Semuanya Diawali Dengan allah ??
Pada bab 4 ini, kita akan mencoba menggali masing-masing pengajaran Rick Warren di dalam setiap bab/hari. Penggalian ini bisa bersifat positif maupun negatif dari kacamata kebenaran Firman Tuhan, Alkitab. Mari kita akan menelusurinya dengan teliti berdasarkan kebenaran Alkitab.
Dalam bab/hari pertama pengajarannya yang berjudul, Semuanya Diawali Dengan Allah, Warren mengungkapkan hal yang tepat bahwa segala sesuatu itu diawali dengan (lebih tepatnya : dari) Allah. Dengan mengutip Kolose 1:16 dan perkataan seorang atheis, Bertrand Russell, “Sebelum Anda memikirkan Allah, pertanyaan tentang tujuan hidup tidaklah berarti.” Hal ini tidaklah salah. Warren mencoba membandingkan pencarian tujuan hidup ala dunia dengan filsafat Positive Thinking mereka dengan apa yang Alkitab ajarkan tentang tujuan hidup (Warren, 2005, p. 18-19). Lalu, Warren mengaku bahwa apa yang dunia tawarkan tentang tujuan hidup tidaklah sama dengan tujuan yang Allah telah tetapkan. Berikut penuturannya,
Anda bisa mencapai semua sasaran-sasaran pribadi Anda, menjadi luar biasa berhasil dalam standar dunia, dan tetap tidak mengetahui tujuan-tujuan yang untuknya Allah menciptakan Anda. Anda membutuhkan lebih dari nasihat untuk menolong diri sendiri. Alkitab mengatakan, “Menolong diri sendiri sama sekali tidak menolong, mengorbankan dirilah caranya, untuk menemukan diri Anda, diri sejati Anda.” (Matius 16:25 ; The Message) (Warren, 2005, p. 19)
Komentar saya :
Saya tidak menyalahkan apa yang Warren ajarkan bahwa memang benar apa yang dunia tawarkan dengan possitive thinking dan berbagai program motivasi apalagi dari Andrie Wongso dengan motivasi gilanya Success is My Right kelihatannya “sukses” di mata dunia, tetapi mereka tetap tidak pernah memuliakan-Nya, karena mereka pada intinya sudah melawan Allah dan membanggakan diri. Dalam hal ini, Warren benar, tetapi yang menjadi permasalahannya adalah meskipun Warren menyangkal prinsip dunia tentang sukses, akhirnya ia kembali kepada pemujaan terhadap diri sendiri. Hal ini terlihat dari pengutipan dari Matius 16:25 dengan sengaja menggunakan terjemahan dari versi The Message yang arti sebenarnya tidak demikian jika kita meneliti konteksnya. Mari kita menelusurinya. Di dalam Terjemahan Baru Alkitab Bahasa Indonesia (TB), Matius 16:25 menyatakan, “Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” Atau terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari menerjemahkannya, “Sebab orang yang mau mempertahankan hidupnya, akan kehilangan hidupnya. Tetapi orang yang mengurbankan hidupnya untuk Aku, akan mendapatkannya.” Di dalam ayat ini tidak ada indikasi yang mengajarkan bahwa dengan cara mengorbankan diri, kita dapat menemukan diri kita, diri sejati kita. Tidak ! Versi The Message dalam hal ini salah menerjemahkannya. Bandingkan terjemahan The Message ini dengan terjemahan King James Version (KJV), “For whosoever will save his life shall lose it: and whosoever will lose his life for my sake shall find it.” Kata “for my sake” di dalam KJV (maupun di dalam English Standard Version/ESV maupun International Standard Version/ISV) tidak ditemukan di dalam versi The Message. Jelas, tidak ditemukannya kata “for my sake” dan ditekannya pernyataan, “menemukan diri Anda, diri sejati Anda.”, sebenarnya Warren ingin kembali menekankan konsep memuliakan manusia ketimbang memuliakan Kristus, padahal konteks Matius 16:25 berada di dalam sebuah pengajaran Tuhan Yesus tentang bagaimana mengikut-Nya, dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan pengajaran mengenai tujuan hidup. Jadi, sebenarnya pengajaran Warren yang di awal mengenai tujuan hidup manusia itu untuk Allah, itu hanya sekedar klise/omong kosong, yang tidak pernah Warren realisasikan sendiri dan bahkan perkataan-perkataan Warren sendiri berkontradiksi di dalam satu bab ini saja.
Kemudian, ia melanjutkan bahwa untuk memusatkan perhatian pada apa yang paling penting, ia mengungkapkan, “Sebetulnya, buku ini akan mengajar Anda cara untuk mengurangi kegiatan Anda dalam kehidupan...” Apakah dengan kita terus mencari tujuan hidup dari Allah, itu berarti kita mengurangi kegiatan kita ? TIDAK ! Dari sini, Warren salah lagi di dalam mengerti kehendak Allah. Kehendak Allah tidak bermaksud untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan semua kegiatan Anda demi tujuan-Nya, kalau demikian, “Allah” model ini adalah “Allah” yang egois, tetapi Allah sejati menuntut setiap anak-anak-Nya untuk mengerjakan segala sesuatu semaksimal mungkin untuk memuliakan Allah, seperti yang Paulus ajarkan di dalam Kolose 3:23, “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” Ayat ini tidak mengajarkan bahwa apapun yang kita perbuat berusahalah untuk dikurangi untuk Tuhan. Itu ajaran tidak beres.
Lalu, ia mengatakan,
Allah bukan sekedar titik awal dalam kehidupan Anda ; Dialah sumber kehidupan. Untuk menemukan tujuan hidup Anda, Anda harus melihat Firman Allah, bukan hikmat dunia. Anda harus membangun kehidupan Anda di atas kebenaran-kebenaran kekal, bukan psikologi umum, motivasi sukses, atau kisah-kisah yang memberi inspirasi. Alkitab berkata, “Di dalam Kristuslah kita menemukan siapa kita dan untuk apa kita hidup. Jauh sebelum kita mendengar tentang Kristus untuk pertama kali, dan membangkitkan harapan-harapan kita, Dia telah melihat kita, merancang kita bagi kehidupan yang penuh kemuliaan, bagian dari keseluruhan tujuan yang Dia kerjakan di dalam segala sesuatu dan semua orang.” (Efesus 1:11 ; Message). Ayat ini memberikan tiga wawasan ke dalam tujuan Anda.
1. Anda menemukan identitas dan tujuan Anda melalui hubungan dengan Yesus Kristus. Jika Anda tidak memiliki hubungan semacam itu, saya nanti akan menjelaskan bagaimana memulainya.
2. Allah memikirkan Anda jauh sebelum Anda pernah berpikir mengenai-Nya. Tujuan-Nya bagi kehidupan Anda telah ada sebelum keberadaan Anda. Dia merencanakannya sebelum Anda ada, tanpa masukan Anda ! ...
3. Tujuan hidup Anda sesuai dengan tujuan yang jauh lebih besar dan menyangkut alam semesta yang telah Allah rancang bagi kekekalan. Inilah isi buku ini. (Warren, 2005, p. 21)
Komentar saya :
Tidaklah salah bila Warren mengajarkan bahwa Allah itu sumber kehidupan kita, dan untuk menemukan tujuan hidup, kita harus melihat Firman Allah, bukan hikmat dunia dengan trik-trik palsu mereka baik melalui psikologi umum, motivasi sukses, dll. Tetapi sekali lagi yang menjadi permasalahannya adalah pengutipan Efesus 1:11 yang sengaja memakai terjemahan The Message untuk mendukung teorinya. Entah mengapa Warren lebih suka memakai The Message ketimbang terjemahan Alkitab bahasa Inggris lainnya yang lebih mendekati arti aslinya dalam bahasa Yunani. Efesus 1 sedang berbicara tentang pilihan Allah dan berkaitan dengan soteriologi (keselamatan). Paulus di dalam Efesus 1:11 mengajarkan, “Aku katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan -kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya-” Memang tidak salah jika Warren mengajarkan bahwa di dalam keputusan Allah, manusia tidak bisa memaksa-Nya atau memberikan usulan kepada-Nya, tetapi kembali, konteks ini sedang berbicara mengenai pilihan Allah dan keselamatan bagi manusia, dan tidak berkaitan dengan tujuan hidup yang Allah tetapkan. Baca keseluruhan pasal 1 di dalam Efesus ini untuk mendapatkan totalitas konteks yang Paulus sedang bahas. Kelemahan banyak renungan harian adalah sengaja mencomot satu ayat Alkitab tanpa melihat terlebih dahulu konteks, latar belakang, bahasa aslinya, dll. Metode “comot-menyomot” ayat Alkitab ini banyak dijumpai di banyak gereja Karismatik/Pentakosta/Injili yang mengaku secara teori percaya akan ketidakbersalahan Alkitab sambil seenaknya sendiri menafsirkan Alkitab menurut teorinya sendiri yang tidak memperhatikan apa yang Alkitab sedang bicarakan secara jelas melalui konteks, latar belakang, bahasa asli (Ibrani dan Yunani), dll.
No comments:
Post a Comment