20 February 2008

Amos 3:1-2; 7:10-12; 9:11-15: THE OTHER SIDE OF PROVIDENCE OF GOD

Eksposisi Kitab Amos (2)

The Other Side of Providence of God

oleh : Pdt. Sutjipto Subeno, M.Div.

Nats: Amos 3:1-2; 7:10-12; 9:11-15

Sebelumnya kita telah memahami bahwa di tengah dunia ini ada dua pertentangan besar, yakni antroposentris, sekelompok orang yang hanya berpusat pada diri, human centre dan sekelompok orang yang mau kembali pada Tuhan, God centre. Seorang anak Tuhan sejati haruslah hidup setia dan taat pimpinan Tuhan. Alangkah indah hidup berada di dalam pimpinan Tuhan namun ironis, di satu sisi orang sadar perlu dipimpin Tuhan tapi di sisi lain, orang tidak mau dipimpin Tuhan karena cara Tuhan dirasakan tidak cocok dengan kemauannya. Allah adalah Allah yang berdaulat, manusialah yang harusnya taat bukan sebaliknya. Allah yang berdaulat tidak akan membiarkan anak-anak-Nya berjalan sendiri, Ia pasti memimpin dan memelihara setiap anak-anak-Nya. Pemeliharaan Allah tidak diberikan kepada semua orang tapi pemeliharaan Allah hanya diberikan pada anak Tuhan yang mau hidup taat pada-Nya. Hari ini kita akan merenungkan the other side of providence of God dengan demikian kita tidak salah dan dapat berespon dengan tepat.

Kita berada di tengah dunia yang humanis dan materialis; berbagai cara dilakukan supaya bisa menjadi berkuasa dan sukses. Perhatikan, manusia tidak dicipta sebagai penguasa tunggal dan berada di posisi paling atas, ultimate position. Tidak! Manusia adalah makhluk yang sangat terbatas dan lemah, manusia dicipta sebagai makhluk yang bergantung mutlak, dependent: 1) orang yang berada di posisi atas justru menjadikan seseorang tidak dapat hidup nyaman, ia selalu dihantui rasa ketakutan, takut kehilangan posisi. Pada saat itu, orang menjadi sangat sensitif, mudah tersinggung dan selalu curiga pada orang lain khususnya mereka yang mempunyai potensi lebih dari dirinya. Orang saling menjatuhkan antara satu dengan yang lain dan hal ini banyak terjadi di profesi apa pun dan dimana pun. Berbagai cara dilakukan demi mempertahankan dan mendapatkan kekuasaan dan kekayaan, 2) orang yang selalu gagal, ia akan menjadi sangat sensitif dan mudah marah apalagi ketika ia melihat orang-orang dekat di sekelilingnya berhasil; orang seperti ini tidak dapat menerima realita, 3) orang yang berada di posisi post power syndrom, orang yang memasuki usia sekitar 50 tahun ke atas. Semangat tinggi ingin mengerjakan banyak hal tetapi tenaga kurang maka ketika ada orang lain yang lebih mudah menolongnya, ia akan sangat sensitif dan marah. Semua ini cuma membuktikan kelemahan manusia dan manusia membutuhkan Tuhan namun orang tidak mau mengakui kelemahannya. Tanpa sadar orang telah membangun antroposentric position.

Kitab Amos membukakan akan pemeliharaan Allah yang tidak tiada henti khususnya pada umat-Nya. Allah yang menuntun bangsa Israel keluar dari tanah Mesir (Am. 3:1). Allahlah yang menuntun mereka keluar, Allahlah yang berperang melawan bangsa Mesir, Allahlah yang menghancurkan bangsa Mesir, dan Allahlah yang menuntun mereka sampai tanah Kanaan. Jadi, bukan karena hebat dan gagahnya bangsa Israel tapi semua itu semata-mata karena Tuhan yang memelihara dan menolong mereka. Manusia dicipta sangat lemah yang harus bergantung pada oknum yang lain. Sedari bayi, kita perlu orang lain yang merawat dan memelihara kita. Bukan hanya secara fisik kita membutuhkan orang lain tetapi secara rohani, kita butuh Tuhan yang memimpin langkah hidup kita dan Tuhan menegaskan: “Aku akan menuntun engkau.” Pertanyaannya adalah maukah kita dipimpin dan berada dalam pemeliharaan Allah?

Perhatikan Firman Tuhan yang mengatakan: “Hanya kamu yang Kukenal…” (Am. 3:2) disini kita merasakan betapa indah dan luar biasa, diantara berjuta-juta umat manusia, Tuhan hanya mengenal satu bangsa. Inilah providensia Allah. Tuhan hanya mengenal anak-anak-Nya saja termasuk anda dan saya. Siapakah kita sehingga Tuhan mau memilih, memanggil dan memakai kita menjadi anak-Nya? Hebatkah kita? Tidak! Pandaikah kita? Tidak! Kayakah kita? Tidak! Di luar sana masih banyak orang yang lebih hebat, lebih pandai, lebih kaya, lebih segala-galanya dari kita. Kita tidak lebih hanyalah seorang pemberontak yang selalu melawan Tuhan. Lalu mengapa Tuhan memilih kita? Why have You chosen me? JawabanNya hanya satu, yakni semua hanya karena anugerah-Nya. Tuhan begitu mengasihi kita sehingga Dia mengenal kita secara pribadi. Tuhan sendiri mengatakan bahwa Dia memelihara kita seperti biji mata-Nya; Tuhan menjaga, memelihara, memimpin setiap anak-Nya. Namun ironis, kita melihat bagaimana respon bangsa Israel? Mereka tidak suka berada dalam anugerah dan dipimpin oleh Tuhan sebaliknya mereka melawan Tuhan. Inilah sifat manusia berdosa yang selalu ingin memimpin dan tidak mau dipimpin. Manusia berdosa ingin Tuhan yang harusnya menurut padanya. Tidak! Allah adalah Allah yang berdaulat, kita yang seharusnya tunduk pada-Nya. Cara Allah memimpin tidaklah sama seperti yang kita pikirkan.

Pertama, Sepintas orang membaca Amos 3:2 akan merasa jengkel dan kesal, disana tertulis: “Hanya kamu yang Kukenal dari segala kaum di muka bumi, sebab itu Aku akan menghukum kamu karena segala kesalahanmu.” Setelah kalimat positif di bawahnya muncul kalimat negatif; Tuhan mengenal kita tetapi Tuhan menghukum. Inilah konsep berpikir manusia berdosa. Manusia berdosa ingin kalau Tuhan benar memelihara maka Tuhan harus menuruti semua keinginannya. Tidak! Itu bukan sayang tetapi justru akan membunuh kita. Orang tua yang baik dan mengasihi anaknya tidak akan menuruti semua keinginan si anak. Orang tua yang baik tahu bagaimana mengarahkan hidup si anak supaya tidak salah. Tapi jika anak tidak mau balik, ia harus pukul si anak. Kenapa? Karena kasihnya, dia ingin si anak hidup baik dan benar.

Karena Tuhan kenal kita maka Ia menghukum kesalahan kita. Ini providensia Allah. Seringkali kita mau Tuhan memelihara menurut cara kita. Ketika Tuhan mendidik dan menghukum kita karena perbuatan dosa, orang tidak berterima kasih dan kembali pada Tuhan malah sebaliknya, orang pergi meninggalkan Tuhan. Itulah kecelakaan fatal bagi kita. Tuhan Allah adalah Tuhan yang melampaui semua bijaksana yang ada di muka bumi. Tuhan ingin supaya anak-anak-Nya kembali pada-Nya dan hidup benar. Tuhan berkali-kali memperingatkan mereka, Tuhan kirim nabi untuk menegur mereka dan bertobat tapi mereka justru menganiaya bahkan membunuhnya. Tuhan memukul bangsa Israel dengan sangat keras, Tuhan membuang bangsa Israel. Kalau dalam Perjanjian Lama, kita melihat bagaimana Tuhan menghukum bangsa Israel secara langsung maka hari ini, Tuhan telah memberikan Firman-Nya lengkap maka Tuhan ingin supaya kita menjadi lebih dewasa.

Tuhan menegaskan justru karena kita anak maka Ia menghajar dan menyesah kita sebaliknya kalau Tuhan tidak menghukum kita ketika kita berbuat dosa berarti kita anak haram (Ibr.12:5-7). Kalau Tuhan tidak menegur ketika kita melakukan kesalahan maka hati-hati, itu berarti titik matinya kita. Seorang Bapa yang sayang anak-Nya maka Ia menegur bahkan menghukum ketika anak-Nya melakukan kesalahan, sebab Dia ingin kita hidup dalam kebenaran. Pdt. Stephen Tong mengatakan bahwa ketika kita sakit, dokter masih berusaha keras menyembuhkan kita dengan obat pahit, suntik atau operasi maka berbahagialah kita sebab itu berarti masih ada harapan untuk sembuh tapi kalau dokter membebaskan kita melakukan apa saja dan makan apa saja berarti waktu kita tidak banyak. Ingat, kalau Tuhan mendidik itu bukan berarti Ia tidak sayang. Tidak! Justru kita harusnya bersyukur sebab Tuhan masih sayang pada kita, Ia ingin kita hidup dalam kebenaran.

Kedua, Di tengah bangsa Israel yang jahat dan menyembah berhala, Tuhan masih memeliharakan Amos, seorang yang setia. Tuhan memakai Amos untuk memperingatkan bangsa Israel supaya bertobat. Perbuatan Amos tersebut membuat Imam Amazia marah, merasa terancam kedudukannya sebagai imam maka Amazia dengan licik memfitnah Amos di depan Raja Yerobeam dengan mengatakan bahwa Amos dan komplotannya akan memberontak dan Yerobeam akan mati dengan pedang. Yerobeam tidak bisa berpikir jernih, bagaimana mungkin Amos seorang peternak biasa dapat bersekongkol dan memberontak? Yerobeam takut kedudukannya terancam maka ia pun mengusir Amos ke Yehuda. Inilah sisi lain pemeliharaan Allah. Seorang yang taat tapi Tuhan biarkan ia menderita. Cara Tuhan berbeda dengan cara dunia. Dunia akan berpikir bahwa seorang yang taat harusnya tidak dibiarkan menderita, Allah seharusnya menghukum Amazia dan Yerobeam dengan keras tapi Tuhan justru sebaliknya, Ia membiarkan Amos dalam penderitaan. Iman Kristen bukanlah iman yang memanjakan. Namun Alkitab mencatat Amos bukanlah sebagai pihak yang kalah sebaliknya saat dimana Yerobeam mengindahkan peringatan Amos maka itulah titik kehancurannya. Tuhan memberikan bangsa Israel ke tangan bangsa Asyur. Seandainya, Amos tidak diusir keluar dari Israel, ia akah hancur karena serbuan asyur. Lihat, inilah cara Tuhan memelihara anak-Nya yang taat dan setia pada-Nya. Tuhan menginginkan kualitas.

Kualitas seseorang barulah terlihat ketika ia diuji, ia tetap setia pada kebenaran seberat apapun ujian tersebut. Inilah kualitas iman Kristen. Seperti halnya, seorang anak, orang tua yang baik memeliharakan hidupnya dan menyekolahkannya dan ia harus melewati ujian untuk mencapai jenjang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi. Tokoh iman yang lain adalah Ayub, ia tetap setia meski menderita. Hidup Kekristenan bukanlah hidup yang lancar dan nyaman. Tidak! Tuhan memelihara berarti kita harus melewati ujian dan tantangan; semua itu dimaksudkan untuk mempertumbuhkan iman kita. Tuhan mau kita jadi orang berkualitas. Pertanyaannya adalah relakah hidup kita dipimpin oleh Tuhan masuk dalam ujian? Hendaklah kita bersetia dalam kebenaran Tuhan, percayalah Tuhan mengenal setiap kita, Dia memelihara hidup anak-anak-Nya, Ia akan beserta dengan kita melewati segala tantangan dan pada akhirnya, kita menunjukkan kualitas indah, show up our quality. Inilah iman sejati.

Ketiga, Pemeliharaan Tuhan tidak bersifat fragmental atau kepingan-kepingan. Iman reformed mengajarkan bahwa segala sesuatu haruslah dilihat secara keseluruhan, yakni konsep CRFC: Creation, Fall, Redemption, Consummation. Tuhan menegaskan Tuhan akan memulihkan sampai pada kesempurnaan pada hari terakhir. Apa yang kita pikir tidak mungkin, yang hancur berantakan akan Tuhan sempurnakan (Am. 9). Sejarah tidak berhenti di penciptaan (creation), kejatuhan (fall) atau penebusan (redemption) tapi berhenti di penyempurnaan akhir (consummation). Secara makro kosmik kita melihat dari konsep CRFC, tetapi secara mikro kosmik, Tuhan memimpin hidup keseluruhan kita. Providensia Allah itu berjalan total pada ketuntasan total. Perhatikan bagaimana Tuhan memimpin bangsa Israel sampai pada kesudahan (Am. 9:11-15).

Hati-hati iblis berusaha memutar konsep Firman dan hal ini mulai nampak pada beberapa film yang selalu diakhiri dengan kejahatan sebagai pemenang. Inilah yang menjadi teriakan dunia berdosa yang tidak ada pengharapan. Sebagai anak Tuhan sejati, kita harus mewartakan bahwa dalam Tuhan Yesus ada pengharapan sejati. Kalau Tuhan membiarkan kita berada dalam penderitaan, bukan berarti Tuhan tidak cinta. Salah! Justru sebaliknya, Tuhan punya maksud dan tujuan indah ketika Ia mencipta kita. Tuhan mencipta manusia sebagai mahkota ciptaan-Nya dan sebagai wakil kemuliaan Dia. Kemuliaan Tuhan yang agung merupakan konsumasi akhir. Janganlah melihat kekinian tapi lihatlah perjalanan sampai pada akhir. Jangan hanya melihat kepingan-kepingan dan menafsirnya dengan konsep manusia berdosa. Kita harus melihat secara keseluruhan dan totalitas, disana kita melihat rencana Allah yang indah atas hidup kita. Itulah iman sejati.

Di antara berjuta-juta umat di dunia sungguh merupakan suatu anugerah kalau Tuhan memilih dan memanggil kita menjadi anak-Nya. Allah begitu mengasihi kita sehingga Dia berkenan memeliharakan hidup kita; Dia akan memimpin setiap langkah kita sampai pada titik akhir, kesempurnaan. Alangkah indah hidup berada dalam pemeliharaan Tuhan. Maukah kita hidup dalam pemeliharaan Allah? Amin.

(Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah)

Sumber :

http://www.grii-andhika.org/ringkasan_kotbah/2007/20070113.htm

1 comment:

Unknown said...

Thx buat artikel2-nya:) Aku pas lagi belajar kitab Amos nih:) kata lecturer aku, message dari Amos ini sgt relevan utk jaman kita skrg, ttg social injustice. Menekankan bhw dosa terhadap sesama itu sebenarnya adl dosa kpd Tuhan. Org2 yg melakukan ibadah tapi menindas sesama, ibadahnya bukan ibadah yg sejati, tdk berkenan kpd Tuhan. Hosea melayani di masa yg bersamaan dg Amos, tapi dia menekankan aspek 'adultery'/ penyembahan berhalanya bgs Israel. Di sini ada khotbah dr lecturer aku http://www.treasurenewandold.org/index.html.

Terus belajar dan melayani ya:) buat aku jg sih, terus mengikut Tuhan.

Fransiska
di Melbourne
fransiska.seanny@gmail.com
fran_seanny@yahoo.com