TUHAN, AJARLAH KAMI BERDOA-6
(Seri Pengajaran Doa Bapa Kami):
“dan ampunilah kami akan kesalahan kami”
(Mat. 6:12a)
oleh: Denny Teguh Sutandio
Setelah meminta hal jasmani yang berupa makanan, Kristus mengajar kita untuk meminta “kesalahan” dalam ayat ini dalam teks Yunaninya ophelēmata yang seharusnya diterjemahkan sebagai utang (debt). Kata ini dipakai di Roma 4:4 (ophelēma) dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai hak.[1] Konteks Roma 4:4-5 adalah mengenai Abraham yang dibenarkan melalui iman. Di ayat 2 dijelaskan bahwa jika Abraham dibenarkan melalui perbuatan, maka ia akan bermegah, tetapi ia tidak dibenarkan di hadapan Allah. Lalu, Abraham dibenarkan melalui apa? Di ayat 3, Paulus menjelaskan bahwa Abraham dibenarkan karena ia percaya kepada Allah. Lalu, ia memberi ilustrasi di ayat 4, ketika ada orang yang bekerja dan mendapatkan upah, maka upah itu sebenarnya bukan hadiah bagi orang itu, tetapi sebagai utang, namun di ayat 5, Paulus menjelaskan bahwa kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Allah yang membenarkan orang durhaka, maka imannya itu diperhitungkan menjadi kebenaran (Yun.: dikaiosunēn).
Dari Roma 4:1-5, kita diajar Paulus bahwa kita dibenarkan di hadapan Allah melalui iman kita kepada-Nya yang tentunya merupakan anugerah dari Allah (bdk. Ef. 2:8-9), namun setelah dibenarkan oleh Allah, kita pun dituntut-Nya untuk berbuat baik bagi kemuliaan-Nya, namun perbuatan baik itu dilakukan sebagai respons terhadap anugerah Allah yang membenarkan kita melalui iman kepada Kristus. Setelah kita berbuat baik, maka Allah akan memberikan upah kepada kita, tetapi waspadalah, upah itu bukan hadiah bagi kita, tetapi sebagai utang perbuatan baik yang telah kita bayar secara angsuran.
Kata “utang” inilah yang dipakai Tuhan Yesus ketika mengajar umat-Nya untuk memohon agar Allah mengampuni (utang) kesalahannya. Dosa diidentikkan dengan utang karena memang dosa adalah utang kebaikan dan kebenaran yang seharusnya dikerjakan oleh manusia yang telah diciptakan Allah.
Karena itulah, Kristus mengajar kita agar kita memohon agar Allah mengampuni (utang) dosa kita. Mengapa? Karena kalau kita sendiri yang menebus (utang) dosa kita, kita tak akan sanggup. Ketidaksanggupan kita disebabkan karena ketika kita mau menebus (utang) dosa kita dengan berbuat baik, perbuatan baik kita pun jelas mengandung bibit dosa. Oleh karena itu, kita memohon agar Allah mengampuni (utang) dosa kita.
Biarlah di dalam doa kita, kita tidak lupa untuk terus memohon ampun kepada Allah atas segala dosa yang telah kita perbuat dan perbuatan baik yang seharusnya kita lakukan namun tidak kita lakukan. Amin.
[1] King James Version (KJV) dan Young’s Literal Translation (YLT) menerjemahkannya sebagai: debt (utang); ESV, NASB, dan RSV menerjemahkannya sebagai: due (hak); dan NIV menerjemahkannya sebagai: obligation (kewajiban).
No comments:
Post a Comment