30 March 2007

GERAKAN KARISMATIK Ditinjau dari Sudut Pandang ALKITAB dan Theologia Reformed Injili (oleh : Denny Teguh Sutandio)

GERAKAN KARISMATIK
ditinjau dari Sudut Pandang Alkitab dan Theologia Reformed Injili

oleh : Denny Teguh Sutandio


Kali ini kita akan membahas sebuah tema besar yang mungkin saya rasa tidak akan habis disoroti hanya dalam bagian ini yaitu tema : GERAKAN KARISMATIK. Pada bagian ini, saya akan mencoba menjelaskan latar belakang munculnya gerakan ini, kelebihan dan kekurangan gerakan ini serta perkembangan/perubahan gerakan ini. Pada edisi-edisi berikutnya, saya akan menjelaskan secara detail masing-masing ajaran-ajaran gerakan ini yang menyeleweng dari Alkitab.
Bagaimana Sejarah Munculnya Gerakan Karismatik ?
Dr. Martin Luther sebagai tokoh reformator Protestan dari Jerman memulai tindakan memprotes penyelewengan-penyelewengan gereja Katolik Roma dengan menempelkan 95 dalil di depan gereja Wittenberg. Saat itu api dan semangat Luther telah membakar beberapa reformator seperti Calvin, Zwingli, dll untuk meneruskan semangatnya. Dalam hal ini, penerus Luther yang paling ketat mengajarkan theologia Reformasi adalah John Calvin, yang nantinya menjadi cikal bakal theologia Reformed. Pdt. Dr. Stephen Tong menyebut Luther sebagai pendobrak ajaran yang salah dan Calvin sebagai pembangun ajaran yang benar. Sejarah theologia dan gereja-gereja Reformed/Presbyterian telah berjalan tahun demi tahun meskipun di bawah tekanan yang berat khususnya dari kepausan Roma Katolik, di mana ada suatu saat, jemaat Protestan di Perancis dibunuh habis oleh raja Perancis yang Katolik. Sejarah ini terus berjalan, hingga pada suatu saat ada suatu gerakan yang timbul melawan atau tidak puas dengan theologia dan gereja-gereja Reformed/Protestan. Pertama-tama di awal abad 20, timbullah apa yang disebut dengan Gerakan Pentakosta (Old Pentecostal) yang dimulai dengan seorang wanita yang bernama Agnes Ozman yang mengaku menerima "baptisan" Roh Kudus di Jalan Azusa (Azusa Street). Gerakan ini disebut First Wave Movement (Gerakan Gelombang Pertama). Meskipun sudah menampakkan tanda-tanda kesesatan, tetapi gerakan ini belum terlalu 100% sesat, karena gerakan ini masih memegang Alkitab (meski ada yang sudah disalahtafsirkan), lagu-lagu rohaninya cukup bermutu, dll. Gerakan ini disusul dengan Second Wave Movement (New Pentecostal) dan Third Wave Movement yang akhirnya menjadi Gerakan Karismatik yang sekarang ini. Gerakan ini mulai mengheboh ketika terjadi suatu ibadat "kepenuhan" "roh kudus" di Toronto yaitu apa yang dikenal dengan gejala Toronto Blessing yang terjadi kira-kira akhir abad 20. Gejala ini ditandai dengan suatu tanda di mana ketika di dalam sebuah gereja di Toronto Vineyard Chuch pada waktu Firman Tuhan diberitakan dan khotbah disampaikan, tiba-tiba beberapa jemaat tertawa terbahak-bahak, menangis meraung-raung, memukul-mukul meja, mengaum seperti singa, dll. Lalu, si "pendeta" yang berkhotbah lalu mengklaim bahwa ini adalah pekerjaan "roh kudus", maka populerlah suatu istilah "baru" yaitu : "tertawa dalam roh", "tertawa kudus" ("holy" laughter), dll. Gejala ini mulai mengheboh dan menyusup ke dalam berbagai denominasi gereja induk seperti Gereja Anglikan, Presbyterian, Baptis dan bahkan Katolik Roma (muncul Gerakan Pembaharuan Karismatik Katolik). Dari gejala ini, gereja-gereja di seluruh dunia ikut-ikutan semua, bahkan ada gereja-gereja yang memakai nama "Blessing" di belakang nama gerejanya, yang paling heboh, Ir. Herlianto, M.Th. dalam bukunya Toronto Blessing, Lawatan Roh Allah Masa Kini ? pernah menyebutkan adanya sebuah nama : Satay Kranggan Blessing. Istilah "Blessing" begitu ramai dipergunakan oleh orang-orang "Kristen" dan "gereja-gereja" di seluruh dunia. Yang paling menghebohkan sebuah gereja Karismatik "terbesar" di Surabaya (yang memiliki "Graha" di Nginden) pernah mengadakan tour spesial ke Toronto untuk menyaksikan Toronto Blessing untuk dibawa ke gerejanya. Gejala ini sempat heboh, bahkan buku-buku yang membahas mengenai gejala ini (ada yang pro dan kontra) begitu laris di pasaran Kristen. Pdt. Dr. Bambang H. Widjaja (Gereja Kristen Perjanjian Baru─GKPB), pernah menyetujui gerakan Toronto Blessing sebagai karya "roh kudus" dalam sebuah bukunya. Gejala ini bertahan paling lama 5 tahun, semenjak awal abad 21, gejala ini sudah tidak terdengar lagi suaranya. Tiba-tiba gejala ini surut total dan buku-bukunya sudah mulai kosong dan tidak dicetak lagi karena gejala ini sudah REDA ! Sebagai kelanjutannya, Pdt. Dr. Bambang H. Widjaja ini dalam Majalah Rohani BAHANA mengaku kesalahannya dahulu yang menerima gejala Toronto Blessing sebagai lawatan "roh kudus".
Setelah gejala ini reda, timbul suatu trend baru dari gerakan Karismatik yaitu bukan pergi ke Toronto, tetapi pergi ke Korea. Seorang "hamba Tuhan" yang bernama "Rev." Dr. Paul (David) Yonggi Cho yang pernah menulis Dimensi Keempat, dll menjadi "hamba Tuhan" booming setelah redanya gejala Toronto Blessing. Melalui gerejanya, Yoido Full Gospel Church di Seoul, Korea Selatan, banyak "hamba Tuhan" dan gereja di seluruh dunia meniru dan menganggap gereja Paul Yonggi Cho adalah gereja yang sukses karena jumlah jemaatnya terbesar di Korea. Tetapi setelah diadakan survei gereja di seluruh Korea Selatan, ternyata gereja terbesar bukanlah gereja Paul Yonggi Cho, tetapi Gereja Presbyterian. Bukankah ini sebuah penipuan yang dilakukan oleh gereja-gereja Karismatik yang menganggap diri dari "roh kudus" ?! Paul Yonggi Cho dalam bukunya Dimensi Keempat mengajarkan bahwa ketika kita ingin mempunyai mobil VW kodok, bayangkan warna, jenis, harga dan semua tentang mobil VW kodok, lalu klaimlah, maka Anda akan mendapatkannya. Ajaran Positive Thinking ini begitu merajalela di dalam gereja-gereja Kristen khususnya di gereja-gereja Karismatik. Lalu, tidak sampai di situ saja, ajaran-ajaran Positive Thinking juga dicetuskan oleh Dr. Norman Vincent Peale (mantan dari gereja Methodist), "Rev." Robert H. Schuller, "Rev." John Avanzini, "Rev. Dr." Morris Cerullo, dll dengan ajaran "Name it and claim it" ("Sebut dan Tuntutlah !"). Setelah itu, ajaran "Word Faith Movement" juga muncul dari pendiri, "Rev." Benny Hinn, dll. Ajaran ini mengatakan bahwa apa yang kita katakan, kita harus mengimaninya bahwa itu pasti terjadi. Kemudian, muncul tokoh-tokoh terkenal yang juga TV evangelists ("penginjil-penginjil TV) mulai dari Jim Bakker, Jimmy Swagart, dll. Anda tahu siapa kedua tokoh ini ? Jim (James) Bakker adalah seorang "pendeta" yang berhasil dengan liciknya menipu orang-orang "Kristen. Di salah satu kebaktian yang disiarkan di TV, Jim Bakker berkata bahwa orang yang duduk di baris keempat dan kolom ke empat (dan seterusnya) sedang sakit kanker, lalu Jim Bakker berkata bahwa Tuhan akan menyembuhkannya. Semua orang kaget dan menyangka inilah pekerjaan "roh kudus" pertama dari karunia-karunia Roh Kudus yaitu kata-kata bijaksana (1 Kor. 12:1-11). Oleh karena itu, gejala ini di kalangan gereja-gereja Karismatik disebut Third Wave Movement (Gerakan Gelombang Ketiga). Tetapi seorang wartawan mulai curiga dengan hal ini, tiba-tiba ia menyelidikinya dan ternyata diketemukan bahwa Jim Bakker memakai sebuah wireless-earphone ketika berkhotbah. Di mana lazimnya, sebelum kebaktian dimulai, ada penyambut tamu yang menanyakan kabar dari para jemaat yang datang, nah, si penyambut tamu ini melaporkan ke Jim Bakker melalui wireless-earphone bahwa si ini, itu sakit ini dan itu. Lalu, Jim Bakker mengatakan bahwa "roh kudus"-lah yang memberitahu demikian. Hidupnya pun benar-benar tidak beres, main pelacur yang tidak lain adalah dengan sekretaris gerejanya sendiri, Jessica Khan. Inilah gaya penipuan yang telah merugikan berjuta-juta orang "Kristen" yang dengan mudahnya ditipu oleh pekerjaan-pekerjaan setan ! Inikah pekerjaan "roh kudus" ?!
Orang kedua yang sama gilanya adalah Jimmy Swagart. Jimmy Swagart dalam setiap khotbahnya di TV di USA selalu berkata, "God told me" (=Tuhan berkata kepada saya) bahwa gereja-gereja akan suam-suam kuku, dan hanya gerejanya saja yang "bertumbuh". Di TV, Jimmy Swagart menghina Jim Bakker, tetapi pada saat yang sama, dia sedang berbuat hal yang sama dengan Jim Bakker. Pagi, dia berkhotbah tentang "roh kudus", dan malam harinya dia pergi ke pelacuran. Lantai rumahnya dari marmer, kran rumahnya dilapisi emas, dan rumah anjingnya ada AC. Jimmy Swagart memecat asistennya karena tidak mau taat kepadanya. Lalu, si asisten ini merasa benci dan dendam, dan akhirnya bertekad untuk menelusuri kehidupan Jimmy Swagart. Dan akhirnya, si asisten ini menemukan Jimmy Swagart sedang ke pelacuran. Si asisten ini merekam semua adegan ini dan mengempiskan ban mobilnya agar si asisten ini bisa merekam dengan lebih lama semua adegan ini tanpa diketahui oleh Jimmy Swagart. Lalu, hasil rekaman ini dibawa ke sinode Assembly of God (Gereja Sidang Jemaat Allah) di Colorado, USA dan Jimmy Swagart dipanggil sinode, ditontonkan sebuah hasil rekaman video ini dan ditanyai apakah dia berbuat seperti itu. Pertama kali, sebelum ditontonkan hasil rekaman ini, ia tidak mau mengaku, tetapi setelah ditontonkan hasil rekamannya, ia akhirnya mengaku. Ia diharuskan mengaku di TV di hadapan 8.000 orang atau lebih, lalu berita ini tersiar dan kembali, keKristenan dihina.
Orang ketiga yang sama tololnya adalah Oral Roberts. Di TV, dia berteriak-teriak minta uang U$ 8,3 juta. Ia mengaku jika dia tidak dipenuhi keinginan, maka ia akan dipanggil oleh Tuhan. Kemudian, orang-orang "Kristen" pemuja Oral Roberts di USA ramai-ramai mengumpulkan uang karena takut dia meninggal. Tiba-tiba pada hari H, munculnya sebuah check yang berisi U$ 6 juta dan ketika wartawan menelusurinya, apakah orang yang memberikan check ini orang Kristen atau bukan, ternyata bukan. Orang ini berkata, "Ya, kalau orang sudah gila tidak ditolong, kan kasihan. Toh uang saya cukup banyak, nanti kalau orang itu bunuh diri kan kasihan." Kembali, keKristenan dihina habis-habisan. Anda mengira ini pekerjaan "roh kudus" ?! Anda kira pekerjaan "roh kudus" pasti wah, heboh dan gemerlap ala "club" rohani ?! Setelah gejala Toronto Blessing, Paul Yonggi Cho dan para TV evangelists ini usai, sekarang timbul gejala-gejala baru mulai dari Pensacola Blessing, "mukjizat" gigi emas, "penginjilan" terhadap orang mati (ala "Ev." Andereas Samudera), Minyak Urapan (Pemuja Pariadjiisme), Festival "Kuasa Allah" ("Pemuja" Mantofaisme), Graha BETHANY (Pemuja Bethaniisme). KeKristenan telah dirusak oleh ajaran-ajaran yang begitu simpang siur tetapi tetap saja tidak sadar bahkan mereka cenderung menikmatinya (enjoy) karena mereka menganggap yang dari "roh kudus" tidak usah pakai pikiran. Sambil berkata demikian, orang seperti ini sebenarnya secara tidak sadar sedang menggunakan pikirannya untuk mengatakannya. Ironis sekali ! Setelah kita menelusuri sejarah-sejarah gerakan ini, mari kita kembali untuk menyelidiki benarkah gerakan ini dari Tuhan dan sesuai Alkitab, atau sebenarnya ini merupakan penipuan yang setan sedang kerjakan untuk memperdayakan anak-anak Tuhan di zaman ini ? Jujur saya akui tidak semua gereja-gereja Karismatik/Pentakosta menerima ajaran-ajaran yang sama, karena beberapa dari mereka sudah sadar bahwa ajaran-ajaran mereka salah, dan bahkan ada seorang hamba Tuhan dari Gereja Pentakosta di Indonesia (GPdI) menyerang ajaran-ajaran sesat seperti "mukjizat" gigi emas, tertawa "kudus" ala Toronto Blessing, dll.

Apa Kelebihan-kelebihan dari Gerakan Karismatik ?
Pertama, gerakan ini memotivasi orang untuk memberitakan Injil. Memang benar, sepanjang sejarah theologia, khususnya theologia Reformed, semangat penginjilan sudah menjadi luntur semenjak Calvin mengatakan bahwa penginjil tidak diperlukan lagi. Tetapi tidak berarti akibatnya munculnya gerakan Karismatik, muncullah theologia Reformed Injili. Karena sepanjang sejarah, Rev. Jonathan Edwards, A.M. dan George Whitefield bertheologia Reformed sekaligus bersemangat Injili (mengabarkan Injil). Jadi muncullnya theologia Reformed Injili bukan karena adanya gerakan Karismatik, tetapi itu sudah semestinya yang diajarkan oleh Alkitab dan diikuti oleh gereja-gereja. Meskipun gerakan ini memiliki semangat penginjilan, tetapi orang-orang dalam gerakan ini kurang menguasai isi Injil Kristus yang sejati, dikarenakan mereka sendiri tidak perlu theologia yang sehat.
Kedua, ada sukacita dalam pelayanan. Banyak para pelayan gereja-gereja Protestan mainline sudah kehilangan sukacita dalam melayani Tuhan, karena ada "beban" jika mereka harus melayani Tuhan. Gerakan Karismatik sedikit memberikan kontribusi positif yaitu adanya sukacita dalam melayani Tuhan. Mereka rajin dan giat melayani Tuhan. Hal ini yang patut ditiru oleh gereja-gereja Protestan mainline yang hanya pintar bertheologia, tetapi lupa untuk ambil bagian dalam pelayanan. Meskipun gerakan ini memotivasi orang untuk melayani Tuhan, tetapi orang-orang dalam gerakan ini terkadang menyepelekan pentingnya theologia yang sehat dalam pelayanan itu sendiri.
Ketiga, memotivasi orang untuk berdoa. Gereja-gereja Protestan mainline (seperti GKI, GPIB, GKJW, dll) sudah melupakan pentingnya berdoa. Doa menjadi suatu rutinitas dan keterpaksaan semu, sehingga ibadah/kebaktian doa sudah hilang dari peredaran mayoritas gereja-gereja seperti yang saya sebutkan. Dalam hal ini, gerakan Karismatik sedikit memberi kontribusi positif yaitu pentingnya jam doa dalam gereja. Tetapi yang perlu disadari apa pentingnya jam doa ini dan motivasi dalam berdoa, kurang dimengerti secara holistik oleh gerakan Karismatik, sehingga mereka mengadakan doa bahkan doa semalam suntuk tanpa mengetahui motivasi, tujuan dan cara yang benar yang seperti Tuhan inginkan. Saya tidak menyalahkan jika gereja-gereja mengadakan ibadah/persekutuan doa bahkan doa semalam suntuk, karena itu baik, tetapi motivasi, cara dan tujuan dari doa tersebut harus jelas.
Keempat, khotbah yang cukup panjang/lama. Gereja-gereja non-Karismatik (Protestan mainline dan Katolik Roma) memiliki jam khotbah lebih pendek dari gereja-gereja Karismatik. Ambil contoh, gereja Katolik mempergunakan jam khotbah hanya kira-kira 10-15 menit dan selebihnya dipergunakan hanya untuk liturgi ibadah. Hal ini dilatarbelakangi oleh pemikiran dari seorang theolog Katolik Roma Thomas Aquinas yang mengatakan pentingnya liturgi dalam gereja, sehingga khotbah dan penyampaian Firman Tuhan disingkirkan bahkan hampir diabaikan. {Hal ini akan saya uraikan pada edisi berikutnya}. Gereja-gereja Protestan mainline (seperti GKI) mempergunakan jam khotbah hanya kira-kira 15-20 menit dari kira-kira 1 jam ibadah, lebih lama sedikit dari gereja-gereja Katolik Roma, tetapi masih sebentar. Dan gereja-gereja Injili (seperti GKA, GKT, dll) hanya mempergunakan waktu 30-45 menit dari 90 menit ibadah, lebih mendingan dari gereja-gereja seperti GKI, dll, tetapi masih kurang. Dalam hal ini, gereja-gereja Karismatik mempergunakan jam khotbah hampir 1 jam penuh, meskipun perlu disadari beberapa khotbah mereka hampir tidak ada isinya karena terlalu banyak lelucon, kesaksian, cerita-cerita, dll. Gerakan Reformed Injili dari hamba-Nya, Pdt. Dr. Stephen Tong mendobrak gereja-gereja seperti ini dan mulai menempatkan pemberitaan Firman Tuhan melalui khotbah ekspositori (membahas dan menafsirkan ayat per ayat dalam satu perikop Alkitab). Jadi, Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) yang didirikan oleh hamba-Nya yang setia ini menempatkan jam pemberitaan Firman Tuhan melalui khotbah sebagai yang utama. Di GRII Andhika (gereja saya), jam khotbah hampir 1 jam bahkan lebih sedikit (jika kebaktian umum sore yang dimulai Pkl. 16.30 WIB, khotbah dimulai kira-kira Pkl. 17.25-18.25 WIB, jika gembala sidang, Pdt. Sutjipto Subeno yang berkhotbah, sebelumnya ada pengumuman sebentar mulai Pkl. 17.10-17.20/25 dari gembala sidang).
Kelima, menggugah kembali pentingnya pengalaman rohani. Gereja-gereja Protestan mainline terlalu menekankan pentingnya theologia dan akademis, sampai lupa pentingnya juga pengalaman rohani dengan Tuhan. Dalam hal ini, gerakan Karismatik menggugah kembali pentingnya pengalaman rohani, tetapi masalahnya pengalaman rohani tidak selalu datang dari Tuhan. Nah, oleh karena itu, kembali, Gerakan Reformed Injili menyeimbangkan kedua hal ini, pentingnya theologia yang sehat dan bertanggungjawab yaitu theologia Reformed dan pengalaman rohani sejati yang sesuai Alkitab. Setiap pengalaman rohani yang bukan datang dari Allah dan tidak sesuai dengan Alkitab wajib dibuang, sedangkan yang sesuai dengan Alkitab, menandakan adanya hubungan yang intim/relationship dengan Allah. Tidaklah salah jika ada orang yang bersaksi di gereja, menyaksikan cinta kasih Tuhan, tetapi yang perlu diperhatikan kesaksian itu apakah asli atau palsu dan apakah yang disaksikan benar-benar sesuai Alkitab atau asal comot ayat Alkitab tanpa melihat konteks lalu bersaksi sembarangan dengan pakai ayat Alkitab tersebut.

Apa Kekurangan-kekurangan dari Gerakan Karismatik ? (dalam hal ajaran)
Pertama, "theologia" kemakmuran. Mayoritas (TIDAK SEMUA) gerakan/gereja Karismatik mengagungkan apa yang disebut sebagai "theologia" kemakmuran atau yang disebut sebagai "injil" sukses. Ajaran ini mengatakan bahwa setiap orang "Kristen" harus sukses, kaya, berhasil, berkelimpahan, sehat, dll. Buku-buku yang bertemakan sukses dari "Rev. Dr." Paul Yonggi Cho yang berjudul, "Mengapa Saya Harus Menderita ?", "Dimensi Keempat", dll begitu laris di pasaran keKristenan. Bahkan ada satu gereja Karismatik "terbesar" di Surabaya menggunakan nama depan "Successful". Siapa sich di dunia ini yang tidak mau sukses ? Bahkan banyak "hamba Tuhan" pun salah mengerti konsep sukses yang Tuhan inginkan. Bukankah dunia ini selalu mengajarkan sukses, berpikir dan menjadi kaya, dll ? Menurut mereka, sukses itu ditandai dengan banyaknya uang, kita semakin dihormati, atau mungkin kita menjadi motivator unggul seperti yang sedang digembar-gemborkan oleh Andrie Wongso yang mengadakan seminar bersama A. A. Gym. Itukah sukses yang Tuhan inginkan ? Mengapa banyak orang "Kristen" tidak mau sukses dengan cara Tuhan yaitu rela menjadi hamba, taat mutlak pada perintah-Nya, tidak maunya sendiri, mengerjakan apa yang Alkitab ajarkan ? Itu prinsip sukses ala Kristen dan Alkitab. Kita bukannya tidak boleh sukses, tetapi apakah ukuran kesuksesan (apalagi di gereja) selalu dari kuantitas, keuangan, dll ? Pdt. Dr. Stephen Tong pernah mengatakan bahwa kalau gereja dikatakan sukses, bertumbuh dan ada "roh kudus" kalau kuantitas jemaatnya bertambah/banyak, maka sebutlah juga Mekkah sebagai tempat yang ada "roh kudus" karena setiap tahun orang yang datang ke Mekkah, itu hampir 12 juta lebih banyak dari orang-orang dalam sekali penginjilan oleh Billy Graham. Kuantitas tak menjamin sebuah gereja benar-benar ada Roh Kudus. Karena sejujurnya, gereja-gereja setan di USA lebih banyak pengikutnya, beranikah Anda mengatakan itu juga dari "roh kudus" ?
Kedua, mutlaknya berbahasa roh. Mayoritas (tidak semua) dari gerakan ini memutlakkan bahasa roh sebagai satu-satunya tanda kepenuhan "roh kudus". Bahkan di salah satu gereja Karismatik terbesar di Surabaya membuka SOM (Sekolah Orientasi Melayani) kelas bahasa roh. Sungguh lucu, apakah Alkitab pernah mengajarkan bahasa roh perlu dipelajari ? Bukankah itu salah satu dari karunia Roh Kudus yang paling tidak penting (1 Kor. 12:1-11) ? Bahkan, Pdt. Thomy J. Matakupan dalam katekisasi yang pernah saya ikuti, pernah mengatakan di sebuah SOM BETHANY, ada "pendeta" yang menyebutkan bahwa hanya orang-orang yang bisa berbahasa roh yang diangkat Tuhan Yesus ke Surga. Di seluruh Alkitab, tidak ada satu ayat pun yang mengajar hal seperti ini. Inilah namanya sesuatu yang relatif dimutlakkan. Masih adakah bahasa roh sampai sekarang ? Masih ada, tetapi penggunaannya sudah diselewengkan oleh banyak "pemimpin-pemimpin gereja" yang tidak bertanggungjawab ! Bahasa roh bukan sebagai syarat untuk diselamatkan (Second Blessing/Berkat Kedua), tetapi itu hanya karunia dan hanya diberikan kepada orang-orang tertentu yang Allah inginkan. Karunia ini pun adalah termasuk karunia yang tidak penting karena urutannya paling akhir, karena karunia ini mudah dipalsukan oleh setan. Kalaupun karunia bahasa roh ada, ini harus dipergunakan hanya dalam pengabaran Injil bukan sebagai embel-embel/syarat tambahan untuk masuk Surga. Keselamatan hanya ada di dalam nama Tuhan Yesus dan hanya melalui anugerah-Nya yang memberikan iman kepada anak-anak-Nya serta kita melakukan apa yang dikehendaki-Nya. Tidak ada cara lain manusia bisa diselamatkan, hanya oleh karena anugerah dan iman saja, bukan karena perbuatan baik atau pun kemampuan berbahasa roh (juga bisa digolongkan sebagai perbuatan baik manusia). Untuk hal ini, silahkan baca 1 Korintus 14:1-40 (baca seluruh ayat, jangan dipotong-potong).
Ketiga, Word of Faith Movement (Gerakan Kata-Kata "Iman"). Mayoritas dari gerakan ini mempercayai bahwa apapun yang kita katakan, kita harus mengimaninya bahwa itu pasti terjadi. Itukah iman ? Itu bukan iman, tetapi self-confidence (kepercayaan diri) yang menggunakan nama iman dan Tuhan dengan sembarangan padahal itu dari diri sendiri. Bedakan dua istilah antara iman dan kepercayaan diri dan antara istilah iman dan Positive Thinking ! Iman adalah penyerahan total diri manusia kepada Allah dan menempatkan-Nya sebagai Tuhan (LORD ; Yunani : Kurios) di dalam hidupnya (Yunani : pistos berarti bergantung pada Kristus).
Keempat, "rebah dalam roh". Mayoritas gerakan ini mempercayai bahwa jika "roh kudus" bekerja atas orang-orang tertentu, maka orang-orang tersebut harus rebah/jatuh ke belakang (Jawa : nggeblak). Hal ini terjadi pada banyak ibadah/kebaktian kesembuhan "ilahi" atau dengan istilah-istilah seperti : Festival "Kuasa Allah" atau KKR Kesembuhan "Ilahi" atau sejenisnya. Biasanya orang-orang yang maju ke depan (altar call) didoakan oleh "pendeta" lalu tiba-tiba pasti disertai adegan nggeblak ini. Kalau pun orang-orang ini ada yang tidak nggeblak, sang "pendeta" mendorong-dorong atau kalau perlu meniup (entah sudah sikat gigi atau belum) supaya orang ini bisa jatuh/nggeblak (entah apakah itu dari "roh kudus" atau tidak tahan bau si "pendeta" yang belum sikat gigi atau baru makan jengkol). Kemudian, anehnya, ada orang-orang/panitia-panitia yang menjaga agar orang-orang yang jatuh ini kepalanya tidak sampai ke tanah. Pdt. Thomy J. Matakupan (GRII Andhika) kembali mengatakan bahwa Alkitab tak pernah mengajarkan dua adegan ini !
Kelima, orang-orang "Kristen" yang sakit pasti disembuhkan oleh Tuhan. Kembali, Word Faith Movement muncul. Kalau ini bentuknya mirip Word Faith Movement, tetapi lebih menekankan aspek self-confidence dari si sakit lalu si sakit harus memiliki "iman kepada Tuhan" (yang sebenarnya iman kepada diri sendiri) bahwa dia pasti sembuh. Mereka menggunakan istilah, "Name it and claim it !" (Sebut dan Tuntutlah!). Mereka beralasan kita adalah anak-anak Raja, di mana Raja pasti menuruti apa yang kita mau, karena kita adalah anak-anak-Nya. Benarkah ajaran demikian ? Bukankah Kristus sendiri yang adalah Anak Allah dibiarkan oleh Bapa-Nya menanggung dosa manusia bahkan sampai disalib di kayu salib ? Kalau seandainya ajaran ini benar, tentunya Kristus juga tidak boleh dibiarkan oleh Bapa-Nya untuk mati di kayu salib demi dosa-dosa kita karena Kristus adalah Anak Allah, dan bagaimana "nasib" kita yang dosanya tambah lama tambah besar dan tak tertebus ?! Orang yang memiliki kepercayaan bahwa kalau mereka sakit pasti disembuhkan oleh Tuhan, suatu saat ketika mereka benar-benar sakit dan Tuhan tidak menyembuhkannya, maka orang-orang seperti ini paling dahulu menghujat Allah dan meninggalkan gereja. Pdt. Dr. Stephen Tong pernah mengatakan beliau pernah bertemu dengan seorang "Kristen" yang mengatakan bahwa dia sedang kecewa kepada Allah. Beliau bingung mengapa ada orang "Kristen" seperti ini. Apakah ini salahnya sendiri atau sebaliknya, salah gereja yang mengajarkan Alkitab secara sembrono dan mengatakan bahwa orang Kristen pasti sukses, sehat, kaya, berkelimpahan, dll? Benarkah orang sakit pasti disembuhkan oleh Tuhan ? Sebenarnya yang berdaulat itu Tuhan atau manusia ? Kalau ajaran ini benar, maka idealnya, manusia lah yang mengatur alam semesta dan "Tuhan" menjadi pembantunya saja. Tetapi kenyataannya, manusia saja mengurusi keluarga saja tidak beres, apalagi mengurusi alam semesta tambah tidak beres. Jadi, siapa yang sebenarnya berdaulat ? Tentulah, Allah. IA memang mampu menyembuhkan penyakit karena IA Mahakuasa, tetapi IA sendiri belum tentu mau melakukannya, karena mungkin tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Misalnya : kalau penyakit si X disembuhkan, si X tidak lagi melayani Tuhan, maka IA tidak menyembuhkan penyakitnya.
Keenam, "roh kudus" melawan rasio. Bukankah mayoritas "hamba Tuhan" dari gerakan ini melawan theologia habis-habisan dan menganggap theologia itu produk setan ?! Mereka menganggap orang yang dipenuhi "roh kudus" tidak boleh pakai akal/rasio. Sungguh aneh, bukan ? Rasio itu diciptakan oleh Tuhan dan barangsiapa yang menghina rasio, ia juga menghina Tuhan sebagai Penciptanya. Memang, orang Kristen tidak boleh mendewakan rasio, tetapi orang Kristen tetap harus berpikir dan beriman ketika di gereja. Masalahnya, orang Kristen kalau ke gereja sudah tidak mau lagi menggunakan pikirannya karena si "pendeta" berkata bahwa khotbah itu tidak boleh memberatkan jemaat. Benarkah Roh Kudus bertentangan dengan rsaio ? Bukankah Alkitab sendiri mengatakan bahwa Roh Kudus akan datang untuk menginsyafkan manusia akan dosa, kebenaran dan penghakiman serta apa yang Kristus telah ajarkan (baca : Yohanes 15-16) ?
Masih banyak ajaran Karismatik yang perlu dibereskan satu per satu melalui tema-tema yang berbeda pada edisi-edisi berikutnya. Sekarang, mari kita menyelidiki perkembangan dan sedikit perubahan gereja-gereja Karismatik abad ini. Setiap kali saya membicarakan gerakan Karismatik, saya TIDAK menyebutkan kata "semua gerakan Karismatik", karena saya tahu ada beberapa gereja-gereja Karismatik/Pentakosta yang menyadari kekeliruannya dan bertobat. Ada beberapa tokoh-tokoh/"pendeta-pendeta" Karismatik yang menyadari kekeliruannya dan bertobat :
Pertama, Jim Bakker. Jim Bakker yang sudah saya kemukakan di atas bahwa dia adalah pengkhotbah TV yang ternyata menipu jutaan jemaat melalui wireless-earphone yang dipasang itu akhirnya mengakui kesalahannya dan melalui pengakuannya yang dicantumkan di Majalah Rohani Populer BAHANA : I Was Wrong (Saya Dulu Salah) mengungkapkan semua kekeliruannya dulu bahkan saya sendiri pernah melihat buku yang ditulis Jim Bakker yang membahas racun dari "theologia" kemakmuran yang edisi terjemahannya diterbitkan oleh Metanoia.
Kedua, "Rev." Benny Hinn yang juga pencetus ajaran Word Faith Movement dan "theologia" kemakmuran juga mengakui kesalahannya setelah menyadari ketika ia sedang melayani Tuhan di sebuah daerah, ternyata ada seorang Kristen yang miskin tetapi setia dalam mengikut Tuhan. Di saat itulah, Benny Hinn sadar lalu mengoreksi kesalahannya yang dahulu mempopulerkan bahwa orang "Kristen" harus kaya dan sukses.
Ketiga, Rev. Dr. Paul (David) Yonggi Cho yang gerejanya banyak diagungkan oleh banyak pemimpin gereja Karismatik, ternyata sudah bertobat dan kembali mempelajari theologia baik-baik (Reformed theology). Tahukah Anda gerejanya dulu yang liturgi/tata ibadahnya dan lagu-lagunya Karismatik murni (Full Gospel-Injil Sepenuh), sekarang diganti menjadi lagu-lagu klasik dan liturginya ala gereja Protestan (tertib) serta khotbahnya tidak lagi bersifat Karismatik, tetapi Injili.
Keempat, Pdt. Josep Sebastian Kawu. Mungkin nama ini tidak seberapa dikenal. Pdt. Josep Sebastian Kawu adalah mantan pendeta di GEREJA BETHANY yang BERTOBAT, menempuh pendidikan theologia Reformed di Sekolah Tinggi Theologia Reformed Injili Indonesia (STTRII) Jakarta dan sekarang menggembalakan Gereja Bethel Indonesia (GBI) Graha Famili, Surabaya, satu-satunya gereja Bethel Indonesia (GBI) yang mendukung KKR dan seminar Pdt. Dr. Stephen Tong.
Setelah menyadari kengerian gejala Karismatik ini dan perubahan gerakan Karismatik ini ke arah sedikit lebih baik (Jawa : nggenah), sadarkah kita trend dan arus zaman yang menipu ternyata hanya tahan sebentar saja dan kebenaran sejati yang Alkitab ajarkan tak akan pernah bisa digeser oleh arus zaman. Injil sejati memang sulit dan "terkesan" tidak laku, tetapi itu yang paling bertanggungjawab dan teruji segala zaman. Bandingkan theologia Reformed dengan theologia-theologia dari gereja-gereja lain, manakah yang paling berkualitas dan bertanggungjawab ?! Tahukah Anda arloji buatan mana yang berkualitas ? Casio buatan Jepang ? TIDAK ! Dari Indonesia atau Arab ? MUSTAHIL. Dari negara-negara Katolik Roma ? TIDAK ! Dari negara-negara Budha, Hindu, Kong Hu Cu ? TIDAK ! Hanya negara-negara yang dipengaruhi oleh Protestantisme (Reformed) yang bisa memproduksi arloji dan barang-barang bermutu misalnya Rolex, dll yang buatan Jerman (negara kelahiran Luther), Perancis (daerah yang dipengaruhi theologia John Calvin/Reformed), Belanda (Protestan). Kalau Toronto Blessing dari Tuhan, mengapa ajaran ini bisa reda dengan sendirinya ? Mengapa ajaran Reformed Injili yang dulu sudah dimiliki para penginjil seperti Jonathan Edwards, Arthur W. Pink, George Whitefield, dll tetap ada/exist sampai sekarang dan diteruskan oleh hamba-Nya, Pdt. Dr. Stephen Tong ?! Injil Kristus yang murni tak mungkin bisa hilang dari peredaran meskipun manusia menghambatnya! Tetapi "injil" murahan pasti akan reda dan digeser oleh arus zaman yang sedang menggelora ! Terserah Anda, maukah Anda dikecoh oleh berbagai fenomena-fenomena yang menipu dalam BEBERAPA gerakan Karismatik yang liar atau maukah Anda kembali kepada Alkitab dan belajar Firman-Nya dengan sungguh-sungguh dan bertanggungjawab ?! Renungkanlah ! Amin.

Kepustakaan :
1. Tong, Pdt. Stephen, Dr. Artikel : Apakah Baptisan Roh Kudus ?
2. Tong, Pdt. Stephen, Dr. Artikel : Kecewa Kepada Allah.
3. Tong, Pdt. Stephen, Dr. 2004. Kaset Seminar Pembinaan Iman Kristen (SPIK) 2004 : Gerakan Reformed Injili dan Krisis Zaman. Jakarta : Stephen Tong Evangelistic Ministries International (STEMI).
4. Tong, Pdt. Stephen, Dr. 2005. Seminar Pembinaan Iman Kristen (SPIK) 2005 : Gerakan Reformed Injili dan Arah Sejarah. Surabaya : Stephen Tong Evangelistic Ministries International (STEMI).
5. Subeno, Pdt. Sutjipto, S.Th., M.Div. (2005). Khotbah Mimbar. Surabaya : Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) Andhika.
6. Matakupan, Pdt. Thomy, Drs., S.Th., M.Div. (2005). Bahan Katekisasi. Surabaya : Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) Andhika.
7. Alkitab. (2000). Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia (LAI).
8. Herlianto, Ir., M.Th. Toronto Blessing : Lawatan Roh Allah masa kini ? Bandung : Yayasan Bina Awam (YABINA).
9. Majalah Rohani Populer BAHANA. Jakarta : Yayasan ANDI.
10. Majalah Rohani Solagracia. Jakarta : Persekutuan Pekabar Injil (PPI).




Printed©2005 by : Euaggelion Ministries (pelayanan pribadi)

1 comment:

EGA said...

Ketiga, Rev. Dr. Paul (David) Yonggi Cho yang gerejanya banyak diagungkan oleh banyak pemimpin gereja Karismatik, ternyata sudah bertobat dan kembali mempelajari theologia baik-baik (Reformed theology). Tahukah Anda gerejanya dulu yang liturgi/tata ibadahnya dan lagu-lagunya Karismatik murni (Full Gospel-Injil Sepenuh), sekarang diganti menjadi lagu-lagu klasik dan liturginya ala gereja Protestan (tertib) serta khotbahnya tidak lagi bersifat Karismatik, tetapi Injili.

apakah itu benar, karena saya lihat dari http://english.FGTV.com/
yang merupakan website Yoiso Full Gospel Church masih menggunakan Praise and Worship yang notabene dan Praise yang notabene adalah karismatik dan beberapa khotbahnya masih bersifat Full Gospel ni beberapa contoh outlinenya:

tanggal 04-06-2006

2006. 6. 4. Sunday Sermon at Yoido Full Gospel Church – Seoul, Korea
Speaker: Rev. Yonggi Cho, Senior Pastor
Website: www.fgtv.com

The Blessing of the Coming of the Holy Spirit

Acts 2:1-4


Introduction: Explanation of Acts 2:1-4

1. Adam became a living being through God's breath of life
1) God formed all life out of the ground (Ge 2:19-20)
2) God formed Adam from the dust of the ground and breathed into his
nostrils the breath of life (Ge 2:7)
3) The double life of Adam
(1)Physical life
(2) Spiritual life
- Physical life communicates with nature and spiritual life
communicates with God (Ge 1:26, Job 33:4)
4) Spiritual life died due to Adam’s original sin, and communication with God who is Spirit was broken (Ro 5:12, Isa 59:2)
- Our sin must be forgiven, and we have to receive the Holy Spirit, which is God’s breath of life, in order to be born again in the Spirit (Ro 6:23, Ac 2:38)

2. The miracle on the Day of Pentecost
The vision of Ezekiel (Eze 37:1-10)
1)The spirit died due to sin, and the world became like dry bones The breath of God entered humankind
(1) The wind of the Holy Spirit makes sinners rise from the dead and receive spiritual life by accepting Jesus (Ro 8:2)
(2) The wind of the Holy Spirit drives out the wind of decayed demons and brings heaven (Mt 12:28, Ro 14:17)
(3) A strong wind means the strong work of the Holy Spirit of God
2) What seemed to be tongues of fire (Zec 4:6, 2Co 10:4)
(1) Lead to the world of light from darkness by brightening the darkness of sin
(Jn 8:12, Col 1:13-14)
(2) Brings the warmth of love in a world of ice and chilly draft (Ro 5:5)
(3) Fire is a disinfectant that burns impurities (Mal 3:2, Heb 12:29)
(4) Fire has strength to make a new product (Ps 51:10, 2Co 5:17, Eph 4:24)
3) Speaking in other tongues
(1) Spiritual communication with God (1Co 14:2, 14:15)
(2) Speaking in other tongues is the revelation of the Holy Spirit (Ro 8:26)
(3) Speaking in other tongues cleanses the mind (Isa 28:11-12)

3. Christianity is the work of the Holy Spirit
1) Not a study (Isa 11:2, 1Co 12:3)
2) Not a ceremony or formal religion (Jn 4:24)
3) Not an action of humankind (organization) (Mt 18:20, Eph 1:22-23, 1Co 3:16)
4) It is a movement of the Holy Spirit with the grace of atonement of the Cross of Jesus
(Jn 14:16, Ac 1:8) r

Conclusion: The Holy Spirit came to rest in the upper room on the Day of Pentecost. He is resting and working among the Church, which is today’s upper room. God drives darkness away —just like tongues of fire—by His breath like a strong wind, and He works through the speaking in other tongues to embrace all the people in the world.

tanggal 30-5-2004

2004. 5. 30. Sunday Sermon at Yoido Full Gospel Church – Seoul, Korea
Speaker: Rev. Yonggi Cho, Senior Pastor
Website: www.fgtv.com

When the Day of Pentecost Came

Acts 2:1~4

Introduction: In the time of the Old Testament, the Day of Pentecost was the event that had two meanings. First, it celebrated the day when fifty days after the Israelites had the Passover and came out of Egypt, they received the law on Mt. Sinai. Second, it was the season when on the 50th day after the Passover, they celebrated the offering they gave to God, waving a sheaf of the first grain that they had harvested.
Fifty days after Jesus died on the Cross as the Lamb for our salvation on the Passover, God poured out the Holy Spirit, and the first church was born in the upper room of John whose other name was Mark.

1. The Holy Spirit came like the blowing of a violent wind.
1) The wind symbolizes the Spirit of God.
(1) God formed Adam and breathed into his nostrils the breath of life, and he became a living being (Ge 2:7). The breath of life is from the Hebrew, 'ruach', and it means, 'the breath of God' or 'God's breathing'.
(2) The breath of life was breathed into the dry bones in the valley of Ezekiel (Eze 37:5). In the English Bible, it is translated into 'breath', that is 'the breath of God' or 'God's breathing'.
(3) After His resurrection, Jesus appeared to His disciples, breathed His breath, and told them to receive the Holy Spirit. Therefore, the Holy Spirit is God's breath and His breathing (Jn 20:22).
2) A strong wind of God's breathing.
(1) In order to drive out unclean, polluted air and get fresh life and clean air, a clean, fresh, strong wind must blow, which can change the environment (Hos 13:3; Jer 13:24).
(2)This world is polluted by the devil and demons. In order to purify the environment polluted by the god of this world and the demons of filth, evil, lies, infirmity, and disease, a strong wind of the Holy Spirit must blow (Eze 18:31; Zec 4:6).
(3) Only the indwelling of the Holy Spirit brings faith, hope, love, righteousness, peace, and joy (Ro 14:17; 15:13; Jn 7:38).

2. The Holy Spirit came like tongues of fire.
1) A fire brightens darkness - the Holy Spirit reveals Jesus the light in the dark mind of humanity (Jn 1:4; 8:12).
2) A fire burns dirty things - the Holy Spirit extinguishes the desires of the sinful nature (Gal 5:19-21; Eph 4:30).
3) Tongues of fire - the Holy Spirit turns people into witnesses like fire (Ac 1:8; 5:30-32).

3. The Holy Spirit came with fullness.
1) The Holy Spirit is with us and brings the change of inspiration and impression (Jn 14:26; Lk 24:45; 2 Co 5:17).
2) The Holy Spirit dwells in us and makes us bear the fruit of rebirth, internal change, and spiritual life (Jn 3:5; Php 1:9,10; Gal 5:22,23).
3) The Holy Spirit gives us gifts, duties, and abilities - He is poured out on us, that is, the experience of the fullness of the Holy Spirit (1 Co 12:7-11, Ro 12:6-8).

4. The Holy Spirit enabled them to speak in other tongues.
1) Speaking in tongues is very practical experience in the life of faith (1 Co 14:18; 14:39).
2) The parable of tongues.
(1) If we migrate to a foreign county, we have to learn the language of that country.
(2) Heavenly people have to speak the heavenly language - use the language of salvation. (Ro 10:9,10). 'Let us always speak of the new identity and status, the salvation of spirit, soul, and body (holistic salvation), and the life of grace’ (Isa 53:5; 1 Pe 2:9; 3 Jn 1:2).
3)The tongue rules the whole body (Jas 3:2-5; Pr 18:21; Col 3:17; Eph 4:25,29).

Conclusion: The Holy Spirit who came on the Day of Pentecost is with us forever. He is the Third Person of the triune God. We live with the Holy Spirit of God. He is within us. He comes upon us, and fills us with power.

26-09-2004

2004. 9. 26. Sunday Sermon at Yoido Full Gospel Church – Seoul, Korea
Speaker: Rev. Yonggi Cho, Senior Pastor
Website: www.fgtv.com

What Are the Benefits of Praying in Tongues?

1 Corinthians 14:39-40


Introduction: The Bible talks about speaking in tongues. The disciples of Jesus gathered together in the upper room of Mark John on the Day of Pentecost 50 days after the crucifixion, and they were all filled with the Holy Spirit and began to speak in other tongues. Afterward, the Holy Spirit made all listeners speak in other tongues. They lifted God’s name on high when Peter preached the Gospel at the house of Cornelius who was a centurion of what was called the Italian cohort. Many years later, Paul went down to Ephesus and preached the Gospel for 12 disciples. When Paul laid his hand on the disciples, they started to pray and speak in tongues and prophesy by receiving the Holy Spirit.


1. Praying in tongues gives us conviction about the fullness of the Holy Spirit.(Act 2:1-4, 33, 8:18-19) (Mk 16:17)


2. Praying in tongues is a secret language to communicate deeply with God.(1 Co 14:2, 14)


3.Praying in tongues edifies our faith (1 Co14:4, 26).


4. Praying in tongues frees us from weariness of heart. (Isa 28:11-12) (Joel 2:23)


5. Praying in tongues is praying with groans (Ro 8:26-27).


6. Praying in tongues is the same as prophecy if interpreted.
(1 Co 14:13, 3) (1 Co 14:5)


7. Praying in tongues makes deep and long prayer possible.
(1 Co 14:15) (Eph 6:18)


Conclusion: Praying in tongues is a wonderful language of prayer. Paul gave thanks to the Lord that he could pray by speaking in tongues (1 Co 14:18).

apakah anda berbohong atau mendapatkannya dari sumber yang kurang kompeten?

bila Cho benar, menjadi Injili sejak kapan?

terima kasih