27 August 2013

Buku ke-25: BEBAS ATAU KAKU?: Gaya Hidup Kristiani yang Bijaksana (Denny Teguh Sutandio)


Di dunia ini terdapat dua macam gaya hidup yaitu bebas dan kaku. Gaya hidup bebas dianut oleh mayoritas generasi muda, sedangkan gaya hidup kaku dianut oleh mayoritas generasi tua. Kedua penganut gaya hidup ini bukan hanya berbeda, tetapi juga saling bertentangan dan bermusuhan sambil membanggakan gaya hidupnya sendiri yang paling benar. Lalu, pertanyaannya, gaya hidup seperti apa yang Alkitab ajarkan? Bagaimana menjalankan gaya hidup tersebut?  

Temukan jawabannya dalam:
Buku:
BEBAS ATAU KAKU?
Gaya Hidup Kristiani yang Bijaksana

oleh: Denny Teguh Sutandio

Penerbit: Sola Scriptura

Harga: Rp 40.000, 00 + ongkos kirim


Berminat?
Silahkan SMSkan nama dan alamat lengkap Anda ke no HP:
087851873719



Testimoni:
“Membaca buku “Bebas atau Kaku” ini, bukan hanya menolong kita melihat realitas yang berkembang di zaman kita saat ini, namun juga seperti sedang bercermin tentang diri sendiri, apakah saya sendiri termasuk yang bebas atau kaku. Gaya bahasa yang lugas dan sederhana namun dengan pembahasan yang mendalam dan menyeluruh menjadi ciri khas Denny Teguh Sutandio. Kiranya buku ini menjadi berkat besar di zaman ini untuk sama-sama berjuang dengan rendah hati agar dapat saling memahami dan tidak saling menyalahkan. Berjuang bersama untuk membangun gaya hidup yang Alkitabiah.”
Ev. Alex Nanlohy, S.Sos., M.A.
Pemimpin Cabang Persekutuan Kristen Antar Universitas (Perkantas) Jakarta

25 August 2013

Resensi Buku-233: MEMAHAMI NUBUATAN (Prof. Joel B. Green, Ph.D.)


Hari-hari ini, begitu banyak nubuatan yang beredar di dunia Kekristenan yang sering kali meramalkan kapan Tuhan Yesus datang kedua kali dengan mengutip berbagai ayat Alkitab. Apakah nubuatan yang beredar saat ini dengan kutipan berbagai ayat Alkitab itu benar? Apa itu nubuatan? Bagaimana kita mengerti nubuatan dalam Alkitab?

Temukan jawabannya dalam:
Buku
MEMAHAMI NUBUATAN

oleh: Prof. Joel B. Green, Ph.D.

Penerbit: Persekutuan Pembaca Alkitab, Jakarta, 2005

Penerjemah: Ev. Hans Wuysang, M.Th. dan James Pantou



Di bagian awal bukunya, Dr. Joel B. Green mengisahkan pengalamannya dahulu di mana ia bertemu dengan teman Kristennya yang meyakinkannya tentang khotbah seorang pendeta yang membahas mengenai kapan Yesus akan datang kembali kedua kalinya. Pada waktu itu, Dr. Green skeptis terhadap nubuatan, karena begitu banyak nubuatan palsu yang beredar, namun ia sadar bahwa nubuatan itu memang merupakan bagian dari Alkitab, sehingga perlu dipelajari. Namun problematikanya adalah ketika kita memahami nubuatan, ada 4 perspektif pendekatan para penafsir Alkitab terhadap nubuatan, yaitu: cuek (kitab-kitab nubuatan hanya bagi kaum cendekiawan Alkitab saja), harfiah (semua kitab nubuatan dimengerti secara harfiah), liberal (meragukan otentisitas kitab-kitab nubuatan), dan gramatika-historis (memperhatikan teks dan konteks sejarahnya; pendekatan yang benar). Dari keempat perspektif ini, maka timbullah masalah-masalah dalam penafsirannya. Lalu, bagaimana solusinya? Di bab 4, Dr. Green menjelaskan pentingnya kita mengerti bahwa nubuat adalah salah satu bagian dari jenis literatur Alkitab. Oleh karena itu, kita perlu mengerti terlebih dahulu prinsip-prinsip menafsirkan Alkitab secara umum. Setelah itu, kita perlu mengerti nubuat sebagai jenis literatur khusus di dalam Alkitab baik dalam PL maupun PB. Di dalam nubuat, para nabi menaati yang difirmankan Allah yaitu dengan menjalankan sesuatu yang merupakan simbol dari konteks zamannya, lalu mengajak umat Allah bertobat. Itu sebabnya, kita perlu mengerti simbolisme dalam kitab-kitab nabi. Dari simbol-simbol, Dr. Green mengarahkan kita untuk mengerti nubuat-nubuat dalam kaitannya dengan Tuhan Yesus. Bagaimana kita mengerti nubuat-nubuat PL yang dikaitkan dengan Kristus? Lalu, apakah semua nubuat dalam Alkitab sudah digenapi? Bagaimana cara Allah menggenapi nubuat-nubuat tersebut? Dr. Green membawa kita untuk mengerti bagaimana banyak nubuat dalam Alkitab itu digenapi oleh Allah dengan cara yang di luar kendali manusia. Semuanya itu mengarahkan kita tentang maksud Allah di balik nubuat-nubuat. Akhirnya Dr. Green menutup pembahasan dalam bukunya ini dengan aplikasi praktis yaitu berita dari nubuatan.



Profil Prof. Dr. Joel B. Green:
Prof. Joel B. Green, Ph.D. adalah Associate Dean for the Center for Advanced Theological Studies dan Profesor Tafsir Perjanjian Baru di Fuller Theological Seminary, U.S.A. Beliau menyelesaikan studi Bachelor of Science (B.S.) di Texas Tech University; Master of Theology (M.Th.) di Perkins School of Theology; dan Doctor of Philosophy (Ph.D.) di University of Aberdeen, U.K.

18 August 2013

Resensi Buku-232: THINK: The Life of the Mind and the Love of God (Rev. John S. Piper, D.Theol.)

Banyak orang Kristen hari-hari ini adalah orang-orang yang anti rasio/intelektual, karena mereka menganggap rasio adalah produk iblis yang bertentangan dengan iman. Benarkah demikian? Di mana letak rasio di dalam Kekristenan?

Temukan jawabannya dalam:
Buku
THINK: The Life of the Mind and the Love of God
(PIKIRKAN: Eksistensi Akal Budi dan Kasih akan Allah)

oleh: Rev. John S. Piper, D.Theol.

Penerbit: Pionir Jaya, Bandung, 2012

Penerjemah: The Boen Giok



Rev. John S. Piper, D.Theol. mengemukakan ada dua kecenderungan ekstrem dari orang Kristen dewasa ini, yaitu anti intelektualitas dan over intelektualitas. Dr. Piper menunjukkan bahwa dua sikap ini bukanlah sikap yang benar dan Alkitabiah, lalu beliau menunjukkan bahwa orang Kristen harus menggunakan rasio seoptimal mungkin, namun sambil menyadari bahwa karena rasio itu terbatas, maka kita memerlukan pencerahan spiritual. Rasio diperlukan untuk berpikir dan berpikir diperlukan ketika kita membaca. Di saat membaca, kita mengoptimalkan pikiran, misalnya menarik kesimpulan, memperhatikan bahasa dengan teliti, dll. Ternyata berpikir pun perlu ada di dalam iman Kristen. Mengapa? Karena Injil sendiri adalah sesuatu yang melibatkan pemikiran dan sekaligus pencerahan/iluminasi spiritual. Rasio kita juga diperlukan untuk mendorong hati kita untuk makin mengasihi Allah. Itulah makna mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi yang ditafsirkan oleh Dr. John Piper. Lalu, bagaimana kita menghadapi tantangan relativisme dan anti-intelektualisme dewasa ini? Dalam Bagian 5, di bab 7 dan 8, Dr. John Piper membahas tentang tantangan relativisme dengan memberi contoh bagaimana Yesus bertemu dan menjawab kaum relativisme (Mat. 21:23-27) dan menunjukkan kelemahan-kelemahan relativisme. Di Bagian 6, mulai bab 9 s/d 11, Dr. Piper menjelaskan tantangan anti-intelektualisme dengan memaparkan sejarah singkatnya hingga mengeksegese teks-teks Alkitab dalam Perjanjian Baru yang sering kali dipakai untuk mendukung anti-intelektualisme. Pembahasan Dr. Piper ditutup pada Bagian 7 dengan tesis di mana orang Kristen tidak boleh anti-intelektual, namun sebaliknya juga tidak boleh over-intelektual, oleh karena itu kita harus menggunakan rasio kita dengan kritis, namun rendah hati, di mana rasio untuk berpikir dan belajar dipakai untuk mengasihi Allah dan manusia. Biarlah buku ini dapat mencerahkan hati dan pikiran kita agar kita dapat menempatkan rasio di tempat yang seharusnya dalam Kekristenan.



Rekomendasi:
“Piper kembali melakukannya. Bukunya yang bagus sekali Think merekomendasikan penggembalaan sebuah generasi orang Kristen yang berkomitmen terhadap keberadaan pikiran. Dengan keberadaannya yang sangat biblikal sekaligus berimbang, Think telah menjadi realisasi dari filosofi yang direkomendasikannya sendiri; sebuah studi yang sarat dengan muatan intelektual sekaligus komprehensif, yang mengajak para pembacanya memperbarui kasih akan Allah dan sesama.”
Prof. James Porter (J. P.) Moreland, Ph.D.
Distinguished Professor of Philosophy di Talbot School of Theology di Biola University, La Mirada, California, U.S.A. dan penulis buku Kingdom Triangle (Segitiga Kerajaan) yang menyelesaikan studi: Bachelor of Science (B.S.) di University of Missouri, U.S.A; Master of Arts (M.A.) di University of California, Riverside, U.S.A.; Master of Theology (Th.M.) dari Dallas Theological Seminary, U.S.A.; dan Doctor of Philosophy (Ph.D.) dalam bidang Filsafat di University of Southern California, U.S.A.

“John Piper menawarkan serangkaian nasihat bijak mengenai pentingnya pola pikir Kristen sebagai jalan untuk mengasihi Allah dengan akal budi kita dan sebagai bagian dari cara kita menikmati Allah melebihi segala sesuatu.”
Prof. George M. Marsden, Ph.D.
Francis A. McAnaney Professor of History Emeritus di University of Notre Dame dan penulis buku Jonathan Edwards: A Life yang meraih gelar: Bachelor of Arts (B.A.) dari Haverford College; Bachelor of Divinity (B.D.) dari Westminster Theological Seminary; Master of Arts (M.A.) dan Ph.D. dari Yale University, U.S.A.

“Pernahkah Anda berharap dapat mengalami hal-halyang Anda pahami sebagai kebenaran secara lebih mendalam? Tidakkah itu terjadi sesaat setelah Anda dengan berurai air mata merenungkan kematian Kristus yang menebus dosa Anda? Ini bukan sesuatu yang mengherankan. Orang-orang yang secara mendalam merasakan Injil adalah mereka juga yang secara mendalam memikirkan Injil. Melalui buku ini, John Piper berupaya meyakinkan Anda bahwa berpikir merupakan fondasi yang teguh bagi kasih kita yang cenderung mudah dimanipulasi. Jika Anda ingin dapat merasakan secara intensif, maka belajarlah untuk memikirkannya secara sistematis. Dan mulailah dengan membaca buku ini!”
Rev. Charles Joseph (C. J.) Mahaney
Presiden dari Sovereign Grace Ministries

“Keberadaan pikiran kita merupakan sebuah dimensi esensial dari pemuridan Kristen, dan ini bisa jadi, merupakan kewajiban Kristen yang paling diabaikan pada zaman kita. Allah telah menciptakan kita sebagai makhluk intelektual, dan Ia telah mempercayakan kita suatu kapasitas intelektual, yang seharusnya memotivasi kita untuk berpikir sedemikian rupa, sehingga kita bisa mengembalikan segala kemuliaan hanya bagi-Nya. Dalam karya terbarunya ini, John Piper menawarkan analisis yang brilian, dukungan yang hangat,  dan teladan yang setia, dari sebuah pola pikir Kristen. Buku ini penting bagi pembentukan pola pikir Kristen yang sangat krusial bagi zaman kita ini.”
Prof. R. Albert Mohler, Jr., Ph.D.
Rektor dan Profesor Theologi Kristen di The Southern Baptist Theological Seminary, Louisville, Kentucky, U.S.A., anggota dewan dari Focus on the Family dari James Dobson, dan anggota Board of Reference di Council on Biblical Manhood and Womanhood yang menyelesaikan studi: B.A. di Samford University; Master of Divinity (M.Div.) dan Ph.D. dalam bidang Theologi Sistematika dan Historika di The Southern Baptist Theological Seminary, U.S.A.; website beliau: www.AlbertMohler.com

“Buku ini memberikan sebuah fondasi biblikal yang kuat dan sempurna bagi kita yang mau berpikir bagi kemuliaan Kristus. Buku ini menantang manusia untuk bersikap, sekaligus memberikan respons yang tepat bagi suatu godaan untuk menyebut pemikiran yang dinamis tidak rohani, yang mengupayakan studi yang “netral”, ataupun yang menyombongkan kapasitas berpikir dan terjebak dalam kemandirian semu.”
Prof. Vern S. Poythress, Ph.D., D.Th.
Profesor Tafsir Perjanjian Baru di Westminster Theological Seminary, U.S.A. dan Editor dari Westminster Theological Journal yang meraih gelar: B.S. dari California Institute of Technology; Ph.D. dari Harvard University; M.Div. dan Th.M. dari  Westminster Theological Seminary; Master of Letters (M.Litt.) dari University of Cambridge; dan Doctor of Theology (D.Th.) dari University of Stellenbosch.

“Berpikir—cara menggunakan pikiran yang cermat, akurat, kompleks, logis, dan kritis—dapat menjadi jalan menuju kesalehan atau justru sebaliknya, tergantung pada bagaimana cara menggunakannya. Dengan mengambil sosok Jonathan Edwards dalam hal ini, dengan tegas merancang jalan yang menuju kepada kebenaran. Karya Piper ini seharusnya, dan saya harap, dibaca oleh kalangan luas.”
Rev. Prof. James I. Packer, D.Phil.
Board of Governors Professor of Theology di Regent College, Canada yang menyelesaikan studi: Bachelor of Arts (B.A.); Master of Arts (M.A.); dan Doctor of Philosophy (D.Phil.) dari Corpus Christi College, Oxford University, U.K.

“Kita takkan mampu merasakan selayaknya seorang Kristen atau bertindak selayaknya seorang Kristen, jika kita tidak berpikir selayaknya orang Kristen. Sebagaimana dibuktikan oleh tulisan maupun khotbahnya, John Piper meyakini bahwa hati takkan mengimani apa yang tidak diamini oleh pikiran sebgai hal yang baik, benar, dan indah. Buku yang penuh hikmat ini bukan sekadar mengemukakannya dengan fasih, namun juga mengungkapkannya dengan cara dan gaya tersendiri, keindahan rencana ilahi. Buku ini bagaikan sepucuk surat yang tiba tepat waktu dari seorang pendeta yang telah kenyang makan asam garam.”
Rev. Prof. Michael S. Horton, Ph.D.
Pendeta di United Reformed Church di Amerika Utara, J. Gresham Machen Professor of Systematic Theology and Apologetics di Westminster Seminary, California, pendiri dari Christians United for Reformation—CURE, dan anggota dari: the Oxford University Union Society, the Royal Institute of Philosophy, the American Academy of Religion, the American Theological Society, and the Calvin Studies Society yang menyelesaikan studi: B.A. dari Biola University; M.A. dari Westminster Seminary California; dan Ph.D. dari University of Coventry and Wycliffe Hall, Oxford, U.K.

“Mereka yang senang dengan studi yang akurat, memikirkan hal-hal yang ‘dalam’, dan theologi yang tepat, berharap agar kita mempercayai bahwa masalaha kita bersumber pada pikiran, sementara masalah sesungguhnya adalah pada kedagingan kita. Masalahnya bukan pada pengetahuan, melainkan kesombongan. John Piper mengingatkan kita melalui karyanya yang brilian ini bahwa yang kita butuhkan bukanlah berhenti berpikir, melainkan berpikir dengan lebih jenih, lebih alkitabiah, dan lebih berorientasi pada Allah. Membaca dan merenungkan Think akan membuat Anda memperbarui akal budi yang oleh Alkitab disebut sebagai katalis bagi sukacita melimpah dan pertumbuhan dalam kesalehan. Saya sangat merekomendasikannya!”
Rev. Samuel Storms, Ph.D.
Presiden dari Enjoying God Ministries yang menyelesaikan studi: B.A. dalam bidang Sejarah di University of Oklahoma; Th.M. dalam bidang Theologi Historika dari Dallas Theological Seminary dan Ph.D. dalam bidang Sejarah Intelektual dari University of Texas, Dallas

“Sebagian orang Kristen cenderung kurang berpikir; sebagian lainnya cenderung keliru dalam berpikir. Saya merekomendasikan imbauan John Piper kepada semua orang percaya agar menggunakan pikiran kita dengan rajin dan melakukannya dengan kerendahan hati yang didasarkan pada hormat akan Allah, sekaligus antusiasme yang didasarkan pada kasih akan Kristus.”
Rev. Vaughan Roberts
Gembala di St. Ebbe’s Church, Oxford yang studi theologi di Wycliffe Hall, Oxford.

“Think bagaikan semprotan udara segar yang menyehatkan bagi sebuah ruangan yang pengap dan berbau tak sedap akibat tertutup rapat selama satu generasi atau lebih. Dalam buku ini, kasih akan Allah dan keberadaan pikiran direlasikan dengan baik sesuai perintah Kitab Suci, dan hasilnya adalah sebuah tantangan yang langsung menohok cara berpikir asal-asalan dan ketidaktaatan yang menjadi karakteristik utama zaman kita.”
Rev. Douglas James Wilson, M.A.
Gembala di Christ Church, Moscow, Idaho sekaligus pendiri dan Senior Fellow in Theology di New Saint Andrews College yang menyelesaikan studi: B.A. dalam bidang classical studies dan B.A. dan M.A. dalam bidang Filsafat di University of Idaho.



Profil Rev. Dr. John Piper:
Rev. John Stephen Piper, B.A., B.D., D.Theol. adalah Pendeta Pengkhotbah dan Visi di Betlehem Baptist Church, Minneapolis, U.S.A. Beliau menyelesaikan studi Bachelor of Arts (B.A.) dari Wheaton College, U.S.A.; Bachelor of Divinity (B.D.) dari Fuller Theological Seminary, U.S.A.; dan Doctor of Theologie (D.Theol.) dari University of Munich, Munich, Jerman Barat. Disertasinya, Love Your Enemies, diterbitkan oleh Cambridge University Press dan Baker Book House.


15 August 2013

Book Description-231: THE MAKING OF THE NEW TESTAMENT (Prof. Arthur G. Patzia, Ph.D.)


As Christians, we believe of the inerrancy and infallibility of the Holy Bible as the Word of God. In the Bible, there are 39 Old Testament books and 27 New Testament books. Especially New Testament, we believe that New Testament books are not dropped from heaven. So, how can we know that our New Testament is true and appropriate with the original text (autograph)?

Get the answer in the:
Book
THE MAKING OF THE NEW TESTAMENT:
Origin, Collection, Text, and Canon

by: Prof. Arthur G. Patzia, Ph.D.

Foreword: Prof. George R. Beasley-Murray, Ph.D., D.D.
(former principal of Spurgeon's College, London and senior professor of New Testament interpretation at Southern Baptist Theological Seminary in Louisville, Kentucky, from 1980 until he retire who earned Bachelor of Divinity—B.D. from University of London; Master of Arts—M.A. from University of Cambridge; Doctor of Philosophy—Ph.D. from University of London. He was awarded Doctor of Divinity—D.D. from University of London.)

Publisher: InterVarsity Press, Downers Grove, Illinois, 1995



In the first chapter in this book, Dr. Arthur G. Patzia explains about the literary world of the New Testament, such as The Hebrew Scriptures, Apocrypha, Pseudepigrapha, The Dead Sea Scrolls, and Greco-Roman Literature. In the next 3 chapters, he explains about the Gospels, the Pauline literature, and other New Testament literature. In first two explanation, he tells us about the development of oral tradition until the written text. In other New Testament literature, he explains about the contents and various opinions about the acceptance of The Acts of the Apostles, The Catholic Letters (1 Peter, 2 Peter, and Jude), Hebrews, and The Johannine Literature (The Epistle of John and The Revelation to John/the Apocalypse). After that, he explains about the criteria of canonicity, such as the authority of Jesus, apostolicity, usage in the church (universal), orthodoxy, and inspiration. In this chapter, he also explains about the arrangement of the New Testament books in some codices. In chapter 6, he tells us about the process of writing, copying, and transmitting the New Testament manuscripts, such as materials for writing (papyrus, parchment, pens, and ink), the form of books (roll, codex), font forms of NT manuscripts (uncial and minuscule), some contraction from that Koine Greek font forms, and the process of transmitting the NT from the autograph to the modern NT texts in our languages. Then, how can we know that our NT texts nowadays is appropriate with the autograph? In the last chapter, Dr. Patzia tells us about the textual criticism which involves: many textual variants which are unintentional and intentional variants and how to evaluate the evidence to seek the original meaning of the text. After that, he inserts 5 appendices to explain: canon of the Old Testament, significant leaders of the Early Church, early and later canonical lists of the NT, and early manuscripts containing the NT. For layperson Christians, I recommend this book as the quite complete introductory studies of the New Testament.



Biography of Dr. Arthur G. Patzia:
Prof. Arthur G. Patzia, B.A., B.D., Th.M., Ph.D. is Senior Professor of New Testament at Fuller Theological Seminary, U.S.A. He retired from active teaching in 2007 and now resides in Pasadena, continuing to teach as an adjunct for Fuller in Pasadena and at other regional campuses. He earned Bachelor of Arts (B.A.) from University of Manitoba; Bachelor of Divinity (B.D.) from North American Baptist Seminary; Master of Theology (Th.M.) from Princeton Theological Seminary; and Doctor of Philosophy (Ph.D.) from McMaster University. He did Postgraduate Work at University of Göttingen, Germany. He is a distinguished scholar, having authored numerous publications in New Testament studies including the commentary Ephesians, Colossians, Philemon (1990); The Making of the New Testament (1995), also translated into Greek and Korean; The Emergence of the Church (2001); Pocket Dictionary of Biblical Terms (1998) with A. Petrotta, also translated into Portuguese, Dutch, Romanian, and Russian; and numerous articles in Biblical dictionaries. Patzia is currently working on a second revised edition of The Making of the New Testament, due for release in early 2011.


04 August 2013

Resensi Buku-230: SPIRITUALITAS YANG MEMBUMI (Rev. Prof. R. Paul Stevens, D.Min.)


Kehidupan manusia tidak lepas dari lahir, tumbuh menjadi pemuda dan dewasa, berkencan, menikah, dan akhirnya meninggal. Karena siklus hidup manusia terus berulang demikian, maka tidak heran, banyak manusia menjadi bosan. Bagaimana mengatasi kebosanan manusia?

Temukan jawabannya dalam:
Buku
DOWN TO EARTH SPIRITUALITY
(SPIRITUALITAS YANG MEMBUMI)
Menjumpai Tuhan dalam Kehidupan yang Biasa dan Membosankan

oleh: Rev. Prof. R. Paul Stevens, D.Min.

Penerbit: Literatur SAAT, Malang, 2005

Penerjemah: Ellen Hanafi



Prof. R. Paul Stevens, D.Min. memberi jawaban atas kebosanan hidup manusia yaitu dengan mengaitkan hidup manusia ini dengan Allah yang berdaulat. Beliau mengambil contoh kisah Yakub dalam Kejadian 25 s/d 50 mulai dari kelahirannya hingga akhir hidupnya ketika ia bertemu dengan Yusuf dan anak-anak Yusuf di Mesir. Kisah-kisah tersebut dibagi menjadi 14 segmen kehidupan Yakub, yaitu: kelahiran, makan, keluarga, tidur, perkencanan, pernikahan, pekerjaan, pertobatan, seks, pulang, panggilan, pakaian, penyelesaian akhir, dan kematian. Ke-14 segmen tersebut didasarkan pada teks-teks di kitab Kejadian 25 s/d 50 disertai eksegese teks tersebut secara cermat dan aplikasi praktisnya bagi kehidupan Kristen masa kini. Gabungan antara eksegese teks dan aplikasi praktis ini mendorong kita untuk menghidupi kehidupan yang berpusat pada Allah, sehingga dalam kehidupan ini, kita menemukan makna hidup yang terkait dengan Allah sebagai Sumber Hidup. Biarlah buku sederhana menjadi refleksi bagi kita yang menjalani kehidupan sehari-hari dengan mata tertuju kepada Allah.



Rekomendasi:
“Ini merupakan suatu penggalian yang mampu mempengaruhi pikiran dan menyelidiki hati terhadap paruh kedua kitab Kejadian. Fokus pada keluarga dan hikmat yang bersifat korektif dan mengarahkan disajikan dengan cara yang sangat mencolok.”
Rev. Prof. James I. Packer, D.Phil.
(Board of Governors Professor of Theology di Regent College, Canada; Bachelor of Arts—B.A.; Master of Arts—M.A.; dan Doctor of Philosophy—D.Phil. dari Corpus Christi College, Oxford University, U.K.)

“Perhatian besar Paul Stevens bagi patriark yang terluka, Yakub telah menemukan ekspresi seutuhnya dalam buku Spiritualitas Sederhana ini. Pendekatan Stevens yang unik dalam mencampur tema theologis dengan kisah naratif memberi buku ini relevansi yang kuat bagi pembaca modern. Setelah berpuluh-puluh tahun mempelajari dan berefleksi, Paul memberi kita buah bukan hanya dari perjalanan Yakub melainkan, sebagai seorang patriark dengan haknya, refleksi dari kebijaksanaan seumur hidup.”
Rev. Brian Morgan, B.A.
(Pendeta di Peninsula Bible Church, Cupertino, California dan adjunt faculty di Western Seminary, U.S.A.)



Profil Rev. Dr. R. Paul Stevens:
Rev. Prof. R. Paul Stevens, B.A., B.D., D.Min. adalah Professor emeritus bidang Marketplace Theology and Leadership di Regent College, Vancouver, Canada dan Adjunct Faculty di Biblical Graduate School of Theology, Singapore. Beliau telah menggembalakan gereja selama 20 tahun, konselor mahasiswa di InterVarsity Christian Fellowship, dan pebisnis (Habitat Woodcraft). Beliau menyelesaikan studi Bachelor of Arts (B.A.) di McMaster University; Bachelor of Divinity (B.D.) di McMaster Divinity College; dan Doctor of Ministry (D.Min.) di Fuller Theological Seminary, U.S.A. Beliau menikah dengan Gail dan telah dikaruniai 3 anak yang telah menikah dan 8 cucu. Beliau dan Gail tinggal di Vancouver sejak tahun 1969.