11 March 2007

Critiques to "THE PURPOSE DRIVEN LIFE"-1 : THE ADULATION OF MAN IN THE PURPOSE DRIVEN LIFE (Richard M. Bennett)

Pengantar
(oleh : Denny Teguh Sutandio)


Dunia di mana kita hidup sekarang adalah dunia post-modern. Kalau di zaman modern, manusia mendewakan rasio, maka di abad postmodern ini manusia mulai meninggalkan rasio dan mendewakan sebuah perasaan (feeling) sebagai ukuran/standart mutlak suatu kebenaran. Karena segala sesuatu diukur berdasarkan perasaan, secara otomatis manusia abad postmodern menyerukan suatu slogan yang ‘mutlak’, “everything is relative” (segala sesuatu adalah relatif). Memang suatu kontradiksi yang aneh, di satu sisi mereka menolak adanya klaim kemutlakan, tetapi penolakan mereka itu sendiri diucapkan dengan ‘mutlak’. Itulah realita kondisi manusia abad postmodern yang memutlakkan kerelatifan. Salah satu filsafat di dalam dunia postmodern yang kita hidupi sekarang adalah masuknya Gerakan Zaman Baru (New Age Movement) ke dalam seluruh lini kehidupan manusia, baik kesehatan (Waitankung, tenaga dalam, dll), musik, pendidikan, dll, bahkan masuk ke dalam agama khususnya keKristenan. KeKristenan yang dipengaruhi oleh gerakan Karismatik khususnya third-wave movement (Gerakan Gelombang Ketiga) yang mementingkan pengalaman rohani jika diselidiki memiliki suatu kemiripan gejala dengan Gerakan Zaman Baru, di mana rasio tidak diaktifkan lagi dan pengalaman diutamakan. Selain itu, pengaruh Gerakan Zaman Baru ke dalam keKristenan adalah ditonjolkannya peranan manusia yang super hebat, bahkan identik dengan “allah”. Pengaruh humanisme yang meracuni keKristenan ini muncul dengan dua bentuk di dalam keKristenan, yaitu pertama, social “gospel” (“injil” sosial) yang meniadakan aspek mandat penginjilan verbal (perkataan) dan mendewakan “penginjilan” sosial dengan membantu korban bencana alam, dan kedua, prosperity “gospel” (“injil” kemakmuran) yang mengajarkan bahwa menjadi orang “Kristen” pasti kaya, sukses, tidak pernah sakit (bahkan tidak pernah digigit nyamuk). Bentuk pertama pengaruh humanisme ini muncul di dalam banyak gereja-gereja Protestan mainline dan gereja Katolik Roma (ide utamanya adalah dari gereja Katolik Roma). Sedangkan bentuk yang kedua mayoritas dianut oleh banyak gereja Karismatik/Pentakosta dan juga gereja-gereja Injili. Bentuk kedua ini akhirnya membentuk banyak ajaran yang aneh-aneh yang semakin lama menyimpang dari Alkitab, misalnya ajaran Positive Thinking (Berpikir Positif), di mana ajaran ini menekankan pentingnya berpikir positif bahwa manusia mampu melakukan segala sesuatu. Ajaran ini tampak di dalam banyak fenomena kesembuhan “ilahi”, di mana kalau ada orang sakit yang didoakan ternyata tidak sembuh, biasanya para “pendeta” penyembuh ini mengatakan bahwa mereka itu kurang beriman. Inilah pengaruh Berpikir Positif yang diselimuti dengan tudung “rohani”, yaitu Sebut dan Tuntutlah (Name it and Claim it) yang sama sekali melawan Alkitab yang mengajarkan kedaulatan Allah. Tetapi rupa-rupanya banyak orang “Kristen” dengan mudahnya mau ditipu oleh ajaran sesat ini yang sekarang muncul dalam banyak cara, misalnya, training motivasi dari Andrie Wongso (Success is My Right), dll. Salah satu dari cara-cara licik dari filsafat Berpikir Positif ini adalah dengan diterbitkannya buku The Purpose Driven Life dan The Purpose Driven Church yang keduanya ditulis oleh seorang “pendeta” Injili (Arminianisme) dari Saddleback Church, Lake Forest, Orange County, California (gereja yang mengajarkan Positive Thinking) dan doktor lulusan Fuller Theological Seminary, Pasadena, California, USA, Dr। Rick Warren.

Richard M. Bennett, seorang mantan imam Katolik yang sekarang mengabdikan dirinya untuk melayani Tuhan sepenuhnya melalui media pelayanan Berean Bacon dengan teliti dan ketat menuliskan ide di balik buku The Purpose Driven Life yaitu humanisme modern ditambah filsafat Gerakan Zaman Baru yang memuja manusia dan ide psikologi massa yang Rick Warren pakai untuk menipu banyak orang “Kristen” melalui buku best-sellernya. Melalui gerakan ini, kita diingatkan agar berhati-hati terhadap banyak buku best-seller versi dunia (banyak yang bermotivasi marketing dan beride psikologi humanisme) dan marilah kita kembali mempelajari Alkitab dengan sungguh-sungguh dan bertanggungjawab agar kita tidak mudah ditipu oleh angin-angin pengajaran yang menyesatkan. Efesus 4:11-15 mengingatkan, “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.” Demikian pula, Kolose 2:6-10 menasehatkan, “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur. Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus. Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan, dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa.” Back to the Bible। Sola Scriptura !



Critiques to “The Purpose Driven Life” Part-1

The Adulation of Man in the The Purpose Driven Life

Source :
http://www.bereanbeacon.org/articles/rick_warren_purpose_driven.htm

by : Richard Bennett
translated by : Denny Teguh Sutandio




Rick Warren’s The Purpose-Driven Life “is more than a bestseller, it’s become a movement.” [Bruce Ryskamp, president of Zondervan. http://www.assistnews.net/Stories/s03110083.htm 10/22/04] In the words of the author himself his megachurch program is “Revival awakening or miracle…Over 12,000 churches from all 50 states and 19 countries have now participated in 40 Days of Purpose. Many of these churches have reported that it was the most transforming event in their congregation’s history.” [http://www.purposedrivenlife.com/thebook.aspx 10/16/04] “Rick is also the founder of Pastors.com, a global Internet community that serves and mentors those in ministry worldwide. Over 60,000 pastors subscribe to Rick Warren’s Ministry Toolbox.” [http://www.pastors.com/aboutus/ 11/15/04] On this Webpage he states, “Our Purpose is to encourage pastors, ministers, and church leaders with tools and resources for growing healthy churches…Every resource you purchase helps provide free resources to the over 1.5 million pastors and lay pastors in third world countries. God has allowed us through your support to reach over 117 different countries on all 7 continents.” [http://www.pastors.com/aboutus/ 10/22/04] The movement is becoming a global empire. Warren asserts, “God is a global God…Much of world already thinks globally. The largest media and business conglomerates are all multi-national…Get a globe or map and pray for nations by name. The Bible says, ‘If you ask me, I will give you the nations; all the people on earth will be yours.’” [http://www.pastors.com/RWMT/?id=74&artid=3099&expand=1 10/22/04] (Warren, however, has overlooked the fact that this promise was made uniquely to Christ Jesus, and not to megachurches seeking expansion). Even the business world is looking on with awe. Forbes.com in an article called “Christian Capitalism Megachurches, Megabusinesses” acknowledged that,
“Maybe churches aren’t so different from corporations…Pastor Rick Warren, who founded Saddleback Church in Lake Forest, Calif., in 1980, has deftly used technology as well as marketing to spread his message… No doubt, churches have learned some valuable lessons from corporations. Now maybe they can teach businesses a thing or two. Companies would certainly appreciate having the armies of nonpaid, loyal volunteers.” [
http://www.forbes.com/2003/09/17/cz_lk_0917megachurch.html 10/22/04]

The empire of influence of which Warren boasts is echoed by thousands of pastors and Christian leaders around the world. At least eighteen million copies of his book have been sold since its release in September 2002. It is now selling in many translations. Literally thousands of churches have used the book and the materials that accompany it during special campaigns called 40 Days of Purpose. The book is divided into forty chapters purporting to explain in 40 days the five purposes of one’s life. Indeed, the thesis of the book is found on p. 136,
“He [God] created the church to meet your five deepest needs: a purpose to live for, people to live with, principles to live by, a profession to live out, and power to live on. There is no other place on earth where you can find all five of these benefits in one place.” [Rick Warren, The Purpose Driven Life (Grand Rapids, MI: Zondervan, 2002)]

Warren is dead wrong in his list of “deepest needs”. On the authority of the Bible, the first and foremost need of any man is perfect righteousness before the All Holy God. It is Christ Jesus’ righteousness alone that God will accept as a propitiation for any man’s sin and sin nature. This primary need of man is constantly shown in the Bible but Warren does not even mention this foundational truth in his list of “deepest needs”. Warren’s quick switch from God’s purpose to man’s methods falls under the first temptation ever recorded in the Bible. Satan offered to Eve the fruit as the way of achieving a spiritual purpose, “in the day ye eat thereof, then your eyes shall be opened and ye shall be as gods, knowing good and evil.” [
Genesis 3:5] Warren teaches that God “created the church to meet your five deepest needs” just as the Roman Catholic Church says, “The Church is the mother of all believers.” [Catechism of the Catholic Church (1994), #181 (Emphasis ours.)] Warren, like Rome, has switched from obedience to the Word and Person of the Living God to submission to a church to achieve one’s needs. It is the oldest and cleverest temptation known to man.

Warren’s gospel, the root flaw
The Apostle Paul showed the need for the Gospel by the fact that whole the world is guilty before God. He declared, “now we know that what things soever the law saith, it saith to them who are under the law: that every mouth may be stopped, and all the world may become guilty before God.” [
Romans 3:19] All are “by nature children of wrath” [Ephesians 2:3], guilty before the all Holy God. To appear before Him, therefore, each needs a perfect righteousness. James summarizes the whole condition of man when he says, “for whosoever shall keep the whole law, and yet offend in one point, he is guilty of all.” [James 2:10] Guilt before God shows the need for the Gospel and as such is the basis for the Gospel. Conviction of sin by the Holy Spirit drives the sinner to trust truly on Christ Jesus alone, as the publican in the parable of the Lord cried out, “God be merciful to me a sinner.” [Luke 18:13] With Warren, this conviction of guilt is reduced by psychological terminology to the condition of “unconsciously punishing of oneself”. He states,
“Many people are driven by guilt…. Guilt-driven people are manipulated by memories. They allow their past to control their future. They often unconsciously punish themselves by sabotaging their own success. When Cain sinned, his guilt disconnected him from God’s presence, and God said, ‘You will be a restless wanderer on the earth.’ That describes most people today—wandering through life without a purpose. (pp. 27-28)

Rather than sin being shown to be an evil of infinite significance because it is committed against an infinite Person, Warren’s pop psychology defines sin as acts of people “sabotaging their own success”. He continues,
“God won’t ask about your religious background or doctrinal views. The only thing that will matter is, did you accept what Jesus did for you and did you learn to love and trust him?” (p. 34)
“If you learn to love and trust God’s Son, Jesus, you will be invited to spend the rest of eternity with him. On the other hand, if you reject his love, forgiveness, and salvation, you will spend eternity apart from God forever.” (p. 37)

Biblically speaking, it is absolute folly to tell an unconvicted sinner merely to “learn to love and trust God’s Son, Jesus”. No one can be saved without recognition of his own sin personally against Holy God, and without turning away from that sin. So while it is true that the only thing that matters “is to learn to love and trust Him”, this love and trust is impossible unless the Holy Spirit has convicted a person that he is a depraved sinner without any hope in himself. Warren does endeavor to define sin when he states,
All sin, at its root, is failing to give God glory. It is loving anything else more than God. Refusing to bring glory to God is prideful rebellion, and it is the sin that caused Satan’s fall—and ours, too. In different ways we all lived for our own glory, not God’s. The Bible says, ‘All have sinned and fall short of the glory of God.’” (p.55)

While this is true, Warren still has not acknowledged personal guilt and personal need for Christ’s perfect righteousness and perfect sacrifice. Warren’s persistent declarations one’s “self worth” and “true self”, as we will shortly document, totally negates what he says about “prideful rebellion”. The book and movement, on the contrary, major in upholding “self worth” and “true self” thus endorsing the very “prideful rebellion” it states is cause of our fall, even as it was Satan’s. This type of a contradictory statement made by Warren makes it difficult to analyze the book. While this is so, it is all the more necessary to do such an analysis. Without the Apostle Paul’s conviction, “I know that in me (that is, in my flesh,) dwelleth no good thing,” [
Romans 7:18] there can be no true faith in Christ Jesus, nor even a growth in sanctification before God. The first key flaw in the Warren’s gospel message is the negation of the very basis needed for salvation. As the Lord Himself proclaimed, “they that are whole have no need of the physician, but they that are sick: I came not to call the righteous, but sinners to repentance.” [Mark 2:17]

The heart of Warren’s gospel
Warren’s gospel message gets worse as he proceeds in the book. He assures his readers,
“Real life begins by committing yourself completely to Jesus Christ. If you are not sure you have done this, all you need to do is receive and believe. The Bible promises, ‘To all who received him, to those who believed in his name, he gave the right to become children of God.’ Will you accept God’s offer?” (p.58)

What Warren has neglected in his teaching of John 1:12 is that the following verse, v. 13, explains how a person is born again, “which were born, not of blood, nor of the will of the flesh, nor of the will of man, but of God.” Warren has completely ignored the fact that to receive and believe is not of the will of man, but of God. It is the grace of God that makes a person willing to believe, for the heart is changed by God’s power alone. To leave out this essential point changes the focus from God to man. Such a change of focus from God to man is lethal to salvation because there is no power within man to change himself. This grace must come from God. If, however, Warren had taught his readers to look to God for His grace, he would not have a ready-made message that is marketable. For Warren it is advantageous to leave out “not of blood, nor of the will of the flesh, nor of the will of man, but of God”. In leaving out this essential factor of the Gospel he can in fact propose that which this verse of Scripture rules out! The Lord is consistent in His Word, “I will have mercy on whom I will have mercy, and I will have compassion on whom I will have compassion. So then it is not of him that willeth, nor of him that runneth, but of God that sheweth mercy.” [Romans 9:15-16] Eternal life is bestowed on a person not because man begins the work, but it is because God gives salvation out of His mercy and grace. Such is the written purpose of God. Warren’s written purpose is the opposite. It begins, he says, with man, “Real life begins by committing yourself…” But this is a deception for which Warren will have to pay before the All Holy God. “Be not deceived; God is not mocked…It is a fearful thing to fall into the hands of the living God.” [Galatians 6:7 ; Hebrews 10:30-31] The power and dread of God’s vindictive wrath is great. There will be eternal misery for those who teach a false gospel, their punishment shall come from God’s own hand.

Warren progresses in his bogus gospel message,
“First, believe. Believe God loves you and made you for his purposes. Believe you’re not an accident. Believe you were made to last forever. Believe God has chosen you to have a relationship with Jesus, who died on the cross for you. Believe that no matter what you’ve done, God wants to forgive you.

“Second, receive. Receive Jesus into your life as Lord and Saviour. Receive his forgiveness for your sins. Receive his Spirit, who will give you the power to fulfill your life purpose. Wherever you are reading this, I invite you to bow your head and quietly whisper the prayer that will change your eternity: ‘Jesus, I believe in you and I receive you.’ Go ahead. “If you sincerely meant that prayer congratulations! Welcome to the family of God!” (p. 58-59).

According to Warren’s teaching, it is the prayer that one whispers that changes a person for eternity. Instead of magnifying the enormity of sin and setting forth its eternal consequences, Warren says, “Believe that no matter what you’ve done, God wants to forgive you.” With one sweet lie he attempts to wipe out all the teaching of the prophets in the Old Testament and the Lord Christ Jesus and the Apostles in the consistent teaching on the abhorrence of sin and the need of repentance. In place of the Gospel as “the power of God unto salvation” “in which the righteousness of God revealed from faith to faith,”[
Romans 1:16-17] Warren merely gives a whispered prayer. It is difficult to envisage a greater insult to Christ Jesus, whose perfect life and perfect sacrifice are the basis of genuine salvation.

The Apostle Paul declares that the righteousness of God is manifested, “But now the righteousness of God without the law is manifested, being witnessed by the law and the prophets.”[
Romans 3:21] Before God, sin had to be punished and true righteousness established. God’s holiness demanded the perfect life and perfect sacrifice of Christ Jesus to satisfy His wrath against sin. But for Warren, as we had seen, sin is said to be “sabotaging…success” so the whole concept of perfect righteousness being manifested before God is totally missing. With the omission goes the omission of the concept of grace as the means of obtaining that perfect righteousness. According to Warren’s doctrine, salvation is “bow your head and quietly whisper the prayer that will change your eternity.” In Scripture, salvation is God’s action based on Christ’s finished work on the cross that is credited to the true believer, “being justified freely by His grace through the redemption that is in Christ Jesus.”[Romans 3:24] God’s direct action shows His grace so that our eyes are fixed on Him in faith. Understanding Warren’s bogus gospel, and outrageously presumptuous “welcome to the family of God”, we can but repeat the words of the Lord, “woe unto you…for ye shut up the kingdom of heaven against men.”[Matthew 23:13] By a false gospel and false assurance of admittance into the family of God, Warren has excluded further seeking for the truth, “woe unto you…for ye have taken away the key of knowledge.”[Luke 11:52] The Gospel, in which the finished work of the Lord is proclaimed, is such that it cannot be changed by a lie that ignores repentance and adds a whispered prayer that insults the meaning and application of redemption. This replacement of Warren’s purpose for God’s purpose has dreadful consequences: “though we, or an angel from heaven, preach any other gospel unto you than that which we have preached unto you, let him be accursed.”[Galatians 1:8] Christ Jesus the Lord and His Gospel cannot be insulted with impunity. As the receiver of stolen goods is as accountable as the thief, so one who promotes such a pretended gospel is as accountable in the sight of God as the impostor himself.

Self worth: the Glorification of Man
Basic to Warren’s program is the strong appeal of promised instantaneous results in the enhancement of one’s imaginations of his own self worth. What is completely ignored is the solemn fact that by nature man is a fallen creature, alienated from the life of God, dead in trespasses and sins, and that his only hope is outside of himself and in Christ Jesus alone. Although Warren states that the book is “not about you” (p. 17), the main focus is persistently on building up one’s “self worth”. He continually appeals to the reader’s self-interests. The following are some examples,
“The way you see your life shapes your life. How you define life determines your destiny” (p. 41).

“You are a bundle of incredible abilities, an amazing creation of God. Part of the church’s responsibility is to identify and release your abilities for serving God” (p. 242).

“The best use of your life is to serve God out of your shape. To do this you must discover your shape, learn to accept and enjoy it, and then develop it to its fullest potential” (p. 249).

This equates exactly with the Hinduism in its teaching, “By understanding your true Self, by coming to know one’s own undying soul, one then arrives at the knowledge of Brahman itself…” [Atman and Brahman as explained on
http://www.wsu.edu:8080/~dee/GLOSSARY/BRAHMAN.HTM 12/2/2002] While Warren’s teaching is comparable with Hinduism, the most likely source of Warren’s teaching is Carl Jung. Discovering one’s “power of the inner voice” or one’s fullest potential is what Jung taught, “Only the man who can consciously assent to the power of the inner voice becomes a personality.” [The Development of Personality Collected Works 17 as quoted on: http://www.sacredsandwich.com/warren_jung_chart.htm 11/18/04] What is much more serious is that Warren’s teaching has the same basic premise as Roman Catholicism. The Vatican’s official foundational starting point is man himself. Rome states,
“It is man himself who must be saved: it is mankind that must be renewed. It is man, therefore, who is the key to this discussion, man considered whole and entire, with body and soul, heart and conscience, mind and will. This is the reason why this sacred Synod, in proclaiming the noble destiny of man and affirming an element of the divine in him, offers to co-operate unreservedly with mankind in fostering a sense of brotherhood to correspond to this destiny of theirs.” [Vatican II Documents No. 64, Gaudium et Spes, 7 Dec 1965 in Vatican Council II The Conciliar and Post Conciliar Documents, Austin P. Flannery, ed., 1981 edition (Northport, NY: Costello Publ. Co. 1975) Para 3]

“Discovering one’s shape accepting and enjoy it developing it to its fullest potential” is same basic foundation as the Church of Rome and Hinduism have, as we have already seen, but the same is true also of Islam and Buddhism—all of them have for their focal point the basic goodness of mankind. Warren summarizes this basic foundation in the following words,

“If you are that important to God, and he considers you valuable enough to keep with him for eternity, what greater significance could you have? (p. 63)

The Scriptures, however, depict no such value or goodness within man. Rather the Holy Spirit teaches that “the heart is deceitful above all things, and desperately wicked, who can know it?” [Jeremiah 17:9] “Thus saith the LORD; Cursed be the man that trusteth in man, and maketh flesh his arm, and whose heart departeth from the LORD.” [Jeremiah 17:5]

Warren even goes so far as to distort a Scripture text to uphold his treasured concept of “true self.” He states, “The Bible says, ‘Self-help is no help at all. Self-sacrifice is the way, my way, to finding yourself, your true self’” (p.19). The passage he quotes is a contrived paraphrase of Matthew 16:25 from The Message. The Lord in fact said, “For whosoever will save his life shall lose it: and whosoever will lose his life for my sake shall find it.” The Lord clearly taught that we are to consider our lives dead in order to follow Him. This passage does not teach anything about “true self” or self esteem. Warren used the counterfeit paraphrase to fantasize that the Lord had spoken of “finding yourself, your true self”. The craze of finding your “true self”, one of the hallmarks of the 1960’s hippy crowd, has now made its mark in this popularized debasing of Christianity.

Self-exaltation “salvation” is worthless
This same glorification of man Warren teaches in many different ways.
“You only bring him [God] enjoyment by being you. Anytime you reject any part of yourself, you are rejecting God’s wisdom and sovereignty in creating you” (p. 75).
“When you are sleeping, God gazes at you with love, because you were his idea. He loves you as if you were the only person on earth” (p. 75).

But Warren does not stop here with his adulation of man. The height of his glorification of man is found in the statement that makes the personal worth of the reader the purpose of Christ’s death on the cross. In doing so, “self-worth” is pushed to the point not only of perverting the Gospel but also of insulting the Lord Himself. Warren states,
“If you want to know how much you matter to God, look at Christ with his arms outstretched on the cross, saying, ‘I love you this much! I’d rather die than live without you’” (p. 79).

These words “I'd rather die than live without you” are part of a lyric of the “backstreet boys.” [
http://sozluk.sourtimes.org/show.asp?t=ill+never+break+your+heart 11/16/04] These words, put into the mouth of the Lord Christ Jesus by Warren, are a blasphemy. Christ Jesus the God-man, does not have a love that is dependant on man. If he had such a dependancy, He would not be God. To teach that the love of the Lord Jesus Christ is unholy, as Warren has, is both an insult and irreverence. It exalts sinful man to a position of control regarding the eternal Son of God. Can such an imagination be anything other than profanity? “He opened his mouth in blasphemy against God, to blaspheme his name.” [Revelation 13:6]

In Scripture, Christ’s love and sacrifice were to demonstrate that God is “just and the justifier of him which believeth in Jesus.” [
Romans 3:26] Nevertheless, Warren’s doctrine makes living with sinful man the centerpiece of God’s purpose. In Scripture, the focus of God’s purpose was the demonstration of His justice and holiness in the Person and sacrifice of Christ Jesus. Sinful man was included in this great manifestation of the righteousness of God as a recipient by grace of the redemption paid. Warren’s grandiose glorification of sinful man to the extent that Christ Jesus would rather die than to live without him totally reverses the biblical message that God does all for His own glory. All is of Him and from Him, and therefore all is to Him and for Him. He made all creation according to His will and for His praise. The Lord God Almighty’s purpose exposes the ridicule, vainglory and even blasphemy of Rick Warren.

Fallen man is depraved in every part of his nature and being, and it is not within his power to undo his depravity, to save himself or rescue himself. To try to aggrandize the fallen man, as Warren does, is futile because there is no moral salvation in man’s worth. A person’s only hope lies outside of himself, in divine worth and power. Human nature as such is dead in trespasses and sins. Water cannot flow uphill, nor can the natural man act contrary to his corrupt nature. All human beings are destitute of the principles and powers of spiritual life. They are cut off from God, the fountain of life. They are spiritually dead as a condemned criminal is said to be a dead man. Thus the Lord Christ Jesus declared, “for from within, out of the heart of men, proceed evil thoughts, adulteries, fornications, murders, thefts, covetousness, wickedness, deceit, lasciviousness, an evil eye, blasphemy, pride, foolishness, all these evil things come from within, and defile the man.” [
Mark 7:21-23] Christ declared, “That which is born of the flesh is flesh.” He signified that that which is propagated by fallen man is depraved. If the principle of self-worth and the ability to choose Christ were true, the conclusion would inevitably follow that those who used their ability to choose Christ could lawfully boast of their active participation in their salvation. But the truth is that faith itself is God’s gift, “for by grace are you saved through faith; and that not of yourselves: it is the gift of God: Not of works, lest any man should boast.” [Ephesians 2:8-9] Until one realizes his personal condition of being spiritually dead before the All Holy God, one will never properly appreciate God’s grace. Salvation begins not in self worth and self-movement but by divine power. Scripture is utterly clear on this matter: “Of his own will begat he us with the word of truth.” [James 1:18] “For it is God which works in you both to will and to do of his good pleasure.” [Philippians 2:13] God gives life to the spiritually dead will of man by giving His grace. It is the power of the Holy Spirit that overcomes the pride of the natural man, so that one is ready to come to Christ to receive life. In the Lord’s own words, “the hour is coming, and now is, when the dead shall hear the voice of the Son of God: and they that hear shall live.” [John 5:25] As the Lord also explained, “It is written in the prophets, and they shall be all taught of God. Every man therefore that has heard, and has learned of the Father, comes unto me.” [John 6:45]

“Self-salvation” promoted on the basis of human worth and dignity is ingrained in human nature. It is found in all man-made religions. It is pivotal to the message of Warren’s book and movement. Warren’s teachings deny the biblical truth that man is totally depraved. Subsequently, he denies the absolute necessity of God’s grace. The relationship between spiritual death and grace is graphically given in Scripture, “that as sin has reigned unto death, even so might grace reign through righteousness unto eternal life by Jesus Christ our Lord.” [
Romans 5:21] Without understanding the total depravity of those to whom the Gospel is given, the Gospel will remain a dead letter. In leaving out the biblical truth that “there is none righteous, no, not one” [Romans 3:10] and substituting for it the self-worth of man, Warren’s arrogance has reached a level predicted in the Scripture, “I will ascend above the heights of the clouds; I will be like the most High.” [Isaiah 14:14]
Conclusion
Now that we have documented that a bogus gospel message is given in the 40 Days of Purpose in The Purpose-Driven Life we are obliged to “earnestly contend for the faith which was once delivered unto the saints” [
Jude 1:3], and to “stand fast in one spirit, with one mind striving together for the faith of the gospel.” [Philippians 1:27] Through the Warren movement, multitudes are being deceived on the very meaning of the Gospel of salvation. Vast numbers sincerely believe that they have received Christ as their personal Savior while in fact all that they have received into their right hand is a man-made ritual and “covenant” commitment to a church, which they have obligated themselves by vow to fulfill. While many of the articles regarding Warren commend the good things Warren has had to say, they forget that Lord Himself and His Apostles utterly condemned the presentation of a false gospel. How can we expect any true revival and the bringing of the everlasting righteousness of Christ Jesus into the lives of men and women, if we are not willing to exposed pretensions of him who embraces a “christ” unknown in the pages of Scripture, who presents a sham gospel and who is willing to commend the devotees of the apostate system of Rome? He is a deceiver who willfully defrauds, after all the light of the Gospel of grace has been clearly set forth. It must not be thought strange that there are deceivers of the Lord Christ’s name and dignity now, for there were such of old, even in the Apostles’ times. The danger and evil of departure from the true Gospel is in effect and reality a departure from God Himself. “Whosoever transgresseth, and abideth not in the doctrine of Christ, hath not God. He that abideth in the doctrine of Christ, he hath both the Father and the Son.” [2 John 1:9]
For more information on the false teachings of Rick Warren, the legion of false teachers he promotes, and the false translations he uses in his Purpose Driven Life book, I recommend the documentary book entitled: Who’s Driving the Purpose Driven Church? by James Sundquist. It is published by Bible Belt Pubishers and available at Southwest Radio Church Ministries at: http://www.swrc.com/offers/index.htm#h616 Or call Toll Free 1-800-652-1144




Kritik terhadap “The Purpose Driven Life” Bagian-1

Pujian Untuk Manusia di dalam Buku The Purpose Driven Life

Sumber : http://www.bereanbeacon.org/articles/rick_warren_purpose_driven.htm

oleh : Richard Bennett
diterjemahkan oleh : Denny Teguh Sutandio

Buku The Purpose Driven Lifenya Rick Warren “adalah lebih dari sebuah (buku) yang laris terjual, itu menjadi sebuah gerakan.” [Bruce Ryskamp, president of Zondervan. http://www.assistnews.net/Stories/s03110083.htm 10/22/04]. Dalam kata-kata penulis sendiri, program megachurch (gereja yang maha besar)nya adalah “kebangkitan kebangunan atau mujizat... Lebih dari 12.000 gereja dari seluruh 50 negara bagian dan 19 negara-negara sekarang telah berperan serta dalam 40 Days of Purpose (40 Hari Tujuan). Banyak dari gereja-gereja itu telah melaporkan bahwa itu adalah peristiwa yang paling mengubah di dalam sejarah persekutuan mereka. [http://www.purposedrivenlife.com/thebook.aspx 10/16/04] “Rick juga adalah pendiri dari Pastors.com, sebuah komunitas Internet sedunia yang melayani dan mengurus hal-hal itu di dalam pelayanan di seluruh dunia. Lebih dari 60.000 pendeta tergabung dalam Rick Warren’s Ministry Toolbox.” [http://www.pastors.com/aboutus/ 11/15/04] Pada halaman internet ini, dia menyatakan, “Tujuan kami adalah untuk membangkitkan para pendeta, pelayan, dan pemimpin gereja dengan alat dan persediaan bagi pertumbuhan gereja yang sehat... Setiap persediaan yang Anda beli menolang menyediakan persediaan-persediaan gratis kepada lebih dari 1.5 juta pendeta-pendeta dan pendeta-pendeta awam di negara-negara dunia ketiga. Allah telah mengizinkan kita melalui dukungan Anda untuk mencapai lebih dari 117 negara-negara berbeda di seluruh 7 benua. [http://www.pastors.com/aboutus/ 10/22/04] Gerakan akan menjadi sebuah kelompok yang mendunia. Warren menegaskan, “Allah adalah Allah sedunia... Banyak dunia telah berpikir secara menyeluruh. Media terbesar dan para konglomerat bisnis adalah seluruhnya bersifat multi-national/banyak bangsa... Dapatkan sebuah dunia atau peta dan berdoa untuk bangsa-bangsa melalui nama. Alkitab berkata, ‘Jika kamu meminta kepadaku, Aku akan memberikan kepadamu bangsa-bangsa ; semua orang di bumi akan menjadi milikmu.’” [http://www.pastors.com/RWMT/?id=74&artid=3099&expand=1 10/22/04] (Warren, bagaimanapun juga, telah tidak memperhatikan fakta bahwa janji ini dibuat secara unik kepada Kristus Yesus, dan bukan kepada gereja-gereja yang maha besar (megachurches) yang mencari perluasan). Demikian dunia bisnis sedang menganggap dengan kekaguman. Forbes.com di dalam sebuah artikel yang dinamakan, “Christian Capitalism Megachurches, Megabusinesses” mengakui,
“Mungkin gereja-gereja tidak begitu berbeda dari perusahaan-perusahaan... Pendeta Rick Warren, yang mendirikan Saddleback Church (Gereja Saddleback) di Lake Forest, California, pada tahun 1980, dengan tangkas telah menggunakan teknologi selain marketing untuk menyebarkan pesannya... Tak perlu diragukan lagi, gereja-gereja telah mempelajari beberapa pelajaran-pelajaran berharga dari perusahaan-perusahaan. Sekarang mungkin mereka dapat mengajar bisnis sesuatu atau dua. Perusahaan-perusahaan tentu saja akan menghargai memiliki sekelompok orang yang tidak dibayar, para sukarelawan yang setia.” [http://www.forbes.com/2003/09/17/cz_lk_0917megachurch.html 10/22/04]

Kekuasaan akan pengaruh yang Warren banggakan ditiru oleh ribuan pendeta-pendeta dan pemimpin-pemimpin Kristen di semua penjuru dunia. Paling sedikit 18 juta salinan/copy dari bukunya telah terjual sejak penerbitannya pada bulan September 2002. Itu sekarang terjual di dalam banyak terjemahan. Sungguh-sungguh ribuan gereja-gereja telah menggunakan buku dan materi-materi yang nenandainya selama kampanye spesial yang disebut 40 Days of Purpose. Buku itu dibagi menjadi 40 bab bertujuan untuk menjelaskan dalam 40 hari 5 tujuan akan kehidupan seseorang. Sesungguhnya, tesis dari buku itu ditemukan pada halaman 136,
“Dia (Allah) menciptakan gereja untuk memenuhi lima kebutuhan terdalammu : sebuah tujuan untuk hidup, orang-orang untuk hidup dengan, prinsip-prinsip untuk hidup dengan, sebuah profesi untuk tinggal di luar, dan kekuatan untuk terus hidup. Tidak ada tempat lain di bumi di mana Anda dapat menemukan kelima keuntungan ini pada satu tempat.” [Rick Warren, The Purpose Driven Life (Grand Rapids, MI: Zondervan, 2002)]

Warren salah sama sekali di dalam daftar “kebutuhan-kebutuhan terdalam”nya. Di atas otoritas Alkitab, kebutuhan pertama dan yang paling utama dari setiap manusia adalah kebenaran sempurna di hadapan Allah yang Mahakudus. Itu adalah kebenaran Kristus Yesus sendiri di mana Allah akan menerima sebagai sebuah propisiasi (peredaan kemarahan) bagi dosa dan natur dosa setiap manusia. Kebutuhan manusia yang utama ini terus-menerus ditunjukkan di dalam Alkitab tetapi Warren tidak pernah menyebutkan kebenaran mendasar ini di dalam daftar “kebutuhan-kebutuhan terdalam”nya. Perubahan Warren yang cepat dari tujuan Allah kepada metode-metode manusia termasuk pencobaan pertama yang pernah dicatat di dalam Alkitab. Setan menawarkan kepada Hawa buah sebagai jalan untuk mencapai sebuah tujuan rohani/spiritual, “pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” (Kejadian 3:5). Warren mengajarkan bahwa Allah “menciptakan gereja untuk memenuhi lima kebutuhan-kebutuhan terdalam” sama seperti Gereja Roma Katolik berkata, “Gereja adalah ibu dari semua orang percaya” (Catechism of the Catholic Church (1994), #181 (Emphasis ours.)). Warren, seperti Gereja Katolik Roma, telah mengubah dari kepatuhan terhadap Firman dan Pribadi dari Allah yang Hidup kepada penundukan terhadap sebuah gereja untuk mencapai suatu kebutuhan. Itu adalah pencobaan yang terdahulu dan terpandai yang manusia ketahui.


“Injil” Warren, Kesalahan Sumber
Rasul Paulus menunjukkan kebutuhan akan Injil melalui fakta bahwa keseluruhan dunia berbuat salah di hadapan Allah. Dia menyatakan, “Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah.” (Roma 3:19) Semua, “pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai” (Efesus 2:3), berbuat salah di hadapan Allah yang Mahakudus. Untuk datang di hadapan-Nya, oleh karena itu, masing-masing memerlukan sebuah kebenaran sempurna. Yakobus meringkas kondisi manusia keseluruhan ketika dia berkata, “Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.” (Yakobus 2:10) Berbuat salah di hadapan Allah menunjukkan kebutuhan akan Injil dan seperti telah diketahui adalah dasar bagi Injil. Penghukuman dosa melalui Roh Kudus yang menggerakkan pendosa untuk percaya sungguh-sungguh di dalam Kristus Yesus saja, seperti pemungut cukai di dalam perumpamaan Tuhan menangis, “Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.” (Lukas 18:13) Bersama Warren, penghukuman akan kesalahn diubah melalui istilah psikologis kepada kondisi “dengan tidak sadar menghukum akan diri sendiri”. Dia menyatakan,
“Banyak orang digerakkan oleh kesalahan.... Orang yang digerakkan oleh kesalahan diselewengkan oleh ingatan-ingatan. Mereka mengizinkan kehidupan masa lalu mereka untuk menguasai kehidupan masa depan mereka. Mereka sering dengan tidak sadar menghukum diri mereka sendiri dengan menyabot/melakukan sabotase keberhasilan mereka sendiri. Ketika Kain berdosa, kesalahannya memisahkannya dari kehadiran Allah, dan Allah berkata, ‘Kamu akan mejadi seorang pengembara yang gelisah di dunia.’ Ini menggambarkan kebanyakan orang sekarang—mengembara melalui kehidupan tanpa tujuan.” (halaman 27-28)
Lebih daripada dosa yang ditunjukkan untuk menjadi sebuah kejahatan akan pentingnya yang tanpa batas/Tuhan karena itu dilakukan melawan seorang Pribadi yang tanpa batas, psikologi pop Warren mendefinisikan dosa sebagai tindakan-tindakan orang “menyabotase kesuksesan mereka sendiri”. Dia melanjutkan,
“Allah tidak akan bertanya tentang latar belakang agamamu atau pandangan-pandangan doktrinalmu. Satu-satunya hal yang akan menjadi persoalannya adalah apakah Anda menerima apa yang Yesus lakukan untukmu dan apakah Anda belajar untuk mencintai dan mempercayai-Nya ?” (halaman 34)

Pembicaraan yang menurut Alkitab, itu adalah kebodohan mutlak untuk memberitahu seorang pendosa yang tidak percaya hanya untuk “belajar untuk mencintai dan mempercayai Anak Allah, Yesus”. Tidak ada orang yang dapat diselamatkan tanpa pengakuan akan dosanya sendiri yang secara pribadi melawan Allah yang Mahakudus, dan tanpa berbalik dari dosa itu. Jadi walaupun memang benar bahwa satu-satunya hal yang menjadi persoalan “adalah belajar untuk mencintai dan mempercayai-Nya”, cinta dan kepercayaan ini tidak mungkin kecuali Roh Kudus telah menyatakan bersalah seseorang bahwa dia adalah seorang pendosa yang rusak tanpa pengharapan apapun di dalam dirinya. Warren berusaha keras untuk mendefinisikan dosa ketika dia menyatakan,
“Semua dosa, pada sumbernya, adalah kegagalan untuk memberikan kemuliaan kepada Allah. Itu adalah mencintai sesuatu yang lain lebih daripada Allah. Menolak untuk membawa kemuliaan kepada Allah adalah pemberontakan yang membanggakan diri dan itu adalah dosa yang mengakibatkan kejatuhan Setan—dan kita, juga. Dalam cara-cara yang berbeda, kita semua hidup untuk kemuliaan diri kita, bukan untuk Allah. Alkitab berkata, ‘Semua orang telah berbuat dosa dan mengurangi kemuliaan Allah.’’” (halaman 55)

Meskipun ini benar, Warren masih tidak mengakui kesalahan pribadi dan kebutuhan pribadi akan kebenaran sempurna dan pengorbanan sempurna dari Kristus. Pernyataan terus-menerus dari Warren akan “kepercayaan diri” seseorang dan “keuntungan sendiri yang benar” akan seseorang, seperti yang segera kita akan buktikan dengan fakta, sama sekali menyangkal apa yang dia katakan tentang “pemberontakan yang membanggakan”. Buku ini dan gerakan, sebaliknya, utamanya dalam menyetujui “kepercayaan diri” dan “keuntungan diri yang benar” maka mendukung dengan sangat “pemberontakan yang membanggakan” yang dinyatakan adalah penyebab kejatuhan kita, tepat seperti setan. Bentuk dari sebuah pernyataan yang kontradiktif yang dibuat oleh Warren membuat ini sulit untuk menganalisa bukunya. Walaupun begitu, itu semua lebih penting untuk melakukan semacam analisa. Tanpa pendirian Rasul Paulus, “Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik.” (Roma 7:18) nampaknya tidak dapat menjadi iman yang benar di dalam Kristus Yesus, maupun sebuah pertumbuhan di dalam pengudusan di hadapan Allah. Kesalahan penting pertama di dalam pesan Injil dari Warren adalah penyangkalan akan sesuatu yang sangat mendasar yang diperlukan bagi keselamatan. Seperti Tuhan sendiri menyatakan, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” (Markus 2:17)

Pusat dari “Injil” Warren
Pesan Injil Warren bertambak buruk seperti yang dimulainya di dalam buku. Dia menjamin para pembacanya,
“Kehidupan yang sesungguhnya mulai dengan mempercayakan diri Anda sepenuhnya kepada Yesus Kristus. Jika Anda tidak yakin Anda telah melakukan ini, semua yang Anda perlu untuk melakukan adalah menerima dan percaya. Alkitab berjanji, ‘Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya’ Akankah Anda menerima tawaran Allah ?” (halaman 58)

Apa yang Warren telah abaikan di dalam pengajarannya akan Yohanes 1:12 adalah bahwa ayat berikutnya, ayat 13, menjelaskan bagaimana seseorang itu dilahirkan kembali, “orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.” Warren sepenuhnya telah mengabaikan fakta bahwa untuk menerima dan percaya bukan kehendak manusia, tetapi dari Allah. Itu adalah anugerah Allah yang membuat seseorang rela untuk percaya, karena hatinya diubah oleh kuasa Allah sendiri. Dengan melewatkan poin penting ini, itu mengubah fokus dari Allah kepada manusia. Sebuah perubahan akan fokus dari Allah kepada manusia ini mematikan untuk keselamatan karena tidak ada kuasa di dalam manusia untuk mengubah dirinya. Anugerah ini harus datang dari Allah. Jika, bagaimanapun caranya, Warren telah mengajar para pembacanya untuk bergantung pada Tuhan untuk anugerah-Nya, dia tidak akan memiliki sebuah pesan yang telah jadi yang laku di pasaran. Bagi Warren, adalah menguntungkan untuk melewatkan “bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah”. Dengan melewatkan faktor penting akan Injil ini, dia sesungguhnya dapat merencanakan bahwa yang mana ayat Alkitab ini dibuang ! Tuhan itu konsisten di dalam firman-Nya, “Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati." Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah.” (Roma 9:15-16) Kehidupan kekal dianugerahkan pada seseorang bukan karena orang tersebut memulai bekerja, tetapi itu karena Allah memberikan keselamatan melampaui belas kasihan dan anugerah-Nya. Ini adalah tujuan Allah yang tertulis. Tujuan tertulis Warren adalah kebalikannya. Itu mulai, dia mengatakan, dengan manusia, “Kehidupan sesungguhnya mulai dengan mempercayakan diri Anda...” Tetapi ini adalah sebuah penipuan yang mana Warren harus membayarnya di hadapan Allah yang Mahakudus. “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan... Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup.” (Galatia 6:7 ; Ibrani 10: 31) Kekuasaan dan hasrat akan kemarahan Allah yang sengit/menyakitkan adalah hebat. Itu akan menjadi kesengsaraan kekal bagi siapapun yang mengajar “injil” palsu, penghukuman mereka pasti datang dari tangan Anda sendiri.




Perkembangan-perkembangan Warren dalam Pesan Injil Palsunya
“Pertama, percaya. Percaya kepada Allah yang mencintai Anda dan membuat Anda bagi tujuan-tujuan-Nya. Percaya Anda bukan sebuah kebetulan. Percaya Anda dibuat untuk hidup selama-lamanya. Percaya Allah telah memilih Anda untuk memiliki sebuah hubungan dengan Yesus, yang mati di kayu salib bagi Anda. Percaya bahwa tidak peduali apapun yang Anda telah lakukan, Allah ingin mengampuni Anda.

Kedua, menerima. Menerima Yesus ke dalam kehidupan Anda sebagai Tuhan dan Juruselamat. Menerima pengampunannya bagi dosa-dosa Anda. Menerima Roh-Nya, yang akan memberikan kepada Anda kuasa untuk menyelesaikan tujuan hidup Anda. Di manapun Anda sedang membaca ini, saya mengundang Anda untuk menundukkan kepala Anda dan dengan tenang membisikkan doa yang akan mengubah keabadian Anda : ‘Yesus, saya percaya di dalam-Mu dan saya menerima-Mu.’ Teruskan. “Jika Anda dengan tulus mengatakan doa itu, selamat ! Selamat datang ke dalam keluarga Allah !” (halaman 58-59)

Menurut pengajaran Warren, itu adalah doa bahwa sebuah bisikan yang mengubah seseorang kepada keabadian. Malahan memperbesar kejahatan dosa dan menjabarkan konsekuensi-konsekuensi kekalnya, Warren berkata, “Percayalah bahwa apapun yang Anda telah lakukan, Allah ingin mengampuni Anda.” Dengan satu kebohongan yang menarik, dia berusaha untuk menghapus semua pengajaran dari para nabi di dalam Perjanjian Lama dan Tuhan Yesus Kristus dan para Rasul dalam pengajaran konsistennya pada kebencian terhadap dosa dan kebutuhan akan pertobatan. Sebagai pengganti Injil sebagai “kekuatan Allah yang menyelamatkan” “Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman,” (Roma 1:16-17) Warren hanya memberikan sebuah bisikan doa. Adalah sulit untuk membayangkan sebuah penghinaan yang lebih besar kepada Kristus Yesus, yang kehidupan dan pengorbanan sempurna-Nya adalah dasar dari keselamatan sejati.

Rasul Paulus menyatakan bahwa kebenaran Allah dinyatakan, “Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi,”(Roma 3:21) Di hadapan Allah, dosa harus dihukum dan kebenaran yang sejati ditegakkan. Kekudusan Allah menuntut kehidupan dan pengorbanan yang sempurna dari Kristus Yesus untuk memuaskan kemarah-Nya melawan dosa. Tetapi bagi Warren, seperti yang telah kita perhatikan, dosa dikatakan menjadi “mensabotase...kesuksesan” jadi konsep keseluruhan dari kebenaran yang sempurna yang dinyatakan di hadapan Allah sama sekali hilang. Dari penghapusan menuju penghapusan konsep akan anugerah sebagai alat memperoleh kebenaran yang sempurna itu. Menurut ajaran Warren, keselamatan adalah “menundukkan kepalamu dan dengan tenang membisikkan doa yang akan mengubah kekekalanmu.” Di dalam Alkitab, keselamatan adalah tindakan Allah berdasarkan karya yang diselesaikan Kristus di atas kayu salib yang dipercayakan kepada orang percaya sejati, “dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” (Roma 3:24) Tindakan langsung Allah menunjukkan anugerah-Nya supaya mata kita dipusatkan pada-Nya dalam iman. Mengerti “injil” palsu Warren, dan terlalu berani mengejutkan, “selamat datang ke dalam keluarga Allah”, kita dapat tetapi mengulangi perkataan-perkataan Tuhan, “Celakalah kamu, … karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang.” (Matius 23:13) Melalui “injil” palsu dan jaminan palsu akan izin masuk ke dalam keluarga Allah, Warren telah lebih lanjut menghalangi pencarian akan kebenaran, “Celakalah kamu… sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan.” (Lukas 11:52) Injil, yang di dalamnya karya Tuhan yang sempurna dinyatakan, sedemikian hingga membuat itu tidak dapat diganti oleh sebuah kebohongan yang mengabaikan dosa dan menambahkan sebuah doa yang dibisikkan yang menghina arti dan penerapan dari penebusan. Penggantian akan tujuan Warren sebagai pengganti tujuan Allah memiliki konsekuensi yang mengerikan : “Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.” (Galatia 1:8) Kristus Yesus Tuhan dan Injil-Nya tidak dapat dihina dengan kebebasan dari hukuman, kerugian dan sebagainya. Sebagai penerima dari barang-barang curian yang diperhitungkan sebagai pencuri, jadi seseorang yang mempromosikan sebuah “injil” palsu sedemikian dapat diperhitungkan di dalam pandangan Allah sebagai penipu dirinya sendiri.

Kepercayaan Diri : Pemujaan Manusia
Sesuatu yang mendasar dalam program Warren adalah seruan/permohonan yang kuat akan hasil spontan yang dijanjikan dalam penambahan akan khayalan-khayalan seseorang akan kepercayaan dirinya sendiri. Apa yang sepenuhnya diabaikan adalah fakta serius bahwa secara natur manusia adalah ciptaan yang telah terjatuh, terasing dari kehidupan Allah, mati di dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa, dan bahwa pengharapannya hanya di luar dirinya dan hanya di dalam Kristus Yesus. Meskipun Warren menyatakan bahwa buku ini “bukan tentang kamu” (halaman 17), perhatian utama adalah secara terus-menerus meningkatkan “kepercayaan diri” seseorang. Dia terus-menerus menarik perhatian pada kepentingan-kepentingan diri sendiri para pembaca. Berikut ini adalah beberapa contoh-contohnya,
“Cara Anda memperhatikan kehidupan Anda membentuk kehidupan Anda. Bagaimana Anda mendefinisikan kehidupan menentukan destini Anda” (halaman 41).

“Anda adalah sebuah berkas dari kemampuan-kemampuan yang luar biasa, sebuah ciptaan Allah yang menakjubkan. Bagian dari pertanggungjawaban greja adalah untuk mengenali dan membebaskan kemampuan-kemampuan Anda untuk melayani Allah” (halaman 242).

“Penggunaan terbaik akan hidup Anda adalah untuk melayani Tuhan keluar dari keadaan Anda. Untuk melakukan ini, Anda harus menemukan jati diri Anda, belajar untuk menerima dan menikmatinya, dan kemudian mengembangkannya untuk kemampuannya yang terpenuh” (halaman 249).

Ini berhubungan dekat dengan Hinduisme dalam pengajarannya, “Dengan mengerti Dirimu yang sebenarnya, dengan mendekat untuk mengetahui jiwa abadinya seseorang, seseorang kemudian sampai pada pengetahuan akan Brahman itu sendiri...” [Atman and Brahman seperti yang dijelaskan dalam http://www.wsu.edu:8080/~dee/GLOSSARY/BRAHMAN.HTM 12/2/2002] Sewaktu pengajaran Warren dibandingkan dengan Hinduisme, sumber yang paling sesuai akan pengajaran Warren adalah Carl Jung. Menemukan “kekuatan akan pengaruh tersembunyi” seseorang atau kemampuan yang terpenuh adalah apa yang Jung ajarkan, “Hanya orang yang secara sadar dapat menyetujui akan kekuatan pengaruh tersembunyi menjadi seorang person/pribadi.”[The Development of Personality Collected Works 17 seperti yang dikutip pada http://www.sacredsandwich.com/warren_jung_chart.htm 11/18/04] Apa yang jauh lebih serius adalah bahwa pengajaran Warren memiliki ide dasar yang sama dengan Katolik Roma. Titik pangkal (sumber) dasar resmi Vatikan adalah manusia itu sendiri. Roma menyatakan,
“Adalah manusia sendiri yang harus diselamatkan : adalah umat manusia yang harus diperbaharui. Adalah manusia, karena itu, adalah kunci kepada diskusi ini, manusia dianggap penuh dan lengkap, dengan tubuh dan jiwa, perasaan dan hati nurani, pikiran dan keinginan. Inilah alasan mengapa sinode suci ini, dalam menyatakan masa depan indah manusia dan menegaskan sebuah elemen ilahi di dalamnya, menawarkan untuk bekerja sama secara terbuka dengan umat manusia dalam memelihara sebuah perasaan persaudaraan agar sesuai dengan masa depan mereka ini.” [Dokumen Vatikan II No. 64, Gaudium et Spes, 7 Dec 1965 di Konsili Vatikan II The Conciliar and Post Conciliar Documents, Austin P. Flannery, ed., 1981 edition (Northport, NY: Costello Publ. Co. 1975) paragraf 3]

“Menemukan penerimaan identitas seseorang dan menikmatinya mengembangkannya untuk kemampuan yang terpenuh” adalah dasar utama yang sama seperti Gereja Roma Katolik dan Hinduisme miliki, seperti yang telah kita perhatikan, tetapi persamaan ini adalah benar juga akan Islam dan Buddhisme—semua dari mereka memiliki kebaikan dasar dari umat manusia sebagai titik pusat mereka. Warren meringkaskan dasar yang utama dalam kata-kata berikut,
“Jika Anda begitu penting bagi Allah, dan Dia menganggap Anda cukup berharga untuk tinggal dengan-Nya pada kekekalan, seberapa besarkah makna yang dapat Anda miliki?” (halaman 63)

Alkitab, bagaimanapun, menggambarkan tidak ada kebaikan apapun di dalam manusia. Lebih tepatnya Roh Kudus mengajar bahwa, “Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?” [Yeremia 17:9] “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!” [Yeremia 17:5]

Warren terlalu jauh memutarbalikkan sebuah teks Alkitab untuk menegaskan konsep yang disimpannya akan “diri sendiri yang murni.” Dia menyatakan, “Alkitab berkata, ‘Pertolongan terhadap diri sendiri bukan pertolongan sama sekali. Pengorbanan terhadap diri sendiri adalah jalan, jalanku, untuk menemukan diri Anda, diri Anda sendiri yang sejati’” (halaman 19). Kutipan yang dia kutip adalah sebuah parafrase yang dirancang akan Matius 16:25 dari Perintah Tuhan Yesus. Tuhan sebenarnya mengatakan, “Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” Tuhan dengan jelas mengajar bahwa kita diminta untuk memperhitungkan hidup kita mati untuk mengikut-Nya. Kutipan ini tidak mengajar apapun tentang “diri sendiri yang sejati” atau kepercayaan diri. Warren menggunakan tafsiran palsu untuk mengkhayalkan bahwa Tuhan telah berbicara akan “menemukan diri Anda sendiri, diri Anda yang sejati”. Kegemaran akan menemukan diri Anda yang benar, satu dari tanda kerumunan orang hippy (orang yang menolak kebiasaan atau adat istiadat dalam masyarakat) pada tahun 1960, sekarang telah membuat tandanya di dalam perendahan harga diri keKristenan yang terkenal.

“Keselamatan” yang Memuliakan Diri adalah Sia-sia
Pemuliaan akan manusia yang sama ini diajarkan Warren dalam banyak cara-cara yang berbeda.
“Anda hanya membawa Allah sesuatu yang menyenangkan melalui keberadaan Anda. Kapanpun Anda menolak beberapa bagian dari diri Anda sendiri, Anda menolak kebijaksanaan dan kedaulata Allah dalam menciptakan Anda” (halaman 75).

“Ketika Anda sedang tidur, Allah memandang Anda dengan kasih, karena Anda adalah tujuan-Nya. Dia mengasihi Anda seolah-olah Anda adalah satu-satunya orang di bumi” (halaman 75).

Tetapi Warren tidak berhenti di sini dengan pemujaannya akan manusia. Titik tertinggi dari pemujaannya akan manusia ditemukan di dalam pernyataan yang membuat jasa pribadi dari pembaca terhadap tujuan kematian Kristus di kayu salib. Dengan melakukan demikian, “kepercayaan diri” didorong menuju ke suatu titik yang bukan hanya menyesatkan Injil tetapi juga menghina Tuhan itu sendiri. Warren menyatakan,
“Jika Anda ingin mengetahui seberapa pentingnya Anda bagi Allah, lihatlah pada Kristus dengan lengan-Nya yang terentang di kayu salib, berkata, ‘Aku begitu mengasihimu ! Aku lebih baik mati ketimbang hidup tanpamu’” (halaman 79)

Kata-kata ini, “Aku lebih baik mati ketimbang hidup tanpamu” adalah bagian dari sebuah lirik dari Backstreet Boys {sebuah grup band muda asal Amerika Serikat} [http://sozluk.sourtimes.org/show.asp?t=ill+never+break+your+heart 11/16/04]. Kata-kata ini, diletakkan ke dalam mulut Tuhan Yesus Kristus oleh Warren, adalah sebuah umpatan terhadap Tuhan. Kristus Yesus adalah Allah—manusia, tidak memiliki sebuah kasih yang bergantung pada manusia. Jika Dia memiliki sebuah kebergantungan demikian, Dia tidak akan menjadi Allah. Dengan mengajarkan bahwa kasih Tuhan Yesus Kristus adalah berdosa, seperti yang Warren lakukan, itu adalah sebuah penghinaan dan ketidaksopanan. Itu memuliakan manusia berdosa kepada sebuah posisi penguasaan pada Anak Allah yang kekal. Dapatkah sebuah imajinasi demikian berarti sesuatu kecuali kata-kata makian ? “Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.” [Wahyu 13:6]

Di dalam Alkitab, kasih dan pengorbanan Kristus adalah untuk menunjukkan bahwa Allah adalah, “benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.” (Roma 3:26) Akan tetapi, ajaran Warren membuat yang hidup dengan manusia berdosa hiasan akan tujuan Allah. Di dalam Alkitab, perhatian akan tujuan Allah adalah demonstrasi akan keadilan dan kekudusan-Nya dalam Pribadi dan pengorbanan Kristus Yesus. Manusia berdosa dimasukkan di dalam pewujudnyataan akan kebenaran Allah ini sebagai seorang penerima melalui anugerah dari penebusan yang dibayar. Pemuliaan besar akan manusia berdosa dari Warren kepada jangkauannya bahwa Kristus Yesus lebih baik mati ketimbang untuk hidup tanpanya secara keseluruhan bertentangan dengan berita Alkitab bahwa Allah melalukan semuanya bagi kemuliaan-Nya sendiri. Segala sesuatu adalah dari Dia dan untuk Dia, dan karena itu segala sesuatu adalah bagi Dia dan untuk Dia. Dia membuat semua ciptaan menurut kehendak-Nya dan bagi kemuliaan-Nya. Tujuan dari Tuhan Allah yang Mahakuasa menyingkapkan ejekan, kesombongan, dan umpatan terhadap Tuhan dari Rick Warren.

Manusia yang terjatuh rusak dalam setiap bagian natur dan keberadaannya, dan tidak ada di dalam kekuatannya untuk melepaskan kerusakannya, untuk menyelamatkan dirinya atau menyelamatkan dirinya. Untuk mencoba untuk memuliakan manusia yang jatuh, seperti yang Warren lakukan, adalah sia-sia karena tidak ada keselamatan moral di dalam jasa manusia. Pengharapan satu-satunya seseorang bersandar di luar dirinya, di dalam jasa dan kuasa Allah. Natur manusia seperti telah diketahui mati di dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa. Air tidak dapat mengalir naik ke atas bukit, demikian juga tindakan manusia biasa berlawanan dengan naturnya yang penuh kesalahan. Semua manusia kekurangan prinsip-prinsip dan kuasa akan kehidupan spiritual. Mereka dipisahkan dari Allah, Sumber hidup. Mereka secara rohani mati seperti seorang kriminal yang dijatuhkan hukuman sebagai orang yang mati. Maka Tuhan kita Kristus Yesus menyatakan, “sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.” (Markus 7:21-23) Kristus menyatakan, “Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging.” (Yohanes 3:6—penerjemah) Dia menunjukkan bahwa yang dikembangkan oleh manusia yang jatuh itu rusak. Jika prinsip akan kepercayaan diri dan kemampuan untuk memilih Kristus adalah benar, kesimpulan yang tak dapat dihindarkan mengikuti bahwa siapapun yang menggunakan kemampuannya untuk memilih Kristus dapat secara sah membanggakan diri akan partisipasi aktifnya di dalam keselamatannya. Tetapi Kebenarannya adalah iman itu sendiri adalah pemberiaan Allah, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” (Efesus 2:8-9) Hingga seseorang menyadari kondisi pribadinya yang secara rohani mati di hadapan Allah yang Mahakudus, seseorang tidak pernah akan menghargai anugerah Allah sama sekali. Keselamatan mulai bukan di dalam kepercayaan diri dan pengembangan diri tetapi melalui kuasa Allah. Alkitab benar-benar jelas pada hal ini, “Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran,” (Yakobus 1:18) “karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” (Filipi 2:13) Allah memberikan kehidupan kepada keinginan rohani manusia yang mati dengan memberikan anugerah-Nya. Itu adalah kuasa Roh Kudus yang menguasai harga diri dari manusia biasa, sehingga seseorang siap untuk mengikut Kristus untuk menerima kehidupan. Di dalam perkataan Tuhan sendiri, “Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup.” (Yohanes 5:25) Seperti yang Tuhan juga jelaskan, “Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku.” (Yohanes 6:45)

“Keselamatan diri” yang dipromosikan berdasarkan jasa dan kemuliaan manusia ditanamkan di dalam natur manusia. Itu ditemukan di dalam semua agama-agama yang dibuat manusia. Itu sangat penting bagi pesan dari buku dan gerakan Warren. Pengajaran-pengajaran Warren menolak kebenaran Alkitab bahwa manusia sepenuhnya rusak. Kemudian, dia menolak keharusan mutlak akan anugerah Allah. Hubungan antara kematian rohani dan anugerah secara tulisan diberikan di dalam Alkitab, “supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” (Roma 5:21) Tanpa pengertian akan kerusakan rusak akan seseorang yang kepadanya Injil diberikan, Injil akan tersisa sebuah huruf yang mati. Dalam mengecualikan kebenaran Alkitab bahwa “Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.” (Roma 3:10 dan menggantikan hal itu dengan kepercayaan diri manusia, kesombongan Warren telah mencapai sebuah tingkat yang diprediksikan di dalam Alkitab, “Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!” (Yesaya 14:14)

Kesimpulan
Sekarang bahwa kita telah mencatat bahwa sebuah pesan “injil” palsu yang diberikan di dalam 40 Days of Purpose di dalam The Purpose-Driven Life, kita diwajibkan untuk “tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.” (Yudas 1:3), dan untuk “teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil,” (Filipi 1:27). Melalui gerakan Warren, orang-orang awam ditipu pada pengertian Injil keselamatan yang sebenarnya. Jumlah yang sangat banyak dengan tulus percaya bahwa mereka telah menerima Kristus sebagai Juruselamat mereka secara pribadi sedangkan sesungguhnya semua yang telah mereka dapatkan ke dalam tangan kanannya adalah sebuah ritual buatan manusia dan komitmen “perjanjian” kepada sebuah gereja, yang mana mereka telah mengharuskan diri mereka demi janji untuk ditepati. Walaupun banyak dari artikel-artikel berkenaan dengan Warren memuji hal-hal yang baik yang Warren telah katakan, mereka lupa bahwa Tuhan sendiri dan para Rasul-Nya sama sekali menyalahkan penawaran sebuah “injil” palsu. Bagaimana kita dapat mengharapkan kebangunan sejati apapun dan membawa akan kebenaran kekal dari Kristus Yesus ke dalam kehidupan orang-orang laki dan perempuan, jika kita tidak berkeinginan untuk menyingkapkan keangkuhan/tuntutan dari mereka yang memanfaatkan seorang “kristus” yang tidak diketahui di dalam halaman-halaman Alkitab, yang menawarkan “injil” palsu dan yang berkeinginan untuk memuji para penggemar akan sistem gereja Katolik Roma yang murtad ? Dia adalah seorang pembohong yang dengan sengaja menipu, setelah semua cahaya Injil anugerah telah diterangkan dengan jelas. Itu tidak harus dipikir aneh bahwa ada banyak pembohong yang menggunakan nama Tuhan Yesus Kristus dan kemuliaan-Nya sekarang, karena hal ini telah ada sejak dahulu, bahkan di dalam zaman para rasul. Bahaya dan dosa dari penyimpangan dari Injil sejati sesungguhnya dan kenyataannya merupakan penyimpangan dari Allah sendiri. “Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak.” (2 Yohanes 1:9)
Untuk informasi selanjutnya pada pengajaran-pengajaran yang salah dari Rick Warren, sejumlah besar guru-guru yang salah yang dia promosikan, dan terjemahan-terjemahan yang salah yang dia gunakan dalam bukunya Purpose Driven Life, saya menganjurkan buku dokumenter yang diberi judul Who’s Driving the Purpose Driven Church ? oleh James Sundquist. Ini diterbitkan oleh Penerbit Bible Belt dan tersedia di Southwest Radio Church Ministries di http://www.swrc.com/offers/index.htm#h616. Atau hubungi telepon bebas pulsa : 1-800-652-1144.

Soli DEO Gloria

No comments: