30 September 2012

Resensi Buku-187: 100 PERISTIWA PENTING DALAM SEJARAH KRISTEN (A. Kenneth Curtis, J. Stephen Lang, dan Randy Petersen)

Sejarah sering kali menjadi momok bagi banyak orang Kristen, karena banyak dari kita sejak kecil disuruh menghafal tanggal, bulan, dan tahun sejarah oleh guru sejarah, padahal si guru tersebut belum tentu mengingat semua yang disuruhkan kepada kita para muridnya. Namun, sebenarnya belajar sejarah bukanlah sesuatu yang menakutkan, karena justru dari sejarah, kita mengenal dari mana kita berasal. Lalu, bagaimana dengan sejarah gereja? Apa yang bisa kita pelajari dari sejarah Kekristenan sepanjang abad?

Temukan jawabannya dalam:
Buku
100 PERISTIWA PENTING DALAM SEJARAH KRISTEN

oleh:
A.Kenneth Curtis
J. Stephen Lang
Randy Petersen


Penerbit: BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2007

Penerjemah: A. Rajendran



Di dalam buku ini, para penulis mengemukakan sejarah Kekristenan dari tahun 64 M hingga tahun 1976. Masing-masing sejarah penting dalam Kekristenan diuraikan penulis dengan cerita sederhana, cukup saling bertalian satu sama lain, dan dampak dari suatu peristiwa ke peristiwa lainnya. Dari masing-masing sejarah, kita belajar bahwa Allah memakai setiap umat-Nya dari berbagai penjuru dunia untuk memberitakan firman Allah, melayani-Nya, meskipun tentu terdapat berbagai kelemahan dan kekurangan di dalam umat-Nya. Biarlah melalui buku sejarah singkat Kekristenan ini, kita diajar kembali untuk meneladani para bapa gereja di zaman dahulu, belajar tentang kesalahan-kesalahan baik dari para bapa gereja maupun zaman sesudahnya dengan tidak lagi mengulangi kesalahan-kesalahan mereka, dan terus maju melayani-Nya dengan memberitakan firman-Nya dan bersaksi bagi-Nya di dunia yang berdosa ini.



Profil Penulis:
A.Kenneth Curtis adalah salah satu pendiri Christian History Institute.

23 September 2012

Resensi Buku-186: PAULUS, ROH KUDUS, DAN UMAT ALLAH (Prof. Gordon D. Fee, Ph.D., D.D.)

Orang Kristen adalah orang yang percaya pada Allah Trinitas yaitu 3 pribadi di dalam 1 esensi Allah, yaitu Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus. Kita sudah sering mendengar penguraian tentang Allah Bapa dan Allah Putra, namun kita jarang sekali mendengar doktrin Roh Kudus, seolah-olah Allah Roh Kudus paling “tidak penting” dari ketiga pribadi Allah. Siapa Roh Kudus? Apa tugas-Nya?

Temukan jawabannya dalam:
Buku
PAULUS, ROH KUDUS, DAN UMAT ALLAH

oleh: Prof. Gordon D. Fee, Ph.D., D.D.

Penerbit: Gandum Mas, Malang, 2004



Di dalam bukunya ini, pakar Perjanjian Baru dari gereja Pentakosta, Dr. Gordon D. Fee menjelaskan segala hal berkaitan dengan Pribadi, karya, dan karunia Roh Kudus di dalam surat-surat Paulus dan aplikasinya bagi orang Kristen di zaman sekarang dengan bahasa yang sederhana. Dimulai dengan penjelasan singkat tentang Roh Kudus dalam theologi Paulus, kemudian dilanjutkan dengan uraian tentang pribadi Roh Kudus yang menggenapkan Perjanjian Lama dan tentang pribadi Roh Kudus sebagai Pribadi Allah ketiga dalam Trinitas. Roh Kudus juga diuraikan Dr. Fee sebagai Pribadi Allah yang berperan serta di dalam pertobatan seorang Kristen yaitu ketika seseorang mulai mendengar berita Injil hingga seorang Kristen tersebut berjalan di dalam Roh (proses pengudusan). Kemudian, Roh Kudus yang sama juga memimpin orang Kristen untuk melawan kedagingan dalam diri manusia dan berperan aktif di dalam doa-doa kita kepada Bapa. Sebagai pembahasan terakhir, Dr. Fee menguraikan poin-poin tentang berbagai macam karunia Roh Kudus yang sering disalahartikan. Di bagian akhir, Dr. Fee mengajak orang Kristen untuk memperlakukan Roh Kudus sebagai Pribadi yang penting yang berkaitan dengan Pribadi Kristus, karena Roh Kudus diutus untuk mengefektifkan karya penebusan Kristus dan berperan aktif di dalam proses pengudusan di dalam diri umat-Nya. Di bagian apendiks, beliau menjelaskan problematika pelik yang terjadi di kalangan Kekristenan (Injili Vs Pentakosta) yaitu apakah baptisan air dan baptisan Roh Kudus merupakan satu peristiwa yang berkaitan erat atau dua peristiwa yang berbeda. Akhir kata, biarlah buku ini dapat membimbing orang Kristen untuk lebih mengerti doktrin Roh Kudus sesuai dengan Alkitab, khususnya dalam surat-surat Paulus, sehingga kita makin menghargai Roh Kudus sesuai dengan yang diberitakan Alkitab (bukan dari ajaran manusia yang asal main comot Alkitab).



Profil Penulis:
Prof. Gordon Donald Fee, Ph.D., D.D.  yang lahir pada tahun 1934 di Ashland, Oregon, dari ayah, Donald Horace Fee (1907–1999) dan ibu, Gracy Irene Jacobson (1906–1973) adalah theolog Kristen Amerika-Kanada dan pendeta yang ditahbiskan di Gereja Sidang Jemaat Allah, Amerika Serikat. Sekarang, beliau menjabat sebagai Profesor Emeritus bidang Studi Perjanjian Baru di Regent College, Vancouver, Kanada. Beliau menyelesaikan studi Bachelor of Arts (B.A.) dan Master of Arts (M.A.) di Seattle Pacific University dan Doctor of Philosophy (Ph.D.) di the University of Southern California. Pada tanggal 21 April 2010, beliau dianugerahi gelar Doctor of Divinity (D.D.) dari Northwest University, Kirkland, Washington, di mana Fee pernah mengajar di sana. Beliau disebut sebagai ahli terkemuka di bidang pneumatologi (doktrin Roh Kudus) dan kritik teks Perjanjian Baru. Beliau adalah anggota dari CBT (Committee on Bible Translation) yang menerjemahkan the New International Version (NIV) dan revisinya the Today's New International Version (TNIV). Beliau juga melayani sebagai dewan penasihat di the International Institute for Christian Studies.

16 September 2012

Resensi Buku-185: KESALAHAN-KESALAHAN EKSEGETIS (Rev. Prof. D. A. Carson, Ph.D.)

Alkitab adalah satu-satunya sumber dan dasar bagi iman dan praktik hidup Kristen. Setiap orang Kristen pasti mengerti dan mengimani hal ini, namun, permasalahan yang muncul adalah bagaimana mungkin dari satu Alkitab yang sama, muncul berbagai penafsiran yang berbeda? Bagaimana kita dapat menafsirkan Alkitab secara lebih bertanggung jawab?

Temukan jawabannya dalam:
Buku
KESALAHAN-KESALAHAN EKSEGETIS
(EXEGETICAL FALLACIES)

oleh: Rev. Prof. Donald A. Carson, Ph.D.

Penerbit: Momentum Christian Literature, 2009

Penerjemah: Ev. Lanna Wahyuni



Perlu diperhatikan, Dr. D. A. Carson menjelaskan bahwa hermeneutika Alkitab adalah cara-cara/metode-metode dalam menafsirkan Alkitab, namun eksegese Alkitab adalah bentuk aplikasi dari hermeneutika Alkitab. Di dalam bukunya, salah satu pakar Perjanjian Baru ternama ini menguraikan berbagai kesalahan yang dilakukan oleh banyak theolog dan ahli Perjanjian Baru sekalipun dalam mengeksegese Alkitab.
Ada 4 kesalahan yang diuraikan Dr. Carson ini yaitu: Pertama, kesalahan studi kata. Di antara berbagai kesalahan studi kata, ada salah satu kesalahan yang saya ingat yaitu banyak pengkhotbah mimbar sering membedakan kata agapaō dengan phileō, bahkan saya pernah mendengarkan seorang pendeta berani menafsirkan bahwa perbedaan kata ini yang Yesus gunakan di dalam Yohanes 21:15-17 berarti Yesus merendahkan kata kasih supaya Petrus dapat memahaminya. Penafsiran konyol ini dibantah oleh Dr. D. A. Carson, lalu beliau menjelaskan bahwa kedua kata ini SAMA saja artinya dan kata agapaō tidak selalu merujuk pada kasih tanpa syarat, karena di dalam 2 Samuel 13:15, kata kasih dalam Septuaginta (terjemahan Perjanjian Lama dari bahasa Ibrani ke dalam bahasa Yunani) juga menggunakan kata agapē.
Kedua, kesalahan gramatikal. Satu hal yang saya ingat dari berbagai kesalahan gramatikal/tata bahasa yang Dr. D. A. Carson uraikan adalah sering kali banyak pengkhotbah atau dosen theologi menjelaskan bahwa aorist tense dalam struktur bahasa Yunani berarti suatu peristiwa yang berlangsung sekali untuk selamanya. Hal ini dibantah oleh Dr. D. A. Carson, karena ada teks Alkitab yang jelas menggunakan bentuk aorist yang tentu saja tidak merujuk pada peristiwa yang berlangsung sekali untuk selamanya, misalnya: Filipi 2:12; Matius 6:6; 1 Yohanes 2:24; 5:21; 2 Korintus 11:24; Wahyu 20:4; Ibrani 11:13; Efesus 2:1-2, 7.
Ketiga, kesalahan logika. Dr. D. A. Carson menjelaskan bahwa sering kali banyak penafsir dan pengkhotbah memiliki kekacauan logika ketika mengeksegese Alkitab. Salah satunya, mencari bukti-bukti selektif dari satu teks Alkitab untuk membangun satu doktrin tanpa mempertimbangkan teks Alkitab lainnya. Atau mengeksegese satu teks Alkitab berdasarkan wawasan dunia yang dimilikinya (misalnya seorang Pantheis sembarangan menafsirkan Mat. 5:8).
Terakhir, kesalahan presuposisi dan sejarah. Dr. Carson menjelaskan bahwa meskipun presuposisi theologi seseorang menentukan bagaimana ia mengeksegese Alkitab, namun sering kali si penafsir bukan menundukkan theologinya di bawah Alkitab, tetapi sengaja mencari dan mengeksegese ayat Alkitab sesuai presuposisi theologinya sendiri. Ini adalah akibat paham “Hermeneutika baru” di dalam studi Biblika hari-hari ini. Misalnya, kaum Protestan menafsirkan kata “batu karang” di Matius 16:13-20 sebagai pengakuan iman Petrus dan bukan pada Petrus (eksegese ini dipakai sebagai lawan dari konsep kepausan yang menafsirkan teks Alkitab ini untuk mendukung Paus sebagai pengganti Petrus). Selain itu, ada juga kesalahan sejarah yang sering kali dilakukan oleh para theolog dalam mengeksegese Alkitab. Salah satunya, merekonstruksi sejarah yang sebenarnya belum bisa dipastikan keakuratannya. Atau menafsirkan korelasi antara A dengan B: A menyebabkan B. Seperti ada pengkhotbah Injili mengatakan bahwa Paulus menyadari bahwa khotbahnya di Atena yang mencoba mendekati pendengarnya secara filosofis itu salah (Kis. 17:22-31), lalu ia menyadarinya dan menuliskannya di 1 Korintus 2:2. Dr. D. A. Carson menyebut hal ini adalah suatu eksegese tanpa bukti yang kuat.
Meskipun buku ini tergolong agak sulit dimengerti karena istilah-istilah Biblika yang kurang dikuasai oleh orang Kristen awam, namun sejujurnya buku ini sangat baik untuk mengoreksi kita ketika mengeksegese Alkitab. Biarlah buku ini dapat menolong kita untuk dapat mengeksegese Alkitab dengan lebih cermat dan teliti sesuai konteks dan maksud penulis Alkitab, sehingga tidak terjadi penyimpangan ajaran.




Rekomendasi:
“Buku ini … adalah buku wajib bagi para dosen, hamba Tuhan, dan para murid Alkitab yang serius. Pendekatan Carson yang metodologis penuh dengan kebijaksanaan, tajam, dan disampaikan dengan jelas.”
Journal o the Evangelical Theological Society

“Para pembaca yang tidak menyamakan ineransi Alkitab dengan penafsirannya sendiri akan mendapatkan bimbingan yang berharga dari buku ini. Carson telah memberikan manual yang ringkas dan praktis mengenai banyak kesalahan yang mungkin terjadi pada saat kita menafsirkan Alkitab.”
Prof. Robert W. Yarbrough, Ph.D.
(Ketua Departemen Perjanjian Baru dan associate professor Perjanjian Baru di Trinity Evangelical Divinity School di Deerfield, Illinois yang menyelesaikan studi: Bachelor of Arts—B.A. (majors: English and Religion) di Southwest Baptist College di Bolivar, Missouri; Master of Arts—M.A. dalam bidang studi theologi (Perjanjian Baru) di Wheaton College Graduate School, U.S.A.; dan Doctor of Philosophy—Ph.D. dalam bidang Perjanjian Baru di the University of Aberdeen, Skotlandia. Beliau juga belajar di the University of Tuebingen dan the Albrecht-Bengel-Haus, Tuebingen, Jerman.)

“Jika diperhatikan dengan saksama, Kesalahan-kesalahan Eksegetis akan menjadikan pembacanya ekspositor Alkitab yang lebih berhati-hati.”
Prof. Gerald W. Mattingly, Ph.D.
(Professor of Bible and Honors Program Coordinator di Johnson Bible College, Knoxville, Tennessee, U.S.A. yang menyelesaikan studi: B.A. di Cincinnati Bible College; Master of Divinity—M.Div. dan Ph.D. di Southern Baptist Theological Seminary, U.S.A.)

“…ditulis dengan baik, mudah dibaca, dan menantang pikiran. Buku ini sangat direkomendasikan kepada semua orang yang benar-benar ingin menafsir Perkataan Kebenaran itu dengan tepat (2Tim. 2:15).”
Jeff Guimont
(Grace Theological Journal)

“Para pembaca… diberikan banyak obat preventif dalam buku ini… Menghindari ‘kesalahan-kesalahan,’ yang kentara maupun tidak, pastilah akan menghasilkan keterampilan dalam eksegesis, dan inilah peran positif buku ini.”
David Olford, Ph.D.
(Presiden Olford Ministries International yang menyelesaikan studi: B.A. dan M.A. di Wheaton College, Illinois dan Ph.D. dalam bidang Studi Biblika di Sheffield University, Sheffield, England)



Profil Rev. Dr. D. A. Carson:
Rev. Prof. Donald A. Carson, Ph.D. adalah Profesor Riset Perjanjian Baru di Trinity Evangelical Divinity School, Deerfield, Illinois, U.S.A. Beliau juga adalah anggota dari: the Tyndale Fellowship for Biblical Research, the Society of Biblical Literature, the Evangelical Theological Society, the Canadian Society of Biblical Studies, dan the Institute for Biblical Research. Beliau juga dahulu mendirikan GRAMCORD Institute, sebuah institusi riset dan pendidikan yang didesain untuk mengembangkan dan mempromosikan tools komputer bagi riset Alkitab, khususnya berfokus pada bahasa-bahasa asli. Beliau menyelesaikan studi Bachelor of Science (B.S.) dalam bidang Kimia di McGill University; Master of Divinity (M.Div.) di Central Baptist Seminary di Toronto; dan Doctor of Philosophy (Ph.D.) dalam bidang Perjanjian Baru di Cambridge University. Beliau juga menulis atau mengedit beberapa buku, di antaranya: The Sermon on the Mount (Baker 1978), Exegetical Fallacies (Baker 1984), Matthew (Zondervan 1984), From Triumphalism to Maturity (Baker 1984), Showing the Spirit (Baker 1987), How Long, O Lord? Reflections on Suffering and Evil (Baker 1990), The Gospel According to John (Eerdmans 1991), A Call to Spiritual Reformation (Baker 1992), New Testament Commentary Survey, 6th ed. (Baker 2006) and Becoming Conversant with the Emerging Church (Zondervan, 2005). Buku yang beliau tulis berjudul The Gagging of God: Christianity Confronts Pluralism (Zondervan 1996) telah memenangkan the 1997 Evangelical Christian Publishers Association Gold Medallion Award dalam kategori “theologi dan doktrin.” Beliau dan istri, Joy, tinggal di Libertyville, Illinois. Mereka memiliki dua orang anak.

09 September 2012

Resensi Buku-184: PENGALAMAN ROHANI SEJATI (Rev. Jonathan Edwards, A.M.)

Di dalam sebuah kebangunan rohani yang terjadi di Amerika di abad XVIII yang dipimpin oleh Rev. Jonathan Edwards, A.M. terdapat fenomena emosional yang luar biasa. Banyak orang Kristen saat itu menyalahartikan fenomena tersebut dan menganggapnya sebagai tanda pertobatan. Namun ada juga orang Kristen yang anti pengalaman emosional tersebut. Bagaimana tanggapan Rev. Jonathan Edwards sendiri dan orang Kristen pada umumnya?

Temukan jawabannya dalam:
Buku
PENGALAMAN ROHANI SEJATI

oleh: Rev. Jonathan Edwards, A.M.

Penerbit: Momentum Christian Literature, 2003

Penerjemah: The Boen Giok dan Stephen C. T. Soemampouw



Di dalam bukunya, Rev. Jonathan Edwards mengupas tuntas perihal pengalaman rohani sejati dimulai dari penjelasan natur emosi dalam iman Kristen di bagian pertama yang terdiri dari 10 bab. Kemudian, Rev. Jonathan Edwards menguraikan 12 hal yang bukan merupakan bukti bahwa emosi kita itu benar-benar timbul dari pengalaman keselamatan sejati. Dan di bagian ketiga yang terdiri dari 15 bab, beliau menjelaskan dari penyelidikan Alkitab tentang 14 poin yang merupakan tanda emosi sejati yang berpusat pada Allah: bukan sesaat, memiliki kualitas moral yang benar, kerendahan hati, berdampak pada praktik hidup Kristen, dll. Biarlah buku ini dapat memimpin kita untuk menguji pengalaman rohani kita apakah benar-benar dari Allah atau hanya gejala emosional sesaat?



Profil Rev. Jonathan Edwards:
Rev. Jonathan Edwards, A.M. lahir di East Windsor, Connecticut pada tanggal 5 Oktober 1703. Beliau adalah anak dari Rev. Timothy Edwards (1668–1759), pendeta di East Windsor, Connecticut (nama kota ini sekarang: South Windsor) dan Esther Stoddard. Beliau menamatkan studi Master of Arts (A.M.) di Yale University, U.S.A. Pada 15 Februari 1727, beliau ditahbiskan menjadi pendeta di Northampton dan menjadi asisten kakeknya, Solomon Stoddard (ayah dari ibu Rev. Jonathan Edwards). Di tahun yang sama, beliau menikah dengan Sarah Pierpont, anak dari pendiri Yale, James Pierpont. Mulai tahun 1739-1740, beliau memulai karya penginjilannya dalam Great Awakening. Beliau berkhotbah dengan khotbah yang sangat terkenal berjudul “Sinners in the Hands of an Angry God” di Enfield, Connecticut pada tahun 1741. Pada awal tahun 1758, beliau pernah menjabat sebagai presiden di the College of New Jersey (kemudian namanya menjadi: Princeton University). Beliau meninggal di Princeton, New Jersey pada tanggal 22 Maret 1758.

02 September 2012

Book Description-183: GOSPEL AND SPIRIT (Rev. Prof. Gordon D. Fee, Ph.D., D.D.)


As Christians, we believe that the Bible is the sole truth in our faith and daily life. The more we know our Bible as the Word of God, the more we know our God and then, serve Him. How can we know and understand the Bible, especially New Testament rightly?

Find the answer in
Book
GOSPEL AND SPIRIT:
Issues in New Testament Hermeneutics

by: Rev. Prof. Gordon D. Fee, Ph.D., D.D.

Publisher: Hendrickson Publishers, Inc., Massachusetts, U.S.A., 1991



In this book, as a New Testament scholar and a Pentecostal professor, Dr. Fee explains all things about how to interpret the New Testament rightly. In first five chapter, he says that we should recognize that the Scripture is the word of God written by men in certain context. Therefore, we should understand the historical context, intention, etc of the authors that God used and the implication of the texts we interpet, so that we can interpret the Bible accurately based on the exact intention of the authors and the implication in our life in this age. Furthermore, Dr. Fee applied his theories to analyse 1 Timothy 2:8-15, Pentecostal hermeneutics regarding baptism in the Holy Spirit, and church order. In sum, he encourages us to study and interpet the New Testament accurately based on the exact context and intention, so that we can’t build un-biblical theology.



Endorsement:
“Gordon D. Fee, an established and influential New Testament exegete, provides a superb analysis of a wide range of hermeneutical issues with a wholesome combination of scholarship, insight, good sense, and passion. These cogent essays deal carefully and patiently with those concerns that are so important in genuine faithfulness to the authority of the Bible in the life of the Church today. Thus, they deserve a wide reading not only in the Evangelical and Pentecostal traditions but also in the wider Church as well.”
Rev. Prof. David M. Scholer, Th.D. (1938-2008)
(Professor of New Testament and Associate Dean for the Center for Advanced Theological Studies at Fuller Theological Seminary where he has been since 1994; Bachelor of Arts—B.A. and Master of Arts—M.A. from Wheaton College; Bachelor of Divinity—B.D. from Gordon Divinity School; and Doctor of Theology—Th.D. from Harvard Divinity School)




Biography of the author:
Rev. Prof. Gordon Donald Fee, Ph.D., D.D. who was born in 1934 in Ashland, Oregon, to Donald Horace Fee (1907–1999) and Gracy Irene Jacobson (1906–1973) is an American-Canadian Christian theologian and an ordained minister of the Assemblies of God (USA). He currently serves as Professor Emeritus of New Testament Studies at Regent College in Vancouver, Canada. Fee received his Bachelor of Arts (B.A.) and Master of Arts (M.A.) degrees from Seattle Pacific University and his Doctor of Philosophy (Ph.D.) from the University of Southern California. On April 21, 2010, Fee was awarded an honorary Doctor of Divinity (D.D.) degree from Northwest University in Kirkland, Washington, where Fee has taught in the past and where a building is named for his father, Donald Fee. Fee is considered a leading expert in pneumatology and textual criticism of the New Testament. Fee is a member of the CBT (Committee on Bible Translation) that translated the New International Version (NIV) and its revision, the Today's New International Version (TNIV). He also serves on the advisory board of the International Institute for Christian Studies.