14 December 2014

Resensi Buku-298: KINGDOM CALLING (Prof. Amy L. Sherman, Ph.D.)

Banyak orang Kristen sering berlaku munafik, mulai dari hari Senin s/d Jumat, berlaku kotor (suka menipu orang, tidak adil, dll), sedangkan hari Minggu, berlaku alim. Mengapa demikian? Karena mereka tidak mengaplikasikan kebenaran firman Tuhan di dalam setiap aspek kehidupan sehari-harinya, termasuk dunia kerja. Mereka berpikir iman Kristen tak berkaitan dengan dunia kerja. Benarkah demikian? Bagaimana mengintegrasikan iman Kristen dengan dunia kerja?

Temukan jawabannya dalam:
Buku
KINGDOM CALLING: 
Penatalayanan Vokasi Untuk Kebaikan Bersama

oleh: Prof. Amy L. Sherman, Ph.D.

Penerbit: Literatur Perkantas, Jakarta, 2013

Penerjemah: Lily Endang Joeliani



Mengawali bukunya, di bagian Pendahuluan, Prof. Amy L. Sherman, Ph.D. mengarahkan pembacanya untuk merenungkan Amsal 11:10a, “Bila orang benar mujur, beria-rialah kota,” Dari ayat ini, Dr. Sherman menjelaskan bahwa seharusnya orang Kristen yang cinta Tuhan menghadirkan Kerajaan Allah dengan menjadi berkat bagi lingkungan sekitarnya, sehingga lingkungan itu dapat bersukacita. Dengan kesadaran akan hal ini, Dr. Sherman menulis buku ini dan membagi buku ini menjadi tiga bagian, yaitu bagian theologis yang menjadi dasar kita menjadi penatalayan Kerajaan Allah, bagian praktis yaitu pentingnya menjadi murid di dalam menjalankan panggilan hidup, dan bagian praktis berikutnya bagi para pemimpin gereja untuk mendorong jemaatnya berpartisipasi di dalam mengintegrasikan iman dan pekerjaan.
Di bagian theologis, di bab 1, Dr. Sherman menguraikan frase “beria-rialah kota” di mana kota itu bersukacita bukan hanya karena orang benar mujur, tetapi juga karena orang fasik yaitu sebagai pelaku ketidakadilan dan ketidaksetaraan itu binasa. Ini berarti bahwa saat orang benar mujur, maka keadilan berlaku. Keadilan mencakup tiga dimensi, yaitu pembebasan, kesetaraan, dan pemulihan. Keadilan dengan 3 dimensi ini adalah wujud shalom Allah. Shalom ini mencakup damai dengan Allah, diri sendiri, sesama, dan ciptaan di mana damai dengan Allah mempengaruhi damai dengan diri sendiri, sesama, dan ciptaan.
Di bab 2, Dr. Sherman mengkhususkan perenungan Amsal 11:10a pada frase “orang benar mujur.” Orang yang benar dalam bahasa Ibraninya tsaddiq ini menurut Dr. N. T. Wright, bukan hanya benar secara makna dasar, tetapi juga pendirian dan perilaku yang benar/adil. Orang benar ini memiliki dimensi kebenaran ke atas yang berorientasi pada Allah, penuh kerendahan hati, melihat segala sesuatu dari perspektif Allah, kemudian melihat ke dalam (kekudusan pribadi, mempraktikkan buah Roh, murah hati, dan berbelas kasihan), dan terakhir melihat ke luar yang meliputi keadilan sosial bagi lingkungan sekitar. Kemudian di bagian akhir bab ini, Dr. Sherman memberi contoh para tsaddiq di zaman modern ini dengan panggilan hidupnya.
Lalu, mengapa banyak orang Kristen tidak menjadi berkat/pengaruh di dunia sekitarnya? Alasannya dijelaskan Dr. Sherman di bab 3, yaitu karena banyak pemimpin gereja sibuk memberitakan Injil yang terus berfokus pada hubungan pribadi (saya dengan Kristus) tanpa memedulikan lingkungan sosial. Injil yang terlalu sempit ini akhirnya mengakibatkan banyak orang Kristen sibuk mengurusi hal-hal rohani dan masa bodoh dengan aplikasi praktis iman Kristen ke dalam dunia kerja. Akibatnya, banyak orang Kristen tidak mengerti kaitan iman Kristen dengan dunia kerja yang mereka hidupi.
Berbeda dari banyak Injil yang diberitakan di zaman sekarang yang hanya mengurusi saya dan Kristus, maka Injil Kerajaan Allah seharusnya menumbuhkan orang-orang yang benar agar menjadi murid-Nya dengan menggarami dan menerangi dunia sekelilingnya. Sebagai pemimpin InterVarsity (di Indonesia dikenal sebagai: Perkantas), James Choung menerbitkan diagram baru sederhana tentang Injil Kerajaan ini yang meliputi 4 aspek, yaitu: aspek penciptaan (dirancang untuk kebaikan), aspek dosa (dirusak oleh kejahatan), aspek penebusan (diutus bersama untuk menyembuhkan), dan aspek penyempurnaan (dipulihkan untuk lebih baik). Melalui diagram ini, kita diajar untuk memikirkan aspek rohani dan jasmani dari penebusan Kristus yang meliputi: pengudusan, penginjilan, dan misi. Dari pola pikir ini, maka kita mengerti bahwa “injil Kerajaan Allah mengajarkan bukan hanya dari apa kita diselamatkan, tetapi juga untuk apa kita diselamatkan.”
Di bagian 2, Dr. Sherman mulai masuk ke dalam pembahasan praktis tentang integrasi iman dan pekerjaan di mana integrasi ini bukan saja secara teoritis, tetapi juga aplikatif yang menyentuh segala aspek, baik integrasi dalam penginjilan, moral, dll. Oleh karena itulah, diperlukan suatu theologi kerja yang Alkitabiah yang memandang kerja itu sebagai panggilan Allah sejak penciptaan, kemudian munculnya dosa, dan penebusan Kristus memulihkan semuanya, sehingga kita dapat bekerja dengan baik dengan mengoptimalkan kreativitas, pemeliharaan, keadilan, belas kasihan, dll di dalam dunia kerja. Demi mencapai tujuan tersebut, di bab 7, Dr. Sherman mengarahkan kita untuk menemukan karunia rohani plus talenta, keahlian, pengaruh, keterampilan, dll yang dapat kita pakai untuk bersaksi di dalam dunia kerja. Dan yang terpenting, penemuan itu harus dibarengi dengan usaha pembentukan dengan cara mengembangkan 3 karakter, yaitu: kepelayanan, tanggung jawab, dan kerendahan hati di dalam dunia kerja.
Lalu, apa yang dapat dilakukan para pemimpin gereja untuk membangkitkan daya vokasi bagi jemaat-jemaatnya? Di bagian III, Dr. Sherman menjawabnya dengan memberikan 4 jalan, yaitu: mempromosikan Kerajaan Allah di dalam dan melalui pekerjaan jemaat sehari-hari melalui khotbah, dll; mendorong jemaat untuk menadi relawan yang menggunakan talenta vokasi mereka di luar pekerjaan sehari-hari; meluncurkan suatu upaya sosial; dan terakhir menantang mereka untuk berpartisipasi di dalamnya.
Biarlah buku yang dilengkapi dengan berbagai contoh praktis dapat memperlengkapi orang-orang Kristen untuk menjadi berkat bagi sesamanya di lingkungan kerja demi kemuliaan Allah Trinitas. Amin. Soli Deo Gloria.



Endorsement:
“Bagi saya, buku ini berada pada inti pemahaman akan kehidupan di dalam kerajaan Allah dan keterlibatan sosial Kristiani. Jika gereja-gereja di Barat memahami hal ini, kita akan melihat transformasi yang skalanya tidak terbayangkan. Theologi yang kokoh, kisah-kisah yang bagus, dan banyak aplikasi yang praktis.”
Rev. Bob Roberts, Jr., D.Min.
Pendiri dan Pendeta Senior di North Wood Church yang menyelesaikan studi Bachelor of Arts (B.A.) di Baylor University; Master of Divinity (M.Div.) di Southwestern Baptist Theological Seminary; dan Doctor of Ministry (D.Min.) di Fuller Theological Seminary.

“Kingdom Calling menangkap dan menambahkan ‘cara’ untuk memperlengkapi dan memobilisasi yang telah kami temukan di Redeemer dan rindu membagikannya kepada gereja-gereja di seluruh dunia.”
Katherine Leary Alsdorf, M.B.A.
Pendiri dan Direktur Eksekutif Center of Faith and Work di Redeemer Presbyterian Church, New York City yang menyelesaikan studi B.A. dalam bidang Psikologi dan Pendidikan di Wittenberg University dan Master of Business Administration (M.B.A.) di The Darden School, University of Virginia



Profil penulis:
Prof. Amy L. Sherman, Ph.D. adalah Senior Fellow di the Institute for Studies of Religion di Baylor University dan the Sagamore Institute for Policy Research. Beliau juga melayani sebagai Direktur Editorial untuk FASTEN (the Faith and Service Technical Education Network). Beliau adalah anggota aktif di Trinity Presbyterian Church di Charlottesville, Virginia dan juga melayani sebagai Senior Fellow bagi the International Justice Mission. Beliau menyelesaikan pendidikan undergraduate dalam bidang Sains Politik di Messiah College dan menyelesaikan studi Master of Arts (M.A.) dan Doctor of Philosophy (Ph.D.) di University of Virginia.