24 July 2010

WHAT'S WRONG IN THE GARDEN OF EDEN?-1: Pendahuluan

WHAT’S WRONG IN THE GARDEN OF EDEN?-1:
Pendahuluan


oleh: Denny Teguh Sutandio



Nats: Kejadian 2:8-3:24



Ketika kita berbicara tentang Taman Eden, apa yang ada di dalam pikiran Anda? Sebuah taman yang indah dan menawan? Apa pun persepsi Anda tentang Taman Eden, Alkitab mencatat lima hal berkenaan dengan Taman Eden ini:
Pertama, Taman Eden adalah Taman Allah (Kej. 2:8). Taman Eden adalah Taman Allah, karena Allah yang membuat taman ini. Alkitab mencatat, “Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.” Setelah menciptakan manusia (Adam), maka Allah menempatkan manusia tersebut di Taman Eden ini. Beberapa Alkitab terjemahan Inggris (New International Version, King James Version, New American Standard Bible) menerjemahkan sebagai: sebuah taman di sebelah timur di Eden. Lalu, di mana posisi Taman Eden tersebut? Inter-Varsity Press (IVP) Bible Background: Old Testament memberikan keterangan tentang Taman Eden, “a place in or near the northern end of the Persian Gulf.” (=sebuah tempat di atau dekat ujung sebelah utara dari Teluk Persia) Dari poin ini, kita belajar prinsip bahwa taman Eden adalah taman yang disediakan Allah bagi manusia pertama. Berarti, adalah suatu anugerah yang tak terkira jika Adam pada waktu itu ditempatkan Allah di taman ini. Dari prinsip ini saja, kita belajar bahwa dari awal kitab Kejadian, Allah telah menunjukkan konsep anugerah bagi manusia ciptaan-Nya. Anugerah ini berupa ditempatkannya Adam di Taman Eden yang begitu indah. Dan uniknya anugerah ini diberikan bukan karena/setelah Adam berbuat baik. Inilah konsep anugerah Allah pada permulaan.


Kedua, Taman Eden adalah Taman Berkat (Kej. 2:9-14). Selain dibuat oleh Allah, taman ini juga saya sebut sebagai taman berkat, karena menurut arti katanya, Eden dalam bahasa Ibraninya ‘ēden berarti pleasure (kesenangan) atau delight (kegembiraan). Taman ini disebut taman berkat, karena dua alasan: Pertama, taman ini ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan (Kej. 2:9). Di ayat ini, Alkitab mencatat, “Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.” Terjemahan Indonesia dalam ayat ini kurang jelas. Mari kita membandingkannya dengan terjemahan New International Version (NIV), “And the LORD God made all kinds of trees grow out of the ground-- trees that were pleasing to the eye and good for food. In the middle of the garden were the tree of life and the tree of the knowledge of good and evil.” Dari terjemahan ini, kita mendapatkan pengertian bahwa di taman ini, Tuhan menumbuhkan segala jenis tumbuhan yaitu pohon-pohon yang menarik dan baik untuk dimakan dan di tengah-tengah pohon ini terdapat pohon kehidupan dan pohon pengetahuan yang baik dan jahat. Apa arti pohon kehidupan? IVP Bible Background: Old Testament merujuk pohon kehidupan sebagai pohon yang berkhasiat memperpanjang umur manusia (bdk. Ams. 3:16-18). Oleh karena itu, setelah manusia jatuh ke dalam dosa dan mereka diusir dari Taman Eden, Tuhan menempatkan beberapa kerub dengan pedang yang menyala-nyala untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan (Kej. 3:24). Pohon pengetahuan yang baik dan jahat di ayat ini ditafsirkan mungkin sebagai pohon yang berisi seluruh lingkup pengetahuan moral (Handbook to the Bible, hlm. 145). Selain itu, Alkitab mencatat keindahan dari taman ini. Di ayat 10-14, Alkitab mencatat ada suatu sungai yang mengalir di taman ini yang memiliki empat cabang: Pison, Gihon, Tigris, dan Efrat. Sungai pertama, Pison, “yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Hawila, tempat emas ada.” (Kej. 2:11) NIV Spirit of the Reformation Study Bible memberi keterangan bahwa Hawila ini kemungkinan berada di daerah Arab. Hawila di ayat 12 dijelaskan oleh IVP Bible Background: OT berada di sebelah barat Arab Saudi dekat Medina sepanjang Laut Merah, sebuah tempat yang menghasilkan emas, batu pertama gelap/hitam, damar, dll (NIV memberikan tanda kurung pada ayat 12 ini). Kemudian disusul sungai kedua, Gihon “yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Kush.” (ay. 13) NIV Spirit of the Reformation Study Bible menunjuk sungai ini mungkin berada di sebelah tenggara Mesopotamia. Sungai ketiga adalah Tigris “yang mengalir di sebelah timur Asyur” (ay. 14) dan terakhir sungai Efrat.


Ketiga, Taman Eden adalah Taman Peraturan dan Peringatan (Kej. 2:15-17). Selain diciptakan Tuhan dan ditempatkan-Nya Adam di taman yang luar biasa indah ini, Tuhan juga memberikan peraturan dan peringatan kepada Adam. Apa saja peraturan dan peringatan tersebut? Pertama, mandat untuk mengusahakan dan memelihara taman itu (ay. 15). Tuhan menempatkan Adam di taman itu bukan untuk berfoya-foya atau tidur-tiduran, namun untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Inilah mandat budaya yang dipercayakan Tuhan kepada umat Tuhan di dalam Kristus, yaitu mengelola alam ini dan juga memeliharannya bagi kemuliaan-Nya.

Kedua, kebebasan untuk makan semua buah dalam pohon di taman itu (ay. 16). Selain mengusahakan dan memelihara taman ini, Tuhan juga memberi waktu luang kepada Adam untuk menikmati semua buah dalam pohon di taman itu dengan bebas. Ini berarti, Tuhan bukan hanya menyuruh kita bekerja keras saja, namun Ia juga memberikan kita waktu istirahat/luang, agar kita dapat menikmati hasil jerih payah kita. Kesenangan dan waktu luang TIDAKlah salah, karena Alkitab sendiri mencatat bahwa Allah beristirahat pada hari ketujuh setelah penciptaan (Kej. 2:2-3) dan Ia sendiri membebaskan Adam untuk makan semua buah dalam pohon di taman itu. Namun kebebasan dan waktu luang itu tetap harus ada batasnya, yaitu di dalam kebenaran Allah.

Ketiga, Tuhan juga memperingatkan Adam untuk TIDAK boleh makan buah dari pohon pengetahuan yang baik dan jahat, karena ketika Adam makan, ia pasti mati (ay. 17). Luar biasa firman Tuhan itu, selain berisi mandat yang harus dikerjakan manusia, juga ada kesenangan untuk menikmati apa yang telah kita kerjakan, dan juga ada peringatan bagi manusia agar tidak melanggar firman-Nya. Kembali, pertanyaan yang sering dilontarkan oleh manusia berdosa adalah mengapa Allah melarang Adam untuk makan buah dari pohon pengetahuan yang baik dan jahat? Mengapa Allah tidak mencabut akar dari pohon pengetahuan yang baik dan jahat itu agar manusia tidak jatuh ke dalam dosa? Allah membiarkan pohon pengetahuan yang baik dan jahat itu tumbuh dan kemudian melarang manusia untuk memakannya karena: Pertama, Allah ingin menguji ketaatan manusia. Sering kali kita berpikir bahwa kalau situasi dan kondisi semua benar, maka kita tidak mungkin jatuh ke dalam dosa. Pikiran ini tercermin di dalam banyak agama yang mengajarkan bahwa untuk melawan pencobaan, manusia haruslah bertarak/menyiksa diri dengan mengasingkan diri dari dunia. Apakah kesucian hidup didapat dengan mengasingkan diri dari dunia? Jika memang “benar” demikian, bagaimana membuktikan seseorang itu suci jika ia berada di lingkungan yang “suci” juga? Namun cara pikir Allah berbeda dan jauh melampaui cara pikir manusia yang sempit. Cara pikir Allah adalah untuk membuktikan bahwa manusia taat kepada Allah dan tidak berdosa adalah dengan menempatkannya di lingkungan yang sarat dengan ancaman untuk berbuat dosa. Ketika manusia bisa menang dari dosa karena anugerah Allah, maka di saat itu, ia memang layak membuktikan bahwa ia memang menang, namun jika ia menang dari dosa ketika berada di lingkungan yang dipenuhi dengan orang-orang “suci”, kemenangan dari dosa seperti bagaimana yang bisa dibuktikan oleh manusia? Kedua, belum saatnya Adam mengetahui yang baik dan jahat. Pdt. Dr. Stephen Tong memberikan tafsiran unik mengenai alasan Allah melarang Adam untuk makan buah pohon pengetahuan yang baik dan jahat, yaitu Ia tahu bahwa waktu Adam mengetahui yang baik dan jahat itu belum sampai. Artinya, belum saatnya Adam mengetahui apa yang baik dan jahat. Mengapa dikatakan belum saatnya? Karena memang Adam waktu itu belum mengenal Kebenaran secara utuh, sehingga tidak heran, ketika Adam dan Hawa mulai melanggar peringatan dari Allah ini, ia malah jatuh ke dalam dosa dan hubungannya terputus dari Allah. Inilah ironisnya manusia. Manusia hari-hari ini sudah merasa diri pandai untuk dapat memutuskan mana yang baik dan jahat, seolah-olah tanpa Allah, mereka mampu. Padahal semakin mereka hidup tanpa Allah, mereka semakin tidak berdaya apa-apa bahkan hidup mereka semakin kacau. Atas anugerah-Nya saja, hidup yang semakin berpaut pada Sumber Hidup dan Sumber Kebenaran mengakibatkan suatu sikap bijaksana yang mampu memilah dan memilih mana yang baik dan jahat. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita mengenal Kebenaran Firman Tuhan secara utuh kemudian kita aplikasikan di dalam sikap kita dalam memilah dan memilih mana yang baik dan jahat?


