06 September 2009

Resensi Buku-78: CAN MAN LIVE WITHOUT GOD? (DR. RAVI ZACHARIAS, D.D.)

...Dapatkan segera...

Buku
CAN MAN LIVE WITHOUT GOD?
(Dapatkah Manusia Hidup Tanpa Allah?)


oleh: DR. RAVI ZACHARIAS, D.D.

Penerbit: Interaksara, 2009

Penerjemah: Wim Salampessy





Deskripsi dari Denny Teguh Sutandio:
Dunia kita makin lama makin ingin meninggalkan Allah. Jika di zaman rasionalisme, manusia mengilahkan rasio. Maka di zaman postmodernisme ini, manusia mulai mengilahkan perasaannya. Apa yang cocok menurut perasaan subyektifnya, itulah yang dianggap “kebenaran.” Allah sudah diletakkan di tempat sampah/pembuangan, begitulah kata Prof. David F. Wells, Ph.D. Sebagai buktinya, dunia kita makin lama makin menawarkan beragam kepercayaan yang kurang bahkan tidak bertanggungjawab. Intinya mereka tidak mau Allah sejati, tetapi ingin memiliki “allah” versi mereka. Dan anehnya, dengan konsep “allah” tersebut, mereka sudah berbangga bahkan merasa sudah hebat. Konsep Ubermensch ala F. Nietzsche sudah meracuni pikiran mereka. Tetapi benarkah manusia dan dunia ini bisa hidup dan memiliki makna tanpa Allah? Seorang apologet terkenal, Dr. Ravi Zacharias di dalam bukunya ini memaparkan dengan begitu tegas, jelas, dan tajam tentang pembelaan Theisme dan Kekristenan. Inti bukunya adalah, “Di luar Allah, kekacauan menjadi norma: bersama Allah, keinginan pikiran dan batin menemukan pemenuhan.” Dari inti buku ini, beliau menguraikan semua problematika sulit yang dilontarkan kepada Theisme, khususnya Kekristenan, misalnya mengenai masalah penderitaan dan makna hidup. Dan bagian terakhir dari buku ini ditutup dengan tanya jawab Theisme Vs Atheisme di dalam ceramah Veritas yang dipimpin Dr. Ravi di Harvard University. Biarlah buku apologetika yang kritis ini menguatkan iman Kristen kita di tengah arus zaman yang rusak ini.



Pujian-pujian:
“Ravi Zacharias menyelidiki kebangkrutan kehidupan tanpa Allah dan mengemukakan pembelaan yang kuat mengenai bagaimana Yesus Kristus membawa arti dan pengharapan kepada kehidupan perorangan.”
(Rev. Dr. William Franklin Graham, Jr., KBE—Billy Graham; Bachelor of Theology—B.Th. dari Florida Bible Institute {sekarang: Trinity College); Bachelor of Arts—B.A. dalam bidang antropologi dari Wheaton College, U.S.A.)

“Saya tidak mengenal intelek yang lebih piawai atau pembela iman yang lebih relevan dan setia daripada Ravi Zacharias.”
(Rev. Charles R. Swindoll, D.D., L.H.D., LL.D., Litt.D. {HC}; Pendiri dan Senior Pastor di Stonebriar Community Church, Frisco, Texas, U.S.A. dan Pendiri dari siaran Insight for Living; lulus magna cum laude dari Dallas Theological Seminary, U.S.A. pada tahun 1963 dan menerima gelar kehormatan: Doctor of Divinity—D.D. dari Talbot Theological Seminary pada tahun 1977; Doctor of Humane Letters—L.H.D. dari Taylor University pada tahun 1986; Doctor of Laws—LL.D. dari Pepperdine University pada tahun 1990; dan Doctor of Literature—Litt.D. dari Dallas Baptist University pada tahun 1997)

“Ravi Zacharias mempersembahkan pembelaan yang hebat dan luar biasa atas iman Kristiani untuk zaman kita.”
(Rev. R. C. Sproul, L.H.D., D.Litt.; Pendiri dan Presiden Ligonier Ministries dan Vising Professor of Systematic Theology di Westminster Seminary di California, U.S.A.; Bachelor of Arts—B.A. dari Westminster College; Bachelor of Divinity—B.D. dari Pittsburgh Theological Seminary; Drs. dari Free University of Amsterdam; Doctor of Letters —Litt.D. dari Geneva College; dan Doctor of Humane Letters—L.H.D. dari Grove City College.)

“Bagi setiap generasi Allah mengirim seorang nabi. Ravi Zacharias adalah nabi untuk generasi ini. Anda harus mendengar dia.”
(Josh McDowell, M.Div., LL.D.—HC; penulis buku terkenal “Evidence That Demands A Verdict”; Master of Divinity—M.Div. dari Talbot Theological Seminary, California, U.S.A. dan dianugerahi gelar Doctor of Laws—LL.D. dari
Simon Greenleaf School of Law)

“Penyajian Ravi Zacharias mengenai kebenaran merupakan ceramah yang paling menarik, tajam, dan menantang yang pernah saya dengar.”
(Prof. Norman L. Geisler, Ph.D.; Presiden
Southern Evangelical Seminary; B.A. dan Master of Arts—M.A. dari Wheaton College; Bachelor of Theology—Th.B. dari William Tyndale College; dan Ph.D. dalam bidang Filsafat dari Loyola University)





Profil Dr. Ravi Zacharias:
Dr. Ravi Zacharias, D.D. lahir di Madras, India tahun 1946. Beliau dikenal sebagai seorang apologetika Kristen dari Kanada, Amerika. Beliau dan keluarganya pindah ke Toronto, Kanada, ketika beliau masih sebagai seorang remaja, tetapi sekarang beliau berada di Atlanta, Georgia. Beliau terlahir dari keluarga pandita Hindu (kasta Nambudiri Brahmin), kemudian beliau bertobat kepada Tuhan Yesus dan menyerahkan diri menjadi hamba-Nya yang setia. Beliau pindah ke Kanada pada tahun 1966. Beliau mendapatkan gelar Master of Divinity (M.Div.) dari Trinity International University di Deerfield, Illinois. Beliau menguasai banyak disiplin ilmu, di antaranya perbandingan agama, aliran agama, dan filsafat, dan oleh karena itu beliau memimpin departemen Penginjilan dan Pemikiran Kontemporer di Alliance Theological Seminary selama 3,5 tahun. Beliau mendapatkan anugerah gelar Doctor of Divinity (D.D.) baik dari Houghton College, NY maupun dari Tyndale College and Seminary, Toronto. Beliau juga dianugerahi gelar Doctor of Laws (LL.D.) dari Asbury College di Kentucky. Beliau juga melakukan studi khusus mengenai para pujangga Inggris aliran Romantisme di Cambridge University, U.K. Beliau sekarang menjadi dosen tamu di Wycliffe Hall, Oxford University di Oxford, England.

Beliau juga menjadi pembicara utama pada the National Day of Prayer di Washington, D.C. dan the Annual Prayer Breakfast for the United Nations di New York City. Beliau telah menulis beberapa buku tentang Kekristenan, di antaranya, Can Man Live Without God? (1994), The Lotus and the Cross: Jesus Talks with Buddha (2001), and Sense and Sensuality: Jesus Talks with Oscar Wilde (2002), Cries of the Heart, Recapture The Wonder, dan Deliver Us From Evil. Selain itu, beliau juga adalah Presiden Direktur dari Ravi Zacharias International Ministries yang berpusat di Norcross, Georgia. Pada tahun 2009 ini, pelayanan beliau telah mencapai lebih dari 36 tahun. Beliau telah berceramah lebih dari 50 negara, termasuk di universitas-universitas terkemuka, seperti: Harvard dan Princeton. Program mingguannya di radio Let My People Think disiarkan di lebih dari 550 stasiun radio di seluruh dunia.

Pada undangan dari Billy Graham, beliau menjadi pembicara pleno di dalam International Conference for Itinerant Evangelists di Amsterdam pada tahun 1983, 1986, dan 2000. Beliau bersama istri, Margie, memiliki tiga orang anak, yaitu; Sarah, yang menikah dengan Jeremy, Naomi, dan Nathan.

No comments: