28 October 2007

PENCIPTAAN DAN KASIH ALLAH (G. I. Jeffrey Siauw, S.T., M.Div.)

PENCIPTAAN DAN KASIH ALLAH

oleh : G. I. Jeffrey Siauw, S.T., M.Div.


Kisah penciptaan manusia dalam Kejadian 1-2, bisa dibaca dari berbagai sudut pandang. Saya biasa membacanya dari sudut kedaulatan dan kemuliaan Allah, bahwa segala yang di dalam dunia adalah dari Allah dan harus kembali memuliakan Allah. Tetapi ketika saya mencoba membacanya lagi dari sudut kebaikan dan keindahan Allah, saya kembali terkagum-kagum.

Dunia yang belum berbentuk dan kosong itu, perlahan-lahan dibentuk dan diisi oleh Tuhan. Seperti seorang artis yang melukis, seperti seorang desainer yang merancang, tetapi juga seperti seorang bapa yang menyediakan keperluan anaknya, demikianlah Allah menjadikan dunia ini.

Dunia yang belum berbentuk dan kosong tidak mungkin ditinggali oleh manusia. Maka Tuhan membentuk dan mengisinya, mempercantiknya begitu indah, sampai semuanya siap, kemudian ‘menghadiahkannya’ kepada manusia.

Orang Babel punya dongeng yang mengisahkan bahwa manusia dijadikan oleh dewa untuk megerjakan pekerjaan-pekerjaan yang tidak disukai oleh dewa, salah satunya adalah menyiapkan makanan bagi mereka.

Tetapi Tuhan menjadikan kita, justru Dia yang menyediakan makanan bahkan segala yang kita perlukan! Bukan hanya ‘bentuk’ dunia seperti terang dan gelap, langit dan bumi, darat dan lautan, lalu ‘isi’ dunia seperti benda-benda angkasa, tumbuh-tumbuhan, hewan-hewan udara, laut dan darat, tetapi juga menjadikan sesama manusia bagi kita. Kalimat demi kalimat dalam kisah penciptaan itu menunjukkan betapa pedulinya Allah pada kita. Allah memberkati manusia, Allah memberikan tugas untuk menguasai semuanya, Allah menyediakan kebutuhan manusia, dan Allah memikirkan keadaan manusia (“tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja”).
Coba saudara baca lagi kisah penciptaan itu, dan lihat bagaimana perasaan dan antusiasme Allah waktu memelihara dan memperhatikan kita. Tidak salah kalau sebuah lagu mengatakan “seperti bapa sayang anaknya, demikianlah Engkau mengasihiku”.

Setiap hari penciptaan selalu dimulai dengan “Berfirmanlah Allah:…” lalu ditutup dengan “Allah melihat bahwa semuanya itu baik”. ‘Baik’ untuk siapa? ‘Baik’ untuk Allah dan ‘baik’ untuk kita! Yang sangat mengharukan adalah kebaikan bagi kita adalah kebaikan di mata Allah. Adalah kesukacitaan dan kebaikan di mata Allah, melihat apa yang baik terjadi bagi kita. Oh alangkah tidak layaknya kita!

Tetapi Tuhan belum selesai.... diberikan pula AnakNya yang tunggal bagi kita.
Maka semakin merenungkan kebaikan Tuhan, membuat kita semakin tertunduk dan memuji “Oh alangkah besarnya kasih Allah bagiku yang tidak layak!”

Sumber : Jeffrey Siauw’s blogspot



Profil G. I. Jeffrey Siauw :
G. I. Jeffrey Siauw, S.T., M.Div. lahir di Jakarta, 11 Oktober 1973. Beliau menikah dengan Yudith Corina.Beliau menempuh pendidikan Teknik Industri di Universitas Trisakti, Jakarta dan meraih gelar Sarjana Teknik (S.T.) pada tahun 1997. Kemudian, beliau melanjutkan pendidikan theologia di Institut Reformed, Jakarta (1998-2002) dan meraih gelar Master of Divinity (M.Div.). Pada waktu masih menjadi mahasiswa di Universitas Trisakti, pernah aktif melayani di Komisi Remaja GKI Pakuwon, Gereja Kristus Jembatan Hitam dan Persekutuan Oikumene Trisakti. Pada bulan Februari 2001 – Januari 2002 (praktek pelayanan 1 tahun), beliau melayani di Mimbar Reformed Injili Indonesia (MRII) Matraman dan Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) Pusat, sekaligus mengajar di Institut Reformed dan Sekolah Theologia Reformed Injili Jakarta (STRIJ). Pada bulan Februari 2002 - Januari 2003, beliau menjadi Penginjil di Mimbar Reformed Injili Indonesia Beijing dan pada Januari 2003 – September 2004, beliau menjadi Misionaris dari Care for China Ministry (CCM). Sejak April 2004 – Sekarang, beliau melayani sebagai Guru Injil (G. I.) di Gereja Kristus Yesus (GKY) Jemaat Green Ville, Jakarta, khususnya sebagai : Pembina Komisi Pemuda 1 (Pemuda di bawah usia 25 tahun) dan Pembina Komisi Remaja 2 (Remaja SMA).