski tantangan di dunia menghadang. Jangan pernah berpikir bahwa dengan kekuatan sendiri, manusia mampu menghadapi semua tantangan. Ingat, kesombongan merupakan awal kehancuran hidup manusia, sepandai-pandainya tupai melompat suatu kali pasti jatuh juga. Kesombongan nampak jelas pada ilustrasi berikut, yakni seekor anak katak dan induknya yang tinggal dalam sumur dan tidak pernah melihat dunia luar hingga suatu kali si anak katak melompat keluar dari sumur dan ia melihat kerbau yang sangat besar. Si anak lalu kembali ke dalam sumur dan menceritakan pengalamannya tersebut pada ibunya. Tentu saja si induk tidak mau dikalahkan dan dengan sombongnya ia menunjukkan pada anaknya bahwa dirinya bisa menjadi sebesar kerbau dengan mengembungkan dirinya terus dan terus dan akhirnya ia mati meledak. Inilah akhir dari kesombongan, yaitu kehancuran dirinya sendiri.

Kebodohan yang seringkali tidak disadari manusia adalah disaat ia merasa dirinya hebat. Bijaksana yang sejati adalah kita menyadari bahwa kita tidak mampu kalau kita berjalan sendiri karena itu kita butuh pimpinan Roh Kudus. Kalau kita mengerti hal ini maka kita tidak ragu untuk menapaki hari esok dalam memenuhi panggilan-Nya dimanapun kita berada. Hidup kita menjadi bernilai di hadapan Tuhan dan menjadi berkat bagi dunia. Tuhan Yesus pun sesudah dibaptis, Ia dibawa oleh Roh Tuhan ke padang gurun untuk dicobai. Seringkali orang berpikir baptisan akan memberikan kekuatan bagi kita untuk melangkah, bekerja bagi Tuhan. Tapi hendaklah kita ingat, perkenanan dari Allah dan pimpinan dari Roh Kudus juga membutuhkan respon dan komitmen yang tepat.

Tuhan tidak menjamin hidup kita akan lancar dan enak setelah dibaptis. Tidak! Terkadang Tuhan ingin menguji komitmen kita sehingga Ia memberikan ujian supaya kita menjadi semakin bertumbuh dalam iman. Seperti kesaksian yang dialami oleh seseorang dimana setelah dibaptis ia justru mengalami ujian berat, seluruh usahanya hancur dalam kebakaran namun puji Tuhan, ia tetap berteguh dalam iman. Mengikut Tuhan membutuhkan komitmen dan komitmen itu akan terlihat ketika kita berada dalam kesulitan dan penderitaan. Apakah kita tetap setia mengikut Dia meski kita menderita? Dalam setiap pergumulan, kita tahu kalau Tuhan berkenan atas apa yang kita lakukan maka langkah berikutnya adalah dibutuhkan komitmen maka Tuhan akan memimpin hidup kita selangkah demi selangkah. Bersama Tuhan, kita akan merasakan berkemenangan dan hidup kita akan mendatangkan makna yang bersifat kekal. Amin.

(Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)
Sumber :

Resensi Buku-14 : AJARLAH KAMI BERTUMBUH (Pdt. Billy Kristanto, Dipl.Mus., M.C.S.)

...Dapatkan segera...
Buku
AJARLAH KAMI BERTUMBUH
Refleksi atas Surat 1 Korintus


oleh : Pdt. Billy Kristanto, Dipl.Mus., M.C.S.

Penerbit : Momentum Christian Literature (Fine Book Selection), 2006






Jemaat Korintus merupakan salah satu jemaat paling bermasalah yang pernah dilayani oleh Rasul Paulus. Perpecahan, kesombongan rohani, keduniawian, ketidakdewasaan rohnai, imoralitas, saling menghakimi antara saudara seiman, dosa dalam Perjamuan Tuhan, penyalahgunaan karunia, dan menyusupnya ajaran sesat tentang kebangkitan adalah beberapa dari sekian banyak permasalahan yang akan kita temukan saat membaca Surat 1 Korintus. Namun di dalam kedaulatan-Nya yang tak terselami dan hikmat-Nya yang melampaui segala akal, Allah memakai kondisi yang tidak menggembirakan ini untuk menyatakan pengajaran yang begitu berharga melalui hamba-Nya, Rasul Paulus, bukan hanya bagi jemaat Korintus saat itu, tetapi juga bagi gereja di sepanjang zaman. Surat 1 Korintus memberikan banyak butir pengajaran yang begitu berharga tentang bagaimana seharusnya iman Kristen diterapkan dalam setiap aspek kehidupan dan pelayanan. Melalui suratnya ini, Rasul Paulus berseru kepada jemaat yang ia layani itu, juga kepada kita, supaya tidak tinggal tetap dalam kondisi rohani yang bermasalah, melainkan supaya kita bertumbuh dalam kedewasaan rohani seperti yang dikehendaki Tuhan bagi kita.

Ajarlah Kami Bertumbuh karya Pdt. Billy Kristanto ini pertama kali disampaikan kepada jemaat yang ia layani di Singapura dalam bentuk khotbah, sekarang disajikan dalam bentuk tertulis supaya dapat menjadi berkat bagi kalangan yang lebih luas. Buku ini berisi refleksi penulis yang mendalam namun praktis berkenaan dengan berbagai aspek kehidupan dan pelayanan Kristen berdasarkan Surat 1 Korintus.

Tambahan dari saya :
Buku ini adalah buku yang bagus yang menguraikan filsafat pelayanan yang memuliakan Tuhan. Bagi saya, Pdt. Billy Kristanto adalah seorang pendeta GRII yang mendalami filsafat pelayanan dan spiritualitas yang berbasiskan Alkitab, sehingga saya juga banyak belajar dari artikel dan khotbah-khotbah beliau. Selain Pdt. Dr. Stephen Tong dan Pdt. Sutjipto Subeno, saya juga belajar dari Pdt. Billy Kristanto (dan tentu hamba-hamba Tuhan GRII lainnya).





Profil Pdt. Billy Kristanto :
Pdt. Billy Kristanto, Dip.Mus., M.C.S. lahir pada tahun 1970 di Surabaya. Sejak di sekolah minggu mengambil bagian dalam pelayanan musik gerejawi. Setelah lulus SMA melanjutkan studi musik di Hochschule der Künste di Berlin majoring in harpsichord (Cembalo) di bawah Prof. Mitzi Meyerson (1990-96).

Setelah lulus dari situ melanjutkan post-graduate study di Koninklijk Conservatorium (Royal Conservatory) di Den Haag, a conservatory with the largest early music department in the world (mempelajari historical performance practice). Belajar di bawah Ton Koopman, seorang dirigen, organis, cembalis dan musicolog yang sangat ahli dalam interpretasi karya J.S. Bach. Selain itu juga mempelajari fortepiano di bawah Prof. Stanley Hoogland.

Setelah lulus dari situ pada tahun 1998 pulang ke Indonesia, lalu melayani sebagai Penginjil Musik di Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) di Jakarta (Februari 1999). Pada tahun yang sama memulai studi theologia di Institut Reformed di Jakarta. Lulus pada tahun 2002 dengan Master of Christian Studies (M.C.S.). Sejak tahun 2002 sampai sekarang menjabat sebagai Dekan School of Music di Institut Reformed Jakarta serta menggembalakan jemaat GRII di Jerman (Mimbar Reformed Injili Indonesia-MRII Berlin, MRII Hamburg dan Persekutuan Reformed Injili Indonesia-PRII Munich). Pada Paskah 2005, beliau ditahbiskan menjadi pendeta sinode Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII).

Roma 2:11-12 : STANDAR PENGHAKIMAN ALLAH, PENTINGNYA PENGINJILAN DAN PEMBINAAN

Seri Eksposisi Surat Roma :
Realita Murka Allah-10


Standar Penghakiman Allah, Pentingnya Penginjilan dan Pembinaan

oleh : Denny Teguh Sutandio


Nats : Roma 2:11-12

Sebagai konklusi dari ayat 7-10, Paulus mengajarkan satu prinsip, “Sebab Allah tidak memandang bulu.” atau terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari, “Sebab Allah memperlakukan semua orang sama.” Allah yang tidak memandang bulu atau tidak pilih kasih bagi Paulus adalah Pribadi Allah yang Mahaadil, seperti yang dikutipnya dari Kitab Ulangan 10:17, “Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap;” (terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari, “TUHAN Allahmu ada di atas segala ilah dan melebihi segala kuasa. Ia Allah yang agung dan berkuasa yang harus ditaati. Ia tidak suka berpihak dan tidak juga menerima suap.”) Selain keadilan Allah, Musa juga mengungkapkan dua prinsip, yaitu keMahakuasaan Allah dan kedahsyatan Allah. Allah yang tidak memandang bulu juga berarti Allah yang tidak menerima suap. Itulah Allah Israel yaitu Yehovah yang juga kita sembah di dalam Allah Trinitas yang menyatakan diri di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Allah yang tidak memandang bulu adalah Allah yang tetap menghukum anak-anak-Nya yang tidak taat kepada-Nya dan menuntun mereka yang belum mengenal-Nya agar nantinya dapat mengenal-Nya. Bangsa Israel meskipun sudah menerima panggilan Allah dan terikat di dalam perjanjian dengan-Nya, ternyata melanggar perjanjian itu dengan terus mempermainkan Allah. Bagi Israel, Allah hanya bisa ditipu dengan upacara-upacara ritual agamawi, tetapi Allah di Surga marah melihat kelakuan mereka yang munafik, lalu mengutus para nabi-Nya menegur dosa Israel. Hanya sebentar mereka bertobat, lalu mereka kembali berbuat dosa lagi, sambil mereka tetap rajin mempersembahkan korban. Pada saat Kristus berinkarnasi ke dalam dunia, kemunafikan orang-orang Yahudi khususnya orang-orang Farisi diperingatkan secara keras, tetapi mereka tetap bersikukuh pada keyakinan mereka, sampai-sampai menyalibkan Kristus di Golgota. Murka Allah melalui pembuangan Israel ke Babel dan negara-negara kafir tidak juga membuat orang-orang Israel sadar dan bertobat, tetapi malahan menjadi-jadi. Di dalam Roma 11:7, Paulus mengungkapkan kondisi orang Israel yang terus-menerus berdosa ini, “Israel tidak memperoleh apa yang dikejarnya, tetapi orang-orang yang terpilih telah memperolehnya. Dan orang-orang yang lain telah tegar hatinya,” (terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari, “Umat Israel tidak mendapat apa yang mereka cari. Yang mendapatnya hanyalah segolongan kecil orang-orang yang telah dipilih oleh Allah. Yang lain semuanya menjadi keras kepala terhadap panggilan Allah.”) Allah melalui Paulus menyatakan bahwa umat perjanjian yang sejak Perjanjian Lama hanya diakui menjadi milik orang-orang Israel, sekarang menjadi milik beberapa orang pilihan Allah. Umat perjanjian Allah bukan lagi terbatas pada Israel, tetapi semua gereja-Nya. Hukuman ini diterima Israel dari Allah untuk menunjukkan kedahsyatan kuasa-Nya, keadilan dan kekuasaan-Nya. Kalau pada zaman dahulu Allah dapat menghukum umat-Nya, Israel, maka Allah juga bisa menghukum anak-anak-Nya di zaman sekarang untuk memurnikan iman dan pengertian kita sehingga kita bisa memiliki iman yang dewasa dan bertumbuh, seperti yang diwahyukan-Nya kepada Rasul Yohanes di dalam Wahyu 3:19, “Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!” Kata “kasih” yang digunakan di sini dalam bahasa Yunani phileō menunjukkan arti kasih persaudaraan. Kasih-Nya yang ditunjukkan dengan menegur dan menghajar kita adalah BUKAN tindakan dendam tetapi tindakan kasih Allah sebagai saudara kita. Tahukah Anda kasih persaudaraan ? Kasih persaudaraan adalah kasih yang mengikat di dalam ikatan persaudaraan, di mana ketika ada saudara yang menderita, saudara lain ikut merasakan kesedihan dan berusaha meringankannya. Begitu pula halnya dengan Allah. Ketika kita menderita (dalam hal ini dosa), Allah juga ikut menderita dan sedih, sehingga Ia dengan rela hati meskipun sakit harus mencambuk kita demi meringankan penderitaan kita yaitu dosa (saya menyebut dosa sebagai penderitaan karea dosa itu membuat diri terikat).

Jangan persamakan manusia dunia yang berdosa dengan Allah. Ketika kita berbuat jahat (misalnya membunuh, dll), mungkin hakim yang mengadili kita bisa kita suap agar masalah kita segera dibereskan, tetapi kelak kita harus mempertanggungjawabkan apa yang telah kita lakukan di dunia ini di hadapan takhta pengadilan Allah yang Mahaadil. Allah tidak pernah mungkin bisa disuap karena Ialah Sumber Keadilan. Inilah satu-satunya standar penghakiman yang mengutamakan keadilan. Di luar standar ini, tidak ada ukuran keadilan sejati. Oleh karena itu, sebagai anak-anak Allah, ingatlah prinsip standar penghakiman Allah yang adil ini dan janganlah bermain-main dengan dosa.

Lebih lanjut, Paulus mengungkapkan penjelasan tentang standar penghakiman Allah, “Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat; dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat.” atau terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari, “Orang-orang bangsa lain berdosa tanpa mengetahui hukum agama Yahudi. Jadi mereka dihukum di luar hukum itu. Tetapi orang-orang Yahudi berdosa sesudah mengetahui hukum itu; sebab itu mereka akan dituntut juga berdasarkan hukum itu.” Ada dua kategori perluasan dari standar penghakiman Allah yang satu, yaitu bagi orang non-Yahudi dan Yahudi. Sebenarnya, standar penghakiman Allah itu satu dan berlaku universal, tetapi dalam hal ini, Paulus sengaja membedakannya (tanpa memisahkannya). Bagi orang-orang non-Yahudi yang berdosa tanpa mengenal hukum Taurat, mereka akan binasa (Inggris : perish/destroy) tanpa hukum Taurat, tetapi bagi orang-orang Yahudi yang mengenal Taurat tetapi masih berdosa, mereka hanya akan dihakimi (judged) oleh hukum Taurat. Standar penghakiman Allah tetap adalah Wahyu Allah di dalam hati nurani yang tertulis di dalam hati manusia (wahyu umum Allah) jika mereka belum mendengar Injil Kristus. Standar ini yang meliputi wahyu Allah bisa dibedakan menjadi dua (tanpa dipisahkan), yaitu wahyu Allah secara umum dan khusus. Wahyu Allah secara umum berupa hati nurani dan respon manusia terhadapnya melalui agama yang bisa dipolusi oleh dosa. Dan kedua, wahyu Allah secara khusus, yaitu Taurat dan Injil. Taurat dikatakan wahyu khusus karena Taurat diwahyukan Allah secara langsung kepada umat pilihan-Nya, Israel, sehingga ketika bangsa Israel masih saja berdosa, mereka tetap dihukum meskipun tidak seberat hukuman orang-orang di luar Israel yang tidak mengenal Taurat. Inti semuanya bukan Taurat, tetapi Pribadi Kristus (bandingkan ayat 16 di dalam pasal 2) yang akan bertindak sebagai Hakim yang adil.

Di zaman postmodern di mana suara murka dan keadilan serta penghakiman-Nya sudah tidak terdengar akibat budaya relativisme yang me“mutlak”kan kerelatifan etika, dll, maka sudah seharusnya orang-orang Kristen pilihan tidak lagi mengikuti arus dunia, tetapi keluar menjadi terang Kristus yang menyuarakan masih berlakunya penghakiman Allah bagi mereka yang tidak mau bertobat dan kembali kepada Kristus. Ketika kita sudah mengerti bahwa Allah kita adalah Api yang menghanguskan dan Allah kita juga Mahaadil dan Hakim, maka ada tiga tindakan yang harus kita lakukan. Pertama, mengintrospeksi diri. Pengetahuan kita tentang doktrin Allah ini tidak boleh hanya menjadikan rasio kita paham dan mengerti saja, tetapi harus memperbaharui seluruh kehidupan kita. Sebagaimana yang diajarkan di dalam Wahyu 3:19, tindakan memperbaharui kehidupan kita meliputi dua hal, yaitu merelakan hati untuk dikoreksi oleh Firman Tuhan disusul dengan tindakan bertobat. Tindakan pertama memperbaharui hidup kita adalah merelakan hati atau memiliki hati yang hangat atau bersemangat ketika mendengar teguran Firman Tuhan. Hati ini hanya bisa dimiliki oleh umat pilihan-Nya. Anak-anak Tuhan sejati memiliki hati yang rela dibentuk dan ditegur dosanya oleh Firman, karena mereka sadar bahwa tanpa Allah, mereka tak bisa berbuat apa-apa. Tindakan kedua setelah merelakan hati untuk ditegur oleh Firman yaitu bertobat. Kata “bertobat” di dalam ayat ini (Wahyu 3:19) dalam bahasa Yunani metanoeō berarti think differently (berpikir secara berbeda). Bertobat tidak hanya menangis minta ampun, melainkan suatu tindakan komitmen ingin memperbaiki hidup yang berbeda dari hidup yang lama (Roma 12:2). Dengan kata lain, bertobat adalah kunci menuju kepada kehidupan yang terus-menerus diperbaharui oleh Roh Kudus. Pertobatan ini disusul dengan suatu komitmen pribadi dengan bantuan Roh Kudus untuk mau hidup suci dan berkenan di hadapan-Nya. Komitmen ini bisa ditandai dengan kerajinan kita membaca Firman Allah untuk bersedia dikoreksi, diajar dan dihibur ditambah aktivitas doa sebagai sarana mendewasakan dan mempertumbuhkan hubungan kita dengan Allah sehingga melalui doa, kita semakin lama dibentuk oleh Allah dan Firman-Nya sesuai kehendak-Nya. Kedua, memberitakan Injil. Sesudah kita mengintrospeksi diri kita, kita tidak boleh egois hanya menginginkan kita saja yang menerima, mengalami dan mengenal Kebenarna, kita pun harus membagikannya kepada orang lain yang belum mendengar Injil. Pemberitaan Injil adalah buah nyata kita benar-benar memiliki hidup yang sudah diubahkan. Pemberitaan Injil bukan hanya meliputi kasih Allah, tetapi juga murka dan keadilan Allah bagi mereka yang menolak Injil. Ingatlah, Injil tidak hanya meliputi satu sisi berita yang dipotong sebagian, tetapi Injil meliputi dua hal, yaitu kasih pengampunan Allah di dalam Kristus bagi manusia berdosa sekaligus ada murka Allah bagi mereka yang sengaja menolak Kristus (Yohanes 3:16-18). Ketiga, selain penginjilan, kita tetap harus memperhatikan apa yang kita ajarkan selanjutnya baik di dalam Injil yang kita beritakan maupun yang kita ajarkan di dalam pembinaan bagi orang-orang Kristen baru. Ingatlah prinsip bahwa penginjilan harus disertai dengan pembinaan. Penginjilan tanpa pembinaan lebih lanjut akan mengakibatkan para petobat baru hanya mengenal Kristus secara dangkal. Di dalam pembinaan, kita yang sudah terjun di dalam bidang penginjilan harus lebih benar-benar mempersiapkan diri agar apa yang kita ajarkan bukan berdasarkan apa yang kita mengerti melalui pikiran kita yang terbatas, tetapi sungguh-sungguh murni apa yang Alkitab ajarkan sendiri (menggabungkan antara iman yang rasional dengan iman yang melampaui rasio manusia). Jangan bermain-main dengan pengajaran yang kita ajarkan, karena, “sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi.” (1 Petrus 4:17). Marilah kita memperingatkan peringatan Paulus kepada Timotius, “Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.” (1 Timotius 4:16). Penghakiman Allah pertama-tama tiba kepada umat Allah karena kita lah yang telah menerima anugerah dan wahyu khusus dari Allah itu, sehingga ketika kita tidak mempertanggungjawabkan anugerah itu, maka Allah tidak segan-segan menghukum kita.

Setelah kita merenungkan dua ayat ini saja, adakah hati kita merasa ditegur oleh Roh-Nya yang kudus ? Adakah kita berkomitmen agar kita tidak lagi berkanjang di dalam dosa mengingat akan kasih-Nya yang begitu besar telah dilimpahkan kepada kita di dalam Kristus? Kita bisa tidak lagi berbuat dosa bukan karena Allah menghukum kita, tetapi kita bisa menolak melakukan dosa karena ada anugerah Allah yang telah mengampuni dosa-dosa kita di dalam pengorbanan Kristus. Adakah kita mau kembali kepada-Nya ? Soli Deo Gloria. Amin.

Sekolah Tinggi Theologi (STT) SALEM, Malang

SEKOLAH TINGGI THEOLOGI (STT) SALEM
Jalan Malenggang 21, Malang, Jawa Timur, INDONESIA, 65146
Telepon : (0341) 561326 – 588205
E-mail :
salem@indo.net.id
Website : http://www.sttsalem.org


TENTANG STT SALEM

Filsafat STT SALEM
Dalam Matius 9:37-38, Tuhan Yesus mengatakan kepada murid-muridNya: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.

Menanggapi pernyataan Tuhan Yesus itu, maka STT Salem didirikan. Untuk pekerjaan Tuhan, masih banyak membutuhkan pekerja. Akan tetapi para pekerja perlu diperlengkapi dan dilatih. Ada tuntutan dan syarat yang diberikan oleh Tuhan yaitu:
· Adanya panggilan Tuhan (Yes.6:8 dan Luk.10:2,3)
· Mempunyai kemampuan memimpin (I Tim.3:2-5)
· Kedewasaan rohani (I Pet.5:1-4 dan I Tim.3:6)
· Kemampuan intelektual ( I Tim.3:2b)

Mengingat keempat hal itulah, maka STT Salem menyediakan pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan, dengan melalui program yang diadakan, yaitu:
· Pendidikan rohani dan Injili yang Alkitabiah.
· Membangun dan mengembangkan kerohanian mahasiswa
· Membentuk pemimpin-pemimpin rohani yang berkemampuan intelek, rendah hati dan berintegritas melalui: perkuliahan, kebaktian, persekutuan doa, pelatihan pelayanan dan konseling.

STT Salem mempersiapkan mahasiswa dengan sistem pendidikan yang seimbang. Perlunya keseimbangan antara kehidupan kehidupan pribadi dan sosial, serta antara kedewasaan emosi dan intelek, sehingga dapat membentuk kepribadian yang baik, mengembangkan potensi dan karunia masing-masing, semakin meyakini panggilan Tuhan, serta adanya hubungan yang erat antara satu dengan yang lain. Selain itu juga mempersiapkan mahasiswa supaya memiliki standar hidup sesuai Firman Tuhan dan mempunyai ketrampilan praktis pelayanan, sehingga siap melaksanakan panggilan pelayanan yang dikehendaki Tuhan.

Posisi Doktrinal
· Mengakui Tuhan Yesus Kristus sebagai Batu Penjuru yang Agung, Kepala dan Gembala, Juruselamat dan Pemelihara, Allah yang telah menjadi manusia.
· Mengakui Alkitab adalah Firman Tuhan, terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang berwibawa mutlak.
· Memegang teguh Credo Apostolicum atau Kepercayaan Iman Rasuli
· Mengajarkan ajaran Reformasi dan Calvinistis yang dinyatakan dalam Katekisasi Westminster serta pengakuan imannya.

Sejarah STT SALEM
Pada tahun 1983, melalui Firman-Nya Tuhan menyatakan kehendak-Nya kepada Pdt. D. S Hananiel L.Th untuk mendirikan sebuah Seminari untuk mendidik calon Hamba Tuhan yang berdedikasi dan Alkitabiah. Baru pada tahun 1985, tepatnya tgl. 19 Agustus 1985, pernyataan Tuhan itu dapat diwujudkan dengan berdirinya SALEM.
· SALEM adalah singkatan dari Seminari Alkitab Eleos Malang
· SALEM juga mengandung berita “Damai Kristus” kepada orang-orang yang belum menikmatinya.

Walaupun harus menghadapi berbagai tantangan, hingga kini SALEM masih tetap bisa mempertahankan keberadaannya dan bahkan semakin berkembang. Ini semua hanyalah oleh karena kasih dan kemurahan Tuhan semata.

SALEM berada di bawah naungan Sinode Gereja Eleos Indonesia. Untuk menjaga dan mempertahankan mutu pendidikan yang mantap dan berbobot, maka SALEM bekerjasama dengan berbagai Perguruan Tinggi Theologia dan Sinode-sinode Gereja baik dari dalam maupun dari luar negeri terutama dalam hal penyediaan tenaga dosen pengajar, antara lain dengan:
· General Assembly of Presbyterian Church in Korea
· Kosin College in Korea
Pada akhir tahun 1990, dengan berkat Tuhan, maka Tim Evaluasi dan Akreditasi Perguruan Tinggi Theologia Departeman Agama RI telah meninjau system pendidikan SALEM dan memberikan Ijin Operasional Program Strata Satu (S1) kepada SALEM. Sejak itu SALEM diuban menjadi Sekolah Tinggi Theologia Salem. Sistem pendidikan yang dilakasanakan di STT Salem adalah system pendidikan yang terpadu antara Sistem Pendidikan Theologia yang ilmiah/akademis dan yang praktis, yang sesuai dengan kebutuhan tenaga-tenaga Hamba Tuhan di Indonesia. Tahun 1985 kampus pertama SALEM yang sementara ada di Jl. Jakarta n0.48 Malang. Tahun 1990 pindah ke Jl. Hamid Rusdi no.19. Setelah itu pindah lagi ke Jl. Watu Gong no.18. Akan tetapi, karena tempat yang tidak memadai, akhirnya Tuhan menyediakan sebuah tempat yang permanen yang sesuai dengan kebutuhan STT Salem yaitu sebuah gedung bertingkat tiga di Jl. Malenggang no.21 Malang. Itulah kampus yang kami tempati hingga kini.

Oleh Anugerah Tuhan sajalah, maka Dia menjawab pergumulan doa untuk memiliki sebuah gedung aula, asrama putra, ruang makan, perpustakaan dan perumahan dosen yang lebih layak dan memadai. Gedung aula dan asrama putra diresmikan tahun 2002 sedangkan ruang makan, perpustakaan dan rumah dosen diselesaikan awal tahun 2006.

Saat ini sedang direncanakan pembangunan rumah tamu dan ruang-ruang doa. Kami membutuhkan dukungan doa bagi terlaksananya pembangunan ini.
Demikianlah sejarah perjalanan STT Salem hingga saat ini. Puji Tuhan atas pemeliharaanNya.

Staf Dosen STT SALEM
Dosen Purna Waktu :
· Pdt. Hong Young Hwa, D.Th. Miss. (Candidat) (Asian Center for Theological Studies, KOREA)
· Pdt. Daniel Sutrisno, M.A. (Institut Theologi Aletheia, Lawang)
· Pdt. Kim Jae Yong, M.Div. (Kosin Seminary, KOREA)
· Hanna Tanandjaja, S.Th. (STT SALEM)
· Pdt. Hendrik Soplantila, M.Th. (STT Tiranus, Bandung)
· Pdt. Im Byung Jin, M.Div. (Chong Sin University, KOREA)
· Giamyati Tedjaseputra, M.R.E. (Liberty Baptist Theological Seminary, Lynchburg, Virginia, USA)
· Ev. Jonathan Snae, S.Th. (STT SALEM)
· Ev. Sentot Heru Priono, S.Th. (STT SALEM)
· Ev. Drs. Djoko Sarwono, S.Th. (STT SALEM)
· Ev. Suarman Zebua, S.Th. (STT SALEM)

Dosen Paro Waktu :
· Suranto, S.Pd.
· Sonya, B.A.
· Mary Tanaja
· Dra. Suprapti Tyasasih
· dr. Harry Ratulangi. (Dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang ; Certificate dari Institute of Biblical Studies, LPMI (1974))
· Pdt. Iskandar Santoso, M.Th. (Master of Theology dari International Theological Seminary, USA)
· Drs. Ir. Herman Ginting, S.Pd., S.Th., M.T.
· Pdt. Pritono Catur W., M.K.

· Pdt. Drs. Imanuel Harso Moelyadi, M.A.
· Moeljoto Broto Prajitno, B.A.
· Nancy Gill, S.Th.
· Analisa Zebua, S.Th.
· Christian C. Lumansik, S.S.
· Muriwali N. Matalu, S.Th.





PROGRAM PENDIDIKAN - STT SALEM

PROGRAM SARJANA THEOLOGIA (S.Th.)
· Program ini disediakan bagi mereka yang mempersiapkan diri menjadi Pendeta/Penginjil
· Lama Studi: 4 tahun teori dan 1 tahun praktek lapangan
· Persyaratan:
Memiliki Ijazah SMU.
Sudah dibaptis dewasaa/sidi sedikitnya 1 tahun.
Kesaksian kelahiran baru dan panggilan pelayanan.
Surat rekomendasi dari Gereja.
Mengisi formulir pendaftaran STT Salem

PROGRAM DIPLOMA THEOLOGI (D3)
· Program ini disediakan bagi mereka yang mempersiapkan diri menjadi Penginjil.
· Lama Studi: 3 tahun teori dan ½ tahun praktek lapangan.
· Persyaratan: sama dengan persyaratan S.Th.

PROGRAM SERTIFIKAT (NON GELAR)
· Program ini disediakan khusus bagi jemaat atau orang Kristen yang ingin memperdalam pengetahuan Alkitab dan Theologi untuk melayani Tuhan dengan lebih efektif atau untuk memperdalam iman.
· Lama studi tidak dibatasi, tapi harus memenuhi sks yang ditetapkan

Pokok-pokok Doa

Dukung dan Doakan




KKR Pemuda dan Mahasiswa Surabaya 2007 :

“NEW LIFE, NEW CREATION”

oleh : Pdt. Sutjipto Subeno, M.Div.
(gembala sidang Gereja Reformed Injili Indonesia—GRII Andhika, Surabaya)




Kamis, 4 Oktober 2007 ; Pkl. 18.30 WIB

di Mojopahit Room, World Trade Center (WTC), Jalan Pemuda, Surabaya






Pokok-pokok Doa :

PANITIA :
1. Motivasi, semangat dan kerelaan hati dalam pelayanan.
2. Koordinasi setiap sie (acara, sound system, humas, gedung, perlengkapan, dll) dan para anggotanya.
3. Kesatuan hati antar anggota panitia.
4. Kerohanian setiap anggota panitia.


ACARA :
1. Persiapan pengkhotbah (Pdt. Sutjipto Subeno), liturgis, pemusik, dan seluruh pendukung acara lainnya.
2. Penyusunan acara KKR.
3. Suasana ibadah KKR.
4. Koordinasi sie Acara dan para pendukung acara KKR.
5. Latihan yang dilakukan para pendukung acara.


HUMAS DAN PUBLIKASI :
1. Sarana kartu doa untuk meningkatkan semangat doa masing-masing pribadi.
2. Kerjasama tim publikasi.
3. Kerjasama dalam pendistribusian sarana publikasi.
4. Pembentukan network dengan persekutuan kampus, persekutuan kantor, dan lembaga Kristen.
5. Sarana publikasi yang dipakai (brosur, spanduk, poster, baliho, dll) agar mampu secara maksimal membangun suasana dan sarana informasi KKR.
6. Setiap orang terbeban untuk menjadi sarana publikasi acara KKR.


SARANA DAN PERLENGKAPAN :
1. Persiapan gedung dan sarana perlengkapan lainnya (kursi, mimbar, sound system, lighting, projector, dll).
2. Kerohanian dan kesiapan hati para anggota sie perlengkapan dan mempersiapkan acara KKR.
3. Pemeliharaan alat-alat sound system, projector, dll agar dapat dipakai untuk mendukung acara KKR.
4. Persiapan instalasi sound system dan multimedia.
5. Pengerjaan multimedia agar dapat menunjang suasana ibadah KKR.


USHER DAN KOLEKTAN :
1. Persiapan koordinator usher dan kolektan.
2. Kerohanian dan kesiapan hati.
3. Pengaturan kursi untuk kolektan.
4. Pendataan calon konselor termasuk pengambilan foto dan data.
5. Lembaga-lembaga Kristen bersedia untuk mendukung dengan mengirimkan anggotanya/wakilnya untuk menjadi usher/kolektan.
6. Briefing dan koordinasi antar kolektan dan usher.
7. Kerendahhatian dan ketegasan para usher dalam mengatur posisi duduk para jemaat.


KEAMANAN DAN CUACA :
1. Keamanan lingkungan sekitar WTC sebelum, selama dan sesudah acara KKR.
2. Kondisi keamanan kota Surabaya secara umum.
3. Cuaca yang cerah untuk memperlancar jalannya acara KKR.


UMUM :
1. Keterlibatan pemuda/I Kristen dalam pelayanan acara KKR.
2. Banyak pemuda/i Kristen tergerak untuk mengajak teman dan/atau saudaranya untuk mengikuti KKR.
3. Semangat penginjilan di antara pemuda dan mahasiswa.
4. Program follow-up yang dipersiapkan.
5. Administrasi kesekretariatan.
6. Dampak KKR terhadap kehidupan rohani para pemuda dan mahasiswa di Surabaya dan sekitarnya.



“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”
(2 Korintus 5:17)



Tantangan zaman di era kebebasan ini telah melanda setiap orang khususnya para pemuda. Pemuda merupakan usia yang kritis dan merekalah yang sering menjadi korban pemikiran zaman. Berapa lama lagi kita terus terpaku melihat korban demi korban berjatuhan lagi ?

Kami mengundang Anda untuk mendukung persiapan KKR bagi pemuda di kota Surabaya dan sekitarnya secara khususnya di dalam doa. Ini adalah peperangan rohani yang besar di mana segala tantangan akan menghadang di depan kita. Kita perlu hati dan pikiran yang berserah untuk melihat pimpinan dan mohon kekuatan dari Allah Tritunggal.



Apabila Anda atau orang yang Anda kenal :
Ø terbeban melayani baik sebagai usher, kolektan, keamanan, dll ?
Ø memiliki relasi/contact person di universitas, persekutuan kantor, SMU, lembaga-lembaga Kristen bagi pemuda, dll ?
Ø bersedia menjadi contact person bagi panitia ?

Silahkan hubungi panitia KKR Pemuda :
-. Sdr. Jimmy Sumendap : (031) 60211202
-. Sdr. Yos : 081-2330-6281
-. Sdri. Alen/Sdri. Kiki : (031) 5472422-23