14 December 2008

Resensi Buku-58: MENDAPATKAN-MU DALAM KEHILANGANKU (Pdt. Yohan Candawasa, S.Th.)

...Dapatkan segera...
Buku
MENDAPATKAN-MU DALAM KEHILANGANKU

oleh: Pdt. Yohan Candawasa, S.Th.

Penerbit: Mitra Pustaka dan Unveilin GLORY, Bandung, 2006





Deskripsi singkat dari Denny Teguh Sutandio:
Hidup manusia tidak pernah terlepas dari penderitaan atau kehilangan. Sebagai respon atas kehilangan itu, ada (banyak) manusia yang hanyut oleh kehilangan tersebut, lalu menjadi kecewa, sedih, dan bahkan menghujat Tuhan. Tidak terkecuali, ada orang Kristen yang bereaksi seperti demikian. Mengapa orang Kristen bisa menghujat Tuhan ketika penderitaan mengancam? Karena banyak dari mereka diajar dengan ajaran yang tidak bertanggungjawab, yaitu menjadi Kristen pasti sukses, kaya, berhasil, dan Tuhan pasti mengabulkan apa yang kita minta. Lalu, konsep ini diidentikkan dengan konsep “Alkitab” yang mereka mengerti sendiri yaitu Allah itu Kasih, maka Ia tidak membiarkan anak-anak-Nya mengalami kesusahan. Benarkah konsep ini? Buku reflektif karya Pdt. Yohan Candawasa ini mengingatkan kita bahwa di dalam keterhilangan yang dialami umat Tuhan, di situlah mereka mendapatkan Allah. Dengan bahasa yang mudah dimengerti digabungkan dengan eksposisi singkat akan nats Alkitab, Pdt. Yohan Candawasa mulai mengajar kita dengan dasar yaitu Kasih Allah, lalu dilanjutkan dengan menjelaskan kepada kita tentang Kelegaan Ada Di Mana? Kemudian, beliau menjelaskan tentang konsep Kehilangan, Allah Tak Terselami di mana kehendak-Nya berbeda dengan bahkan jauh melampaui kehendak kita, Kesenyapan Allah yang tidak berarti Allah cuek dengan umat-Nya. Setelah memaknai kehilangan dan campur tangan Allah di dalamnya, beliau mengajak kita untuk menjalankan Hidup Penuh Syukur, kemudian kita mulai Melihat Seperti Allah Melihat, sehingga kita tidak terjebak oleh situasi sekeliling kita (penderitaan, kehilangan, kesusahan, dll). Dengan mengerti dan melihat seperti Allah melihat, maka pada akhirnya, kita diajar untuk mengerti bahwa Susah itu Ada Gunanya, bukan seperti ajaran dunia bahwa susah itu tidak ada gunanya.

Sekadar sharing pribadi, ketika membaca buku ini di setiap bab, Tuhan mencerahkan hati dan pikiran saya melalui kumpulan khotbah hamba-Nya, Pdt. Yohan Candawasa ini. Dalam buku ini, Tuhan mengajar saya banyak hal baik melalui uraian beliau maupun ilustrasi yang beliau paparkan. Itulah yang saya sukai ketika saya membaca buku-buku hasil kumpulan khotbah Pdt. Yohan Candawasa. Selain pemaparan eksposisi singkat, beliau menajamkan dan mengajar dengan cerita-cerita dan ilustrasi-ilustrasi yang menyentuh hati. Berarti, ada penggabungan antara doktrin yang sehat dan implikasinya yang menyentuh hati baik melalui cerita maupun ilustrasi. Buku ini adalah buku kedua dari Pdt. Yohan Candawasa yang saya baca. Buku pertama yang saya baca: Merupa Hidup Dalam Rupa-Nya. Biarlah buku Mendapatkan-Mu Dalam Kehilanganku dari hamba-Nya ini menyentuh hati kita, mengubah paradigma kita tentang penderitaan, dan mengarahkan kita untuk tetap melihat rencana dan kehendak Allah di balik setiap penderitaan kita. Soli Deo Gloria.






Profil Pdt. Yohan Candawasa:
Pdt. Yohan Candawasa, S.Th. dilahirkan pada tanggal 11 Maret 1960. Selulus SMA, beliau melanjutkan studi di Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) Malang, sebagai jawaban atas panggilan Tuhan baginya.
Beliau mendalami studi Biblika dan Eklesiologi yang kemudian dituangkan dalam skripsinya.
Kerinduannya untuk membina jemaat Tuhan dinyatakan selama pelayanan di Gereja Kristen Abdiel Elyon, Surabaya (1985-1987) dan juga Gereja Kristen Immanuel Bandung (1988-1996). Selama pelayanan tersebut, beliau berkesempatan mengunjungi RRC dalam rangka perjalanan misi. Dalam kunjungan tersebut, beliau memperoleh beban pelayanan dari Tuhan untuk menggumuli penginjilan di RRC.
Beliau menikah dengan Stephanie, dan telah dikaruniai seorang putra bernama Yeiel Candawasa.
Tahun 1996-1997 beliau melayani sebagai Gembala Sidang di Mimbar Reformed Injili di Taipei. Kemudia tahun 1998-1999 beliau melayani di Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) Granada Jakarta.
Mulai tahun 2000 beliau melayani di CCM (Care for China Ministry). Selain itu, beliau juga mengajar di Sekolah Tinggi Theologi Reformed Injili Indonesia (STTRII) Jakarta.

No comments: