03 March 2013

Buku ke-20: SALIB DAN KUBUR KOSONG: Merenungkan Kematian dan Kebangkitan Kristus (Denny Teguh utandio)



Dibandingkan dengan hari kelahiran Tuhan Yesus, maka kematian Kristus di kayu salib dan kebangkitan-Nya merupakan inti Kekristenan yang sering kali diserang oleh banyak orang non-Kristen dengan berbagai tuduhan/keberatan, misalnya Yesus hanya pingsan, Yudas lah yang disalib, para pelayat kubur salah mengunjungi kubur Yesus, mayat Yesus dicuri para murid-Nya, dll. Tuduhan-tuduhan tanpa dasar sejarah dan tidak masuk akal ini terus ditujukan kepada orang Kristen, seolah-olah para penuduh mengerti fakta sejarah, padahal sejujurnya tidak! Bagaimana menjawab dan menantang para penuduh dengan tuduhan-tuduhannya yang aneh tersebut? Lalu, apa signifikansi kematian dan kebangkitan Kristus itu sendiri bagi umat pilihan-Nya?
 
Temukan jawabannya dalam:
Buku
SALIB DAN KUBUR KOSONG:
Merenungkan Kematian dan Kebangkitan Kristus

oleh: Denny Teguh Sutandio

Penerbit: Sola Scriptura

Harga: Rp 40.000, 00/buku + ongkos kirim (tergantung lokasi)




 Berminat?
Segera dapatkan buku ini dengan membelinya di:
Denny Teguh Sutandio (0878-5187-3719)



NB: Buku akan dikirimkan ke alamat pemesan setelah pemesan melakukan transfer biaya pesanannya paling lambat satu minggu setelah pemesan mendapat SMS balasan dari saya



Apa kata mereka tentang buku ini?
““If we are looking for a definition of love, we should look not in a dictionary, but at Calvary.” (John Stott) Kutipan dari John Stott ini, terlihat begitu nyata dalam pemaparan Denny Teguh Sutandio di buku “Salib dan Kubur Kosong”. Penggaliannya yang dalam, pemaparannya yang lugas dan refleksinya yang menantang, merupakan ciri khas tulisan Denny Teguh Sutandio.
Kiranya melalui buku “Salib dan Kubur Kosong” yang membahas dua momen penting dalam sejarah ini (yaitu Kematian dan Kebangkitan Yesus), iman kita diteguhkan untuk hidup sebagai saksi-saksinya di tengah dunia ini.”
Ev. Alexander A. E. Nanlohy, S.Sos., M.A.
Pemimpin Cabang PERKANTAS (Persekutuan Kristen Antar Universitas) Jakarta

“Jikalau kita cermati, memang rangkaian perayaan Paskah di gereja-gereja di Indonesia tidaklah seramai dan kurang semarak seperti halnya perayaan Natal. Apakah ini berarti sedang tumbuh sebuah pemahaman bahwa Peristiwa Natal, jauh lebih penting dari pada Paskah? Padahal Kelahiran sang Juruselamat tanpa adanya Pengorbanan dan Kematian dari sang Kristus, tidaklah berarti apa-apa. Pada titik inilah, Denny Teguh Sutandio mengajak kita pembaca menelusuri makna salib sampai pada Kubur Kristus yang kosong, karena IA telah bangkit.
Sangatlah tepat membaca buku ini dalam rangka mempersiapkan diri menyambut Kemenangan Paskah. Dengan pemaparan yang baik dan bahasa yang lugas, kita diajak merenungkan ulang puncak karya Keselamatan Ilahi bagi umat manusia.”
Pdt. David Santoso Kosasih, S.Th., M.Div.
Gembala Sidang Gereja Kristen Kalam Kudus Jemaat Kemayoran Baru, Surabaya

“Kepercayaan Kristen yang mendasarkan kepada kematian Yesus di kayu salib adalah kepercayaan yang tidak masuk akal” demikianlah pernyataan orang-orang yang tidak percaya bahwa Kematian Yesus di kayu salib adalah KEMATIAN yang menghasilkan PENEBUSAN DOSA.
“Kalau Yesus adalah Anak  Allah, bagaimana Dia bisa mati? Masak “Allah” mati??”
“Cerita tentang kematian Yesus dan kebangkitan-Nya adalah khayalan orang Kristen”
Demikianlah tanggapan dari orang-orang yang skeptik, mereka sampai pada kesimpulan-kesimpulan demikian karena menganggap peristiwa itu adalah khayalan orang Kristen yang tidak masuk akal.
Denny Teguh Sutandio adalah seorang penulis muda yang produktif, mencoba menceritakan kembali tentang peristiwa kematian Kristus beranjak dari logika-logika yang terbangun pada sikap skeptik. Penjelasan-penjelasan yang berbobot theologis dituliskan dengan bahasa yang sangat membumi dan terus terang untuk menolong orang-orang skeptik dapat mempertimbangkan logika yang sudah terbangun dalam pikiran mereka, tanpa ada kesan menggurui tapi terlihat didasari dengan ketulusan iman untuk menjelaskan betapa BERMAKNANYA KEMATIAN KRISTUS bagi kebutuhan manusia yang berdosa.
Secara pribadi saya menganjurkan bukan hanya kepada yang masih ragu-ragu terhadap arti Kematian Kristus tapi juga kepada setiap saudara yang beriman kepada Kristus untuk membaca buku ini dengan seksama, karena saya yakin saudara akan diberkati luar biasa.”
Pdt. Samuel Handoko Mulyanto
Sekretaris umum Sinode Gereja Mawar Sharon, Surabaya
Ketua Departemen Edukasi Sinode Gereja Mawar Sharon
Kepala Paul&Barnabas school Gereja Mawar Sharon

No comments: