29 May 2007

GRII di Indonesia-1 : GRII/MRII/PRII di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi)

GEREJA REFORMED INJILI INDONESIA (GRII) / MIMBAR REFORMED INJILI INDONESIA (MRII) / PERSEKUTUAN REFORMED INJILI INDONESIA (PRII)
di Indonesia dan di seluruh dunia

Ketua Sinode : Pdt. DR. STEPHEN TONG
Situs : http://www.grii.org/


GRII/MRII/PRII DI INDONESIA
GRII/MRII/PRII di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi)

GRII Pusat
Gembala Sidang : Pdt. DR. STEPHEN TONG
Tempat Kebaktian : Aula Kampus Emas - Universitas Indonusa Esa Unggul
Jl. Terusan Tol Arjuna Utara - Jakarta Barat - 11510

Jadwal Kegiatan Gereja :
Kebaktian Umum : Minggu, 07.00 wib
Sekolah Minggu : Minggu, 07.30 wib
Persekutuan Remaja I (SMP-SMA) : Minggu, 07.30 wib (di Gedung PKM Lt. 4, Kampus Emas)
Persekutuan Remaja II A (SMP) : Minggu, 07.30 wib
Persekutuan II B (SMA) : Minggu, 07.30 wib
Persekutuan Remaja III A (SMP) : Minggu, 10.00 wib
Persekutuan Remaja III B (SMA) : Minggu, 10.00 wib
Persekutuan Pemuda I : Minggu, 10.00 wib (di Gedung Utama Lt. 8, Kampus Emas)
Persekutuan Pemuda II : Minggu, 17.00 wib (di Jalan Tanah Abang III No. 1 Lt. 1)
Persekutuan Doa : Rabu, 06.30 wib (di Jalan Tanah Abang III No. 1 Lt. 1)
Persekutuan Doa : Sabtu, 06.30 wib (di Jalan Tanah Abang III No. 1 Lt. 2)
Persekutuan Doa : Minggu, 06.30 wib (di Aula Kampus Emas)
Persekutuan Mahasiswa (FIRES) : Jumat, 16.00 (di Ruang Anggrek, Hotel Mercure, Jalan S. Parman, Grogol)

Sekretariat:
Jl. Tanah Abang III no. 1, Lt. 5
Jakarta Pusat 10160
Telp. (+62-21) 381 0912
Fax. (+62-21) 3811021
Contact : Esti
Website: http://www.grii.org/
Email: sekretariat@grii.org





GRII Jemaat Mandarin
Hamba-hamba Tuhan yang melayani :
· Pdt. DR. STEPHEN TONG
· Pdt. Michael Hsu
· Ev. Eunice Liauw, S.Th.

Jadwal Kegiatan Gereja :
Kebaktian Umum : Minggu, 09.30 wib
Sekolah Minggu : Minggu, 10.00 wib
Tempat : Aula Kampus Emas - Universitas Indonusa Esa Unggul
Jl. Terusan Tol Arjuna Utara - Jakarta Barat – 11510

Pemahaman Alkitab (PA) Mandarin :
Rabu, 18.00 wib
Tempat : Jl. Tanah Abang III No. 1 Lt. 1

Sekretariat:
Jl. Tanah Abang III No. 1, Jakarta Pusat - 10160
Telp. (+62-21) 381 0912 ; Fax. (+62-21) 381 1021
Contact : Esti
Website: http://www.grii.org/ ; Email: sekretariat@grii.org





MRII Kuningan
Gembala sidang : Pdt. Rudie Gunawan, S.Th.
Tempat :
Gedung Menara Duta, Lower Lobb Wing B,
Jl. Rasuna Said, Kav. B-9, Jakarta Pusat - 12910
Jadwal Kebaktian :
Kebaktian Umum : Minggu, 17.00 WIB
Sekolah Minggu : Minggu, 17.00 WIB

Sekretariat:
Gedung Menara Duta, Lower Lobb Wing B
Jl. Rasuna Said, Kav. B-9
Jakarta Pusat - 12910
Telp. (+62-21) 520 7899
Fax. (+62-21) 520 7899
Contact : Martin





GRII Bintaro
Gembala sidang : Pdt. Johannes Aurellius W., S.Th., M.Div.
Kebaktian Umum I (Minggu, Pkl. 07.00 WIB) :
Tempat :
Ruko Sektor IX Blok G/8-9,
Jl. Maleo Raya Bintaro Jaya, Tangerang - 12254
Kebaktian Umum II (Minggu, Pkl. 10.00 WIB) :
Tempat :
Gedung Gereja Immanuel
Jl. Maleo Raya, Sektor IX, Bintaro Jaya, Tangerang - 12254

Jadwal Kegiatan Gereja Gereja lainnya :
Persekutuan Doa I : Sabtu, 07.00 wib
Sekolah Minggu I : Minggu, 10.00 wib
Persekutuan Remaja : Minggu, 17.00 wib
Persekutuan Pemuda : Jumat, 19.30 wib
Persekutuan Manula : Selasa, 15.00 wib
Persekutuan Sektor I : Sabtu, 18.00 wib
Persekutuan Sektor II : Minggu, 18.00 wib

Sekretariat:
Ruko Sektor IX Blok G/9
Jl. Maleo Raya Bintaro Jaya, Tangerang - 12254
Telp. (+62-21) 745 2277 / 745 1901
Fax. (+62-21) 7451950
Contact : Ruth N. Lumantow
Email: griibintaro@telkom.net





GRII Pondok Indah
Gembala Sidang : Pdt. Ir. Benyamin F. Intan, M.A., Ph.D.
Hamba Tuhan yang melayani : Ev. Yadi S. Lima, M.Div.
Tempat :
Sekolah Ora Et Labora
Jl. Gedung Hijau Raya No. 1, Pondok Indah, Jakarta Selatan - 12310

Jadwal Kegiatan Gereja :
Kebaktian I : Minggu, 10.00 wib
Kebaktian Pemahaman Alkitab : Minggu 17.00 wib
Persekutuan Doa : Sabtu, 06.30 wib
Sekolah Minggu : Minggu, 10.00 wib
Persekutuan Remaja : Minggu 10.00 wib
Persekutuan Pemuda : Sabtu, 07.00 wib
Persekutuan Wanita : Selasa, 10.00 wib
Persekutuan Keluarga : Sabtu, 17.00 wib

Sekretariat:
Sekolah Ora Et Labora
Jl. Gedung Hijau Raya No. 1, Pondok Indah, Jakarta Selatan - 12310
Telp. (+62-21) 75914116
Fax. (+62-21) 75914117
Contact : Ratih
Email : griipondokindah2006@yahoo.co.id





GRII Karawaci
Gembala Sidang : Pdt. Romeo Q. Mazo, B.S.B.A., M.Div.
Hamba Tuhan yang melayani :
· Ev. Maria W. Mazo, M.Div.
· Ev. Agus Marjanto S., M.Div.

Tempat :
Bulevar Gajah Mada Blok 2019-2031
Lippo Karawaci Utara, Tangerang – 15811

Jadwal Kegiatan Gereja :
Kebaktian Umum I : Minggu, 10.00 wib
Kebaktian Umum II : Minggu, 17.00 wib
Persekutuan Doa : Kamis, 19.30 wib
Sekolah Minggu : Minggu, 10.00 wib
Sekolah Minggu : Minggu, 17.00 wib
Persekutuan Remaja : Minggu, 10.00 wib
Persekutuan Remaja : Minggu, 17.00 wib
Persekutuan Pemuda : Sabtu, 17.00 wib
Persekutuan Wanita : Rabu, 10.00 wib
Persekutuan Wilayah (Sektor I) : Jumat, 19.00 wib
Persekutuan Wilayah (Sektor II) : Sabtu, 19.00 wib

Sekretariat:
Bulevar Gajah Mada Blok 2019-2031
Lippo Karawaci Utara, Tangerang - 15811
Telp. (+62-21) 557 69919 / 557 69920
Fax. (+62-21) 557 69920
Contact : Jenny Simanjuntak
Email: griikarawaci@cbn.net.id





MRII Tanah Abang
Gembala Sidang : Ev. Robin Simanjuntak, M.Div.
Tempat : Jl. Tanah Abang III No. I, Lt. 2, Jakarta Pusat – 10160

Jadwal Kegiatan Gereja :
Kebaktian : Minggu, 17.00 wib
Sekolah Minggu : Minggu, 17.00 wib
Persekutuan Kantor : Jumat, 12.00 wib
PA / Persekutuan RT (Berkala) : Rabu, 19.00 wib

Sekretariat:
Jl. Tanah Abang III No. I, Lt. 2
Jakarta Pusat - 10160
Telp. (+62-21) 651 3815 / 381 0912
Fax. (+62-21) 3811021
Contact : Ev. Robin Simanjuntak





GRII Kelapa Gading
Gembala Sidang : Pdt. Liem Kok Han, S.Th.
Tempat :
Kompleks Pertokoan MANDIRI, Jl. Mandiri Tengah Blok M, 4D No. 18-19
Kelapa Gading Permai, Jakarta Utara - 14240

Jadwal Kegiatan Gereja :
Kebaktian I : Minggu, 07.30 wib
Kebaktian II : Minggu, 10.00 wib
Persekutuan Doa : Jumat, 19.00 wib
Sekolah Minggu : Minggu, 10.00 wib
Persekutuan Remaja : Minggu, 10.00 wib
Persekutuan Pemuda : Minggu 17.00 wib
Persekutuan Wanita : Selasa, 08.00 wib
Persekutuan Keluarga : sekali sebulan / 4 wilayah
PA Pemuda : Sabtu, 17:00 wib

Sekretariat:
Kompleks Pertokoan MANDIRI
Jl. Mandiri Tengah Blok M, 4D No. 18-19
Kelapa Gading Permai
Jakarta Utara - 14240
Telp. (+62-21) 452 0965
Fax. (+62-21) 452 0965
Contact : Abdon Simbolon




PRII Mandarin Kelapa Gading
Gembala Sidang : Pdt. Michael Hsu.
Tempat :
Pusat Pengkajian Reformed bagi Agama dan Masyarakat (Reformed CRS)
Jl. Boulevard Raya QJ III No. 28, Kelapa Gading, Jakarta Utara 14250

Jadwal Kegiatan Gereja :
Kebaktian : Minggu, 17.00 WIB

Sekretariat:
Pusat Pengkajian
Jl. Boulevard Raya QJ III No. 28
Kelapa Gading
Jakarta Utara 14250
Telp. (+62-21) 4584 2387 - 88





MRII Matraman
Gembala Sidang : Pdt. Tumpal Hutahaean, M.A.
Tempat :
Jl. Matraman Raya 24, Jakarta Timur - 13150

Jadwal Kegiatan Gereja :
Kebaktian : Minggu, 10.00 wib
Persekutuan Doa : Rabu, 19.00 wib
Sekolah Minggu : Minggu, 10.00 wib
Couple Fellowship (Minggu ke-4) : Sabtu, 14.00 wib

Sekretariat:
Jl. Matraman Raya 24
Jakarta Timur - 13150
Telp (+62-21) 850 9068
Fax. (+62-21) 850 9725
Contact : Nina





MRII Sunter
Gembala Sidang : Ev. Amin Khouw.
Tempat : Kompleks Ruko Prima Sunter Blok B-C
Jl. Danau Sunter Utara
Jakarta - 14350

Jadwal Kegiatan Gereja :
Kebaktian : Minggu, 17.30 wib
Persekutuan Doa : Kamis, 06.30 wib
Sekolah Minggu : Minggu, 17.30 wib
Persekutuan Remaja & Pemuda : Sabtu, 19.00 wib
Pemahaman Alkitab : Selasa, 19.30 wib

Sekretariat:
Kompleks Ruko Prima Sunter Blok B-C
Jl. Danau Sunter Utara
Jakarta - 14350
Telp. +62 (21) 651 3815
Fax. (+62-21) 651 3463
Contact : Anto





PRII Depok
Gembala Sidang : Ev. Jimmy G. Mihardja, S.Th.
Tempat :
Ruko ITC Depok No. 32
Jl. Margonda Raya No.56, Depok - 16431

Jadwal Kegiatan Gereja :
Kebaktian Umum : Minggu, 10.00 wib
Sekolah Minggu : Rabu, 10.00 wib
Persekutuan Remaja : Minggu, 08.00 wib
Persekutuan Pemuda : Sabtu, 17.00 wib

Sekretariat:
Ruko ITC Depok No. 32
Jl. Margonda Raya
Depok - 16431
Telp. (+62-21) 775 4463
Fax. (+62-21) 775 4463
Contact : Ev. Jimmy G. Mihardja

Roma 1:26-27 : MURKA ALLAH TERHADAP KEBEBALAN MANUSIA-2

Seri Eksposisi Surat Roma :

Realita Murka Allah-4



Murka Allah Terhadap Kebebalan Manusia-2

oleh : Denny Teguh Sutandio


Nats : Roma 1:26-27



Pada ayat 24-32, saya membagi murka Allah kepada kebebalan manusia menjadi tiga bagian, yaitu murka Allah yang menyerahkan mereka kepada keinginan hati yang jahat/cemar (ayat 24), hawa nafsu yang busuk (ayat 26) dan pikiran-pikiran yang terkutuk (ayat 28). Pada bagian ini, saya akan membahas murka Allah bagian kedua yaitu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang buruk. Pada ayat 26, Paulus mengajarkan, “Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar.” Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS) mengartikannya, “Karena manusia berbuat yang demikian, maka Allah membiarkan mereka menuruti nafsu mereka yang hina. Wanita-wanita mereka tidak lagi tertarik kepada laki-laki seperti yang lazimnya pada manusia, melainkan tertarik kepada sesama wanita.” King James Version menerjemahkannya, “For this cause God gave them up unto vile affections: for even their women did change the natural use into that which is against nature:” Pada BIS, ayat ini lebih jelas artinya. Menurut versi BIS, manusia itu berbuat dosa dahulu, barulah Allah menghukum mereka dengan membiarkan mereka menuruti hawa nafsu mereka yang hina. Setiap dosa mereka yang merupakan penyimpangan dari kehendak Allah pasti dihukum dan mendapat murka Allah. Kata “hawa nafsu” bisa berarti nafsu birahi atau perasaan emosional. Hawa nafsu manusia bisa sedemikian hina karena pengaruh dosa yang masuk ke dalam diri manusia. Manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Mereka dikaruniai mahkota ciptaan yang harus menjalankan mandat dari Allah sebagai nabi, imam dan raja. Seorang apologet Reformed, Dr. Cornelius Van Til dalam bukunya The Defense of The Faith menjelaskan secara ringkas ketiga mandat Allah bagi manusia ini,
As a prophet man was to interpret this world, as a priest he was to dedicate this world to God and as a king he was to rule over it for God. (=Sebagai seorang nabi, manusia ada untuk menafsirkan dunia, sebagai seorang imam, dia ada untuk mempersembahkan dunia ini kepada Allah dan sebagai seorang raja, dia ada untuk memerintah atas dunia bagi Allah.) (Til, 1967, p. 14)

Mandat untuk mengusaha dan memelihara alam serta mandat lainnya dari Allah diberikan pertama kali kepada Adam, manusia pertama (Kejadian 2:15), baru setelah itu wanita diciptakan untuk menjadi penolong yang sepadan (Kejadian 2:18). Tentu, Adam akan memberitahu Hawa tentang ketiga mandat dari Allah tersebut. Mengapa Adam memberitahu Hawa ? Karena Hawa adalah penolong yang sepadan dengannya atau boleh dikatakan bagian dari hidupnya. Di dalam Kejadian 2:23, Adam berseru, “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.” Bahasa Ibrani untuk menyatakan “tulang dari tulangku dan daging dari dagingku” menggunakan tambahan kata yang artinya bagian dari (a part of). Ini membuktikan bahwa perempuan adalah bagian dari laki-laki. Bagian ini seringkali dimengerti bukan bagian dari kaki atau kepala, tetapi bagian dari daging dan tulang, yang menunjukkan bagian penting di dalam hidup manusia. Oleh karena itu, wanita/perempuan menjadi bagian penting yang menolong pria/laki-laki dalam menjalankan mandat dari Allah. Dan juga, wanita diciptakan untuk menjadi penolong yang sepadan dengan pria. Sehingga Allah berkata, “Itulah sebabnya orang laki-laki meninggalkan ayah dan ibunya, dan bersatu dengan istrinya, lalu keduanya menjadi satu.” (Kejadian 2:24 ; BIS) Tetapi akibat dosa, perempuan tidak lagi mau bersatu dengan pria, tetapi bersatu dengan perempuan juga. Itu yang sedang dipaparkan oleh Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma ini. Kota Roma seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dipenuhi dengan kebudayaan kafir (Gentiles) yang penuh dengan penyembahan berhala dan perempuan sebagai manusia yang dijadikan bahan pelampiasan nafsu birahi masyarakat Roma. Sehingga tidak heran Paulus di dalam surat-suratnya baik kepada jemaat di Korintus memperingatkan bahwa perempuan tidak boleh mengajar di dalam jemaat. Bukan hanya itu saja, akibat merosotnya kebudayaan kafir tersebut, perempuan pun tidak lagi memiliki harkat sesuai penciptaan Allah, mereka malahan lebih gila lagi melampiaskan nafsu (nafsu yang hina/tidak berharga/memalukan dan menjijikkan) bukan kepada pria sebagai suami tetapi kepada sesama wanita. Inilah budaya lesbian yang sudah ada di zaman Paulus hidup dan diteruskan sampai abad sekarang ini. Mengapa muncul budaya lesbian ? Bisa karena pengaruh lingkungan. Tetapi intinya penyimpangan-penyimpangan tersebut terjadi akibat dosa. Dosa mengakibatkan manusia tidak lagi mengerti jati dirinya di hadapan Allah, sehingga mereka berlaku seenaknya sendiri terhadap jati diri yang Ia telah tetapkan dan ciptakan. Sehingga tidak heran, kebingungan jati diri dan bahkan gender menjadi masalah di dalam dunia berdosa ini. Terhadap manusia yang sudah kehilangan jati diri akibat mereka sendiri yang menolak bersekutu dengan-Nya, maka Allah menimpakan murka dan hukuman-Nya kepada mereka. Orang-orang lesbian adalah orang-orang yang patut dimurkai oleh Allah, bukan karena orang-orangnya, tetapi dosa lesbiannya. Oleh karena itu, kita patut mendoakan orang-orang yang tercemar oleh budaya lesbian agar mereka boleh bertobat dan kembali kepada Kristus yang menjadi patron mereka diciptakan (Roma 8:29). Sebaliknya, terhadap budaya lesbian kita harus menolak dan menentang sesuai kebenaran Alkitab, meskipun budaya ini mendapatkan hak asasi untuk hidup di dalam dunia berdosa ini.

Bukan hanya wanita yang suka dengan sesama wanita, pria pun, dinyatakan oleh Paulus, juga suka dengan sesama pria. Pada ayat 27, Tuhan berkata melalui Paulus, “Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.” atau terjemahan BIS mengartikannya, “Lelaki pun begitu juga; mereka tidak lagi secara wajar mengadakan hubungan dengan wanita, melainkan berahi terhadap sesama lelaki. Laki-laki melakukan perbuatan yang memalukan terhadap sesama laki-laki, sehingga mereka menerima pembalasan yang setimpal dengan perbuatan mereka yang jahat itu.” Dosa bukan hanya menguasai perempuan, laki-laki pun juga demikian. Laki-laki yang seharusnya menjadi kepala atas wanita dan mengasihi wanita (Efesus 5:23,25 ; seperti figur Kristus adalah Kepala jemaat yang mengasihi jemaat), tetapi akibat dosa, laki-laki tidak menjalankan mandat dari Allah, malahan berbuat dosa dengan mencintai sesama laki-laki lain. Oleh karena itu kepada laki-laki yang demikian, Kitab Taurat memperingatkan, “Apabila seorang laki-laki bersetubuh dengan laki-laki lain, mereka melakukan perbuatan yang keji dan hina, dan kedua-duanya harus dihukum mati. Mereka mati karena salah mereka sendiri.” (Imamat 20:13 ; BIS). Hukuman bagi para pria yang suka dengan sesama pria lebih berat ketimbang hukuman kepada perempuan yang suka dengan sesama perempuan. Mengapa ? Karena pria dituntut tanggung jawab yang lebih berat yaitu sebagai Kepala, tetapi pria tidak mempertanggungjawabkan tugas sebagai Kepala tersebut, sehingga Allah menghukum mereka lebih berat. Budaya homo pun sudah ada di zaman Paulus, atau mungkin sekali di dalam zaman Musa ketika menuliskan kitab Taurat ini. Mengapa Allah memperingatkan tentang adanya hukuman mati bagi para homo ? Karena Allah ingin ciptaan-ciptaan-Nya kembali kepada natur mereka sesuai dengan gambar dan rupa Allah pada mulanya. Bisakah manusia baik laki-laki dan perempuan kembali kepada natur aslinya dengan caranya sendiri? Tidak mungkin bisa. Jalan keluarnya ? Paulus mengatakannya di dalam Roma 5:10, “Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!” Dosa (termasuk di dalamnya tidak mengerti jati diri sesungguhnya) mengakibatkan kita menjadi seteru atau musuh Allah. Jalan satu-satunya keluar dari dosa dan akibat-akibatnya adalah dengan bertobat dan kembali kepada Kristus Yesus, Tuhan. Mengapa ? Karena menurut Dr. Cornelius Van Til dalam bukunya The Defense of The Faith, “...Christ came to restore us to true knowledge, righteousness and holiness (Col. 3:10 ; Eph. 4:24)” (=Kristus datang untuk memulihkan kita menuju kepada pengetahuan, kebajikan dan kekudusan yang benar (Kolose 3:10 ; Efesus 4:24).) (Til, 1957, p. 13). Kristus datang untuk memulihkan dan membawa kita kepada pengetahuan, kebajikan dan kekudusan yang benar tentang Allah dan di hadapan Allah. Ketika kita tidak mengerti jati diri kita akibat dosa yang membelenggu kita, bertobatlah dari dosa-dosa kita dan kembalilah kepada Kristus. Pertobatan kita bisa terjadi ketika Roh Kudus telah melahirbarukan kita sehingga kita bisa percaya di dalam Kristus. Kristus memulihkan kita dan memberikan pengertian kita tentang jati diri kita. Seperti kata Calvin, dengan mengenal Allah, kita mengenal diri. Mengapa harus mengenal Allah baru dapat mengenal diri ? Karena Allah yang menciptakan kita maka Ia pula lah Sumber Pengetahuan sejati yang patut memberikan penjelasan tentang jati diri manusia, dan bukan manusia itu sendiri dengan cara psikologi, dll yang menjelaskan tentang jati diri manusia. Lebih dalam lagi, dengan mengenal Kristus yang bernatur 100% Allah dan 100% manusia dan juga terlibat di dalam penciptaan, kita dimampukan mengerti kebenaran penciptaan kita sehingga penebusan Kristus yang bukan hanya berkaitan dengan keselamatan, tetapi juga meliputi seluruh ciptaan Anda (penebusan kosmik) juga bisa mempengaruhi seluruh hati, pikiran, perkataan dan tentunya perbuatan kita. Penebusan Kristus membuat hidup kita semakin lama semakin menyerupai-Nya, di mana hidup kita semakin lama semakin kudus, berguna, adil, bijaksana dan mengasihi orang lain dengan kasih Kristus. Dengan mengenal Kristus dan menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi di dalam hidup kita, kita semakin mengerti posisi dan jati diri kita entah itu sebagai pria yang menjadi Kepala atas wanita, maupun wanita/istri yang harus tunduk kepada pria/suami (Efesus 5:22-33). Ordo atau urutan ini dapat terjadi dalam diri manusia dengan beres ketika Kristus sudah menuntaskan karya penebusan-Nya dan kita menjadikan Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita (kedaulatan Allah dan tanggung jawab manusia).

Hari ini, dunia kita sedang mengalami kebingungan tentang jati diri mereka, sehingga tidak heran program-program pengembangan diri (human potential development) menjadi laku keras, meskipun tidak ada isinya yang bermanfaat. Maukah kita yang belum menerima Kristus kembali kepada-Nya ? Dengan kembali kepada Kristus, Anda tidak lagi menemukan kebingungan menemukan jati diri Anda, karena Kristus sudah menebus dosa-dosa manusia dan membawa mereka kepada pengetahuan yang sejati tentang Allah yang menciptakan mereka. Soli Deo Gloria. Solus Christus.

Resensi Buku-8 : FOUNDATIONS OF CHRISTIAN EDUCATION (Prof. DR. LOUIS BERKHOF dan Prof. CORNELIUS VAN TIL, Ph.D.)

...Dapatkan segera...
Buku
FOUNDATIONS OF CHRISTIAN EDUCATION
(Dasar Pendidikan Kristen)


oleh : Prof. DR. LOUIS BERKHOF dan Rev. Prof. CORNELIUS VAN TIL, Ph.D.

Penerbit : Momentum Christian Literature (Fine Book Selection) 2005

Penerjemah : Tim Penerjemah (Editor : Ev. R. B. G. Steve Hendra, S.T., M.Div.).







Buku ini menyuarakan kembali suara kenabian dari dua pendidik yang sangat berkompeten untuk menjelaskan isu-isu mendasar tentnag sekolah Kristen.

Dalam kata pengantarnya, editor Dennis E. Johnson menuliskan, “Beberapa orangtua menempatkan anak-anak mereka di sekolah Kristen dengan harapan mereka terhindar dari cobaan-cobaan dunia yang semakin nyata : narkotika, seks di luar nikah yang menyebabkan meluasnya kehamilan remaja dan penyakit yang mematikan, kekejaman dan tindak kriminal lainnya. Tetapi Van Til dan Berkhof menjelaskan kepada kita dasar pertimbangan yang lebih mendalam bagi sekolah Kristen, dasar pertimbangan yang menyentuh akar permasalahannya. Tujuan sekolah Kristen bukan untuk menyelesaikan simtom-simtom di permukaan tetapi untuk menghadapi sumber infeksi yang menyerang sistem pendidikan dari dalam seperti juga menyerang masyarakat kita secara umum.”

Dalam buku ini, Prof. Cornelius Van Til, Ph.D. yang dikenal luas sebagai profesor apologetika di Westminster Theological Seminary, menantang pemikiran non-Kristen para presuposisinya. Prof. Dr. Louis Berkhof, yang dikenal luas sebagai theolog sistematika dan mantna presiden Calvin Theological Seminary, dengan gamblang melabuhkan tugas pendidikan Kristen ke dalam kebenaran-kebenaran utama iman Kristen. Penerbitan ulang esai-esai ini, yang mula-mula ditujukan untuk National Union of Christian Schools lebih dari setengah abad yang lalu, dapat dianggap sebagai permintaan terakhir Dr. Van Til sebelum kematiannya pada tahun 1987. Perhatiannya yang sangat mendalam bagi pendidikan Kristen dan perhatian Dr. Berkhof, yang meninggal pada tahun 1957, tertangkap dalam diskusi mengenai pergumulan rohani yang meliputi pikiran anak-anak zaman sekarang — dan pemimpin-pemimpin di masa depan.








Profil Dr. Louis Berkhof dan Dr. Cornelius Van Til :
Prof. Dr. Louis Berkhof lahir di Emmen, Drenthe, the Netherlands dan beliau kemudian beremigrasi dengan keluarganya ke Grand Rapids, Michigan pada tahun 1882. Beliau lulus dari Calvin Theological Seminary pada tahun 1900 dan menerima panggilan untuk menjadi seorang pendeta di Allendale, Michigan First Christian Reformed Church. Pada tahun 1902, beliau menempuh pendidikan di Princeton University selama 2 tahun mendapatkan gelar Bachelor of Divinity (B.D.). Kemudian beliau menerima jabatan pendeta di Oakdale Park Church di Grand Rapids.
Pada tahun 1906, beliau ditunjuk menjadi staf pengajar di Calvin Theological Seminary. Beliau adalah seorang guru yang berbakat dan penulis yang rajin, di antara keduapuluhdua bukunya adalah Theologia Sistematika, yang telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa. Pada tahun 1900, Berkhof menikah dengan Reka Dijkhuis (meninggal tahun 1928) dan memiliki empat orang anak, yaitu : Grace Meyer, William, Jean Stuk, dan John. Kemudian, beliau menikah dengan Dena Heyns-Joldersma (meninggal tahun 1984), yang mempunyai 2 orang anak perempuan, Joanne Heyns De Jong dan Wilma Heyns Brouwer.

Rev. Prof. Cornelius Van Til, Ph.D. (3 Mei 1895 – 17 April 1987) yang lahir di Grootegast, Belanda, adalah seorang filsuf Kristen, theolog Reformed dan presuppositional apologist. Pada usia 10 tahun, beliau pindah bersama keluarganya ke Highland, Indiana. Keluarga Van Til menjadi anggota Gereja Kristen Reformed (Christian Reformed Church), dan Cornelius bersekolah di sekolah yang berhubungan dengan denominasi ini, the Calvin Preparatory School, Calvin College dan (selama satu tahun) Calvin Theological Seminary, semuanya di Grand Rapids, Michigan. Beliau beralih ke Princeton Theological Seminary untuk menyelesaikan pendidikan theologianya dan meraih gelar Master of Theology (Th.M.) di tempat ini pada tahun 1925. Secara bersamaan, beliau belajar filsafat di Princeton University dan menyelesaikan gelar Doctor of Philosophy (Ph.D.) pada tahun 1927. Disertasinya berjudul “God and the Absolute,” membandingkan pandangan theologia Reformed tentang Allah dengan kemutlakan akan filsafat Idealisme. Pada bulan September, 1925, Van Til menikah dengan Rena Klooster dan memiliki seorang anak laki-laki, Earl. Rena meninggal pada tahun 1978.
Van Til menggembalakan sebuah gereja Kristen Reformed (Christian Reformed church) di Spring Lake, Michigan, mengambil cuti untuk mengajar apologetika di Princeton Seminary selama tahun ajaran 1928-1929. Pihak seminari menawarkan beliau menjadi ketua jurusan Apologetika pada akhir tahun tersebut, tetapi beliau menolak tawaran itu dan kembali ke Spring Lake. Beliau sungguh-sungguh cenderung tetap di dalam penggembalaan, dan beliau tidak ingin untuk bekerja sama dalam penyusunan kembali seminari yang diamanatkan oleh General Assembly of the Presbyterian Church, U.S.A.

Matius 3:1-5 : BERTOBATLAH !

Ringkasan Khotbah Mimbar di Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) Andhika, Surabaya tanggal 28 Maret 2004

Bertobatlah!
oleh : Pdt. Sutjipto Subeno, M.Div.

Nats: Mat. 3: 1-5




Minggu lalu kita telah merenungkan sisi kehidupan Yohanes Pembaptis sebagai si pembawa berita dan pembuka jalan bagi Tuhan Yesus. Kalau kita bandingkan pada jaman sekarang, si pembuka jalan ini biasanya sangat diperlukan untuk melancarkan tugas seorang pejabat/pembesar ketika ia sedang melakukan kunjungan khususnya di daerah. Peranan si pembuka jalan ini sangat penting dan mengandung resiko tinggi karena ia harus berada di posisi depan, menjadi ujung tombak untuk membuka jalan yang kacau. Jadi, kita tahu sekarang, peranan Yohanes Pembaptis sangat berat dan sulit namun ia tahu dengan jelas apa yang menjadi rencana dan kehendak Tuhan karena itu dengan rela hati ia mengerjakan pelayanan ini.
Tuhan Yesus mau dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis membuktikan bahwa Ia sangat menghargai pelayanan yang dikerjakan Yohanes Pembaptis namun dengan rendah hati si pembuka jalan ini menyadari bahwa ia bukanlah siapa-siapa karena itu ia merasa tidak layak untuk membaptiskannya bahkan untuk melepas tali kasut-Nya (Mat. 3:11). Banyak orang Kristen mau melayani Tuhan tapi tidak mau resikonya. Namun Yohanes Pembaptis telah memberikan teladan yang indah; dia tahu konsekuensi menjadi si pembuka jalan dan untuk menggenapkan rencana-Nya, ia rela berkorban. Bagaimana dengan kita, maukah kita dipakai Tuhan menjadi alat-Nya untuk menggenapkan kehendak-Nya di muka bumi ini?
Menjadi pengikut Kristus tidaklah semudah seperti yang kita bayangkan. Berita kontroversi yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis, yaitu “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!“ tidak disukai oleh orang Yahudi pada jaman itu bahkan hingga saat ini orang masih membenci berita kontroversi ini. Dunia akan membenci anak-anak-Nya karena ia telah membenci Kristus lebih dahulu (Yoh. 15:18-19). Namun berita ini tetap harus disampaikan pada dunia berdosa yang humanis materialis. Maukah kita melayani dan dipakai Tuhan meski untuk itu kita harus berkorban?
Karena akan tiba waktunya dimana manusia tidak mau lagi membuka telinga bagi kebenaran. Dunia hanya suka mendengar berita-berita yang sedap didengar saja. Iblis telah berhasil meninabobokkan orang Kristen, membuatnya tertidur dan terlena dalam buaian mimpi. “Bertobatlah, Kerajaan Sorga sudah dekat!“ seharusnya membangunkan jiwa setiap orang Kristen dan mengingatkan kita akan tugas amanat Agung yang diberikan Tuhan Yesus untuk memberitakan Injil dan menyadarkan manusia akan dosa.
Dunia ingin melarikan diri dari realita dengan cara membius diri dengan narkoba dan minuman keras. Manusia berdosa harus dibangunkan dari tidurnya yang panjang dan disadarkan bahwa dia adalah manusia berdosa. Menyadarkan manusia akan dosa justru dianggap sebagai penyerangan oleh kaum post-mo namun ironisnya mereka tidak merasa mengganggu orang lain dengan segala bentuk kekacauan (chaos) yang dituangkannya dalam bentuk lukisan, arsitektur, dan lain-lain bahkan moralitas pun telah dirusak dengan berbagai macam filsafat yang bertentangan dengan Firman. Karena itu berita “pertobatan“ sangat penting dan harus diwartakan ke seluruh dunia.
Pertama, Seseorang yang bertobat berarti dia sadar bahwa dirinya adalah seorang yang berdosa dan mau kembali pada kebenaran sejati. Hanya anugerah Tuhan kalau seseorang dapat bertobat, kembali ke jalan yang benar. Tugas setiap orang Kristen adalah terus menerus menyerukan berita pertobatan dan selanjutnya Roh Kudus yang bekerja. Roh Kuduslah yang dapat mempertobatkan seseorang karena itu kita menolak ajaran Arminianisme yang mengajarkan bahwa keselamatan tergantung dari pilihan manusianya, dari perbuatan baik yang dilakukannya. Orang Kristen seringkali menganggap pemberitaan Injil sebagai hal yang sia-sia karena kita tidak melihat hasilnya secara langsung. Ingat, kalau seseorang dapat bertobat, itu bukan karena kepandaian kita berkata-kata kalau. Tidak! Semua itu hanya karena anugerah. Orang menganggap seruan Yohanes Pembaptis agar manusia bertobat di padang gurun sebagai hal yang sia-sia namun Allah bekerja dengan luar biasa sehingga penduduk dari segala penjuru bertobat dan dibaptis (Mat. 3:5). Anak Tuhan yang sejati harus menyadari akan keberadaan dirinya sebagai manusia berdosa. Pengampunan dosa akan kita dapatkan kalau kita mau bertobat, yaitu kembali pada kebenaran. Setiap orang Kristen hendaklah menjadi seperti seorang anak dalam perumpamaan anak yang hilang, menyadari bahwa dirinya adalah hamba yang tidak mempunyai hak sebagai anak. Pertobatan menyadarkan kita dari tidur panjang di siang hari bolong.
Biarlah kita mau dipakai Tuhan menjadi saksi-Nya, memberitakan berita pertobatan: “Bertobatlah Kerajaan Sorga sudah dekat“. Sudahkah kita memberitakan hal ini kepada rekan, teman maupun saudara kita? Dan biarlah karena kasih, mendorong kita untuk memberitakan kebenaran dan bukannya berkompromi dengan dosa. Tentu kita tidak mau orang-orang yang kita kasihi menjadi binasa, bukan? Kita tahu, bahwa semua manusia pasti berdosa akan tetapi hal ini janganlah menghalangi kita untuk bertobat. Kita harus membuktikan diri bahwa kita sudah bertobat terlebih dahulu sebelum kita memberitakan Injil pada orang lain sehingga orang dapat melihat kuasa Injil yang merubah hidup kita dengan demikian mereka menjadi percaya. Dan demi untuk mewartakan berita kebenaran itu, kita harus berani dan rela berkorban karena hati nurani dunia akan terusik ketika kebenaran dinyatakan.
Sebelum kita dipakai Tuhan untuk membangunkan orang dari tidurnya yang panjang, maka kita harus dibangunkan terlebih dahulu. Biarlah kita dipakai Tuhan untuk menjadi saluran berkat, menjadi alatNya dimanapun kita berada untuk memberitakan ”Bertobatlah, Kerajaan Sorga sudah dekat”. Di jaman Perjanjian Baru, berita ini menjadi berita sentral dan berita ini pun tetap dan terus menerus harus kita kabarkan ke seluruh dunia. Jangan selewengkan kebenaran sejati dan juga jangan pernah berkompromi dengan dunia. Maukah anda bertekad untuk memberitakan berita kontoversi ini dimanapun kita berada sebelum dunia berakhir? Ingat, pertobatan seseorang bukan karena jasa atau fasih lidah kita. Hanya Roh Kudus yang dapat menyadarkan manusia akan dosa dan membangunkan manusia dari tidurnya yang panjang.
Kedua, Berita kebenaran mutlak dan penting untuk didengar dan dikabarkan pada manusia, yaitu: semua manusia berdosa dan manusia pasti binasa jika mereka tidak kembali pada Yesus Kristus yang adalah satu-satunya jalan, dan kebenaran dan hidup. Dunia modern seringkali menyelewengkan berita utama, orang tidak dibawa untuk mengerti pada hal yang esensial karena dunia sendiri tidak dapat memberikannya, dunia hanya mengerti sebatas yang ekstensial. Pada dasarnya, semua manusia bahkan orang atheis sangat menyadari kalau dirinya berdosa. Manusia tidak dapat mengingkari realita tapi orang mencoba menipu diri dengan berpikir positif (positive thinking). Ironisnya, orang menjadi marah ketika kita menyampaikan kebenaran sejati. Orang lebih suka mendengar berita sekunder, berita yang enak didengar, yakni tentang dunia dan segala kenikmatannya.
Kekristenan menolak positive thinking yang diajarkan dunia, yaitu reality according to what you think, realita tergantung dari apa yang kita pikirkan. Tapi kita menerima ajaran positive thinking yang diajarkan dalm Filipi 4:8-9. Jadi, kalau kita berpikir sehat maka kita akan sehat meski saat itu kita dalam keadaan sakit dan sebaliknya kalau kita berpikir sakit maka kita yang sebelumnya sehat akan menjadi sakit. Tokohnya yang terkenal adalah Robert Schuler, Norman Vincent Peale, Anthony Robbins, Napoleon Hill. Pikiran kita yang selama ini salah tapi kita justru menganggapnya benar, sedikit demi sedikit akan dicerahkan kalau kita mau bertobat. Kita akan menyadari bahwa ternyata segala yang ditawarkan dunia hanya berakhir dengan kebinasaan dan kita akan melihat kebenaran sejati. Lalu kenapa kita sulit dan takut untuk memberitakan berita pertobatan?
Ketiga, Berita Injil merupakan berita kebenaran sejati yang harus diberitakan untuk membawa manusia kembali pada hal esensial yang paling dibutuhkan. Injillah jawaban bagi kekosongan jiwa, kepapaan dan kemiskinan rohani. Pascal menyadari bahwa di setiap hati manusia pasti ada kekosongan yang hanya dapat diisi oleh Tuhan saja. Manusia mencoba mengisi kekosongan dengan berbagai macam teori filsafat, dengan kekuasaan dan uang namun semua itu tetap tidak dapat menutup lubang yang kosong itu. Ingat, jangan mengutamakan kebutuhan jasmani lebih daripada kebutuhan rohani dan jangan karena hal yang jasmani pula kita tidak mau dan takut untuk memberitakan Injil. Tuhan pasti memelihara hidup kita, Dia tidak akan membiarkan anak-anakNya seorang diri menanggung beban penderitaan.
Di dunia modern ini kita masih menjumpai anak Tuhan yang egois, menghalalkan segala cara demi untuk mendapat kesenangan di dunia, seperti menjalankan MLM (Multi Level Marketing). Segala macam cara digunakan untuk menipu, yaitu menyelewengkan ajaran cinta kasih dalam Firman. Hati-hati, jangan tertipu dengan MLM yang seolah-olah menawarkan keuntungan. Itu semua hanya kebohongan belaka. Dengan sistim yang diterapkan MLM, sesungguhnya, semakin banyak orang yang menjadi anggota maka keuntungan orang yang berada di posisi atas semakin besar pula tanpa dia harus berusaha dan tidak ada resiko yang harus ditanggungnya. Apakah merugikan orang lain dan menguntungkan diri sendiri seperti itu yang dinamakan dengan cinta kasih? Bertobatlah, jangan memanipulasi ajaran cinta kasih demi untuk memperoleh hal yang bersifat materi. Materialisme adalah musuh Kekristenan; cinta akan uang adalah akar dari segala kejahatan.
Uang seharusnya berada di bawah kekuasaan kita dan bukannya menguasai hidup kita. Yohanes Pembaptis sangat keras mewartakan kabar ”bertobatlah” di tengah-tengah bangsa Yahudi yang materialis humanis. Bertobat berarti berbalik dari yang salah dan kembali pada jalan yang benar. Pertobatan tidak menjadikan diri kita sempurna seratus persen, tanpa cacat dan tidak berdosa. Bukan! Karena itu janganlah kita menuntut orang Kristen yang lain untuk sempurna. Namun kita berhak menuntut orang Kristen untuk bertobat, kembali ke jalan yang benar kalau dia berbuat dosa. “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” merupakan berita yang relevan hingga sekarang dan berita ini harus terus kita beritakan. Tugas kita, setiap orang Kristen untuk memberitakan berita kontroversi ini. Maukah anda dipakai Tuhan menjadi alat memberitakan Injil? Amin.

(Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

27 May 2007

Refleksi Hari Pentakosta 2007 : THE ROLE OF THE HOLY SPIRIT (Denny Teguh Sutandio)

Refleksi Hari Pentakosta 2007

THE ROLE OF THE HOLY SPIRIT
oleh : Denny Teguh Sutandio


Hari-hari ini, tema tentang Roh Kudus menjadi tema yang “membingungkan” di dalam mayoritas orang Kristen dan gereja. Hal ini tidak mengherankan karena di sepanjang gereja, doktrin tentang Trinitas pun menjadi perdebatan yang cukup rumit, termasuk doktrin tentang Pribadi Roh Kudus, apakah Dia adalah Pribadi Allah atau hanya sekedar kuasa Allah yang tak berpribadi. Adanya kebingungan ini dikarenakan mereka tidak mau belajar Alkitab dengan baik-baik dan bertanggungjawab tentang siapa dan apa peran Roh Kudus. Oleh karena itu, sangatlah penting di hari Pentakosta atau hari turunnya Roh Kudus yang jatuh tepat 10 hari setelah kenaikan Tuhan Yesus, kita merenungkan peran-peran Roh Kudus baik secara pribadi maupun global.
Peran Roh Kudus Dalam Pribadi
Pertama-tama, tentang peran Roh Kudus dalam pribadi, mari kita belajar dari pengajaran Paulus di dalam 1 Korintus 12:3 dan pernyataan Tuhan Yesus sendiri di dalam Injil Yohanes 14 dan 16.
Pertama, Roh Kudus melahirbarukan umat pilihan Allah dan membawa mereka untuk percaya di dalam Kristus. Hal ini diajarkan Paulus di dalam 1 Korintus 12:3 bahwa tidak ada seorangpun yang dapat menyebut Yesus sebagai Tuhan selain oleh Roh Kudus. Di sini, kita melihat bahwa orang percaya dapat percaya kepada dan di dalam Kristus karena ada pekerjaan Roh Kudus yang telah melahirbarukan umat pilihan Allah dengan memberikan iman dan pertobatan serta keberanian untuk kembali kepada Kristus. Tanpa Roh Kudus memimpin, maka tak seorang pun dapat sendirinya memilih untuk percaya kepada Kristus. Jika ada orang yang berpendapat bahwa ia dapat sendirinya memilih untuk percaya kepada Kristus, berarti ia sedang berhalusinasi atau ia sedang menghina Roh Kudus. Karena adanya pekerjaan Roh Kudus, maka iman di dalam Kristus adalah anugerah Allah (sola gratia) yang diberikan hanya kepada umat pilihan yang telah Allah tetapkan (Efesus 1:3-6).


Kedua, Roh Kudus memimpin kita melakukan perintah-perintah Kristus dan menyertai kita selama-lamanya. Setelah Roh Kudus memimpin kita untuk percaya di dalam/kepada Kristus, maka Ia memimpin kita untuk melakukan perintah-perintah-Nya. Di dalam Yohanes 14:1-14, Tuhan Yesus sedang berbicara mengenai rumah Bapa dan hanya melalui Dia sajalah, manusia dapat sampai kepada rumah Bapa. Selanjutnya, di ayat 15, Tuhan Yesus bersabda, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” Kata “mengasihi” di dalam ayat ini dalam bahasa Yunani agapaō merupakan kasih yang sempurna yang tanpa syarat. Lalu, terjemahan King James Version, kedua frase antara “mengasihi Aku” dan “menuruti” TIDAK terdapat perbedaan waktu (sama-sama menggunakan present tense/waktu sekarang). Sehingga, arti ayat ini adalah ketika kita mengasihi Allah tanpa syarat atau tanpa meragukan Pribadi Allah, maka dengan sendirinya kita langsung menuruti/melakukan semua perintah-Nya. Tetapi bagaimana kita dapat mengasihi Allah dengan cara menaati perintah-perintah-Nya? Untuk itulah, Tuhan Yesus langsung melanjutkan perkataan-Nya di ayat 16-17, “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.” Kristus mengetahui bahwa kita sendiri tidak mungkin mampu menaati perintah-perintah-Nya, oleh karena itu Ia berjanji mengirim Penolong yang lain yang menyertai kita selama-lamanya. Kata Penolong di dalam bahasa Inggris Comforter berasal dari bahasa Yunani paraklētos berarti consoller, intercessor. Albert Barnes di dalam tafsirannya Albert Barnes’ Notes on the Bible memberikan perluasan arti kata Penolong ini, “a counsellor, a guide, a friend” (=konselor, pemimpin, teman). Lalu, Adam Clarke di dalam tafsirannya Adam Clarke’s Commentary on the Bible memberikan perluasan arti yang lain dari kata Penolong, “an advocate, a defender of a cause, a counsellor, patron, mediator” (=penyokong, pembela perkara, penasehat, pelindung, pengantara). Jadi, Penolong yang lain yang adalah Roh Kebenaran itu menjadi pemimpin kita di dalam hidup sehari-hari, penasehat kita ketika kita sedang melakukan dosa yang melawan Allah, pelindung kita ketika kita sedang mengalami marabahaya, sahabat yang baik ketika kita sedang berada di dalam kesusahan/kesendirian dan pengantara antara kita dengan Allah.
Sebagai Pemimpin, Roh Kudus memimpin hidup kita sehingga hidup kita menggenapkan kehendak Allah. Di dalam Alkitab, kita melihat Roh Kudus memimpin hidup Paulus di dalam setiap karya penginjilan yang ia lakukan, bahkan Roh Kudus melarang Paulus dan Silas memberitakan Injil di Asia lalu memimpinnya untuk memberitakan Injil ke Makedonia melalui suatu penglihatan, dan terhadap penglihatan itu, Paulus dan Silas taat (Kisah 16:6-12). Roh Kudus memimpin mereka untuk menginjili daerah Makedonia dan bukan Asia, karena daerah Makedonia termasuk daerah Eropa, di mana penduduknya dikuasai oleh berbagai filsafat Yunani, sehingga hanya Paulus yang pintar (menguasai filsafat Yunani) yang dapat bersoal jawab dengannya dan memberitakan Injil kepada mereka. Sedangkan untuk daerah Asia, Tuhan mempercayakan penginjilan kepada Petrus. Di sini, kita melihat Roh Kudus memimpin hidup kita untuk menggenapkan apa yang Tuhan inginkan, bukan apa yang kita inginkan sendiri. Bagaimana dengan hidup kita ? Apakah kita sebagai orang Kristen hanya mau menjalankan kehendak kita sendiri ataukah kita mau dengan taat dan rela menaati dan melakukan apa yang Tuhan inginkan di dalam hidup kita ? Beranikah kita mengambil keputusan dengan pencerahan Roh Kudus untuk menaati perintah-perintah-Nya ? Kalau kita berani, itulah tandanya kita mengasihi Allah dengan kasih yang sempurna. Jika tidak, janganlah kita berani mengatakan bahwa kita mencintai/mengasihi-Nya, padahal kita lebih senang mengerjakan apa yang kita kehendaki.
Sebagai Penasehat, Roh Kudus menasehati dan menegur kita ketika kita mulai melakukan dosa terhadap Allah. Di sini, bukan hanya hati nurani manusia biasa yang berbicara, tetapi ada Pribadi Roh Kudus di dalam hati orang percaya yang akan menegurnya ketika ia mulai berdosa. Mengapa Roh Kudus menegur dosa ? Karena Roh Kudus adalah Pribadi Allah yang kudus yang membenci dosa. Adalah suatu absurditas yang konyol ketika banyak “pemimpin gereja” menggembar-gemborkan Roh Kudus, tetapi hidupnya tidak kudus, bahkan lebih amoral daripada orang-orang yang non-Kristen. Ketika kita mau melakukan dosa, Roh Kudus pasti bersuara menegur kita, pertanyaan selanjutnya, apakah kita mau mendengarkan suara-Nya atau kita bersikukuh dengan keinginan berdosa kita sendiri ? Ketika kita menaati suara-Nya, itulah tandanya kita mengasihi-Nya karena kita membenci dosa dan mencintai Allah/Kebenaran dan Kekudusan.
Sebagai Pelindung, Roh Kudus melindungi kita ketika kita berada di dalam marabahaya. Ketika kita menghadapi suatu pencobaan, penganiayaan, penderitaan, dll, kita mungkin terasa sendiri, tetapi ingatlah satu hal bahwa Roh-Nya yang Kudus tidak pernah akan meninggalkan kita. Ketika di dalam penginjilan, Paulus mengalami penganiayaan yang mengakibatkan dirinya hampir meninggal, Roh Kudus datang untuk menguatkan Paulus di dalam memberitakan Injil. Roh Kudus pulalah yang melindungi Paulus dengan cara mencerahkan Paulus ketika harus berhadapan dengan para pembesar Yahudi dan Romawi yang mendakwanya. Ini semua adalah bukti bahwa Roh Kudus tidak pernah meninggalkan kita dan selalu bersama kita ketika kita mengerjakan pekerjaan Allah. Biarlah ini menjadi penghiburan bagi kita.
Sebagai Sahabat, Roh Kudus menghibur kita ketika kita sedang dalam keadaan tersendiri. Bagaimana caranya ? Roh Kudus akan memimpin dan mencerahkan hati dan pikiran kita akan kebenaran Firman yang menguatkan dan menghibur kita bahwa Tuhan adalah gembala kita, sehingga kita tidak perlu takut di dalam keadaan tersendiri sekalipun. Di sini, saya mengaitkan peran Roh Kudus dan Firman bagi hidup orang percaya. Jangan memisahkan antara Firman dan Roh Kudus, karena Roh Kudus mewahyukan Firman (Alkitab). Roh Kudus datang menghibur kita bukan dengan memberi pengalaman yang aneh-aneh yang melebihi/di luar Alkitab, tetapi Ia datang menghibur dan menjadi sahabat bagi kita melalui pencerahan Firman Tuhan. Sebaliknya, kalau setan datang “menghibur”, ia akan menawari kita dengan berbagai tanda-tanda supranatural yang malahan membawa kita jauh dari Allah.
Terakhir, sebagai Pengantara, Roh Kudus menjadi pengantara antara kita dengan Allah di dalam doa. Di dalam Roma 8:26-27, Paulus mengajarkan bahwa Roh Kudus menjadi “penyeleksi” doa-doa yang kita panjatkan kepada Bapa di Surga di dalam Kristus. Dengan kata lain, struktur doa Kristen : kita berdoa kepada Allah Bapa di dalam nama Tuhan Yesus Kristus melalui Roh Kudus. Jadi, tidaklah benar, kalau ada “pemimpin gereja” yang mengajarkan : doa kepada Roh Kudus atau doa di dalam Roh Kudus. Mengapa Ia menjadi “penyeleksi” doa-doa kita dan pendoa bagi kita ? Jawabannya ada di dalam Roma 8:27, yaitu karena Allah yang menyelidiki hati nurani mengetahui maksud Roh Kudus bahwa Ia, sesuai kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.


Ketiga, Roh Kudus mengajarkan dan mengingatkan Kebenaran Kristus kepada kita. Hal ini tercatat di dalam Yohanes 14:26, di mana Tuhan Yesus berfirman, “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.” Selain memimpin kita menaati perintah-perintah-Nya, Ia sendiri juga akan mengajar kita dengan cara mengingatkan kita tentang apa yang Kristus telah katakan. Dewasa ini, banyak “pemimpin gereja” yang gemar sekali berbicara tentang Roh Kudus, tetapi herannya yang dibicarakan selalu merupakan hal-hal yang di luar Alkitab, padahal di dalam bagian ini, Roh Kudus datang untuk mengingatkan orang percaya tentang perkataan-perkataan Kristus. Artinya, secara implikasi di dalam zaman kita, Roh Kudus datang untuk mengingatkan kita tentang Firman Tuhan (Alkitab) yang sudah sempurna diwahyukan, bukan memberikan “wahyu-wahyu” baru di luar Alkitab. Dengan kata lain, Roh Kudus mencerahkan (illuminates) kita tatkala kita sedang membaca Alkitab atau mungkin kita sedang mengalami kesulitan. Pokoknya, peran Roh Kudus tidak bisa dilepaskan dari Alkitab, Firman Allah. Ketika seseorang berusaha memisahkannya dengan beribu alasan “rohani” sekalipun, itu tidaklah sah dan menghujat Roh Kudus sendiri, karena Roh Kudus datang untuk mengajarkan dan mengingatkan apa yang telah Kristus ajarkan. Mengapa ? Karena Roh Kudus datang untuk memuliakan Kristus (hal ini akan dibahas pada poin berikutnya).


Keempat, Roh Kudus menegur dosa, memimpin manusia kepada kebenaran, memuliakan Kristus dan mengingatkan kita akan hari penghakiman. Hal ini tercatat di dalam Yohanes 16:8-14. Selain mengajarkan dan mengingatkan kita tentang perkataan-perkataan Kristus, Roh Kudus datang untuk menegur dosa, memimpin manusia kepada kebenaran dan memuliakan Kristus. Pertama, Roh Kudus datang untuk menegur dosa. Adalah suatu absurditas ketika ada “pemimpin gereja” mengatakan bahwa orang Kristen harus saling mengasihi, oleh karena itu tidak perlu menegur dosa, karena Allah adalah Kasih. Allah yang Kasih bukanlah Allah yang menolerir segala dosa, karena Ia adalah Mahakudus. Karena Ia adalah Allah yang Mahakudus, maka Roh Kudus datang untuk menegur dosa. Jika ada yang mengklaim “Roh Kudus”, tetapi “Dia” tidak menegur dosa, maka berhati-hati terhadap roh ini, karena ini jelas bukan Roh Kudus, karena Roh Kudus yang sejati menegur dosa. Kalau Roh Kudus menegur dosa, maka hamba-hamba Tuhan sejati yang dipenuhi Roh Kudus pun berani menegur dosa dengan segala kesabaran dan pengajaran (2 Timotius 4:2). Kembali, adalah suatu absurditas jika ada “hamba Tuhan” yang tidak berani menegur dosa dengan alasan “rohani” : “Kasih”. Bukan hanya menegur dosa, Roh Kudus juga memimpin manusia kepada kebenaran. Kata “kebenaran” di sini dalam bahasa Yunaninya dikaiosunē yang berarti righteousness (=kebenaran keadilan) atau kebenaran di dalam proses. Dengan kata lain, Roh Kudus memproses kita untuk makin lama makin menyerupai Kristus dengan cara kita menaati Firman-Nya (kembali ke poin pertama peran Roh Kudus). Ketika Roh Kudus memimpin kita kepada kebenaran, itu berarti Roh Kudus yang sama menolong kita untuk berani meninggalkan dosa dan manusia lama kita. Adalah suatu absurditas jika ada orang “Kristen” yang selalu mengklaim dipenuhi “Roh Kudus”, tetapi hidupnya masih amoral. Lalu, bagaimana caranya Roh Kudus memimpin kita kepada kebenaran ? Dengan mengingatkan umat pilihan-Nya tentang Firman Kristus (kembali kepada peran Roh Kudus pertama di atas). Mengapa harus memakai Firman Kristus ? Apakah ini berarti Roh Kudus tidak memiliki Firman-Nya sendiri ? TIDAK ! Roh Kudus datang bukan untuk mengatakan sesuatu di luar Firman Kristus, tetapi mengajar Firman Kristus, karena Roh Kudus datang untuk memuliakan Kristus, bukan diri Roh Kudus sendiri (baca : Yohanes 16:13-14). Dengan kata lain, barangsiapa yang mengklaim dipenuhi “Roh Kudus” tetapi tidak memuliakan Kristus, maka itu jelas bukan dari Roh Kudus, karena Roh Kudus datang untuk memuliakan Kristus. Terakhir, Roh Kudus datang mengingatkan kita tentang hari penghakiman. Artinya, pertama, Roh Kudus datang untuk memimpin kita terus hidup di dalam kemenangan bersama Kristus karena Roh Kudus mencerahkan kita bahwa di akhir zaman, Kristus datang sebagai Hakim yang pasti mengalahkan musuh-musuh-Nya (Roh Kudus memberikan kekuatan dan penghiburan serta pengharapan bagi umat Allah). Selain itu, Roh Kudus yang mengingatkan kita akan hari penghakiman berarti Roh Kudus yang mengingatkan kita agar kita tidak terus-menerus berbuat dosa sebelum akhir zaman tiba.


Peran Roh Kudus Dalam Pelebaran Kerajaan Allah
Kedua, peran Roh Kudus dalam memperlebar/memperluas Kerajaan Allah mencakup beberapa hal :
Pertama, Roh Kudus memimpin pengabaran Injil. Hal ini diajarkan di dalam Kisah 1:8, di mana Tuhan Yesus sendiri berfirman, “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Roh Kudus sejati memimpin umat pilihan dan gereja-Nya melakukan pekabaran Injil, sehingga barangsiapa yang mengklaim dipenuhi “Roh Kudus” tetapi tidak mengabarkan Injil sejati, maka itu jelas bukan dari Roh Kudus. Mengapa penginjilan diperlukan ? Beberapa orang “Kristen” menolak penginjilan dengan alasan “rohani” : orang-orang pilihan akan dengan sendirinya percaya kepada Kristus atau alasan bahwa Matius 28:19-20 hanya ditujukan kepada para murid. Benarkah demikian ? TIDAK. Kedaulatan Allah yang memilih beberapa orang untuk diselamatkan sejak kekekalan adalah tanggung jawab-Nya sendiri dan di dalam kedaulatan-Nya, Ia tetap memberikan mandat kepada manusia untuk bertanggungjawab mengabarkan Injil-Nya. Dengan kata lain, mengutip pernyataan Pdt. Billy Kristanto, kita melakukan apa yang menjadi kewajiban/tugas kita (yaitu menginjili) dan Allah melakukan apa yang menjadi tugas-Nya (memilih beberapa orang untuk diselamatkan).


Kedua, Roh Kudus memberikan karunia-karunia supranatural untuk memuliakan Allah dan membangun jemaat. Hal ini pertama kali dicatat di dalam Kisah Para Rasul 2:1-13 ketika orang percaya berkumpul, maka Roh Kudus datang dengan tanda-tanda yang mengherankan yaitu tiupan angin keras, lidah-lidah api yang hinggap di atas kepala mereka dan mereka mulai berkata-kata dengan bahasa lain (bahasa Roh). Tetapi nats ini tidak hanya berhenti di sini, orang-orang yang berbahasa lidah ini menggunakan karunia Roh ini bukan untuk disombongkan atau dipamerkan atau sebagai kriteria pembeda orang Kristen yang beriman dan yang tak beriman, tetapi untuk mengabarkan Kristus kepada orang-orang yang berbeda bahasa/suku/bangsa dengan kita supaya mereka mengerti Injil dengan bahasa-bahasa mereka (baca Kisah 2:8-41). Karunia bahasa lidah dipergunakan untuk memuliakan Allah, tetapi herannya dewasa ini, orang yang mengklaim berkarunia lidah selalu dipergunakan untuk menyatakan kehebatan diri atau menjadi kriteria pembeda antara orang yang “beriman” dengan yang tak “beriman” (ada yang mengajarkan bahwa orang “Kristen” yang mau melayani harus bisa berbahasa lidah).

Lebih lanjut tentang bahasa lidah, Paulus menguraikan dengan tuntas di dalam 1 Korintus 12-14. Sebagai pendahuluan, kitab 1 Korintus 12-13 merupakan prinsip penting di dalam memahami karunia Roh yang di dalamnya terkandung beberapa hal, yaitu : pertama, karunia Roh Kudus dimaksudkan untuk menyatakan kemuliaan Kristus (1 Korintus 12:3). Kedua, Roh Kudus yang satu memberikan karunia-karunia kepada orang-orang pilihan-Nya secara beraneka ragam, sehingga tidak boleh ada pemaksaan (1 Korintus 12:4-6). Ketiga, karunia-karunia Roh Kudus dipergunakan untuk membangun komunitas jemaat Tuhan/bersama di dalam satu tubuh Kristus (1 Korintus 12:7,12-30). Keempat, karunia-karunia Roh Kudus diberikan kepada masing-masing orang pilihan-Nya sesuai dengan kehendak-Nya (1 Korintus 12:11), sehingga tidaklah benar jika ada gereja yang mengajarkan jemaatnya untuk meminta “Roh Kudus” untuk memberikan karunia bahasa roh ! Kelima, semua karunia Roh Kudus harus tunduk di bawah Kasih, karena yang lebih utama dari karunia Roh Kudus adalah kasih (1 Korintus 12:31-13:13).
Setelah itu, mari kita masuk ke dalam pembahasan 1 Korintus 14:1-40 tentang penggunaan bahasa roh. Ada beberapa prinsip penggunaan bahasa roh di dalam pasal 14 ini dan prinsip ini BUKAN “membatasi” Roh Kudus, tetapi membiarkan Roh Kudus bekerja dengan bebas dengan mengikat diri-Nya sendiri. Artinya, Roh Kudus sejati tidak mungkin menyangkali apa yang telah Dia wahyukan melalui Alkitab ! Mari kita memperhatikan beberapa prinsip tentang penggunaan bahasa roh ini :
Pertama, karunia Roh yang penting BUKAN berbahasa lidah/roh tetapi bernubuat (ayat 1). “Bernubuat” tidak boleh langsung diidentikkan dengan karunia menyatakan hal-hal yang akan datang. Nubuat bisa berarti menyatakan hal-hal yang telah, sedang dan akan terjadi. Sehingga “bernubuat” identik dengan “berkhotbah atau menyampaikan Firman Allah.” Mengapa bernubuat ini lebih penting daripada bahasa roh ? Karena di dalam ayat 2-4, Paulus mengatakan bahwa bahasa roh itu hanya membangun diri sendiri, sedangkan karunia bernubuat membangun Jemaat. Orang yang terlalu mementingkan bahasa roh berarti orang itu EGOIS, karena tidak mementingkan apakah orang lain mengerti atau tidak !
Kedua, karunia bahasa roh harus ditafsirkan/diterjemahkan (ayat 5-13). Mengapa bahasa roh perlu ditafsirkan ? Karena bahasa roh hanya membangun diri dan hanya dapat membangun Jemaat ketika bahasa roh itu diterjemahkan supaya orang lain dalam Jemaat Tuhan mengerti artinya. Jika tidak diterjemahkan, Paulus mengatakan bahwa kata-kata itu sia-sia diucapkan di udara (ayat 9-10).
Ketiga, karunia bahasa roh harus berisi penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran (ayat 6). Ini berarti ada sesuatu yang Allah ingin sampaikan kepada manusia melalui bahasa lidah YANG DITERJEMAHKAN. Pikirkanlah kalau bahasa roh tidak diterjemahkan, bagaimana bisa manusia menangkap apa yang hendak Allah sampaikan itu ?!
Keempat, bahasa manusia biasa lebih penting daripada beribu bahasa roh tanpa arti (ayat 18-19). Ayat 18 sering dipotong oleh banyak “hamba Tuhan” gerakan Kristen kontemporer lalu mengajarkan bahwa orang Kristen harus berbahasa roh karena Paulus juga berbahasa roh. Ayat ini memang sengaja dilepaskan dari ayat 19 (supaya cocok dengan doktrin Karismatik/Pentakostanya) yang mengatakan, “Tetapi dalam pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh.” Jadi, bahasa yang dapat dimengerti lebih penting dipergunakan di dalam Jemaat ketimbang menggunakan bahasa roh yang tidak berarti.
Kelima, karunia bahasa roh adalah tanda untuk orang-orang yang beriman anak-anak/tidak beriman, sedangkan karunia menyampaikan Firman/bernubuat adalah tanda untuk orang-orang yang beriman (ayat 22). Jangan membalik atau memelintir arti ayat ini seperti pengajaran dari buku “Pdt.” Abraham Alex Tanuseputra dari Bethany ! Ayat ini sangat amat jelas dan berkaitan dengan ayat 20-21, di mana Allah memakai lidah-lidah asing untuk menghukum bangsa Israel, tetapi kenyataan mereka tetap tidak mau mendengarkan-Nya. Jadi, bahasa roh cocok untuk orang “Kristen” yang beriman dan bermental anak-anak yang ingin dimanja terus, sedangkan orang Kristen sejati yang beriman dewasa tidak lagi perlu minum susu, tetapi makan makanan yang keras melalui khotbah dan pengajaran Firman Tuhan.
Keenam, bahasa roh harus disertai dengan karunia Roh lainnya (ayat 26) untuk membangun tubuh Kristus. Mementingkan karunia bahasa roh dan membuang karunia Roh lainnya adalah suatu ciri kesesatan di dalam gereja Tuhan !
Ketujuh, bahasa roh yang dipergunakan di dalam Jemaat harus diucapkan maksimal tiga orang, bergiliran dan harus diterjemahkan (ayat 27). Diucapkan maksimal tiga orang dan bergiliran, supaya bahasa roh sejati itu tidak liar dan tidak dipakai setan untuk mengacaukan jemaat ! Lalu, bahasa roh perlu diterjemahkan (lihat ciri/prinsip kedua) agar Jemaat Tuhan boleh dibangun imannya. Jadi, bahasa roh yang banyak dipergunakan di banyak gereja Karismatik/Pentakosta MUTLAK PALSU, mengapa ? Karena melanggar prinsip Alkitab ini, yaitu maksimal tiga orang, bergiliran dan harus diterjemahkan.
Kedelapan, bahasa roh yang tidak memenuhi prinsip ayat 27 tidak boleh diucapkan di dalam Jemaat (ayat 28). Entah ajaran dari mana ketika ada seorang song leader berani mengajarkan atau mengajak jemaatnya untuk bersama-sama berbahasa roh, padahal Alkitab tidak mengajarkan adanya pengucapan bahasa roh secara serentak atau berupa ajakan ! Ceklah Alkitab !
Kesembilan, prinsip penggunaan bahasa roh harus sopan dan teratur, karena ALLAH TIDAK MENGHENDAKI KEKACAUAN (ayat 33 dan 40). Jadi, dapat disimpulkan, setiap kebaktian dan gereja yang melanggar atau memelintir prinsip 1 Korintus 14 tentang penggunaan bahasa roh sejati ini adalah kebaktian yang mengacaukan dan jelas bukan berasal dari Allah (mungkin dari diri sendiri/halusinasi atau sangat mungkin sekali dari setan).

Pada akhirnya, semua karunia Roh Kudus dipergunakan untuk memperluas Kerajaan Allah di muka bumi ini dan membangun Jemaat di dalam pengenalan akan Allah dan Firman-Nya. Semua karunia Roh yang melawan prinsip-prinsip Alkitab ini tentulah bukan karunia Roh sejati, mungkin adalah karunia roh palsu atau pekerjaan iblis yang menyamar sebagai malaikat terang.


Diharapkan melalui refleksi kita pada hari Pentakosta, kita dapat diteguhkan imannya bahwa Roh Kudus sejati memimpin kita dan gereja-Nya untuk menggenapkan dan memperluas Kerajaan dan kehendak Allah di bumi ini agar nama-Nya sajalah yang dipermuliakan selama-lamanya. Sudahkah kita mengalami pimpinan-Nya di dalam kehidupan kita sehari-hari untuk menggenapkan kehendak dan rencana-Nya dalam kehidupan kita. Soli Deo Gloria. Amin.




Euaggelion Ministries (Pelayanan Pribadi)
Webblog : http://dennytan.blogspot.com

23 May 2007

Matius 3:1-5 : YOHANES PEMBAPTIS


Ringkasan Mimbar di Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) Andhika, Surabaya tanggal 21 Maret 2004

Yohanes Pembaptis
oleh : Pdt. Sutjipto Subeno, M.Div.

Nats: Mat. 3:1-5




Matius mengakhiri berita kelahiran Yesus dengan berita kepindahan Yusuf ke Galilea di kota Nazaret supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret (Mat. 2:23). Matius tidak mencatat masa kecil Yesus seperti halnya Lukas; karena Matius merasa tidak ada sesuatu yang signifikan untuk manusia. Matius justru melihat signifikansi peranan Yohanes Pembaptis sebagai fore rider, dan dimulainya misi Kerajaan Allah untuk diberitakan pada manusia. Yohanes Pembaptis sebagai pembuka jalan bagi Tuhan Yesus, telah mencetuskan prinsip “Kerajaan Sorga“ terlebih dahulu. Semua ini tidak lepas dari campur tangan Allah yang telah menetapkan Yohanes Pembaptis sebagai fore rider termasuk kelahirannya yang 6 bulan lebih cepat dari Yesus dan hubungan kekerabatannya sebagai saudara sepupu.
Hubungannya yang dekat dengan Tuhan Yesus seharusnya bisa membuat dirinya menjadi “besar“, dia dapat menyombongkan diri namun dengan rendah hati ia mengaku di hadapan Yesus akan keberadaan dirinya yang tidak layak (Mat. 3:11,14). Yohanes Pembaptis telah memberikan teladan yang baik bagi setiap orang Kristen to how to be a good Christian. Kenapa? Orang yang mempunyai jabatan/posisi tinggi, biasanya sulit untuk dia tidak menjadi sombong; sebaliknya orang akan menjadi rendah diri bila tidak mempunyai sesuatu yang dapat dibanggakan akibatnya orang akan berusaha keras untuk mendapatkan sesuatu, seperti jabatan atau kekayaan supaya dihormati. Dosa telah mencengkeram hidup manusia dengan kuat sehingga sukar bagi manusia untuk lepas.
Ironisnya, hari ini tidak hanya para pejabat atau orang kaya saja yang “belagu“, anaknya pun ikut-ikutan “belagu“ bahkan cenderung mempunyai pola tingkah laku rusak; mereka hanya mendompleng untuk menaikkan pamor dirinya. Sayang, mereka telah menyia-nyiakan semua kapasitas dan kesempatan yang ada pada dirinya. Padahal “anak“ itu sendiri mempunyai dua arti, yakni: 1) secara esensial, berarti ada kesamaan natur antara orang tua dan anaknya, contoh: anak kambing berarti induknya juga kambing 2) secara ekstensial, contoh: anak dokter, anak pejabat, dll bukan berarti dia seorang dokter. Semua arti ekstensial bila dipaksakan menjadi esensial pasti timbul kerusakan yang fatal. Matius ingin agar kita meneladani sikap hidup dan pelayanan Yohanes Pembaptis dengan demikian kita dapat menjadi seorang hamba Tuhan yang baik dan yang berkenan kepada Allah.
1. Low Profile Ministry
Dengan kelahirannya yang mengherankan seharusnya Yohanes Pembaptis bisa menyombongkan diri; ia dikandung oleh Elizabeth yang mandul, ayahnya bisu selama ia dikandung dan dapat berbicara kembali setelah dilahirkan; ia mempunyai hubungan saudara dengan Tuhan Yesus. Namun, keistimewaan tersebut tidak membuatnya menjadi tinggi hati, ia justru memandang dirinya rendah. Sama seperti Paulus yang menganggap semua kelebihan yang ada pada dirinya sebagai sampah karena pengenalan akan Yesus Kristus (Flp. 3:8). Dunia modern selalu menuntut kita agar mempunyai identitas diri/sesuatu yang bernilai untuk menjadi kebanggaan tetapi melalui Yohanes Pembaptis kita disadarkan bahwa seorang hamba Tuhan yang baik harus low profile dan ingat, Tuhan memandang rendah segala sesuatu yang menjadi kesombongan manusia.
Teladan lain yang ditunjukkan Yohanes Pembaptis, yaitu ia tidak mementingkan sarana dan prasarana disaat melayani; dia tidak berkhotbah di tempat yang besar seperti di Bait Allah tapi ia justru berkhotbah di padang gurun Yudea. Ironisnya, hari ini banyak hamba Tuhan lebih mengutamakan sarana daripada isi Firman, itulah sebabnya kita lebih memilih menggunakan istilah “mimbar“ daripada “pos PI“ karena kata "pos" lebih menunjuk pada gedung. Kita harus mengutamakan hal yang primer maka dengan sendirinya semua yang sekunder tetap menjadi sekunder sebaliknya kalau hal-hal sekunder kita jadikan primer maka posisi menjadi terbalik. Jadi, Firman Tuhan lebih utama dibanding gedung gereja ataupun sarana yang lain.
Waspadalah dengan akal si iblis yang selalu ingin memutarbalikkan kebenaran. Hendaklah prinsip Yohanes Pembaptis yang sadar bahwa Dia yang harus makin bertambah dan dirinya harus semakin berkurang boleh menjiwai hidup pelayanan kita. Yohanes Pembaptis lebih mengutamakan misi Kerajaan Surga; dia tidak peduli dengan segala keistimewaan dan keunggulan yang ada pada dirinya. Paulus pun juga menyadari bahwa Kristus yang adalah Allah namun Ia telah mengosongkan diriNya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia (Flp. 2:6-7). Biarlah kita mempunyai sikap rendah hati dalam pelayanan sehingga bersama-sama kita membangun tubuh Kristus.

2. Controversy Ministry
Di tengah-tengah kesombongan orang Yahudi yang selalu ingin menaklukkan setiap musuh-musuhnya dan menegakkan Yudaisme, Yohanes Pembaptis justru memberitakan: ”Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” Berita ini sangat mengejutkan orang-orang Yahudi pada jaman itu bahkan sampai detik ini, berita ”Kerajaan Sorga sudah dekat” masih dianggap berita kontroversi. Banyak orang Kristen takut mewartakan kebenaran, yaitu semua manusia di dunia berdosa dan satu-satunya jalan supaya manusia diselamatkan hanya melalui Yesus Kristus. Inilah berita Injil yang sejati yang menjadi berita kontroversial sejak jaman Yohanes Pembaptis hingga sekarang. Kita dapat melihat hal ini dengan banyaknya perdebatan dan pertentangan yang timbul ketika gerakan Reformed hendak memberitakan ”Yesus Kristus Juruselamat Dunia” melalui KKR di beberapa kota.
Orang Kristen yang takut memberitakan berita Injil karena dianggap sebagai berita yang kontroversi tidak berhak menyebut dirinya ”Kristen”. Jangan pernah berpikir, suatu saat nanti berita Injil tidak akan menjadi berita yang kontroversi justru berita yang kontroversi itulah berita kebenaran yang sejati. Tuhan Yesus pun sama seperti Yohanes Pembaptis memberitakan berita yang kontroversi, yaitu: ”Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” (Mat. 4:17); Dia tidak takut meskipun untuk itu banyak musuh dan dibenci dunia. Orang Kristen dapat menjalankan misi Kerajaan Allah bila ia mempunyai sikap rendah hati, low profile. Hati-hati rendah hati berbeda dengan rendah diri dan low profile jangan membuat low spiri. Orang rendah diri adalah orang yang ingin mencapai sesuatu yang bernilai tinggi supaya dapat dipakai untuk menyombongkan diri namun karena ia tidak dapat mencapainya akibatnya ia tidak mempunyai daya juang untuk mengerjakan segala sesuatu termasuk memberitakan berita kontroversi. Sebaliknya, orang yang rendah hati bukanlah orang yang kehilangan spirit tapi ia justru berani memberitakan berita kontroversi.
Filsafat timur berpendapat bahwa dalam menjalankan hidup, manusia harus menjadi seperti air yang senantiasa mengalir; kerikil bahkan batu sebesar apapun tidak akan membuat air berhenti mengalir. Kini, filsafat ini telah mempengaruhi dunia modern, sebagai contoh: gerakan new age telah menyebar ke seluruh dunia. Setiap kesulitan yang menghadang di saat berita Injil disampaikan tidak boleh membuat anak Tuhan menjadi ciut justru dengan kekuatan Tuhan kita harus berani menghadapinya. Jadi, filosofi ini tidak cocok untuk seorang anak Tuhan sejati. Jangan takut kuasa Tuhan lebih besar dari kuasa dunia; Dia pasti akan memberikan kekuatan dan penghiburan ketika kita menghadapi tantangan.
Hati-hati dengan ajaran liberal yang sudah merasuki kekristenan. Kaum liberal tidak mau memberitakan berita Injil yang utama, yaitu berita Yesus Kristuslah satu-satunya Juruselamat Dunia (Yoh. 14:6) karena dianggap sebagai berita kontroversi yang hanya akan menimbulkan pertentangan. Kebenaran sejati selalu dimusuhi oleh ketidakbenaran karena kebenaran sejati akan menelanjangi ketidakbenaran; kebenaran sejati akan mencoreng ketidakbenaran. Ironisnya, orang justru menganggap ketidakbenaran sebagai kebenaran dan kebenaran itu sendiri dianggap sebagai eksklusivitas. Ingat, jangan mudah terpengaruh dengan segala ajaran dunia karena semua yang diajarkan dunia pasti bertentangan dengan Firman Tuhan. Karena itu, bertobatlah, hai, engkau yang mengaku diri Kristen tapi telah menyelewengkan berita kebenaran.
Hanya iman sejati, yaitu iman dalam Yesus Kristus yang dapat membuat kita taat melakukan firmanNya. Manusia harus taat dulu barulah kemudian ia memperoleh pengertian sejati karena kalau logika manusia yang membuat orang taat pada Tuhan maka dapat dikatakan ia tidak mempunyai iman sejati. Justru karena kita tidak mengerti apa yang menjadi rencana dan maksud Tuhan itulah maka kita berjalan dengan iman setelah itu barulah kita akan memperoleh pengertian yang benar. Bukankah setiap hari setiap saat kita melangkah dengan iman karena jalan Tuhan sukar dimengerti logika manusia? Sebagai anak Tuhan, kita harus berani menyatakan kebenaran meski kebenaran itu bersifat kontroversi, yakni setiap manusia di dunia berdosa dan hanya Yesus satu-satunya Juruselamat. Dosa adalah dosa, tidak ada setitik pun alasan yang dapat membenarkan kita untuk kita dapat berbuat dosa. Alasan dibuat manusia untuk menutupi kesalahan yang telah diperbuatnya.

3. Sacrifice Ministry
Ketika melayani Tuhan, seorang Kristen sejati harus berani berkorban, berani menderita, dan berani menghadapi segala tantangan maupub resiko; orang Kristen harus berani melawan arus dunia. Pada umumnya, orang Kristen takut memberitakan Injil karena takut akan resiko yang harus dihadapi. Dunia menjuluki mereka sebagai ”smallman”, yaitu orang yang mau enak saja tetapi tidak mau susahnya, dia tidak mau bertanggung jawab, dia lari ketika menghadapi resiko. Sebaliknya orang yang berani menghadapi resiko sebagai akibat dari tanggung jawab yang harus dihadapinya disebut ”gentleman”, dialah orang bernilai tinggi. Orang Kristen harus menjadi seorang gentleman, berani berbuat harus berani bertanggung jawab dan menghadapi segala resiko. Di dunia bisnis, banyak orang yang takut rugi, tidak berani menghadapi resiko ketika hendak menjalankan bisnisnya sehingga solusi yang dianggap paling tepat adalah MLM (Multi Level Marketing). Ingat, orang Kristen tidak boleh menjalankan MLM. Apakah seseorang dapat dikatakan sukses bila kesuksesan tersebut didapat dari hasil berjudi?
Seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang berani memperjuangkan segala hal tanpa harus takut menghadapi segala resiko. Akan tetapi orang yang demikian belum dapat dikatakan sebagai seorang Kristen sejati because he just do it by responsibility. Kristen sejati harus mempunyai komitmen, bukan sekedar tanggung jawab. Komitmen mengandung unsur inisiatif, kerelaan hati. Jadi, jangan mengerjakan tugas atau berkorban karena sebatas tanggung jawab. Yohanes Pembaptis tahu bahwa untuk membela kebenaran, ia harus berani berkorban. Yohanes Pembaptis rela berkorban nyawa, dipenggal kepalanya oleh Herodes demi untuk membela kebenaran. Bagaimana dengan kita? Relakah kita berkorban demi untuk Kerajaan Sorga diberitakan di muka bumi ini?
Orang yang berinisiatif, yaitu orang yang mengajukan usul demi untuk perbaikan dalam pelayanan, demi untuk mengembangkan Kerajaan Sorga di bumi maka dialah yang terlebih dahulu harus mengerjakannya dan ia harus berani menerima segala resiko. Pengorbanan yang agung itu dapat kita lihat dari teladan Kristus. Dia adalah Allah, Dia berhak menolak tapi karena kasihNya pada manusia membuatNya berinisiatif datang ke dunia dan menjadi serupa dengan dunia untuk menebus dosa. Itulah arti pengorbanan yang sesungguhnya; dengan kuasa yang ada pada diriNya Dia berhak dan tidak harus mati disalib tetapi karena kasihNya Dia rela berkorban untuk kita dan menggenapkan misi Kerajaan Sorga di bumi.

4. Godly Ministry
Sia-silah semua pengorbanan kalau dilakukan untuk dunia tetapi semua pengorbanan tidak akan menjadi sia-sia kalau kita melakukannya demi untuk kemuliaan Tuhan. Allah akan akan menghargai semuanya itu. Biarlah seluruh hidup dan pelayanan kita hanya berpusat pada Tuhan. Seperti Yohanes Pembaptis yang tidak hanya sekedar berteriak–teriak untuk sesuatu hal yang sia-sia tetapi ia tahu dengan jelas tujuannya, yaitu memberitakan misi Kerajaan Sorga. Banyak aspek yang masih harus dikerjakan oleh setiap anak Tuhan tapi adakah orang yang berani berkorban demi berita Injil yang kontroversif digenapkan di dunia? Hendaklah dalam segala aspek hidup, kita peka akan pimpinan Tuhan dan biarlah kita mau bertekad untuk mau hidup menyenangkan hati Tuhan sehingga hidup kita bukan hidup yang berambisi dan kemudian dibuang dunia. Untuk mengerti kehendak Tuhan kita harus bergaul erat dengan Tuhan dalam setiap aspek hidup kita termasuk hal yang kecil dalam hidup sehari-hari. Dengan demikian kita menjadi seorang yang godly, saleh, yaitu orang yang mau taat pimpinan Tuhan, peka terhadap kehendak Tuhan dan hidup mau menyenangkan Tuhan. Biarlah hidup dan pelayanan Yohanes Pembaptis boleh menjadi teladan bagi kita dan memberi kekuatan dan keberanian pada kita untuk hidup melayani Tuhan di sepanjang hidup kita. Amin.

(Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)
Sumber :

Resensi Buku-7 : REFORMASI DAN TEOLOGI REFORMED (Pdt. DR. STEPHEN TONG)

...Dapatkan segera...
Buku Seri Theologia Reformed

REFORMASI DAN TEOLOGI REFORMED

oleh : Pdt. DR. STEPHEN TONG

Penerbit : Lembaga Reformed Injili Indonesia (LRII), 1991.








Reformasi Luther merupakan peristiwa penting dalam sejarah gereja dan memberikan dampak khusus bagi perjalanan theologia selanjutnya. Namun Luther tidak terlalu mengembangkan theologia, perkembangan theologia dilakukan oleh Melanchton dan Calvin.

Khususnya theologia yang dikerjakan oleh John Calvin dengan begitu agung dan ketat kini menjadi dasar dari Gereja Reformed yang dikenal sebagai Theologia Reformed (atau Calvinisme).

Pdt. DR. STEPHEN TONG selaku pendiri dari Lembaga Reformed Injili Indonesia dan Gereja Reformed Injili Indonesia memberikan wawasan tentang pengertian Reformed dan Theologia Reformed.

Buku ini diharapkan bisa menjadi pengantar untuk selintas mengenal apa dan bagaimana Theologia Reformed.






Profil Pdt. DR. STEPHEN TONG :
Pdt. DR. STEPHEN TONG melayani Tuhan sejak tahun 1957, baik di dalam bidang penginjilan, teologi, maupun penggembalaan. Pelayanan beliau yang telah terbukti menjadi berkat bagi zaman ini telah menarik perhatian banyak pemimpin gereja, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Perhatian tersebut khususnya ditujukan kepada Reformed Theology yang senantiasa beliau tegaskan. Sejak tahun 1974, beliau mengadakan seminar-seminar di Surabaya. Pada tahun 1984, beliau mulai mengadakan Seminar Pembinaan Iman Kristen (SPIK) di Jakarta, untuk menegakkan doktrin Reformed dan semangat Injili. SPIK dipimpin Tuhan untuk menjadi pendahuluan bagi berdirinya Lembaga Reformed Injili Indonesia (LRII) pada tahun 1986, di mana Pdt. Dr. Stephen Tong mengajak Pdt. Dr. Yakub Susabda dan Pdt. Dr. Caleb Tong untuk menjadi pendiri bersama.

Selain memimpin SPIK, Pdt. Dr. Stephen Tong juga mendirikan Sekolah Teologi Reformed Injili (STRI) Surabaya (1986), STRI Jakarta (1987), dan STRI Malang (1990). Beliau juga memperluas seminar-seminar pembinaan iman tersebut ke kota-kota besar lainnya di Indonesia dan kota-kota di luar negeri, yang pelaksanaannya diserahkan kepada Stephen Tong Evangelical Ministries International (STEMI). Sejak tahun 1991 hingga saat ini (2006), Pdt. Dr. Stephen Tong menjabat sebagai Rektor STTRII (saat ini Rektor STTRII dipegang oleh Pdt. Yakub B. Susabda, Ph.D.) dan sejak tahun 1998 sebagai Rektor Institut Reformed.

Selain menegakkan doktrin Reformed di Indonesia, beliau juga pernah menjadi dosen tamu pada seminari-seminari di luar negeri, termasuk di China Graduate School of Theology di Hong Kong (1975 dan 1979), China Evangelical Seminary di Taiwan (1976), Trinity College di Singapura (1980, dan memberikan ceramah-ceramah termasuk di Westminster Theological Seminary, Regent College dan lain-lain di Amerika Serikat.

Di samping itu, Pdt. Dr. Stephen Tong pernah menjabat sebagai dosen teologi dan filsafat di Seminari Alkitab Asia Tenggara (1964-1988), pendiri STEMI (1979), pendiri Jakarta Oratorio Society (1986), pendiri Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) pada tahun 1989, Gembala Sidang GRII Pusat, ketua Sinode GRII, pendiri Institute Reformed for Christianity and the 21st Century (1996) di Indonesia dan Amerika, Christian Drama Society (1999).

Roma 1:24-25 : MURKA ALLAH TERHADAP KEBEBALAN MANUSIA-1

Seri Eksposisi Surat Roma :
Realita Murka Allah-4


Murka Allah Terhadap Kebebalan Manusia-1

oleh : Denny Teguh Sutandio


Nats : Roma 1:24-25

Setelah kita membahas tentang realita kebebalan manusia yang merasa diri pintar dan mengganti kemuliaan Allah dengan kemuliaan ciptaan yang terbatas pada ayat 21-23, maka sekarang kita akan menyoroti murka Allah kepada mereka pada bagian pertama di ayat 24-25.
Pada ayat 24-32, saya membagi murka Allah kepada kebebalan manusia menjadi tiga bagian, yaitu murka Allah yang menyerahkan mereka kepada keinginan hati yang jahat/cemar (ayat 24), hawa nafsu yang busuk (ayat 26) dan pikiran-pikiran yang terkutuk (ayat 28). Pada bagian ini, saya akan membahas murka Allah bagian pertama yaitu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati yang jahat. Pada ayat 24, Paulus mengajarkan, “Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka.” (Terjemahan Baru) atau Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS) menerjemahkannya, “Oleh sebab itu Allah membiarkan mereka dikuasai oleh keinginan hati mereka untuk berbuat yang bejat, sehingga mereka melakukan hal-hal yang kotor terhadap sama sendiri.” King James Version (KJV) menerjemahkan, “Wherefore God also gave them up to uncleanness through the lusts of their own hearts, to dishonour their own bodies between themselves:” Kata “menyerahkan” dalam kalimat, “Allah menyerahkan mereka” di dalam BIS diterjemahkan “Allah membiarkan mereka”, lalu di dalam terjemahan KJV diterjemahkan God also gave them up (Allah melepaskan/menyerahkan mereka juga). Apakah ini berarti Allah sengaja merancangkan kejahatan kepada manusia ? TIDAK. Saya pikir kata “membiarkan” itu lebih cocok untuk dikenakan kepada tindakan Allah terhadap dosa manusia. Allah membiarkan mereka dikuasai oleh keinginan hati mereka sendiri untuk berbuat jahat/cemar sebagai hukuman Allah terhadap kebebalan manusia. Dosa tidak pernah dirancangkan Allah, tetapi diizinkan dan dibiarkan oleh Allah sehingga nantinya manusia yang harus bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah mereka perbuat. Tetapi Allah yang Mahaadil dan Mahakasih mengasihi umat pilihan-Nya dengan menebus dosa-dose mereka melalui pengutusan karya penebusan Kristus, Anak-Nya yang Tunggal. Mengapa Allah membiarkan mereka dikuasai oleh keinginan hati dan bukan keinginan pikiran atau yang lain ? Karena dari hati lah, keinginan itu muncul, entah itu baik atau jahat. Salomo berkata di dalam Amsal 27:19, “Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu.” Tuhan Yesus juga bersabda, “Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.” (Matius 15:19 ; TB LAI) atau Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS) lebih jelas mengartikannya, “Sebab dari hati timbul pikiran-pikiran jahat, yang menyebabkan orang membunuh, berzinah, berbuat cabul, mencuri, memberi kesaksian palsu dan memfitnah.” Dari ajaran Tuhan Yesus ini, kita mendapatkan kesimpulan bahwa hati mempengaruhi keinginan pikiran dan pikiran itu menimbulkan suatu aksi/tindakan. Ketika hati kita sudah busuk, maka pikiran pun juga ikut busuk dan akhirnya pikiran busuk tersebut mengakibatkan kita melakukan apa yang busuk di mata Tuhan. Kembali, setelah Allah menyerahkan/membiarkan mereka dikuasai oleh keinginan hati yang berbuat jahat, maka mereka sendiri mencemarkan (atau bahasa aslinya atimazō berarti contemn or maltreat, despise, dishonour, suffer shame, entreat shamefully atau merendahkan) tubuh mereka satu sama lain (tidak berarti Allah yang berinisiatif, tetapi Allah hanya membiarkan dosa yang sudah mansia lakukan sendiri). Ini berarti perendahan tubuh atau pencemaran tubuh ini dilakukan dalam suatu interaksi/hubungan. Bisa juga ini menunjukkan perselingkuhan/perzinahan/dll (ini akan dibahas pada ayat 26-27). Sungguh aneh, memang, hati kita diciptakan untuk berhubungan dengan Allah, dicemarkan oleh manusia berdosa, sehingga hati mereka sudah bebal dan rusak total. Hati yang rusak ini mengakibatkan mereka melakukan sesuatu yang tidak berkenan di hati-Nya. Apa wujud dari hati mereka yang rusak ini ?
Hati yang rusak ditandai dengan keengganan mereka menerima kebenaran Allah. Hal ini diajarkan Paulus pada ayat selanjutnya, ayat 25 yang berkata, “Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin.” Alkitab mengajarkan bahwa kerusakan hati manusia ditandai dengan dua prinsip di dalam ayat ini.
Pertama, mereka mulai menggantikan atau menukarkan kebenaran Allah dengan sesuatu yang palsu/dusta (bahasa Yunaninya, pseudos berarti falsehood/kepalsuan). Kata “kebenaran” di sini menggunakan kata alētheia yang berarti Truth atau kebenaran sejati atau yang sungguh-sungguh benar. Kebenaran ini tentu adalah kebenaran Allah di dalam Kristus (Yohanes 14:6). Hati manusia yang rusak berusaha menggantikan kebenaran Allah yang paling berharga dan penting dengan suatu kepalsuan. Inilah realitanya, manusia menyukai hal-hal yang palsu ketimbang yang asli. Di abad postmodern, manusia dunia bukan tambah lama semakin mencintai Kristus dan kebenaran, malahan sebaliknya, mereka justru menyenangi (Jawa : doyan) sesuatu yang palsu, entah itu barang palsu, bahkan yang paling celaka adalah kebenaran/agama palsu. Apa bedanya kebenaran yang asli dengan “kebenaran” yang palsu ? “Kebenaran” yang palsu menampakkan fenomena yang menyenangkan fisik/jasmaniah seolah-olah ingin mengajarkan bahwa di dalam mayoritas baru terkandung “kebenaran”, sedangkan Kebenaran sejati bukan menampakkan fenomena yang wah, tetapi lebih mementingkan esensi yang darinya menghasilkan fenomena yang bertanggungjawab. Penggantian kebenaran Allah ini dengan “kebenaran” palsu sudah dimulai pada manusia pertama. Hawa terjebak oleh rayuan gombal iblis untuk memakan buah pengetahuan yang baik dan jahat yang telah Allah larang. Dari jebakan iblis yang mengakibatkan hati Hawa terpikat, maka hati Hawa mulai meragukan dan menggantikan kebenaran Allah dengan “kebenaran” diri yang bersumber dari setan. Itulah dosa. Dosa bukan sekedar membunuh, mencuri, dll, tetapi dosa itu suatu sikap hati yang meragukan dan menggantikan kebenaran Allah dengan “kebenaran” lain. Dosa Hawa dimulai bukan ketika ia mulai meraba buah itu atau bahkan memakannya, tetapi ketika hati Hawa sudah mulai meragukan dan menggantikan kebenaran Allah dengan “kebenaran” dirinya sendiri yang bersumber dari setan. Mari kita juga belajar perbedaan antara Kebenaran yang sejati dengan “kebenaran” yang palsu dari cerita Nabi Elia di hadapan 450 orang nabi-nabi palsu pada masa pemerintahan Raja Ahab di dalam 1 Raja-raja 18. Bangsa Israel pada waktu itu tidak lagi menyembah Allah, melainkan baal, dan Tuhan mengutus Nabi-Nya, Elia untuk menyadarkan bangsa Israel. Pada 1 Raja-raja 18:18-19, Elia menantang Ahab dengan berkata, “Bukan aku yang mencelakakan Israel, melainkan engkau ini dan kaum keluargamu, sebab kamu telah meninggalkan perintah-perintah TUHAN dan engkau ini telah mengikuti para Baal. Sebab itu, suruhlah mengumpulkan seluruh Israel ke gunung Karmel, juga nabi-nabi Baal yang empat ratus lima puluh orang itu dan nabi-nabi Asyera yang empat ratus itu, yang mendapat makan dari meja istana Izebel.” Setelah Ahab mengirimkan 450 nabi-nabi Baal itu, mari kita melihat peristiwa ini dari ayat 21-39, “Lalu Elia mendekati seluruh rakyat itu dan berkata: "Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia." Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah katapun. Lalu Elia berkata kepada rakyat itu: "Hanya aku seorang diri yang tinggal sebagai nabi TUHAN, padahal nabi-nabi Baal itu ada empat ratus lima puluh orang banyaknya. Namun, baiklah diberikan kepada kami dua ekor lembu jantan; biarlah mereka memilih seekor lembu, memotong-motongnya, menaruhnya ke atas kayu api, tetapi mereka tidak boleh menaruh api. Akupun akan mengolah lembu yang seekor lagi, meletakkannya ke atas kayu api dan juga tidak akan menaruh api. Kemudian biarlah kamu memanggil nama allahmu dan akupun akan memanggil nama TUHAN. Maka allah yang menjawab dengan api, dialah Allah!" Seluruh rakyat menyahut, katanya: "Baiklah demikian!" Kemudian Elia berkata kepada nabi-nabi Baal itu: "Pilihlah seekor lembu dan olahlah itu dahulu, karena kamu ini banyak. Sesudah itu panggillah nama allahmu, tetapi kamu tidak boleh menaruh api." Mereka mengambil lembu yang diberikan kepada mereka, mengolahnya dan memanggil nama Baal dari pagi sampai tengah hari, katanya: "Ya Baal, jawablah kami!" Tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab. Sementara itu mereka berjingkat-jingkat di sekeliling mezbah yang dibuat mereka itu. Pada waktu tengah hari Elia mulai mengejek mereka, katanya: "Panggillah lebih keras, bukankah dia allah? Mungkin ia merenung, mungkin ada urusannya, mungkin ia bepergian; barangkali ia tidur, dan belum terjaga." Maka mereka memanggil lebih keras serta menoreh-noreh dirinya dengan pedang dan tombak, seperti kebiasaan mereka, sehingga darah bercucuran dari tubuh mereka. Sesudah lewat tengah hari, mereka kerasukan sampai waktu mempersembahkan korban petang, tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab, tidak ada tanda perhatian. Kata Elia kepada seluruh rakyat itu: "Datanglah dekat kepadaku!" Maka mendekatlah seluruh rakyat itu kepadanya. Lalu ia memperbaiki mezbah TUHAN yang telah diruntuhkan itu. Kemudian Elia mengambil dua belas batu, menurut jumlah suku keturunan Yakub. --Kepada Yakub ini telah datang firman TUHAN: "Engkau akan bernama Israel." -- Ia mendirikan batu-batu itu menjadi mezbah demi nama TUHAN dan membuat suatu parit sekeliling mezbah itu yang dapat memuat dua sukat benih. Ia menyusun kayu api, memotong lembu itu dan menaruh potongan-potongannya di atas kayu api itu. Sesudah itu ia berkata: "Penuhilah empat buyung dengan air, dan tuangkan ke atas korban bakaran dan ke atas kayu api itu!" Kemudian katanya: "Buatlah begitu untuk kedua kalinya!" Dan mereka berbuat begitu untuk kedua kalinya. Kemudian katanya: "Buatlah begitu untuk ketiga kalinya!" Dan mereka berbuat begitu untuk ketiga kalinya, sehingga air mengalir sekeliling mezbah itu; bahkan parit itupun penuh dengan air. Kemudian pada waktu mempersembahkan korban petang, tampillah nabi Elia dan berkata: "Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini. Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat kembali." Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya. Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka serta berkata: "TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!"” Elia menantang Israel apakah mereka masih bercabang hati dengan menyembah ilah lain, Baal atau mereka mau kembali kepada Allah ? Pada kisah ini, nabi-nabi Baal menggebu-gebu beribadah dan berseru kepada ilahnya, seolah-olah itu adalah ibadah yang mengandung “kebenaran”. Gereja-gereja dan agama-agama sekarang tidak beda dengan banyak nabi palsu yang Elia hadapi pada masa itu. Mereka menggebu-gebu berdoa, beribadah, bersembahyang, lalu berseru-seru kepada “Allah” seolah-olah mereka ingin mengatakan bahwa gereja/agama mereka ada “kebenaran” dan “roh kudus”nya, lalu menghina gereja/agama lain tidak memiliki kebenaran dan “roh kudus”. Benarkah demikian ? Elia langsung mengejek “kebenaran” seperti ini, “Panggillah lebih keras, bukankah dia allah? Mungkin ia merenung, mungkin ada urusannya, mungkin ia bepergian; barangkali ia tidur, dan belum terjaga.” (TB-LAI) atau terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS) lebih jelas mengartikannya, “Berdoalah lebih keras! Ia ilah, bukan? Mungkin ia sedang melamun, atau ke kamar kecil. Boleh jadi juga ia sedang bepergian! Atau barangkali ia sedang tidur, dan kalian harus membangunkan dia!” “Kebenaran” palsu seolah-olah “benar”, berteriak-teriak seolah-olah ilah mereka ketiduran dan perlu dibangunkan, tetapi bagaimana dengan Kebenaran sejati ? Kebenaran sejati bukan tidak mengutamakan fenomena, tetapi fenomena menjadi efek/akibat dari esensi. Pdt. Billy Kristanto pernah mengatakan bahwa Kebenaran sejati (Kristen sejati) tidak pernah show off, yang selalu show off itu pasti “kebenaran” palsu. Saya mengaminkan perkataan ini. Di dalam inkarnasi-Nya, Kristus tidak pernah show off, sengaja memamerkan mukjizat-Nya di depan orang banyak, dll, Ia pasti mampu menyembuhkan penyakit, tetapi itu dilakukan atas kemauan-Nya sendiri bukan mau pamer. Tetapi herannya banyak “pemimpin gereja” yang doyan memamerkan kuasa “ilahi” bahkan sampai perlu difestivalkan (supaya gerejanya penuh), padahal yang mereka miliki itu hanya diberikan, sedangkan Kristus sendiri yang memiliki atau sumber kuasa itu tidak pernah satu kalipun memamerkan kuasa-Nya dan mengundang orang yang sakit, dll untuk datang kepada-Nya ! Kalau “pemimpin gereja” bertindak melebihi apa yang Kristus lakukan, renungkanlah sendiri, kuasa mereka datang dari Allah atau setan ?! Kembali, peristiwa Elia yang melawan 450 nabi-nabi Baal akhirnya dimenangkan oleh Elia dan akhirnya seluruh bangsa Israel berbalik menyembah Allah. Ayat 36-40, Alkitab mencatat, “Ketika tiba saat mempersembahkan kurban petang, Nabi Elia mendekati mezbah itu lalu berdoa, "Ya TUHAN, Allah yang disembah oleh Abraham, Ishak dan Yakub, nyatakanlah sekarang ini bahwa Engkaulah Allah di Israel, dan saya hamba-Mu. Nyatakanlah juga bahwa segala yang saya lakukan ini adalah atas perintah-Mu. Jawablah, TUHAN! Jawablah saya supaya rakyat ini tahu bahwa Engkau, ya TUHAN, adalah Allah, dan bahwa Engkaulah yang membuat mereka kembali kepada-Mu." Lalu TUHAN mengirim api dari langit dan membakar hangus kurban itu bersama kayu apinya, batu-batunya dan tanahnya serta menjilat habis air yang terdapat di dalam parit itu. Pada saat rakyat melihat hal itu mereka tersungkur ke tanah sambil berkata, "TUHAN itu Allah! Sungguh TUHAN itu Allah!" Maka berkatalah Elia, "Tangkap nabi-nabi Baal itu! Jangan biarkan seorang pun lolos!" Lalu orang-orang menangkap nabi-nabi Baal itu, kemudian Elia membawa mereka ke Sungai Kison dan di sana ia membunuh mereka semuanya.” Kebenaran sejati pasti menang dan “kebenaran” palsu pasti kalah, tetapi kondisi ini hanya bisa diamati oleh orang-orang pilihan-Nya saja. Di dalam Perjanjian Baru, Kebenaran sejati itu adalah Kristus dan Ia telah mengalahkan iblis, “kebenaran” palsu atau bapa segala penipu. Pengharapan kemenangan ini memimpin kita terus berharap akan penyempurnaan karya Kristus secara menyeluruh kelak di akhir zaman. Pengharapan ini menumbuhkan iman kita untuk tidak tergoda oleh rayuan gombal iblis atau “kebenaran” palsu itu tetapi semakin lama semakin mengharapkan dan beriman di dalam Kristus yang pasti menang dan mengalahkan si iblis.
Kedua, menyembah dan melayani ciptaan ketimbang Penciptanya. Kata “makhluk” dalam bahasa Yunaninya ktisis yang bisa menunjukkan sebuah bentuk : bangunan, ciptaan, dll. Lalu, kepada “makhluk” ini, manusia berdosa menunjukkan sikap hati yang menggantikan kebenaran Allah dengan cara menyembah dan melayani ilah lain di luar Allah. Ada dua kata yang dipakai yaitu “menyembah” (adore/worship) dan melayani (serve). Manusia berdosa bukan hanya sekedar mengganti kebenaran Allah, tetapi mereka juga rela menyembah ilah lain di luar Allah, padahal dalam Titah Ketiga di dalam Keluaran 20:5, Allah bersabda, “Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,” (TB-LAI) atau terjemahan English Standard Version (ESV) menerjemahkannya, “You shall not bow down to them or serve them, for I the LORD your God am a jealous God, visiting the iniquity of the fathers on the children to the third and the fourth generation of those who hate me,” Kata “bow down” (ESV dan KJV) dalam bahasa Ibraninya shâchâh bisa berarti menyembah (worship) dan kata “serve” (ESV dan KJV) dalam bahasa Ibraninya ‛âbad yang bisa berarti melayani (serve). Paulus mengutip kedua prinsip tindakan dalam Titah Ketiga ini untuk dipakai di dalam suratnya kepada jemaat di Roma untuk menunjukkan bahwa dari dahulu Allah telah memerintahkan larangan untuk menyembah dan melayani ilah lain di luar Allah, tetapi manusia yang sudah berdosa susah diajar, akibatnya mereka seenaknya sendiri melanggar perintah-Nya dengan menyembah dan melayani ilah lain. Mengapa dipakai kata “menyembah” dan “melayani” ? Seorang yang menyembah ilah lain di luar Allah, pasti juga seorang yang melayani ilah tersebut secara tidak sengaja atau diperbudak oleh ilah lain. Kalau ilah lain dalam bentuk tempat ibadah atau patung atau bahkan diri sendiri, maka ilah lain yang disembah itu pasti lama-kelamaan akan menguasai hidup manusia, sehingga akibatnya penyembah ilah lain itu akan dikuasai oleh ilahnya. Di dalam zaman postmodern yang semakin menggila ini, ilah lain berwujud filsafat-filsafat gila yang dicetuskan oleh manusia gila dari abad 19-20, misalnya humanisme, materialisme ditambah filsafat relativisme yang “memutlakkan” segala sesuatu yang relatif (kerelatifan semu). Tidak heran, akibat dari filsafat gila ini, banyak manusia kehilangan standar moral dan nilai hidup yang sesungguhnya. Akibatnya, mereka semakin menggila, depresi dan banyak yang bunuh diri. Lalu, bagaimana jalan keluarnya ? Melalui agama ? TIDAK ! Agama yang diciptakan manusia untuk mengatur manusia justru makin merusak tatanan masyarakat. Para terorisme bukan dari orang-orang atheis, pelaku bom bunuh diri (suicide bombers) atau yang menabrakkan pesawat ke gedung WTC di Amerika Serikat atau yang membakar gereja, mereka bukan orang-orang yang tidak beragama, tetapi MEREKA ADALAH PEMELUK AGAMA ! Itu faktanya ! Pdt. Dr. Stephen Tong pernah mengatakan bahwa di RRT, negara komunis, hanya sedikit gereja yang dibakar, tetapi di Indonesia yang mengaku berPancasila, ratusan gereja lebih banyak dari di RRT yang dibakar. Pancasila, agama, dll bisa menjadi jalan keluar dari problema manusia ? MUSTAHIL ! Hanya ada satu-satunya jalan keluar, yaitu kembali kepada kebenaran Allah di dalam Kristus (bukan di dalam para pendiri agama lain yang tetap adalah manusia yang berdosa yang perlu diselamatkan) ! Hidup sejati bukan didapat dari cara-cara licik manusia entah itu dari psikologi, materialisme, dll, tetapi ketika manusia pilihan-Nya menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Kristus Yesus sebagai Raja, Tuhan, Pemilik Hidup dan satu-satunya Juruselamat dunia. Hukuman Allah atas dosa manusia ditanggungkan kepada Kristus yang bernatur 100% Allah (karena hanya Allah yang mampu mengampuni dosa manusia) dan 100% manusia (karena hanya manusia yang dapat mati) untuk menebus dosa manusia pilihan-Nya.
Hari ini, setelah kita merenungkan bagian murka Allah yang pertama ini, maukah kita menyerahkan seluruh totalitas hidup kita hanya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Raja dalam hidup kita ? Soli Deo Gloria.