Keempat, Taman Eden adalah Taman Persatuan Manusia Pertama (Kej. 2:18-25). Setelah memberi peraturan dan peringatan, Alkitab mencatat bahwa Allah berkata bahwa tidak baik manusia seorang diri saja dan kemudian Ia hendak menciptakan penolong yang sepadan dengan Adam (ay. 18). Di sini, ide pertama tentang pasangan hidup muncul dari Allah. Dengan kata lain, yang menginginkan pasangan hidup bagi seorang manusia adalah Allah, maka adalah bijaksana jika kita menyerahkan seluruh hidup kita kepada Allah terlebih dahulu, baru kemudian Ia akan mengerjakan kehendak-Nya bagi kita mengenai siapa pasangan hidup kita yang memuliakan-Nya (mengutip konsep dari Eric dan Leslie Ludy dalam bukunya When God Writes Your Love Story). Ayat 18 dilanjutkan dengan tindakan Allah yang menciptakan segala binatang hutan dan burung di udara dan membawanya kepada manusia untuk dinamai. Kemudian, Adam menamai semua binatang tersebut, namun Alkitab mencatat, “tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.” (ay. 20) Adam sadar bahwa ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia setelah ia menamai semua binatang itu. Dari sini, kita belajar suatu konsep bahwa pasangan hidup yang telah ditetapkan Allah juga harus dipertanggungjawabkan oleh manusia. Adam sendiri menyadari bahwa ia membutuhkan pasangan hidup. Maka, atas kehendak-Nya yang berdaulat, Ia membuat Adam tertidur, kemudian mengambil salah satu rusuknya untuk menciptakan Hawa, penolong yang sepadan dan menutupnya dengan daging, kemudian Ia membawa Hawa itu kepada Adam (ay. 21-22). Setelah itu, tiga ayat selanjutnya merupakan kredo Adam bahwa Hawa yang adalah perempuan adalah manusia yang diambil dari laki-laki, sehingga seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya untuk bersatu dengan istrinya dan menjadi satu daging (ay. 24). Dan di ayat terakhir, 25, Alkitab mencatat bahwa Adam dan Hawa keduanya telanjang, namun tidak merasa malu. Apa signifikansi ayat 25 ini? Ayat ini mengajar kita bahwa pada permulaannya, di Taman Eden, Adam dan Hawa saling terbuka dan mengenal satu sama lain. Tidak ada penutup baik dalam arti harfiah maupun tidak harfiah di antara mereka, sehingga di Taman Eden lah, konsep persatuan pria dan wanita terwujud dengan luar biasa lengkap (meskipun belum tentu sempurna).


Kelima, Taman Eden adalah Taman Pencobaan dan Dosa (Kej. 3:1-24). Keindahan Taman Eden yang telah kita lihat dari poin 1-4 kemudian berubah menjadi buruk, karena manusia ciptaan-Nya yang telah dipercayakan oleh-Nya untuk mengelola dan memelihara taman itu ditambah peringatan untuk tidak makan buah pohon pengetahuan yang baik dan jahat akhirnya tidak taat kepada firman-Nya. Ketidaktaatan tersebut menghasilkan dosa, sehingga Allah harus mengusir manusia pertama keluar dari Taman Eden. Dari manakah dosa itu muncul? Banyak manusia menyalahkan iblis sebagai sumber dosa. Meskipun hal ini tentu tidak salah, namun dosa pada mulanya bukan terletak pada iblis, namun pada kehendak kita yang memang rusak total. Yakobus mengajar kita bahwa pencobaan kita bukan berasal dari Allah, namun berasal dari keinginan kita sendiri (Yak. 1:13-14). Oleh karena itu, jika pencobaan dan dosa datang, jangan menyalahkan Allah, tetapi salahkan diri kita sendiri, karena sumbernya adalah kehendak kita yang tidak mau taat kepada kehendak Allah.


Dosa apa saja yang ada di Taman Eden? Pada bagian selanjutnya, kita akan menyelidiki 7 macam dosa yang terjadi di Taman Eden dan kemudian solusi Allah terhadap dosa.

No comments: