15 July 2009

Resensi Buku-73: APOLOGETIKA BAGI KEMULIAAN ALLAH (Prof. John M. Frame, D.D.)

...Dapatkan segera...




Buku
APOLOGETIKA BAGI KEMULIAAN ALLAH:
Sebuah Pengantar


oleh: Prof. John M. Frame, D.D.

Penerbit: Momentum Christian Literature, 2002

Penerjemah: Irwan Tjulianto





Deskripsi dari Denny Teguh Sutandio:
Di dalam Matius 28:19-20, Tuhan Yesus berfirman, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Dua ayat ini sering dikenal sebagai ayat Amanat Agung (Great Commision) di mana Kristus memerintahkan para murid-Nya untuk memberitakan Injil. Penginjilan adalah suatu mandat agung dari Kristus sendiri. Lalu, bagaimana caranya kita menginjili? Apa yang harus kita persiapkan? Selain harus bergantung mutlak pada kuasa Roh Kudus, di dalam penginjilan, kita perlu suatu studi yang akan memimpin kita untuk berhadapan dengan pribadi-pribadi yang kita injili. Studi itulah yang disebut apologetika, yang didefinisikan oleh Dr. John M. Frame sebagai “ilmu yang mengajar orang Kristen bagaimana memberi pertanggungan jawab tentang pengharapannya” atau “aplikasi Alkitab kepada mereka yang tidak percaya.” (hlm. 1) Dasar apologetika ini diambil dari 1 Petrus 3:15-16, “Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu.”

Setelah itu, kita digiring oleh Dr. John M. Frame melalui buku ini kepada pendahuluan, presuposisi, isi berita, dan aspek-aspek apologetika yang membawa kita makin melihat kemuliaan Allah di dalam studi apologetika. Sebagai pendahuluan, Dr. Frame memaparkan bahwa apologetika merupakan tanggung jawab Allah sekaligus manusia, berarti Allah akan memimpin setiap tugas apologetika di dalam penginjilan yang kita lakukan. Lalu, apa dasar presuposisi apologetika kita? Dr. Frame memaparkan bahwa dasarnya adalah Alkitab (Sola Scriptura), namun juga tetap memperhitungkan aspek-aspek wahyu umum Allah dan nilai-nilai. Lalu, apa isi berita yang dibawa oleh seorang apologis? Dr. Frame memaparkan dua hal: filsafat (yang meliputi konsep metafisika, epistemologi, dan etika) dan kabar baik. Di sini, beliau menggabungkan antara fungsi logika, pengabaran Injil, dan kuasa Roh Kudus. Bagi Dr. Frame, apologetika tidak bisa dipisahkan dari penginjilan, begitu juga penginjilan tidak bisa dipisahkan dari apologetika.

Dengan dasar inilah, beliau memaparkan 3 aspek apologetika yaitu apologetika sebagai: pembuktian, pembelaan, dan penyerangan. Di dalam tiga aspek ini, Dr. Frame dengan tajam sekali memulai aspek pertamanya dengan aspek aktif (bukan pasif) yaitu aspek pembuktian. Berarti, di dalam tugas apologetika, kita dituntut aktif “menyampaikan dasar-dasar rasional bagi iman kepercayaan” atau istilah singkatnya, “membuktikan kebenaran Kekristenan.” (Yoh. 14:11; 20:24-31; 1Kor. 15:1-11) Apa saja yang perlu kita buktikan? Dr. Frame sebelumnya menjelaskan dasar pembuktiannya yaitu menggunakan Alkitab dan bukti, argumentasi-argumentasi positif dan negatif, dan presuposisi dari hati (untuk lebih jelasnya silahkan membaca sendiri buku ini). Kemudian, dasar ini memimpin kita untuk membuktikan 2 poin, yaitu eksistensi (keberadaan) Allah dan Injil. Aspek kedua apologetika adalah apologetika sebagai pembelaan. Setelah aktif menjelaskan dasar rasional iman Kristen, maka biasanya akan muncul pertanyaan dari orang yang kita injili yang biasanya mempertanyakan keberadaan Allah di dalam problema kejahatan. Lalu, apa jawab kita? Dr. Frame di dalam aspek kedua membela iman Kristen dengan menjawab permasalahan tentang kejahatan. Di poin ini, beliau memaparkan terlebih dahulu 9 hal yang TIDAK Alkitab katakan tentang problema kejahatan, lalu setelah itu beliau memaparkan tanggapan Alkitabiah tentang problema kejahatan di mana Allah adalah standar bagi tindakan-Nya. Setelah membela iman Kristen, Dr. Frame memimpin kita masuk ke dalam aspek apologetika terakhir yang bersifat penyerangan. Di dalam aspek ini, kita dituntut aktif membuktikan inkonsistensi dan ilogisnya pikiran-pikiran yang non-Kristen, lalu membawa orang-orang tersebut kembali kepada Kristus. Kepada siapa aspek ketiga ini ditujukan? Dr. Frame memaparkan bahwa aspek ketiga ini ditujukan kepada dua jenis orang: atheis dan yang memuja berhala (dan sekaligus: atheis dan memuja berhala).

Sebagai aspek praktika, Dr. Frame memberikan contoh praktis bagaimana berbicara kepada orang non-Kristen yang tidak dikenal. Contoh yang beliau pakai adalah percakapan imajiner di sebuah pesawat terbang antara John (Dr. Frame) dengan Al. Percakapan ini dimulai dari saling menyapa, saling bertanya profesi, lalu masuk ke dalam pembahasan filsafat, logika, dan penginjilan. Satu hal yang saya pelajari dari contoh ini adalah ketajaman Dr. Frame menunjukkan inkonsistensi pikiran manusia berdosa dengan memutar balik ide-ide yang mereka katakan, lalu membawanya untuk mempercayai keberadaan Allah yang Personal dan Kristus! Sebagai 2 apendiks tambahan, di apendiks 1, beliau menganalisa pemahaman apologetika Ligonier dari Dr. R. C. Sproul, dll terhadap Dr. Cornelius Van Til. Lalu, di apendiks 2, beliau menjelaskan tanggapan Dr. Jay E. Adams terhadap konsep Dr. Frame tentang kejahatan. Melalui buku ini, kita dipimpin untuk masuk ke dalam theologi yang benar-benar Theosentris (berpusat kepada Allah): dari Allah, oleh Allah, dan untuk Allah (Rm. 11:36)





Profil Dr. John M. Frame:
Prof. John M. Frame, M.A., M.Phil., D.D. adalah Profesor Theologi Sistematika dan Filsafat di Reformed Theological Seminary, U.S.A. Beliau meraih gelar Bachelor of Arts (A.B.) dari Princeton University; Bachelor of Divinity (B.D.) dari Westminster Theological Seminary; Master of Arts (M.A.) dan Master of Philosophy (M.Phil.) dari Yale University; dan gelar Doctor of Divinity (D.D.) dari Belhaven College. Beliau menulis beberapa buku, di antaranya:
· Van Til, the Theologian (1976)
· The Doctrine of the Knowledge of God (1987) (sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia: Doktrin Pengetahuan tentang Allah oleh Literatur SAAT Malang)
· Medical Ethics (1988)
· Perspectives on the Word of God (1990)
· Evangelical Reunion (1991)
· Apologetics to the Glory of God (1994) (sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia: Apologetika bagi Kemuliaan Allah oleh Penerbit Momentum)
· Cornelius Van Til: An Analysis of his Thought (1995) (sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia: Cornelius Van Til: Sebuah Analisis Terhadap Pemikirannya oleh Penerbit Momentum)
· Worship in Spirit and Truth (1996)
· Contemporary Music: a Biblical Defense (1997)

Resensi Buku-74: THEOLOGI KONTEMPORER (Prof. Harvie M. Conn, Litt.D.)

...Dapatkan segera...




Buku
THEOLOGI KONTEMPORER

oleh: Prof. Harvie M. Conn, Litt.D.

Penerbit: SAAT Malang

Penerjemah: Lynne Newell

Prakata: Pdt. DR. STEPHEN TONG





Prakata dari Pdt. Dr. Stephen Tong:
Pada zaman Pencerahan di Eropa, telah timbul aliran empirisisme di Inggris dan aliran rasionalisme di Perancis, Belanda, dan Jerman. Kedua aliran ini sangat memukul kepercayaan-kepercayaan agama tradisional pada waktu itu. Oleh karena itu kepercayaan agama sangat bergantung pada wahyu Allah, sedangkan Pencerahan menganggap manusia sudah mencapai kedewasaan untuk mengetahui segala bidang pengetahuan. Dengan kata lain, mereka berpendapat bahwa tanpa penyataan Allah, yaitu hanya melalui rasio, sudah cukup bagi manusia untuk dapat menjawab segala persoalan dan menemukan segala kebenaran. Apabila pernyataan itu benar, maka suatu pertanyaan yang besar adalah: “Di manakah tempatnya Kekristenan?” Berkenaan dengan hal itu, maka ada tokoh-tokoh pemikir yang berusaha menolong atau menyelamatkan Kekristenan dari kesulitan semacam itu.

Kant menggolongkan Kekristenan dan nilai Kekristenan di bawah wilayah moral, sedangkan Schleiermacher menggolongkan Kekristenan di bawah wilayah perasaan, dan Albrecht Ritschl menempatkan Kekristenan di bawah nilai. Persamaan dari tokoh-tokoh itu termasuk Adolf von Harnack dan Hermann, ialah meniadakan kebutuhan wahyu sebagai sumber dasar dan standar untuk mengenal Allah. Itulah bahaya yang mengancam theologi pada akhir abad ke-19, namun orang yang sungguh setia kepada Tuhan mengetahui bahwa kemungkinan untuk mengenal pengetahuan dalam dunia alam semesta telah diberikan oleh Tuhan pada waktu Tuhan menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya, di mana salah satu aspek yang diberikan ialah sifat rasio, sehingga manusia dapat menemukan pengetahuan alam. Tetapi dalam hal pengenalan terhadap Allah, manusia hanya diberi kemungkinan untuk mengetahui keberadaan-Nya, sedangkan untuk mengetahui rencana Allah, keselamatan Allah, manusia tidak dapat mengetahuinya selain melalui penyataan Allah. Dengan demikian maka pengenalan terhadap Allah merupakan suatu ilmu khusus yang melampaui kemungkinan manusia untuk mengenal alam, di mana untuk pengenalan terhadap Allah membutuhkan suatu keharusan, yaitu Allah yang menyatakan diri kepada manusia.

Pada abad ke-20, berdasarkan pemikiran di atas, Karl Barth dan Brunner menganggap penyataan adalah kunci untuk mengenal Allah. Pernyataan ini sangat serupa dengan theologi Reformasi. Theologi perlu memutar arah atau banting stir, sehingga bisa mendapatkan suatu dasar yang lebih kuat lagi. Namun konsep Allah dan konsep penyataan dari Karl Barth, sangat terpengaruh oleh Soren Aaby Kierkegaard dari Denmark. Oleh karena itu, dalam usaha untuk menyelamatkan theologi keluar dari kebahayaan liberalisme, mereka tetap tidak berdiri di atas dasar yang kuat, yang pernah diberikan oleh Martin Luther dan John Calvin, sehingga usaha untuk kembali ke Alkitab belum tuntas.

Sejak Karl Barth, kita dapat melihat aliran-aliran lain yang menjadi pokok aliran dalam dunia theologi, yang makin kacau dan makin menyimpang dari otoritas Alkitab. Meskipun setiap aliran theologi itu mempunyai sumbangsih dan kreativitas tertentu, namun penyimpangan dari Alkitab dapat kita lihat dengan jelas. Maka sebagai orang Kristen yang berkecimpung dalam dunia theologi, atau orang Kristen awam yang tertarik pada doktrin, seharusnya kita berjaga-jaga dan mendapat pedoman lebih lanjut untuk dapat menganalisa dan dapat membeda-bedakan ajaran mana yang setia dan ajaran mana yang menyimpang.

Di sekolah theologi di mana saya mengajar, yaitu SAAT (Seminari Alkitab Asia Tenggara), saya telah memasukkan salah satu buku Profesor Harvie M. Conn dari Westminster Theological Seminary di Philadelphia, menjadi buku pegangan yang saya pilih. Buku ini bukan merupakan suatu buku yang memberikan penjelasan panjang lebar, tetapi cukup memberikan pedoman yang jelas dan tepat. Buku ini bersifat akademis serta tidak terlalu sulit untuk dimengerti oleh orang Kristen di Indonesia.

PUJI TUHAN, di dalam kelas saya pada tahun 1984, sekelompok murid-murid telah terbeban untuk menerjemahkan seluruh buku ini ke dalam bahasa Indonesia. Saya mengharapkan melalui dicetaknya buku ini, orang Kristen di Indonesia mendapat berkat dan Allah dipermuliakan di tempat yang Mahatinggi. Kiranya Tuhan berkenan memakai buku ini untuk maksud-Nya sendiri.

(Malang, akhir Januari 1985)




Deskripsi dari Denny Teguh Sutandio:
Theologi berasal dari bahasa Yunani Theos yang berarti Allah dan logos berarti ilmu, jadi theologi berarti ilmu yang mempelajari tentang Allah. Tetapi sayang sekali theologi yang menjamur di era sekarang belum bisa dikategorikan sebagai 100% ilmu yang mempelajari tentang Allah, karena beragam pandangan yang ditegakkan tidak bersumber dari Allah dan firman-Nya, namun dari pemikiran manusia berdosa. Hal ini yang sedang dibawa oleh Prof. Harvie M. Conn, Litt.D. melalui bukunya Theologi Kontemporer. Di dalam bukunya, Dr. Conn menjabarkan berbagai macam arus theologi dari Neo-Orthodoksinya Karl Barth, Demitologisasinya Rudolf Bultmann, Sejarah Keselamatan dari Dr. Oscar Cullmann, “Theologi” Sekuler yang dimulai dari Bishop Dr. John T. Robinson melalui bukunya yang terkenal Honest to God, Etika Situasinya Joseph Fletcher, Theologi Pengharapan dari Jurgen Moltmann, Theologi Sejarahnya Wolfhart Pannenberg, Theologi Evolusi dari Pierre Teilhard de Chardin, Theologi Proses dari Prof. Dr. Charles Hartshorne, Theologi Ada dari Paul Tillich, Mistisisme, Pietisme yang dimulai dari Philip Spener, Dispensasionalisme yang dimulai dari kelompok Brethren yang dipimpin oleh John Nelson Darby, Fundamentalisme, Neo-Fundamentalisme, Neo-Evangelisme, dan diakhiri dengan 1 Bab terakhir yang membahas keunikan theologi Reformed yang terintegrasi.

Keunikan penjelasan Dr. Conn ini adalah masing-masing arus theologi dijelaskan latar belakang munculnya, ajaran-ajarannya, pengaruh ajarannya, dan tinjauan kritisnya. Tinjauan kritis yang Dr. Conn berikan bersifat positif dan negatif. Beliau membenarkan ajaran-ajaran tertentu dari masing-masing arus theologi, namun di sisi lain, mengkritik ajaran-ajaran dari masing-masing arus theologi yang kurang/tidak sesuai dengan Alkitab, lalu Dr. Conn memberikan analisa singkat jawaban Alkitab terhadap ajaran tersebut. Biarlah melalui buku ini, kita semakin mengerti sedikit tentang variasi arus theologi di dalam Kekristenan dan bagaimana ajaran-ajaran dari arus theologi tersebut diuji berdasarkan keakuratan penafsiran yang beres dari Alkitab.





Profil Dr. Harvie M. Conn:
Prof. Harvie M. Conn, Th.M., Litt.D., yang lahir di Regina, SK, Canada pada tahun 1933 dan menjadi warga negara Amerika pada tahun 1957, adalah Profesor Misi di Westminster Theological Seminary, Philadelphia, U.S.A. pada tahun 1972-1998. Beliau meninggal pada Agustus 1999 karena penyakit kanker. Beliau menyelesaikan studi Bachelor of Arts (A.B.) di Calvin College pada tahun 1953; Bachelor of Divinity (B.D.) pada tahun 1957 dan Master of Theology (Th.M.) pada tahun 1958 dari Westminster Theological Seminary. Beliau dianugerahi gelar Doctor of Letters (Litt.D.) dari Geneva College pada tahun 1976.
Tulisan-tulisan yang paling berpengaruh:
Ø Eternal Word In A Changing World: Theology, Anthropology, and Missions in Trialogue (New Jersey: P&R; 1984)
Ø Evangelism: Doing Justice and Preaching Grace (New Jersey: P&R; 1982)

Buku-buku lainnya:
ü Urban Ministry: The Kingdom, the City, & the People of God co-authored by Manny Ortiz (Illinois: IVP; 2001)
ü Contemporary World Theology: A Layman’s Guide (New Jersey: P&R; 1974)
ü Studies In The Theology Of The Korean Presbyterian Church (Westminster Seminary Bookstore)
ü The American City And The Evangelical Church: A Historical Overview (Michigan: Baker Books; 1994)

Buku-buku yang diedit:
F Practical Theology And The Ministry Of The Church 1952-1984: Essays in Honor of Edmund P. Clowney (New Jersey: P&R; 1990)
F Planting And Growing Urban Churches: From Dream to Reality (Michigan: Baker Books; 1997)
F The Urban Face Of Mission: Ministering the Gospel in a Diverse and Changing World (New Jersey: P&R; 2002)
F Inerrancy And Hermeneutic: A Tradition, a Challenge, a Debate (Michigan: Baker Books; 1988)
F Reaching The Unreached: The Old-New Challenge (New Jersey: P&R; 1984)
F Theological Perspectives On Church Growth (USA; Dulk Foundation; 1976)
F Missions And Theological Education In World Perspective (Gabriel Resources; 1985)

Artikel-artikel:
· “Luke’s Theology of Prayer.” Christianity Today, Desember 22, 1972: pp. 6-8.
· “God’s Urban Surprises.” Urban Mission 14:4, Juni 1997: pp. 3-6.
· “Refugees, the City, and Missions.” Urban Mission 15:2, Desember 1997: pp. 3-6.
· “Blaming the Victim?” Urban Mission 15:4, Juni 1998: pp. 3-6.
· “Looking at Some of Africa’s Urban Challenges.” Urban Mission 16:2, December 1998: pp. 3-6.
· “Training the Layman for Witness,” Training for Missions, diedit oleh Paul G. Schrotenboer. (Grand Rapids: Reformed Ecumenical Synod, 1977), 74-103.
· “Contextualization: Where Do We Begin?” Evangelicals and Liberation, edited by Carl E. Amerding. (Phillipsburg, NJ: Presbyterian and Reformed Publishing Company, 1977) 90-119.
· “Contextualization: A New Dimension for Cross-Cultural Hermeneutic,” Evangelical Missions Quarterly 14 (Januari 1978): 39-46.
· “Theologies of Liberation,” Tensions in Contemporary Theology. Edisi Revisi ke-3, diedit oleh Stanley Gundry dan Alan Johnson (Chicago: Moody Press, 1979), 327-434.
· “Review of ‘Black Theology: A Documentary History, 1966-1979′,” Journal of the Evangelical Theological Society 25 (Juni 1982): 238-40.
· “The Gospel and Culture,” Gospel in Context 1 (Januari 1978): 19-21.

Karya yang tidak dipublikasikan:
“The Concept of Reason in the Theology of John Calvin.” Tesis Th.M. yang tidak dipublikasikan yang diajukan ke Westminster Theological Seminary, Philadelphia, 1958.