15 April 2008

Resensi Buku-52: STEPHEN TONG: The Man Who Squeezes His Life

...Dapatkan segera...
Buku
Reflections of the Founder of the Reformed Evangelical Movement
STEPHEN TONG: The Man Who Squeezes His Life

(Refleksi 50 Tahun Pelayanan Pdt. Dr. Stephen Tong)


oleh: Tim Panitia Redaksi

Penerbit :
Stephen Tong Evangelistic Ministries International (STEMI) dan Momentum Christian Literature, Surabaya, 2007





Prakata dari Pdt. Philip Teng :
Pdt. Dr. Stephen Tong adalah salah satu di antara hamba-hamba Tuhan di Barat maupun di Timur yang paling saya hargai dan hormati. Beliau dikenal sebagai Billy Graham di Timur. Beliau memancarkan sinar kemuliaan Tuhan, sama dengan Dr. John Sung yang hidup di tahun 30-an, abad lalu, di China. Beliau adalah Sosook yang open-minded, berterus-terang, humor, tulus, ramah, berani mengatakan kebenaran yang orang lain tak berani katakan. Beliau punya talenta musik yang luar biasa, saat memimpin pujian, suaranya lantang dan menggetarkan hati. Beliau mengasihi dan memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan rekan-rekannya.

Ketika di Malaysia, saya pernah hadir di kebaktiannya, menyaksikan puluhan ribu orang mendengar khotbahnya. Memang beliau amat dipakai Tuhan untuk memimpin Kebaktian Kebangunan Rohani, Kebaktian Pemupukan Rohani, Seminar dan bentuk-bentuk kebaktian lain. Bahkan waktu diundang berkhotbah di Timur maupun Barat, beliau disambut dengan sambutan yang luar biasa. Meski sering diundang berkhotbah di Kebaktian Kebangunan Rohani, Kebaktian Pemupukan Rohani di Hong Kong, beliau bukan hanya diterima sebagai pembicara favorit, bahkan sebagai penuai tuaian Tuhan yang sangat berkuasa.

Saya percaya : suatu hari nanti, waktu dia bertemu Tuhan muka dengan muka di Surga, Tuhan akan berkata kepadanya, “Kau adalah hamba yang baik dan setia..., mari masuk, menikmati sukacita bersama Tuan-Mu” (Matius 25:21).
{diterjemahkan oleh : EL}




Deskripsi dari Denny Teguh Sutandio :
Saya pertama kali mengetahui nama Pdt. Dr. Stephen Tong melalui ayah saya yang adalah murid sekolah minggu di GKA Gloria yang diajar oleh beliau. Waktu itu saya dipinjami kaset-kaset Seminar Pembinaan Iman Kristen (SPIK) dari Pdt. Dr. Stephen Tong ketika saya masih di SMU. Saat itulah, iman saya semakin dikuatkan tentang finalitas keKristenan melalui pemaparan theologia Reformed dari hamba-Nya yang setia. Pada saat KKR Surabaya 2004, akhirnya saya maju ke depan untuk menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan sepenuh waktu pada saat altar-call. Puji Tuhan ! Pada tahun yang sama, saya ikut NREC (National Reformed Evangelical Convention) yang diadakan oleh Stephen Tong Evangelistic Ministries International (STEMI). Saya bersama keluarga benar-benar diberkati dan dikuatkan imannya melalui pelayanan Pdt. Dr. Stephen Tong, dan rekan-rekan dalam Gerakan Reformed Injili Indonesia.

Bagi saya sendiri, Pdt. Dr. Stephen Tong adalah sosok theolog, filsuf, budayawan, dan pemberita Injil/Firman yang sangat dinamis, berkuasa, berapi-api dan sangat ‘logis’. Artinya, ketika membawakan Firman, beliau hampir tidak melihat naskah khotbah, ditambah khotbah-khotbah beliau sangat menantang logika para pendengar dan membawanya kepada kebenaran Alkitab dan Kristus. Selain itu, beliau juga dapat menciptakan satu pernyataan (statement) yang singkat, namun sangat jelas dan mengena (=condensed). Misalnya, beliau pernah mengatakan, “Man is not what he thinks, man is not what he feels,... but man is what he reacts before God.” Hal lain, beliau pernah mengatakan bahwa semua filsafat dunia yang melawan Alkitab pasti self-contradict (berlawanan dengan dirinya sendiri). Beliau juga pernah mengajar bahwa agama (di luar Kristen) BUKAN wahyu umum Allah, tetapi respon manusia berdosa terhadap wahyu umum Allah. Selain itu, beliau juga menggunakan istilah theologia organik (organic theology), selain theologia sistematika. Banyak terobosan-terobosan theologia dan penjabaran Alkitab yang mencerahkan dan menguatkan yang dikatakan dan dilakukan oleh Pdt. Dr. Stephen Tong. Bukan hanya pandai berkhotbah dan mengajar theologia, beliau juga mahir dalam berbagai bidang, seperti musik, seni, arsitektur desain, politik, ekonomi, dll. Hal ini didapatkan oleh beliau karena beliau suka membaca buku apapun terutama Alkitab. Pdt. Sutjipto Subeno (gembala sidang gereja saya) di dalam buku ini mengatakan bahwa beliau hampir bisa disebut : renaissance man yang menguasai hampir segala bidang. Melalui teladan beliau-lah, saya mulai belajar untuk hidup menyangkal diri, berani mengatakan “TIDAK” kepada kemauan sendiri yang kadang kala tidak bermakna.

Buku ini merupakan salah satu buku yang diterbitkan dalam rangka memperingati HUT Pelayanan ke-50 dari hamba-Nya yang setia, Pdt. Dr. Stephen Tong. Dalam buku ini, terdapat banyak refleksi dari orang-orang dekat Pdt. Dr. Stephen Tong, seperti istri Pdt. Stephen Tong (Mrs. Alice Tong), anak perempuan tertua Pdt. Stephen Tong (Elizabeth Yen Tong), dan hamba-hamba Tuhan di Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) seperti : Pdt. Ir. Andi Halim, S.Th. ; Ev. Alwi Sjaaf, M.Div. ; Ev. Maria Mazo, M.Div. ; Pdt. Effendi Susanto, S.Th. ; Pdt. Liem Kok Han, S.Th. ; Pdt. Rudie Gunawan, S.Th. ; Pdt. Sutjipto Subeno, M.Div. ; Pdt. Nico Ong, M.Div. ; Pdt. Jusak Widjaja, M.Div. Selain itu, ada rekan-rekan STEMI dan pengurus GRII/STEMI yang ikut menyumbangkan refleksi, misalnya : Rev. Dr. Lou Jiann Hua (STEMI Sponsor), Dr. Grace Lusiana Susardi, D.D.S., Ph.D. (STEMI Sponsor), Joseph Tjakra (Bendahara Sinode GRII), Jusuf Gunawan (wakil Ketua Sinode GRII), Prof. Vincent Sung (STEMI International Audio-Visual Departmenet-Superintendent), dll. Dari sekian banyak penyumbang artikel refleksi, hati saya merasa tersentuh karena refleksi-refleksi tersebut menyadarkan saya tentang pentingnya perjuangan, penginjilan dan pelayanan bagi nama-Nya. Khususnya refleksi dari Elizabeth Yen Tong (anak tertua Pdt. Stephen Tong) yang mengisahkan tentang didikan Pdt. Stephen Tong sebagai ayahnya tentang apa arti berbagi, juga didikan ketat Pdt. Stephen Tong di rumah membawa berkat bagi diri dan semua saudaranya. Pertama kali, Ibu Elizabeth ini agak benci dengan ayahnya (karena pada waktu lahir, Pdt. Stephen Tong tidak menemaninya), tetapi lama-kelamaan, ibu ini sangat menyukai dan makin mencintai ayahnya yang dipakai Tuhan luar biasa. Refleksi lain yang menyentuh hati juga datang dari Bpk. Joseph Tjakra yang mengisahkan bahwa beliau pernah melihat kaki Pdt. Stephen Tong ditempel 5-6 Salonpas, karena kata beliau, ketika kaki beliau sakit, beliau akan menempelkan plester itu lalu tetap berkhotbah. Refleksi-refleksi lain juga menyebutkan bahwa Pdt. Stephen Tong tidak pernah kenal istilah “capek” di dalam melayani Tuhan. Beliau rela meninggalkan urusan keluarga, kepentingan pribadi, dll demi melayani Tuhan melalui pengabaran Injil. Jiwa mengasihi orang-orang yang tersesat inilah yang mengakibatkan beliau rajin dan giat serta siat mengabarkan Injil. Biarlah melalui buku refleksi ini, kita semakin dikuatkan imannya dan kita semakin giat berjuang memberitakan Injil dan Firman Tuhan di tengah arus zaman postmodern yang semakin menggila ini.







Profil Pdt. DR. STEPHEN TONG :
Pdt. Stephen Tong, B.Th., D.L.C.E., D.D. (HC) dilahirkan di Fukien daratan Tiongkok pada tahun 1940. Pada usia 17 tahun (tahun 1957) beliau menyerahkan diri untuk menjadi hamba Tuhan. Sampai tahun 2007 ini, beliau telah berkhotbah 28 ribu kali dihadapan lebih dari 20 juta orang. Paling sedikit yang pernah menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan dalam pelayanannya adalah 200 ribu orang. Beliau pernah berkhotbah dan memimpin seminar dalam Bahasa Inggris, Mandarin dan Indonesia di Amerika Utara, Amerika Latin, Australia, Asia dan Eropa. Kota-kota yang pernah dikunjunginya lebih dari 600 kota besar di seluruh belahan dunia termasuk Paris, New York, Toronto, Hongkong, Roma dan seterusnya. Sejak tahun 2000, beliau memimpin Expository Preaching di Jakarta (Hari Minggu Pagi: Bahasa Indonesia & Minggu Siang: Bahasa Mandarin), Singapura (Hari Minggu Sore: Bahasa Indonesia, Hari Minggu Malam: Bahasa Mandarin-English), Kuala Lumpur (Hari Senin: Bahasa Mandarin-English), Hongkong (Hari Selasa: Bahasa Mandarin-Kanton) dan Taipei (Hari Rabu: Bahasa Mandarin) setiap minggunya dengan pendengar lebih dari 6000 orang.

Pdt. Stephen Tong berbeban khusus untuk menegakkan theologi Reformed dan menyingkirkan penghalang-penghalang bagi pertumbuhan iman Kristen dan berusaha untuk membawa manusia kembali kepada anugerah Allah melalui penafsiran Alkitab yang sangat ketat. Selain berkhotbah, beliau juga pernah mengajar di berbagai seminari di dalam dan luar negeri dalam bidang teologi dan filsafat yakni 25 tahun di Seminari Alkitab Asia Tenggara hingga menjabat Ketua Yayasan, pendiri dan mantan Rektor Sekolah Tinggi Theologia Reformed Injili Indonesia (STTRII), pendiri dan Rektor Institut Reformed di USA (Reformed Institute for Christianity and 21st Century) & Asia (Singapura dan Jakarta). Beliau pernah mengajar sebagai dosen tamu di China Graduate School of Theology Hongkong, China Evangelical Seminary Taipei dan Trinity Theological College Singapura.

Beliau studi theologi di Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) Malang hingga gelar Bachelor of Theology (B.Th.). Pada tahun 1985, beliau dianugerahi gelar Doktor Kehormatan dalam bidang Kepemimpinan Penginjilan Kristen dari La Madrid International Academy of Leadership di Manila. Belau pernah diundang sebagai pembicara utama dalam Lausanne Congress, International Prayer Assembly di Seoul, Amsterdam 1988 dan terakhir General Assembly of World Reformed Fellowship di Afrika Selatan pada tahun 2006. Kira-kira pada tahun 2007, beliau juga dianugerahi gelar kehormatan Doctor of Divinity (D.D.) dari Westminster Theological Seminary, USA.

Beliau selain berkhotbah dan mengajar, beliau adalah seorang maestro dalam bidang musik klasik, di mana telah menjadi konduktor dan komponis. Beliau memimpin konser-konser musik klasik di berbagai kota di Asia serta mengkomposisi puluhan lagu hymn berbobot yang telah dinyanyikan di seluruh dunia. Selain itu beliau juga merupakan arsitek ulung di mana telah merancang gedung gereja dan aula pertemuan di berbagai kota.

Beliau adalah pendiri dari Stephen Tong Evangelistic Ministries International, Sinode Gereja Reformed Injili Indonesia, Sekolah Theologia Reformed Injili (STRI) di berbagai kota, Sekolah Tinggi Theologia Reformed Injili Indonesia (STTRII), Institut Reformed, Jakarta Oratorio Society, Christian Drama Society, Reformed Center for Religion and Society dan seterusnya. Buku-bukunya antara lain:
· Iman dan Agama
· Hidup Kristen Yang Berbuah
· Iman Kristen, Penderitaan dan HAM
· Iman, Rasio dan Kebenaran
· Baptisan dan Karunia Roh Kudus
· Roh Kudus, Suara Hati Nurani dan Suara Setan
· Roh Kudus dan Kebangunan
· Dinamika Hidup dalam Pimpinan Roh Kudus
· From Faith to Faith
· Keluarga Bahagia
· Membesarkan Anak dalam Tuhan
· Allah Tritunggal
· Peta dan Teladan Allah
· Dosa, Kebenaran dan Penghakiman
· Siapakah Kristus?
· Yesus Kristus Juruselamat Dunia
· Mengetahui Kehendak Allah
· Waktu dan Hikmat

1 comment:

Samuel David Immanuel said...

Kalau ada artikel yang bagus
bisa kirim
ke
http://Indonesia99.Blogspot.com