31 March 2013
Resensi Buku-213: REINVENTING JESUS (J. Ed Komoszewski, Th.M., dkk)
Dapatkah
Perjanjian Baru dipercaya? Apa yang dikatakan Perjanjian Baru khususnya Injil
tentang Tuhan Yesus itu benar? Bagaimana dengan film dan novel laris The Da Vinci Code, dkk? Benarkah budaya
populer yang sekarang menyerang Kekristenan itu dapat dipercaya?
Temukan jawabannya dalam:
Buku
REINVENTING JESUS:
Bagaimana Para Pemikir Skeptis Keliru Memahami
Yesus dan Menyesatkan Budaya Populer
oleh:
J. Ed Komoszewski, Th.M.
Prof. M. James Sawyer, Ph.D.
Prof. Daniel B. Wallace, Ph.D.
Penerbit: Literatur Perkantas, Jakarta, 2011
Penerjemah: Pdt. Anwar Tjen, Ph.D. dan Pericles G. Katoppo
Di dalam
bukunya, ketiga penulis yang mendalami studi Biblika Perjanjian Baru mengajar
kita tentang pentingnya orang Kristen mengerti sejarah dengan tepat dan
bertanggung jawab. Dengan motivasi inilah, mereka menjelaskan perihal
pentingnya kita percaya bahwa Perjanjian Baru khususnya Injil merupakan kitab
yang dapat dipercaya secara historis. Hal ini dipaparkan oleh mereka di bagian
1 yang terdiri dari 3 bab yang menjelaskan tentang dapat dipercayanya keempat
Injil yang berkaitan dengan Pribadi Tuhan Yesus. Matius, Markus, Lukas, dan
Yohanes adalah penulis kitab Injil sejati yang mencatat apa yang dikatakan dan
dilakukan Tuhan Yesus selama Ia ada di dunia. Meskipun Markus dan Lukas bukan
murid Tuhan Yesus langsung, tetapi mereka mencatat detail peristiwa Tuhan Yesus
dari sumber pertama yaitu murid Tuhan Yesus (Markus mencatat dari rasul Petrus,
sedangkan Lukas mencatat dari rasul Paulus). Mereka juga mengacu kepada tradisi
lisan yang beredar pada zaman tersebut tentang apa saja yang dikatakan dan
dilakukan oleh Tuhan Yesus. Tradisi lisan tersebut dapat dipercaya keakuratannya,
karena budaya mengingat orang Israel zaman dahulu berbeda dari kita yang hidup
di zaman sekarang. Dapat dipercayanya kitab-kitab Injil mengakibatkan kita
percaya bahwa kitab-kitab lain dalam Perjanjian Baru juga dapat dipercaya.
Mengapa? Karena bukti sejarah mengatakan bahwa terdapat ribuan bahkan puluhan
ribu manuskrip-manuskrip Yunani yang disalin dari teks asli, naskah-naskah
terjemahan, dan kutipan para bapa gereja untuk kepentingan liturgi. Dari
bukti-bukti tersebut, kita dapat merekonstruksi mana yang sesuai dengan teks
asli Yunaninya yaitu dengan menggunakan kritik teks. Hal ini dibahas di bagian
2 yang terdiri dari 5 bab. Karena Perjanjian Baru dapat dipercaya, maka
bagaimana kitab-kitab PB tersebut dapat dijadikan standar bagi orang Kristen?
Bagaimana gereja ikut berperan di dalam proses kanonisasi tersebut? Hal ini
dibahas di bagian 3 yang terdiri dari 3 bab. Jika Perjanjian Baru dapat
dipercaya dan gereja memiliki batas kanon yang tepat, pertanyaan selanjutnya,
bagaimana kita mengetahui bahwa inti Perjanjian Baru yaitu Tuhan Yesus dapat
dipercaya keakuratannya? Kalau kita hanya mengandalkan Perjanjian Baru untuk
mengetahui Tuhan Yesus itu wajar, namun apakah ada data di luar Perjanjian Baru
yang bisa dipercaya yang mengisahkan Tuhan Yesus di dunia? Kesemuanya ini
dibahas di bagian 4 yang terdiri dari 4 bab. Dan terakhir, jika isi PB dan data
di luar PB itu sudah benar mengisahkan Tuhan Yesus, bagaimana kita mengetahui
bahwa semuanya itu asli dan bukan jiplakan dari agama-agama misteri Timur seperti
yang dituduhkan oleh para pemikir skeptis di zaman ini? Hal ini dibahas tuntas
di bagian terakhir yang terdiri dari 3 bab dengan kesimpulan bahwa meskipun ada
kemiripan antara kisah Tuhan Yesus dengan agama-agama misteri Timur, fakta
mengatakan bahwa bukan agama-agama misteri yang mempengaruhi Kekristenan,
tetapi Kekristenan yang mempengaruhi agama-agama Timur dan juga Kekristenan
jauh lebih tinggi dari agama-agama misteri. Sebagai kesimpulan terakhir, ketiga
penulis buku ini menyatakan bahwa mempercayai Tuhan Yesus di dalam Alkitab
merupakan tindakan iman, namun tentu saja tindakan iman perlu disertai dengan
bukti-bukti historis yang dapat dipercaya, meskipun iman tidak didasarkan pada
bukti-bukti historis. Biarlah buku apologetika dan studi Biblika ini menguatkan
iman Kristen kita bahwa Alkitab khususnya Perjanjian Baru dapat diandalkan
keakuratan historisnya.
Testimoni:
“Dalam suatu
horizon media yang sekarang ini dipenuhi oleh karikatur-karikatur Kristus dan
gereja yang didirikan-Nya, Reinventing
Jesus bagaikan angin segar yang membawa kejujuran tentang asal-usul
Kekristenan. Orang perlu tahu bahwa Injil dan catatan-catatan awal tentang
gereja sangat bisa diandalkan, tetapi mereka telah disesatkan oleh membanjirnya
buku-buku, film-film, dan acara-acara khusus di televisi yang menawarkan
pemutarbalikan fakta ketimbang kebenaran, sensasi ketimbang akal sehat, dan
hal-hal radikal ketimbang kenyataan. Tidak seperti para penulis dan penerbit
yang telah menjual jiwa mereka demi uang, para penulis buku ini tidak
memalsukan satu suku kata pun dengan mengorbankan kebenaran, dan saya tidak
bisa memikirkan satu buku lain pun yang lebih pas “pada masa seperti ini.”
Walaupun ditujukan bagi masyarakat secara umum, para profesional juga bisa
membaca buku ini dan memperoleh manfaat yang besar. Saya mengalaminya!
Prof.
Paul L. Maier, Ph.D.
(Penulis buku In the Fullness of Time, Russell H. Seibert Professor of
Ancient History di Western Michigan University, U.S.A., dan Wakil Presiden
kedua dari Gereja Lutheran—Sinode Missouri; Master
of Arts—M.A. dari Harvard University; Master
of Divinity—M.Div. dari Concordia Seminary, St. Louis; dan Doctor of Philosophy—Ph.D. summa
cum laude dari University of Basel, Switzerland)
“Dalam budaya
kita yang postmodern dan sekuler, agama diperlakukan bagaikan iman buta yang
diprivatisasi dan direlatifkan yang nilainya hanya bermakna bagi mereka yang
sudah tercebur ke sana. Untuk menyesuaikan diri dengan keadaan ini, Yesus telah
dibentuk dan direka ulang agar cocok dengan hampir semua ideologi yang ada.
Ketika ini dilakukan oleh para ahli, orang percaya pada umumnya mungkin
memperoleh kesan bahwa sesuatu telah ditemukan oleh mereka yang lebih tahu, dan
menyebabkan pandangan yang ortodoks tentang Yesus menjadi naif dan tidak
beralasan. Reinventing Jesus
mengoreksi kesan ini dan menyajikan suatu pembelaan yang teliti dan enak dibaca
tentang pemahaman ortodoks akan Yesus. Walaupun kebanyakan buku dari jenis ini
secaera eksklusif memfokuskan diri pada historisitas umum naskah-naskah
Perjanjian Baru, Reinventing Jesus secara
unik mencakup sekaligus melampaui hal ini dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
tentang akurasi bahan-bahan tekstual Perjanjian Baru, kredibilitas kanon PB,
dan relasi antara Yesus dan gerakan Kristologi evolusioner yang berakar dalam
mitos-mitos agama kafir. Buku ini adalah sumber bacaan yang berharga.”
Prof.
James Porter (J. P.) Moreland, Ph.D.
“Melalui
pembahasan yang sehat, dokumentasi yang kuat, dan gaya yang bagus, buku ini mengungkap
kebohongan dalam banyak klaim populer tetapi menyesatkan tentang Yesus dan
Kekristenan mula-mula yang mengingkari kebenaran obyektif dan kekuatan Injil.
Ini adalah suatu obat yang menarik, tepat waktu, dan dibutuhkan bagi pembusukan
kebenaran yang menginfeksi persepsi budaya kita tentang Kekristenan.”
Prof.
Douglas Groothuis, Ph.D.
(Penulis buku On Jesus dan Profesor Filsafat di Denver
Seminary; B.S. dari University
of Oregon; M.A. dalam bidang Filsafat dari University of Wisconsin–Madison; dan
Ph.D. dari University of Oregon)
“Kita hidup
dalam suatu era yang membanjiri kita dengan buku-buku yang menyajikan berbagai
jenis klaim tentang Yesus. Mereka mencoba melemahkan pemikiran bahwa kita
memiliki suatu potret yang bisa dipercaya tentang Dia. Jadi sungguh menyegarkan
melihat suatu buku yang bisa menjernihkan apa yang tampak bagaikan kabut. Reinventing Jesus secara efektif
menyajikan sisi lain dari debat publik tentang Yesus, di mana spekulasi yang
gemerlap terlihat lebih mirip realitas yang nyata ketimbang sejarah yang sering
diklaimnya.”
Prof.
Darrell L. Bock, Ph.D.
“Reinventing Jesus menempatkan kajian
kelas tinggi ke tempat yang lebih populer. Komoszewski, Sawyer, dan Wallace
telah mengukir suatu buku yang dikaji secara seksama, memuat banyak sekali
dokumen-dokumen, dan ditulis dengan jelas. Buku ini akan sangat memuaskan upaya
pembaca serius mana pun yang mencari bukti-bukti nyata di balik keyakinan
historis tentang keilahian Kristus.”
Rev.
Joslin (Josh) McDowell, M.Div., LL.D. (HC)
(Penulis,
pendiri Josh McDowell Ministries, dan
pembicara internasional; B.A. dari Wheaton College, Illinois; Master of Divinity—M.Div. magna cum laude dari Talbot School of
Theology, Biola University, U.S.A.; dan dianugerahi gelar Doctor of Laws—LL.D. dari Simon Greenleaf School of Law {sekarang: Trinity Law School})
Profil
para
penulis:
J. Ed
Komoszweski, Th.M. adalah pendiri dan direktur dari Christus Nexus, sebuah organisasi non-profit yang didedikasikan
untuk menyatakan realitas, kekayaan, dan relevansi dari Inkarnasi. Beliau juga
mengajar studi Biblika dan theologi di Northwestern College sekaligus menjabat
sebagai direktur riset untuk Josh McDowell Ministry. Beliau menyelesaikan studi
Master of Theology (Th.M.) dengan
predikat summa cum laude di Dallas
Theological Seminary, U.S.A. dan sedang menyelesaikan studi Doctor of Ministry (D.Min.) di tempat
yang sama.
Prof. M. James Sawyer,
Ph.D. adalah Professor
di A.W. Tozer Seminary dan Direktur Sacred
Saga Ministries. Beliau menyelesaikan studi Master of Theology (Th.M.) dan Doctor
of Philosophy (Ph.D.) dalam bidang Theologi Historika di Dallas Theological
Seminary, U.S.A. Beliau menikah dengan Kay Fuqua pada Desember 1973 dan
dikaruniai 4 anak laki-laki.
Prof. Daniel Baird
Wallace, Ph.D. yang
lahir pada tanggal 5 Juni 1952 di California adalah Profesor Perjanjian Baru di
Dallas Theological Seminary, U.S.A. dan pendiri sekaligus Direktur Eksekutif the Center for the Study of New Testament Manuscripts. Beliau juga adalah anggota
dari: the Society of New Testament
Studies, the Institute for Biblical
Research, the Society of Biblical
Literature, dan the Evangelical Theological
Society. Selain itu, beliau juga menjadi editor Perjanjian Baru senior bagi
the NET Bible dan editor bersama dari
the NET-Nestle Greek-English. Beliau
menyelesaikan studi Bachelor of Arts (B.A.)
di Biola University, U.S.A.; Th.M. dan Ph.D. di Dallas Theological Seminary.
Beliau menyelesaikan studi post-doktoral dalam bidang tata bahasa Yunani di
Tyndale House di Cambridge, studi kritik teks di the Institut für
neutestamentliche Textforschung di Münster, dan di the Universität Tübingen,
Jerman. Beliau menikah dengan Pali dan dikaruniai 4 anak laki-laki, 3 menantu
perempuan, dan satu cucu perempuan.
24 March 2013
Resensi Buku-212: KESELAMATAN MILIK ALLAH KAMI (Rev. Christopher J. H. Wright, Ph.D.)
Setiap orang
Kristen yang sungguh-sungguh adalah mereka yang telah diselamatkan oleh
anugerah Allah di dalam Kristus. Pertanyaan selanjutnya, apa makna keselamatan
tersebut?
Temukan jawabannya dalam:
Buku
KESELAMATAN MILIK ALLAH KAMI:
Merayakan Kisah Utama Alkitab
oleh: Rev. Christopher J. H. Wright, Ph.D.
Penerbit: Literatur Perkantas Jatim, 2011
Penerjemah: Christine Ike dan The Boen Giok
Mengawali
pembahasannya, Rev. Christopher J. H. Wright, Ph.D. mengambil nats di Wahyu
7:10, “Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas
takhta dan bagi Anak Domba!” sebagai dasar untuk menjelaskan keselamatan
secara Alkitabiah. Satu ayat ini diuraikan oleh Dr. Wright ke dalam 7 bab, di
mana di bab awal, beliau menjelaskan bahwa keselamatan itu diperuntukkan bagi
manusia. Oleh karena itu, untuk memperjelaskan bab 1 ini, beliau menguraikan
makna keselamatan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kemudian, di bab
2, Dr. Wright menjelaskan bagian pertama dari Wahyu 7:10 ini yaitu “Keselamatan
bagi Allah kami” dengan menguraikan
bahwa keselamatan berkaitan erat dengan identitas unik Allah yang mengadakan
perjanjian. Prinsip perjanjian atau kovenan Allah ini dijelaskan lebih detail
baik secara berkat perjanjian maupun kisah perjanjian di bab 3 dan 4. Namun
perlu diperhatikan bahwa keselamatan bukan hanya sekumpulan doktrin yang
diimani, tetapi juga perlu dialami, oleh karena itu di bab 5, Dr. Wright
menjelaskan bagaimana orang Kristen dapat mengalami keselamatan tersebut dan
mengalami jaminan keselamatan. Keselamatan bukan hanya sekadar pengalaman,
tetapi berkaitan erat juga dengan Allah yang berdaulat yang menyelamatkan
tersebut. Dengan mengacu pada bagian kedua di Wahyu 7:10, “yang duduk di atas
takhta” dan penyelidikan PL dan PB, Dr. Wright menjelaskan prinsip keselamatan
di dalam kedaulatan Allah dan beliau juga menguraikan bagaimana dengan mereka
yang belum menerima Kristus. Dan terakhir, Dr. Wright menjelaskan bagian
terakhir dari Wahyu 7:10, “bagi Anak Domba” dengan mengaitkan keselamatan yang
berpusat pada Kristus yang memiliki signifikansi bagi penginjilan dan misi
sosial kita. Biarlah buku ini dapat mencerahkan hati dan pikiran kita tentang
betapa dahsyatnya karya keselamatan yang Allah kerjakan di dalam hidup umat-Nya
sekaligus kita bersyukur atas karya-Nya itu.
Profil Dr. Christopher J. H. Wright:
Rev. Christopher J. H. Wright, Ph.D. yang
lahir di Belfast,
Irlandia Utara pada tahun 1947 adalah Direktur
Internasional dari Langham Partnership
International, induk organisasi dari John Stott Ministries, sebuah lembaga
yang menyediakan literatur, beasiswa, dan pelatihan khotbah untuk para pendeta
dan seminari di negara berkembang. Beliau juga menjabat sebagai anggota
kehormatan di All Souls Church, Langham Place, London, Inggris dan ketua dari: Lausanne Movement’s Theology Working Group
dan the Theological Resource Panel of
TEAR Fund. Beliau menyelesaikan studi Doctor of Philosophy (Ph.D.) bidang Old Testament economic ethics di Cambridge University. Beliau ditahbiskan di Anglican
Church of England pada tahun 1977. Beliau
menikah dengan Liz dan dikaruniai: 4 orang anak dan 6 orang cucu. Beliau juga
menulis banyak buku:
·
User’s Guide to the
Bible
(Lion Manuals), Chariot Victor, 1984
·
God’s People in God’s
Land: Family, Land and Property in the Old Testament. Grand Rapids:
Eerdmans; Exeter, U.K.: Paternoster, 1990
·
Knowing Jesus through
the Old Testament,
Harpercollins, 1990
·
Walking in the Ways
of the Lord: The Ethical Authority of the Old Testament, Intervarsity Press,
1995
·
Deuteronomy (New International
Biblical Commentary), Hendrickson, 1996
·
The Uniqueness of
Jesus. Thinking Clearly Series.
Mill Hill, London and Grand Rapids: Monarch. Reprint 2001. Available in the
United States through Kregel Publications, P.O. Box 2607, Grand Rapids, MI
49501), 1997
·
The Message of
Ezekiel
(The Bible Speaks Today), Intervarsity Press, 2001
·
Old Testament Ethics
for the People of God.
Leicester, England, and Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press. Revised,
updated and expanded version of Living as the People of God and An Eye for an
Eye, 2004
·
The Mission of God:
Unlocking the Bible's Grand Narrative,
IVP Academic, 2006
·
Life Through God’s
Word: Psalm 119,
Milton Keynes, Authentic and Keswick Ministries, 2006
·
Knowing the Holy
Spirit through the Old Testament,
Oxford: Monarch Press; Downers Grove: IVP, 2006
·
Knowing God the
Father Through the Old Testament,
IVP Academic, 2007
·
Salvation Belongs to
Our God: Celebrating the Bible’s Central Story, Global Christian
Library, Nottingham: IVP; Christian Doctrine in Global Perspective, Downers
Grove: IVP, 2008
·
The God I Don’t
Understand: Reflections on Tough Questions of Faith, Grand Rapids: Zondervan,
2009
Mission of God’s
People The (Biblical Theology for Life), Grand Rapids: Zondervan, 2010
17 March 2013
Resensi Buku-211: JALAN TUHAN (Bishop Dr. N. T. Wright, D.Phil., D.D.)
Jalan Tuhan memang bukanlah jalan yang mudah, karena apa yang dikehendaki-Nya berbeda dari apa yang kita kehendaki sebagai manusia. Bagaimana mengerti jalan Tuhan?
Temukan jawabannya dalam:
Buku
JALAN TUHAN:
Panduan Untuk Ziarah Geografis dan Spiritual
oleh: Bishop Dr. Nicholas Thomas (N. T.) Wright, D.Phil., D.D.
Penerbit: Waskita Publishing, Jakarta, 2010
Penerjemah: Ev. Paul Santoso Hidayat, M.Th.
Di bagian awal bukunya, salah satu pakar Biblika khususnya dalam bidang Perjanjian Baru (surat-surat Paulus), Dr. N. T. Wright menjelaskan pentingnya ziarah bagi orang Kristen untuk mengerti jalan Tuhan. Beliau mengungkapkan pengalamannya ketika beliau berziarah secara geografis di Israel. Pengalaman ziarahnya ini dibagikan kepada pembaca sekalian tentang tempat-tempat yang dikunjunginya dan relevansinya bagi orang Kristen di zaman ini. Ada sembilan jalan yang dipaparkan Dr. Wright yang dimulai dari jalan ketika seseorang bertemu dengan Kristus, yaitu Paulus (jalan ke Damaskus), kemudian menelusuri jalan-jalan di mana Tuhan Yesus bekerja mulai dari Sungai Yordan, Padang Gurun, Galilea, Yerusalem, naik ke Gunung Tabor, Getsemani, hingga jalan salib, dan jalan dari Kuburan (kebangkitan Kristus). Setiap jalan ditelusuri oleh Dr. Wright dengan mengungkapkan kaitan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tentang lokasi tersebut, lalu Dr. Wright memberikan relevansinya bagi pembaca Kristen di zaman sekarang. Biarlah buku devosional ini dapat mengarahkan kita untuk mengikuti jejak jalan Tuhan yang terindah bagi hidup kita.
Profil Dr. N. T. Wright:
Bishop Dr. Nicholas Thomas (N. T.) Wright, D.Phil., D.D. yang lahir pada tanggal 1 Desember 1948 di Morpeth, Northumberland, Inggris adalah Bishop di Durham, Inggris, anggota dari International Anglican Theological and Doctrinal Commission, dan Fellow di Institute for Christian Studies, Toronto. Beliau menyelesaikan semua studinya di Exeter College (dari 1975, Merton College), University of Oxford, U.K. dan meraih gelar: B.A. dalam bidang Literae Humaniores, B.A. dalam bidang Theologi, M.A., Doctor of Philosophy (D.Phil.), dan Doctor of Divinity (D.D.). Beliau dianugerahi gelar D.D. dari: Aberdeen University (2001), Nashotah House (2006), Wycliffe College di Toronto (2006), Durham University (2007), John Leland Center for Theological Studies, Washington DC (2008), dan St. Andrews University (2009). Beliau juga mendapat Honorary Fellow dari Downing College, Cambridge (2003) dan Merton College, Oxford (2004). Selain itu, beliau juga dianugerahi gelar Doctor of Humane Letters (L.H.D.) dari Gordon College, Massachusetts, U.S.A. pada tahun 2003. Website beliau: www.ntwrightpage.com
Temukan jawabannya dalam:
Buku
JALAN TUHAN:
Panduan Untuk Ziarah Geografis dan Spiritual
oleh: Bishop Dr. Nicholas Thomas (N. T.) Wright, D.Phil., D.D.
Penerbit: Waskita Publishing, Jakarta, 2010
Penerjemah: Ev. Paul Santoso Hidayat, M.Th.
Di bagian awal bukunya, salah satu pakar Biblika khususnya dalam bidang Perjanjian Baru (surat-surat Paulus), Dr. N. T. Wright menjelaskan pentingnya ziarah bagi orang Kristen untuk mengerti jalan Tuhan. Beliau mengungkapkan pengalamannya ketika beliau berziarah secara geografis di Israel. Pengalaman ziarahnya ini dibagikan kepada pembaca sekalian tentang tempat-tempat yang dikunjunginya dan relevansinya bagi orang Kristen di zaman ini. Ada sembilan jalan yang dipaparkan Dr. Wright yang dimulai dari jalan ketika seseorang bertemu dengan Kristus, yaitu Paulus (jalan ke Damaskus), kemudian menelusuri jalan-jalan di mana Tuhan Yesus bekerja mulai dari Sungai Yordan, Padang Gurun, Galilea, Yerusalem, naik ke Gunung Tabor, Getsemani, hingga jalan salib, dan jalan dari Kuburan (kebangkitan Kristus). Setiap jalan ditelusuri oleh Dr. Wright dengan mengungkapkan kaitan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tentang lokasi tersebut, lalu Dr. Wright memberikan relevansinya bagi pembaca Kristen di zaman sekarang. Biarlah buku devosional ini dapat mengarahkan kita untuk mengikuti jejak jalan Tuhan yang terindah bagi hidup kita.
Profil Dr. N. T. Wright:
Bishop Dr. Nicholas Thomas (N. T.) Wright, D.Phil., D.D. yang lahir pada tanggal 1 Desember 1948 di Morpeth, Northumberland, Inggris adalah Bishop di Durham, Inggris, anggota dari International Anglican Theological and Doctrinal Commission, dan Fellow di Institute for Christian Studies, Toronto. Beliau menyelesaikan semua studinya di Exeter College (dari 1975, Merton College), University of Oxford, U.K. dan meraih gelar: B.A. dalam bidang Literae Humaniores, B.A. dalam bidang Theologi, M.A., Doctor of Philosophy (D.Phil.), dan Doctor of Divinity (D.D.). Beliau dianugerahi gelar D.D. dari: Aberdeen University (2001), Nashotah House (2006), Wycliffe College di Toronto (2006), Durham University (2007), John Leland Center for Theological Studies, Washington DC (2008), dan St. Andrews University (2009). Beliau juga mendapat Honorary Fellow dari Downing College, Cambridge (2003) dan Merton College, Oxford (2004). Selain itu, beliau juga dianugerahi gelar Doctor of Humane Letters (L.H.D.) dari Gordon College, Massachusetts, U.S.A. pada tahun 2003. Website beliau: www.ntwrightpage.com
10 March 2013
Resensi Buku-210: BERDOA YANG BENAR (Ev. Toga R. Hutauruk, S.Th.)
Setiap orang Kristen pasti mengetahui Doa Bapa Kami karena doa ini langsung diajarkan oleh Tuhan Yesus. Namun, di dalam Injil, kita menemukan dua versi Doa Bapa Kami yaitu di Matius dan Lukas. Mana yang asli? Apa signifikansi doa tersebut?
Temukan jawabannya dalam:
Buku
BERDOA YANG BENAR:
Ajaran Doa Bapa Kami Dalam Injil Matius dan Implikasinya Bagi Umat dan Gereja Kristen Masa Kini
oleh: Ev. Toga R. Hutauruk, S.Th.
Penerbit: Mikhael Ministry, Surabaya, 2006
Di awal buku ini, mantan dosen saya bidang Pengantar Perjanjian Baru 2 di Sekolah Theologi Awam Reformed (STAR) memaparkan sejarah penafsiran dan penggunaan Doa Bapa Kami dari gereja mula-mula, abad pertengahan, reformasi, hingga abad modern. Kemudian, di bab berikutnya, beliau menjelaskan kritik redaksi Doa Bapa Kami di dalam Injil Matius dengan membandingkan dua naskah Doa Bapa Kami di dalam Injil Matius dan Lukas dengan Q (Quelle). Dari penyelidikan, Ev. Toga menyimpulkan bahwa meskipun Doa Bapa Kami di Injil Matius berkembang luas di era gereja mula-mula, teks doa ini sebenarnya peredaksian Matius dari Q dan Injil Lukas demi kepentingan liturgi. Kemudian, di bab ini pula, Ev. Toga menjelaskan masing-masing isi Doa Bapa Kami di dalam Injil Matius dengan pendekatan eksegetis Biblika. Setelah itu, di bab terakhir, beliau memberikan implikasi doa ini bagi komunitas di mana Injil Matius ini ditulis dan juga bagi orang Kristen di zaman ini. Meskipun bagi orang Kristen awam, buku ini termasuk buku yang rumit karena perlu studi kritik teks PB, namun buku ini bermanfaat bagi mereka yang menekuni studi Biblika PB dan juga aplikatif bagi orang Kristen di zaman ini.
Rekomendasi:
“Jika beberapa buku hanya menekankan makna kekinian Doa Bapa Kami dan beberapa buku yang lain hanya merupakan petunjuk meditasi saja, maka buku ini menawarkan sesuatu yang berbeda. Buku ini adalah yang keenam yang telah diterbitkan oleh Pelayanan Mandiri “Mikhael.” Dalam seri penulisan buku-buku theologis populer yang menjadi ciri khas Mikhael Ministry, isi buku ini termasuk ke dalam bidang studi Theologi Doa. Dengan demikian, diharapkan buku ini dapat dipakai sebagai salah satu bahan mengajar di sekolah-sekolah theologi atau kelompok-kelompok Pemahaman Alkitab di gereja di samping sebagai bahan bacaan populer. Kiranya kehadiran buku ini dalam kancah diskusi theologi di Indonesia menjadi berkat, khususnya bagi para hamba Tuhan yang bertanggung jawab untuk mengajarkan Doa Bapa Kami secara tepat dan benar kepada jemaatnya.”
Pdt. Ichwei Gusti Indra, Th.D.
(Direktur Mikhael Ministry, Surabaya)
“Doa Bapa Kami dalam Injil Matius merupakan sebuah doa yang penting. Doa ini menjadi sangat penting karena diajarkan oleh Tuhan Yesus sendiri, sehingga kita harus mengerti hal-hal apa yang menjadi keinginan hati Tuhan ketika kita datang berdoa kepada-Nya. Buku ini, yang ditulis oleh Toga R. Hutauruk, menunjukkan suatu usaha yang serius untuk menolong pembaca mengerti maksud dan tujuan yang mula-mula dari penulis Injil. Saya percaya bahwa buku ini akan menjadi sarana yang amat bermanfaat bagi setiap orang Kristen yang rindu untuk memahami ajaran Doa Bapa Kami secara tepat dan benar.”
Pdt. William Liem, D.Min.
(gembala sidang GKA Gloria, Surabaya)
“Banyak buku telah ditulis guna membahas Doa Bapa Kami, baik yang bersifat akademis maupun praktis, namun buku Berdoa yang Benar berhasil menawarkan sesuatu yang berbeda. Buku ini, yang merupakan modifikasi dari skripsi Toga, lahir dari sebuah kombinasi yang ideal antara penyelidikan akademis yang mendalam dan kepekaan terhadap kebutuhan spiritualitas sehari-hari. Dengan menggunakan pendekatan kritik redaksi, Toga berhasil menampilkan keunikan Doa Bapa Kami versi Matius. Karena itu, dengan penuh sukacita dan kebanggaan saya menyambut kehadiran buku ini.”
Ev. Yakub Tri Handoko, Th.M.
(gembala sidang Gereja Kristus Rahmani Indonesia—GKRI Exodus, Surabaya)
Profil Ev. Toga R. Hutauruk:
Ev. Toga Reynold Hutauruk, S.Th., M.Div. menyelesaikan studi Sarjana Theologi (S.Th.) di Sekolah Tinggi Theologi Injili Abdi Allah (STT-IAA), Pacet, Mojokerto tahun 2005 (ketika buku ini ditulis) dan telah menyelesaikan studi Master of Divinity (M.Div.) di Sekolah Tinggi Theologi Bandung. Beliau pernah mengajar di STTIAA dan Sekolah Theologi Awam Reformed (STAR), Surabaya. Saat ini, beliau melayani di Gereja Santapan Rohani Indonesia (GSRI) Kebayoran Baru, Jakarta. Beliau menikah dengan Rahmawaty Christina Siringoringo.
Temukan jawabannya dalam:
Buku
BERDOA YANG BENAR:
Ajaran Doa Bapa Kami Dalam Injil Matius dan Implikasinya Bagi Umat dan Gereja Kristen Masa Kini
oleh: Ev. Toga R. Hutauruk, S.Th.
Penerbit: Mikhael Ministry, Surabaya, 2006
Di awal buku ini, mantan dosen saya bidang Pengantar Perjanjian Baru 2 di Sekolah Theologi Awam Reformed (STAR) memaparkan sejarah penafsiran dan penggunaan Doa Bapa Kami dari gereja mula-mula, abad pertengahan, reformasi, hingga abad modern. Kemudian, di bab berikutnya, beliau menjelaskan kritik redaksi Doa Bapa Kami di dalam Injil Matius dengan membandingkan dua naskah Doa Bapa Kami di dalam Injil Matius dan Lukas dengan Q (Quelle). Dari penyelidikan, Ev. Toga menyimpulkan bahwa meskipun Doa Bapa Kami di Injil Matius berkembang luas di era gereja mula-mula, teks doa ini sebenarnya peredaksian Matius dari Q dan Injil Lukas demi kepentingan liturgi. Kemudian, di bab ini pula, Ev. Toga menjelaskan masing-masing isi Doa Bapa Kami di dalam Injil Matius dengan pendekatan eksegetis Biblika. Setelah itu, di bab terakhir, beliau memberikan implikasi doa ini bagi komunitas di mana Injil Matius ini ditulis dan juga bagi orang Kristen di zaman ini. Meskipun bagi orang Kristen awam, buku ini termasuk buku yang rumit karena perlu studi kritik teks PB, namun buku ini bermanfaat bagi mereka yang menekuni studi Biblika PB dan juga aplikatif bagi orang Kristen di zaman ini.
Rekomendasi:
“Jika beberapa buku hanya menekankan makna kekinian Doa Bapa Kami dan beberapa buku yang lain hanya merupakan petunjuk meditasi saja, maka buku ini menawarkan sesuatu yang berbeda. Buku ini adalah yang keenam yang telah diterbitkan oleh Pelayanan Mandiri “Mikhael.” Dalam seri penulisan buku-buku theologis populer yang menjadi ciri khas Mikhael Ministry, isi buku ini termasuk ke dalam bidang studi Theologi Doa. Dengan demikian, diharapkan buku ini dapat dipakai sebagai salah satu bahan mengajar di sekolah-sekolah theologi atau kelompok-kelompok Pemahaman Alkitab di gereja di samping sebagai bahan bacaan populer. Kiranya kehadiran buku ini dalam kancah diskusi theologi di Indonesia menjadi berkat, khususnya bagi para hamba Tuhan yang bertanggung jawab untuk mengajarkan Doa Bapa Kami secara tepat dan benar kepada jemaatnya.”
Pdt. Ichwei Gusti Indra, Th.D.
(Direktur Mikhael Ministry, Surabaya)
“Doa Bapa Kami dalam Injil Matius merupakan sebuah doa yang penting. Doa ini menjadi sangat penting karena diajarkan oleh Tuhan Yesus sendiri, sehingga kita harus mengerti hal-hal apa yang menjadi keinginan hati Tuhan ketika kita datang berdoa kepada-Nya. Buku ini, yang ditulis oleh Toga R. Hutauruk, menunjukkan suatu usaha yang serius untuk menolong pembaca mengerti maksud dan tujuan yang mula-mula dari penulis Injil. Saya percaya bahwa buku ini akan menjadi sarana yang amat bermanfaat bagi setiap orang Kristen yang rindu untuk memahami ajaran Doa Bapa Kami secara tepat dan benar.”
Pdt. William Liem, D.Min.
(gembala sidang GKA Gloria, Surabaya)
“Banyak buku telah ditulis guna membahas Doa Bapa Kami, baik yang bersifat akademis maupun praktis, namun buku Berdoa yang Benar berhasil menawarkan sesuatu yang berbeda. Buku ini, yang merupakan modifikasi dari skripsi Toga, lahir dari sebuah kombinasi yang ideal antara penyelidikan akademis yang mendalam dan kepekaan terhadap kebutuhan spiritualitas sehari-hari. Dengan menggunakan pendekatan kritik redaksi, Toga berhasil menampilkan keunikan Doa Bapa Kami versi Matius. Karena itu, dengan penuh sukacita dan kebanggaan saya menyambut kehadiran buku ini.”
Ev. Yakub Tri Handoko, Th.M.
(gembala sidang Gereja Kristus Rahmani Indonesia—GKRI Exodus, Surabaya)
Profil Ev. Toga R. Hutauruk:
Ev. Toga Reynold Hutauruk, S.Th., M.Div. menyelesaikan studi Sarjana Theologi (S.Th.) di Sekolah Tinggi Theologi Injili Abdi Allah (STT-IAA), Pacet, Mojokerto tahun 2005 (ketika buku ini ditulis) dan telah menyelesaikan studi Master of Divinity (M.Div.) di Sekolah Tinggi Theologi Bandung. Beliau pernah mengajar di STTIAA dan Sekolah Theologi Awam Reformed (STAR), Surabaya. Saat ini, beliau melayani di Gereja Santapan Rohani Indonesia (GSRI) Kebayoran Baru, Jakarta. Beliau menikah dengan Rahmawaty Christina Siringoringo.
03 March 2013
Buku ke-20: SALIB DAN KUBUR KOSONG: Merenungkan Kematian dan Kebangkitan Kristus (Denny Teguh utandio)
Dibandingkan dengan hari kelahiran Tuhan Yesus,
maka kematian Kristus di kayu salib dan kebangkitan-Nya merupakan inti
Kekristenan yang sering kali diserang oleh banyak orang non-Kristen dengan
berbagai tuduhan/keberatan, misalnya Yesus hanya pingsan, Yudas lah yang
disalib, para pelayat kubur salah mengunjungi kubur Yesus, mayat Yesus dicuri
para murid-Nya, dll. Tuduhan-tuduhan tanpa dasar sejarah dan tidak masuk akal
ini terus ditujukan kepada orang Kristen, seolah-olah para penuduh mengerti
fakta sejarah, padahal sejujurnya tidak! Bagaimana menjawab dan menantang para
penuduh dengan tuduhan-tuduhannya yang aneh tersebut? Lalu, apa signifikansi
kematian dan kebangkitan Kristus itu sendiri bagi umat pilihan-Nya?
Temukan jawabannya dalam:
Buku
SALIB DAN KUBUR KOSONG:
Merenungkan Kematian dan Kebangkitan Kristus
oleh: Denny Teguh Sutandio
Penerbit:
Sola Scriptura
Harga:
Rp 40.000, 00/buku + ongkos kirim (tergantung lokasi)
Berminat?
Segera dapatkan buku ini dengan membelinya di:
Denny Teguh Sutandio (0878-5187-3719)
NB: Buku akan dikirimkan ke alamat pemesan setelah
pemesan melakukan transfer biaya pesanannya paling lambat satu minggu setelah pemesan
mendapat SMS balasan dari saya
Apa kata mereka tentang buku ini?
““If we are looking for a definition
of love, we should look not in a dictionary, but at Calvary.” (John Stott)
Kutipan dari John Stott ini, terlihat begitu nyata dalam pemaparan Denny Teguh
Sutandio di buku “Salib dan Kubur Kosong”. Penggaliannya yang dalam,
pemaparannya yang lugas dan refleksinya yang menantang, merupakan ciri khas
tulisan Denny Teguh Sutandio.
Kiranya melalui buku “Salib dan Kubur Kosong” yang membahas dua
momen penting dalam sejarah ini (yaitu Kematian dan Kebangkitan Yesus), iman
kita diteguhkan untuk hidup sebagai saksi-saksinya di tengah dunia ini.”
Ev. Alexander A. E.
Nanlohy, S.Sos., M.A.
Pemimpin Cabang PERKANTAS (Persekutuan Kristen Antar
Universitas) Jakarta
“Jikalau kita cermati, memang rangkaian perayaan Paskah
di gereja-gereja di Indonesia tidaklah seramai dan kurang semarak seperti
halnya perayaan Natal. Apakah ini berarti sedang tumbuh sebuah pemahaman bahwa
Peristiwa Natal, jauh lebih penting dari pada Paskah? Padahal Kelahiran sang
Juruselamat tanpa adanya Pengorbanan dan Kematian dari sang Kristus, tidaklah
berarti apa-apa. Pada titik inilah, Denny Teguh Sutandio mengajak kita pembaca
menelusuri makna salib sampai pada Kubur Kristus yang kosong, karena IA telah
bangkit.
Sangatlah tepat membaca buku ini dalam rangka
mempersiapkan diri menyambut Kemenangan Paskah. Dengan pemaparan yang baik dan
bahasa yang lugas, kita diajak merenungkan ulang puncak karya Keselamatan
Ilahi bagi umat manusia.”
Pdt. David Santoso Kosasih, S.Th., M.Div.
Gembala Sidang Gereja Kristen Kalam Kudus Jemaat Kemayoran Baru, Surabaya
Pdt. David Santoso Kosasih, S.Th., M.Div.
Gembala Sidang Gereja Kristen Kalam Kudus Jemaat Kemayoran Baru, Surabaya
“Kepercayaan
Kristen yang mendasarkan kepada kematian Yesus di kayu salib adalah kepercayaan
yang tidak masuk akal” demikianlah pernyataan orang-orang yang tidak percaya
bahwa Kematian Yesus di kayu salib adalah KEMATIAN yang menghasilkan PENEBUSAN
DOSA.
“Kalau
Yesus adalah Anak Allah, bagaimana Dia
bisa mati? Masak “Allah” mati??”
“Cerita
tentang kematian Yesus dan kebangkitan-Nya adalah khayalan orang Kristen”
Demikianlah
tanggapan dari orang-orang yang skeptik, mereka sampai pada
kesimpulan-kesimpulan demikian karena menganggap peristiwa itu adalah khayalan
orang Kristen yang tidak masuk akal.
Denny
Teguh Sutandio adalah seorang penulis muda yang produktif, mencoba menceritakan
kembali tentang peristiwa kematian Kristus beranjak dari logika-logika yang
terbangun pada sikap skeptik. Penjelasan-penjelasan yang berbobot theologis
dituliskan dengan bahasa yang sangat membumi dan terus terang untuk menolong
orang-orang skeptik dapat mempertimbangkan logika yang sudah terbangun dalam
pikiran mereka, tanpa ada kesan menggurui tapi terlihat didasari dengan
ketulusan iman untuk menjelaskan betapa BERMAKNANYA KEMATIAN KRISTUS bagi
kebutuhan manusia yang berdosa.
Secara
pribadi saya menganjurkan bukan hanya kepada yang masih ragu-ragu terhadap arti
Kematian Kristus tapi juga kepada setiap saudara yang beriman kepada Kristus
untuk membaca buku ini dengan seksama, karena saya yakin saudara akan diberkati
luar biasa.”
Pdt. Samuel Handoko Mulyanto
Sekretaris
umum Sinode Gereja Mawar Sharon, Surabaya
Ketua
Departemen Edukasi Sinode Gereja Mawar Sharon
Kepala
Paul&Barnabas school Gereja Mawar
Sharon
Subscribe to:
Posts (Atom)