31 March 2013
Resensi Buku-213: REINVENTING JESUS (J. Ed Komoszewski, Th.M., dkk)
Dapatkah
Perjanjian Baru dipercaya? Apa yang dikatakan Perjanjian Baru khususnya Injil
tentang Tuhan Yesus itu benar? Bagaimana dengan film dan novel laris The Da Vinci Code, dkk? Benarkah budaya
populer yang sekarang menyerang Kekristenan itu dapat dipercaya?
Temukan jawabannya dalam:
Buku
REINVENTING JESUS:
Bagaimana Para Pemikir Skeptis Keliru Memahami
Yesus dan Menyesatkan Budaya Populer
oleh:
J. Ed Komoszewski, Th.M.
Prof. M. James Sawyer, Ph.D.
Prof. Daniel B. Wallace, Ph.D.
Penerbit: Literatur Perkantas, Jakarta, 2011
Penerjemah: Pdt. Anwar Tjen, Ph.D. dan Pericles G. Katoppo
Di dalam
bukunya, ketiga penulis yang mendalami studi Biblika Perjanjian Baru mengajar
kita tentang pentingnya orang Kristen mengerti sejarah dengan tepat dan
bertanggung jawab. Dengan motivasi inilah, mereka menjelaskan perihal
pentingnya kita percaya bahwa Perjanjian Baru khususnya Injil merupakan kitab
yang dapat dipercaya secara historis. Hal ini dipaparkan oleh mereka di bagian
1 yang terdiri dari 3 bab yang menjelaskan tentang dapat dipercayanya keempat
Injil yang berkaitan dengan Pribadi Tuhan Yesus. Matius, Markus, Lukas, dan
Yohanes adalah penulis kitab Injil sejati yang mencatat apa yang dikatakan dan
dilakukan Tuhan Yesus selama Ia ada di dunia. Meskipun Markus dan Lukas bukan
murid Tuhan Yesus langsung, tetapi mereka mencatat detail peristiwa Tuhan Yesus
dari sumber pertama yaitu murid Tuhan Yesus (Markus mencatat dari rasul Petrus,
sedangkan Lukas mencatat dari rasul Paulus). Mereka juga mengacu kepada tradisi
lisan yang beredar pada zaman tersebut tentang apa saja yang dikatakan dan
dilakukan oleh Tuhan Yesus. Tradisi lisan tersebut dapat dipercaya keakuratannya,
karena budaya mengingat orang Israel zaman dahulu berbeda dari kita yang hidup
di zaman sekarang. Dapat dipercayanya kitab-kitab Injil mengakibatkan kita
percaya bahwa kitab-kitab lain dalam Perjanjian Baru juga dapat dipercaya.
Mengapa? Karena bukti sejarah mengatakan bahwa terdapat ribuan bahkan puluhan
ribu manuskrip-manuskrip Yunani yang disalin dari teks asli, naskah-naskah
terjemahan, dan kutipan para bapa gereja untuk kepentingan liturgi. Dari
bukti-bukti tersebut, kita dapat merekonstruksi mana yang sesuai dengan teks
asli Yunaninya yaitu dengan menggunakan kritik teks. Hal ini dibahas di bagian
2 yang terdiri dari 5 bab. Karena Perjanjian Baru dapat dipercaya, maka
bagaimana kitab-kitab PB tersebut dapat dijadikan standar bagi orang Kristen?
Bagaimana gereja ikut berperan di dalam proses kanonisasi tersebut? Hal ini
dibahas di bagian 3 yang terdiri dari 3 bab. Jika Perjanjian Baru dapat
dipercaya dan gereja memiliki batas kanon yang tepat, pertanyaan selanjutnya,
bagaimana kita mengetahui bahwa inti Perjanjian Baru yaitu Tuhan Yesus dapat
dipercaya keakuratannya? Kalau kita hanya mengandalkan Perjanjian Baru untuk
mengetahui Tuhan Yesus itu wajar, namun apakah ada data di luar Perjanjian Baru
yang bisa dipercaya yang mengisahkan Tuhan Yesus di dunia? Kesemuanya ini
dibahas di bagian 4 yang terdiri dari 4 bab. Dan terakhir, jika isi PB dan data
di luar PB itu sudah benar mengisahkan Tuhan Yesus, bagaimana kita mengetahui
bahwa semuanya itu asli dan bukan jiplakan dari agama-agama misteri Timur seperti
yang dituduhkan oleh para pemikir skeptis di zaman ini? Hal ini dibahas tuntas
di bagian terakhir yang terdiri dari 3 bab dengan kesimpulan bahwa meskipun ada
kemiripan antara kisah Tuhan Yesus dengan agama-agama misteri Timur, fakta
mengatakan bahwa bukan agama-agama misteri yang mempengaruhi Kekristenan,
tetapi Kekristenan yang mempengaruhi agama-agama Timur dan juga Kekristenan
jauh lebih tinggi dari agama-agama misteri. Sebagai kesimpulan terakhir, ketiga
penulis buku ini menyatakan bahwa mempercayai Tuhan Yesus di dalam Alkitab
merupakan tindakan iman, namun tentu saja tindakan iman perlu disertai dengan
bukti-bukti historis yang dapat dipercaya, meskipun iman tidak didasarkan pada
bukti-bukti historis. Biarlah buku apologetika dan studi Biblika ini menguatkan
iman Kristen kita bahwa Alkitab khususnya Perjanjian Baru dapat diandalkan
keakuratan historisnya.
Testimoni:
“Dalam suatu
horizon media yang sekarang ini dipenuhi oleh karikatur-karikatur Kristus dan
gereja yang didirikan-Nya, Reinventing
Jesus bagaikan angin segar yang membawa kejujuran tentang asal-usul
Kekristenan. Orang perlu tahu bahwa Injil dan catatan-catatan awal tentang
gereja sangat bisa diandalkan, tetapi mereka telah disesatkan oleh membanjirnya
buku-buku, film-film, dan acara-acara khusus di televisi yang menawarkan
pemutarbalikan fakta ketimbang kebenaran, sensasi ketimbang akal sehat, dan
hal-hal radikal ketimbang kenyataan. Tidak seperti para penulis dan penerbit
yang telah menjual jiwa mereka demi uang, para penulis buku ini tidak
memalsukan satu suku kata pun dengan mengorbankan kebenaran, dan saya tidak
bisa memikirkan satu buku lain pun yang lebih pas “pada masa seperti ini.”
Walaupun ditujukan bagi masyarakat secara umum, para profesional juga bisa
membaca buku ini dan memperoleh manfaat yang besar. Saya mengalaminya!
Prof.
Paul L. Maier, Ph.D.
(Penulis buku In the Fullness of Time, Russell H. Seibert Professor of
Ancient History di Western Michigan University, U.S.A., dan Wakil Presiden
kedua dari Gereja Lutheran—Sinode Missouri; Master
of Arts—M.A. dari Harvard University; Master
of Divinity—M.Div. dari Concordia Seminary, St. Louis; dan Doctor of Philosophy—Ph.D. summa
cum laude dari University of Basel, Switzerland)
“Dalam budaya
kita yang postmodern dan sekuler, agama diperlakukan bagaikan iman buta yang
diprivatisasi dan direlatifkan yang nilainya hanya bermakna bagi mereka yang
sudah tercebur ke sana. Untuk menyesuaikan diri dengan keadaan ini, Yesus telah
dibentuk dan direka ulang agar cocok dengan hampir semua ideologi yang ada.
Ketika ini dilakukan oleh para ahli, orang percaya pada umumnya mungkin
memperoleh kesan bahwa sesuatu telah ditemukan oleh mereka yang lebih tahu, dan
menyebabkan pandangan yang ortodoks tentang Yesus menjadi naif dan tidak
beralasan. Reinventing Jesus
mengoreksi kesan ini dan menyajikan suatu pembelaan yang teliti dan enak dibaca
tentang pemahaman ortodoks akan Yesus. Walaupun kebanyakan buku dari jenis ini
secaera eksklusif memfokuskan diri pada historisitas umum naskah-naskah
Perjanjian Baru, Reinventing Jesus secara
unik mencakup sekaligus melampaui hal ini dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
tentang akurasi bahan-bahan tekstual Perjanjian Baru, kredibilitas kanon PB,
dan relasi antara Yesus dan gerakan Kristologi evolusioner yang berakar dalam
mitos-mitos agama kafir. Buku ini adalah sumber bacaan yang berharga.”
Prof.
James Porter (J. P.) Moreland, Ph.D.
“Melalui
pembahasan yang sehat, dokumentasi yang kuat, dan gaya yang bagus, buku ini mengungkap
kebohongan dalam banyak klaim populer tetapi menyesatkan tentang Yesus dan
Kekristenan mula-mula yang mengingkari kebenaran obyektif dan kekuatan Injil.
Ini adalah suatu obat yang menarik, tepat waktu, dan dibutuhkan bagi pembusukan
kebenaran yang menginfeksi persepsi budaya kita tentang Kekristenan.”
Prof.
Douglas Groothuis, Ph.D.
(Penulis buku On Jesus dan Profesor Filsafat di Denver
Seminary; B.S. dari University
of Oregon; M.A. dalam bidang Filsafat dari University of Wisconsin–Madison; dan
Ph.D. dari University of Oregon)
“Kita hidup
dalam suatu era yang membanjiri kita dengan buku-buku yang menyajikan berbagai
jenis klaim tentang Yesus. Mereka mencoba melemahkan pemikiran bahwa kita
memiliki suatu potret yang bisa dipercaya tentang Dia. Jadi sungguh menyegarkan
melihat suatu buku yang bisa menjernihkan apa yang tampak bagaikan kabut. Reinventing Jesus secara efektif
menyajikan sisi lain dari debat publik tentang Yesus, di mana spekulasi yang
gemerlap terlihat lebih mirip realitas yang nyata ketimbang sejarah yang sering
diklaimnya.”
Prof.
Darrell L. Bock, Ph.D.
“Reinventing Jesus menempatkan kajian
kelas tinggi ke tempat yang lebih populer. Komoszewski, Sawyer, dan Wallace
telah mengukir suatu buku yang dikaji secara seksama, memuat banyak sekali
dokumen-dokumen, dan ditulis dengan jelas. Buku ini akan sangat memuaskan upaya
pembaca serius mana pun yang mencari bukti-bukti nyata di balik keyakinan
historis tentang keilahian Kristus.”
Rev.
Joslin (Josh) McDowell, M.Div., LL.D. (HC)
(Penulis,
pendiri Josh McDowell Ministries, dan
pembicara internasional; B.A. dari Wheaton College, Illinois; Master of Divinity—M.Div. magna cum laude dari Talbot School of
Theology, Biola University, U.S.A.; dan dianugerahi gelar Doctor of Laws—LL.D. dari Simon Greenleaf School of Law {sekarang: Trinity Law School})
Profil
para
penulis:
J. Ed
Komoszweski, Th.M. adalah pendiri dan direktur dari Christus Nexus, sebuah organisasi non-profit yang didedikasikan
untuk menyatakan realitas, kekayaan, dan relevansi dari Inkarnasi. Beliau juga
mengajar studi Biblika dan theologi di Northwestern College sekaligus menjabat
sebagai direktur riset untuk Josh McDowell Ministry. Beliau menyelesaikan studi
Master of Theology (Th.M.) dengan
predikat summa cum laude di Dallas
Theological Seminary, U.S.A. dan sedang menyelesaikan studi Doctor of Ministry (D.Min.) di tempat
yang sama.
Prof. M. James Sawyer,
Ph.D. adalah Professor
di A.W. Tozer Seminary dan Direktur Sacred
Saga Ministries. Beliau menyelesaikan studi Master of Theology (Th.M.) dan Doctor
of Philosophy (Ph.D.) dalam bidang Theologi Historika di Dallas Theological
Seminary, U.S.A. Beliau menikah dengan Kay Fuqua pada Desember 1973 dan
dikaruniai 4 anak laki-laki.
Prof. Daniel Baird
Wallace, Ph.D. yang
lahir pada tanggal 5 Juni 1952 di California adalah Profesor Perjanjian Baru di
Dallas Theological Seminary, U.S.A. dan pendiri sekaligus Direktur Eksekutif the Center for the Study of New Testament Manuscripts. Beliau juga adalah anggota
dari: the Society of New Testament
Studies, the Institute for Biblical
Research, the Society of Biblical
Literature, dan the Evangelical Theological
Society. Selain itu, beliau juga menjadi editor Perjanjian Baru senior bagi
the NET Bible dan editor bersama dari
the NET-Nestle Greek-English. Beliau
menyelesaikan studi Bachelor of Arts (B.A.)
di Biola University, U.S.A.; Th.M. dan Ph.D. di Dallas Theological Seminary.
Beliau menyelesaikan studi post-doktoral dalam bidang tata bahasa Yunani di
Tyndale House di Cambridge, studi kritik teks di the Institut für
neutestamentliche Textforschung di Münster, dan di the Universität Tübingen,
Jerman. Beliau menikah dengan Pali dan dikaruniai 4 anak laki-laki, 3 menantu
perempuan, dan satu cucu perempuan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment