13 May 2008

Roma 8:9-11: ALASAN DAN MAKNA HIDUP OLEH ROH

Seri Eksposisi Surat Roma :
Menjadi Manusia Baru-1


Alasan dan Makna Hidup oleh Roh

oleh: Denny Teguh Sutandio


Nats : Roma 8:9-11.

Setelah mempelajari tentang tiga perbedaan esensial antara hidup oleh Roh vs hidup oleh daging mulai ayat 5 s/d 8, Paulus melanjutkan dengan menjelaskan bahwa jemaat Roma seharusnya hidup di dalam Roh mulai ayat 9 s/d 11, dilanjutkan dengan pengertian apa saja yang kita dapat ketika kita hidup di dalam Roh mulai ayat 12 s/d 17.

Di pasal 8 ayat 5-8, Paulus sudah mengajarkan adanya tiga perbedaan esensial antara hidup di dalam daging dan hidup di dalam Roh, maka ia mulai menjelaskan definisi hidup di dalam Roh pertama-tama di dalam ayat 9, “Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.” Di dalam ayat ini, kita menjumpai ada dua prinsip mengapa kita harus hidup di dalam Roh ? Yaitu, Pertama, kita harus hidup di dalam Roh karena Roh Allah diam (KJV : dwell) di dalam kita. Ketika Roh Kudus hidup dan diam di dalam kita, maka kita seharusnya hidup di dalam Roh. Mengapa ? Karena Roh Kudus mengerjakan hal-hal yang bersifat rohani di dalam diri setiap manusia pilihan-Nya sehingga mereka dimampukan untuk hidup bagi kemuliaan Allah. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa Roh Kudus diutus untuk “menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.” (Yohanes 16:8-11) Roh Kudus juga diutus untuk memuliakan Kristus dan mengingatkan para murid dan kita juga akan perkataan-perkataan Kristus (Yohanes 16:13-14). Di sini kita belajar kembali bahwa di dalam menuntun umat pilihan-Nya untuk hidup bagi Kristus, Roh Kudus melakukan dua tindakan, yaitu menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman serta Ia juga membawa mereka kepada Kristus. Ada empat kata kunci di dalam bagian ini, yaitu : dosa, kebenaran, penghakiman, dan Kristus. Roh Kudus menginsyafkan dosa berarti Roh Kudus membuat/menyadarkan seseorang yang masih tidak percaya kepada-Nya. Bukan hanya dosa, Roh yang sama juga menginsyafkan manusia pilihan-Nya akan kebenaran bahwa Kristus diutus oleh Bapa untuk menebus dosa-dosa manusia dengan mati disalib, bangkit dan naik ke Surga. Lalu, Roh yang sama juga menginsyafkan dunia akan adanya penghakiman bagi mereka yang masih tidak mau percaya karena kebebalan mereka. Siapakah mereka itu ? Mereka adalah para penguasa dunia yang menghina Kristus. Dan terakhir, Roh Kudus juga menuntun umat pilihan-Nya untuk mempelajari apa yang Kristus ajarkan, meneladani apa yang Ia lakukan dan hidup hanya bagi Kristus saja. Dengan kata lain, Roh Kudus sejati memimpin umat pilihan Bapa untuk hidup hanya bagi Kristus dengan mempelajari dan meneladani apa yang telah Kristus ajarkan dan lakukan. Ingat, barangsiapa yang mengaku dipenuhi “Roh Kudus”, tetapi hidupnya tidak berpadanan dengan ajaran dan tindakan Kristus, jangan mempercayai orang ini, karena Roh Kudus datang untuk mengingatkan kita akan dosa, kebenaran dan penghakiman serta akhirnya membawa seseorang untuk makin mengenal Kristus dan hidup bagi-Nya. Bagaimana dengan kita ? Seberapa dalam kita mengenal Kristus Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita ? Apakah kita hanya mengenal Kristus sebagai Juruselamat yang menyelamatkan kita dari dosa-dosa saja lalu kita tidak lagi men-Tuhan-kan Kristus ?? Ataukah kita malahan hanya mempercayai Kristus sebagai salah satu jalan keselamatan, sehingga orang-orang di luar Kristen masih bisa diselamatkan tanpa Kristus ?? Pengenalan kita akan Kristus merupakan “iman” kita dan itu akan menentukan tindakan kita sehari-hari. Ketika kita mengenal Kristus sebagai salah satu jalan keselamatan (bukan satu-satunya), di saat itu pulalah, “iman” dan pikiran kita dibentuk (meskipun salah), lalu menghasilkan pikiran dan tindakan yang tidak lagi menghormati Kristus, malahan melecehkan dan menghina-Nya. Banyak orang bahkan yang mengaku diri “pendeta” bergelar doktor theologia dan mengajar di sekolah tinggi theologia sekalipun tetapi imannya kacau, doktrinnya lebih parah lagi : amburadul, diakhiri dengan sikap mereka yang melecehkan Kristus dan dipublikasi di depan umum. Apakah orang demikian hidup di dalam Roh ? Mutlak TIDAK ! Orang ini meskipun mengklaim diri “pendeta”, sebenarnya orang ini hidup di dalam kedagingan, mengapa ? Karena orang ini tidak memuliakan Kristus, tetapi memuliakan kehebatan diri yang serba akademis. Saya bukan anti akademis, tetapi jangan pernah mendewakan akademis atau organisasi. Pdt. Dr. Stephen Tong pernah mengajarkan bahwa gereja yang terlalu kuat organisasinya, percayalah, gereja itu pasti mati, karena gereja tersebut tidak terbuka terhadap gerakan Roh Kudus yang mampu mendobrak organisasi mati buatan manusia. Tetapi hal ini tidak berarti kita tidak usah membutuhkan organisasi, karena segala sesuatu bergantung pada Roh Kudus. Ini pemahaman yang berat sebelah. Gereja sejati memang membutuhkan organisasi, tetapi itu bukan ditempatkan di titik pertama. Pdt. Dr. Stephen Tong mengajarkan bahwa gereja sejati harus menempatkan iman dan doktrin di titik pertama, kemudian SDM (Sumber Daya Manusia) baru terakhir organisasi. Urutan ini tidak boleh terbalik.
Kedua, kita harus hidup di dalam Roh karena itu adalah tanda kita milik Kristus. Kristus adalah Pribadi kedua Allah Trinitas yang menjelma menjadi manusia. Di dalam hidup-Nya, Kristus taat mutlak kepada Allah Bapa sampai mati disalib demi menebus dosa-dosa umat pilihan-Nya, pada hari yang ketiga, Ia bangkit dan naik ke Surga. Ketaatan Kristus ditunjukkan dengan semangat dan ketegasan disertai kasih-Nya ketika Ia mengajar dan menegur orang-orang Farisi yang munafik. Kristus juga mengkhotbahkan hal-hal yang berbeda dari khotbah/ajaran dunia di dalam Khotbah di Bukit (Matius 5-7) yang telah menginspirasi banyak orang, salah satunya Mahatma Gandhi dari India. Kristus juga sangat peka pada pimpinan Roh Kudus, sehingga ada kalanya Ia menyingkir ketika Ia mau dilempari batu (karena waktu di mana Ia harus menyerahkan diri belum sampai), dan ketika waktu Ia harus menyerahkan diri-Nya sudah sampai, Ia tidak melarikan diri, melainkan Ia taat mutlak, bahkan Ia sendiri yang pergi ke Yerusalem untuk nantinya mati disalib. Tuhan Yesus Kristus adalah sosok Pribadi yang teragung, termulia di sepanjang abad. Hal ini adalah satu-satunya bukti bahwa Kristus bukan hanya bernatur manusia, tetapi Ia juga adalah Allah. Jika Ia bukan Allah, mana mungkin Ia bisa taat mutlak 100% kepada Bapa ? Lalu, bagaimana kita bisa menjadi milik Kristus, padahal kita menyadari bahwa kita tak mungkin taat mutlak kepada Allah ? Hal ini tentu tidak terlepas dari peran aktif Roh Kudus yang mengefektifkan karya penebusan Kristus dan mengimputasikan ketaatan-Nya pada diri setiap umat pilihan-Nya. Kita boleh menjadi milik Kristus dan anak-anak-Nya adalah mutlak karena pekerjaan Roh Kudus (1 Korintus 12:3), sehingga tidak ada jasa baik manusia secuil pun yang patut dibanggakan di depan umum. Dengan kata lain, menjadi milik Kristus berarti menjadi apa yang diinginkan-Nya untuk kita lakukan. Itulah sebabnya Ia sendiri berfirman bahwa barangsiapa yang mengikut-Nya harus menyangkal diri dan memikul salib (Matius 16:24). Penyangkalan diri dan memikul salib adalah dua tindakan yang tidak lagi mementingkan diri sendiri, tetapi lebih mementingkan kehendak Allah di dalam hidup meskipun penderitaan mengancam dan menghimpit kita. Bagaimana dengan kita ? Kita pasti memiliki barang berharga di dalam rumah. Barang-barang tersebut kita jaga, bersihkan dan pelihara baik-baik supaya tidak kotor dan tidak ada yang mencuri. Ketika orang lain melihat barang tersebut, mungkin barang tersebut menunjukkan pemilik barang tersebut, yaitu kita. Demikian juga dengan kita. Kita semua adalah milik Kristus. Jika kita mengaku diri adalah milik Kristus, berarti kita semua harus memancarkan sinar kemuliaan, terang kasih dan kebenaran yang Kristus pancarkan. Itulah citra diri orang Kristen sejati, yaitu berani menyatakan kebenaran Kristus (meskipun banyak halangan dan penderitaan/fitnahan), tetapi tetap mengasihi mereka yang berdosa seperti Kristus yang berani menyatakan kebenaran tanpa kompromi dan mengasihi mereka yang tersesat. Seringkali dengan barang milik kita lebih memperhatikan dengan teliti, tetapi kita sendiri tidak memperhatikan diri sendiri untuk menjadi terang Kristus, padahal kita sudah menjadi milik-Nya. Maukah kita menyadari hal ini ?

Lalu, apa tanda kita menjadi milik Kristus ? Paulus menjelaskannya di ayat 10, “Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.” Di sini ada pembedaan (bukan berarti terpisah satu sama lain) di dalam diri kita yang adalah milik Kristus yaitu tubuh dan roh. King James Version (KJV) lebih tepat membedakan kedua hal ini dengan mengatakan, “And if Christ be in you, the body is dead because of sin; but the Spirit is life because of righteousness.” Apa maksud pembedaan ini ? Maksudnya adalah kita harus menyadari bahwa tubuh kita tetap adalah tubuh berdosa yang mau tidak mau harus mati sebagai upah dosa, tetapi di dalam Kristus, roh kita tetap hidup karena di dalam roh ada kehidupan baru dari Roh Kudus yang memancarkan kebenaran keadilan Allah. Hal ini tidak berarti tubuh kita tidak dibangkitkan, tetapi pembedaan ini dimaksudkan supaya kita harus mengerti bahwa pengudusan terus-menerus yang dikerjakan Roh Kudus bukanlah sesuatu yang instan, tetapi melewati proses yang akhirnya membawa kepada kesempurnaan tubuh dan jiwa/roh. Dengan kata lain, menurut tafsiran Geneva Bible Translation Notes, orang yang hidup di dalam Roh akan mengalahkan kedagingan dan dosa. Mengapa ? Karena di dalam roh kita ada kehidupan yang sanggup mengalahkan kematian.

Pembedaan ini dijelaskan dengan gamblang di ayat 11, “Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.” Ayat ini merupakan pembanding yang jelas. Paulus menjelaskan bahwa jika Roh Kudus telah membangkitkan Kristus dari antara orang mati, maka Roh yang sama yang diam di dalam kita akan menghidupkan tubuh kita yang fana itu. Ini berarti seperti kebangkitan tubuh Kristus, maka tubuh kita pun akan dibangkitkan juga kelak. Hal ini bisa menunjuk kepada dua hal, yaitu : tubuh kita di dunia ini dipakai untuk memuliakan Allah (1 Korintus 3:16) dan kebangkitan tubuh kelak (1 Korintus 15).
Pertama, tubuh kita yang telah ditebus oleh Kristus harus dipergunakan untuk memuliakan Allah, karena tubuh kita adalah bait Allah/tempat di mana Roh Kudus berdiam (1 Korintus 3:16 ; 6:19). Ini adalah penjelasan Alkitab yang paling tinggi melampaui dari semua konsep dan pemikiran filsafat, agama, kebudayaan dan ilmu apapun juga. Banyak agama, filsafat, kebudayaan, dll selalu mengajarkan bahwa tubuh ini jahat dan roh itu baik, sehingga agama-agama Timur selalu mengajarkan adanya penyiksaan diri (askese). Askese dilakukan karena ada “iman” bahwa tubuh ini jahat sehingga harus “dimatikan”, dan pada saat melakukan askese inilah, kita “diselamatkan”. Cara melakukan askese adalah dengan bersemedi, puasa, pergi ke gua-gua, dll. Konsep seperti ini mutlak BUKAN ajaran Alkitab dan ditentang oleh Alkitab, mengapa ? Karena Alkitab mengajarkan bahwa Allah menciptakan manusia sesuai gambar dan rupa-Nya sendiri, sehingga meskipun telah jatuh ke dalam dosa, Ia tak pernah menganggap tubuh manusia ciptaan-Nya sebagai sebuah kejahatan. Hal ini lebih ditegaskan kembali ketika Ia mengajar melalui Paulus bahwa tubuh umat pilihan-Nya adalah bait Roh Kudus di mana Roh Kudus berdiam. Inilah hak istimewa yang kita peroleh. Tubuh kita yang dipengaruhi oleh dosa disucikan terus-menerus oleh Roh Kudus melalui pendiaman diri-Nya di dalam tubuh kita. Bayangkan, jika seorang presiden mengatakan bahwa ia akan berkunjung ke rumah kita besok atau seminggu lagi, mungkin kita akan mempersiapkan segala sesuatu dengan membersihkan rumah dari debu dan kotoran, mengecat dinding rumah, menyemprotkan wewangian, mencuci baju, dll. Segala sesuatu dipersiapkan untuk menyambut kedatangan sang presiden. Tetapi ketika Roh Kudus berdiam di dalam tubuh kita, kita seringkali masa bodoh dengan tubuh kita. Kita seringkali tidak mandi sebulan, atau bahkan membuat tubuh kita tidak bernilai. Hal ini tidak berarti kita harus benar-benar memperhatikan dan merawat tubuh kita dengan manicure, pedicure, mandi susu, dll sehingga hal tersebut mengalihkan fokus kita untuk melayani-Nya di dalam hidup kita. TIDAK. Itu bukan maksudnya. Merawat tubuh tidak berarti lebih memperhatikan tubuh jasmaniah, tetapi berarti kita lebih mempergunakan tubuh ini untuk memuliakan Allah, karena tubuh kita adalah bait Roh Kudus. Caranya adalah dengan mempergunakan mata, pendengaran, pikiran, perkataan, dan seluruh tindakan kita untuk memuliakan Allah. Pergunakanlah mata kita untuk melihat hal-hal yang beres dan memuliakan Allah. Pergunakanlah telinga kita untuk mendengar firman Allah yang beres. Pergunakanlah mulut kita untuk memberitakan Injil dan mengajar firman Allah, bukan untuk bergosip. Pergunakanlah pikiran kita untuk memikirkan kebenaran firman Allah, bukan terus memikirkan hal-hal yang bernilai fana. Pergunakanlah tindakan kita untuk memberitakan Injil, menjadi saksi-Nya, dll. Semua itu bersumber dari hati yang telah dilahirbarukan oleh Roh Kudus.
Kedua, hal ini berbicara tentang kebangkitan tubuh. Di dalam 1 Korintus 15:1-11, Paulus mengajar kita tentang kebangkitan Kristus, disambung dengan pengajaran tentang kebangkitan kita dan kebangkitan tubuh di ayat 12 s/d 58. Ini berarti ada kesinambungan tetap bahwa Kristus yang dibangkitkan secara tubuh, maka kita juga akan dibangkitkan secara tubuh di akhir zaman. Kebangkitan tubuh ini membuktikan bahwa semua ajaran agama, filsafat, kebudayaan, ilmu yang mengajarkan bahwa tubuh ini jahat dan harus dikutuk adalah salah. Sebaliknya, kebangkitan tubuh ini jelas mengajarkan bahwa Allah memandang tubuh manusia ciptaan-Nya sendiri adalah baik dan perlu disempurnakan di dalam kekekalan. Ini membuktikan bahwa Allah kita sangat berkuasa untuk menyempurnakan tubuh kita yang fana untuk bisa hidup di dalam kekekalan dengan tubuh yang tidak berdosa sama sekali. Hal inilah yang mengakibatkan Paulus dengan iman yang berani mengatakan di ayat 58, “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” Kebangkitan tubuh jelas membangkitkan semangat kita untuk terus bekerja melayani Tuhan dan bersekutu dengan-Nya, karena semua itu tidak sia-sia. Bagaimana dengan kita ? Kita percaya di dalam kebangkitan tubuh di akhir zaman, dan pengharapan inilah yang seharusnya mendorong kita untuk makin giat melayani Tuhan dan bersekutu dengan-Nya. Berapa banyak dari kita mengamini kebangkitan tubuh, tetapi di dalam hidup masih mengikuti intrik-intrik dunia berdosa. Maukah kita berubah dari paradigma kita yang lama dan berbalik kepada Kebenaran ??

Setelah merenungkan ketiga ayat ini tentang alasan dan makna hidup oleh Roh, bersediakah kita berkomitmen untuk hidup sepenuhnya di dalam Roh Kudus dengan men-Tuhan-kan Kristus di dalam hidup kita ? Biarlah komitmen kita dijalankan dengan motivasi dan tujuan yang murni di hadapan-Nya. Amin. Soli Deo Gloria.

No comments: