Bab 26
Bagaimana Kita Bertumbuh ??
P |
ada bab 26 ini, kita akan mencoba menggali masing-masing pengajaran Rick Warren di dalam bab/hari keduapuluhtiga dalam renungan 40 harinya. Penggalian ini bisa bersifat positif maupun negatif dari kacamata kebenaran Firman Tuhan, Alkitab. Mari kita akan menelusurinya dengan teliti berdasarkan kebenaran Alkitab.
Pada bab ini, Warren mulai menjelaskan cara-cara orang-orang Kristen bertumbuh. Pertama-tama, ia menjelaskan tentang konsep pertumbuhan. Hal ini ia paparkan dalam awal bab ini dengan mengatakan,
Allah ingin Anda bertumbuh.
Tujuan Bapa surgawi Anda ialah agar Anda menjadi dewasa dan mengembangkan karakteristik yang dimiliki Yesus Kristus. Sayangnya, jutaan orang Kristen bertambah tua tetapi tidak pernah bertumbuh... Sebabnya adalah karena mereka tidak pernah berkeinginan untuk bertumbuh. (Warren, 2005, p. 199)
Komentar saya :
Tuhan memang menghendaki kita bertumbuh seperti Kristus, tetapi Ia TIDAK menginginkan kita mengembangkan karakteristik yang dimiliki Yesus Kristus. Tahukah Anda perbedaan antara kedua pernyataan ini ? Perhatikan. Pernyataan pertama mengindikasikan bahwa Kristus adalah satu-satunya teladan sempurna bagi pertumbuhan rohani kita, sehingga kita harus terus-menerus bertumbuh secara rohani ke arah Kristus. Sedangkan pernyataan yang kedua adalah pengajaran dari Warren yang secara implisit berarti karakter-karakter Kristus itu kurang sempurna sehingga perlu dikembangkan oleh kita melalui pertumbuhan rohani. Entah pernyataan ini salah di dalam terjemahan bahasa Indonesianya atau memang demikian yang hendak dipaparkan oleh Warren. Pokoknya, di dalam terjemahan Indonesianya, pernyataan Warren ini jelas salah.
Selanjutnya, ia menjelaskan tentang konsep kedua tentang pertumbuhan, yaitu berada di dalam proses dan pentingnya komitmen,
Pertumbuhan rohani tidaklah otomatis. Dibutuhkan komitmen yang terencana. Anda harus mau bertumbuh, memutuskan untuk bertumbuh, dan melakukan upaya untuk bertumbuh, serta terus-menerus bertumbuh di dalam pertumbuhan. Pemuridan, yaitu proses menjadi serupa dengan Kristus, selalu dimulai dengan suatu keputusan...
...
Yang paling kuat membentuk kehidupan Anda adalah komitmen-komitmen yang Anda buat. Komitmen-komitmen Anda bisa mengembangkan Anda atau menghancurkan Anda, tetapi bagaimanapun, komitmen Anda akan menentukan keadaan Anda... Kita menjadi apa yang untuknya kita komit.
Pada titik komitmen inilah sebagian besar orang kehilangan tujuan Allah bagi kehidupan mereka... Setiap pilihan memiliki akibat yang abadi, jadi Anda sebaiknya memilih dengan bijak. (Warren, 2005, pp. 199-200)
Komentar saya :
Memang benar bahwa pertumbuhan rohani itu tidak otomatis dan itu memerlukan sebuah proses. Proses itu memang ditandai dengan adanya komitmen kita, tetapi yang menjadi permasalahan dalam pengajaran ini adalah Warren mengatakan, “Yang paling kuat membentuk kehidupan Anda adalah komitmen-komitmen yang Anda buat... komitmen Anda akan menentukan keadaan Anda.” Hal ini tentu tidak benar. Komitmen bukan satu-satunya (meskipun bisa menjadi salah satu faktor) yang menentukan dan membentuk kehidupan kita. Kehidupan kita dibentuk dan dibangun ketika kita pertama kali menyadari akan ketidakmampuan kita mengerti makna hidup. Ini memang terkesan agak aneh, tetapi itu ide dasarnya. Kita mau membentuk dan membangun hidup kita tanpa kita mau menyadari kelemahan kita sebagai manusia yang diciptakan, terbatas dan berdosa, maka kita pasti membentuk dan membangun hidup kita secara sembarangan menurut standart dunia berdosa. Jadi, pengakuan akan keberdosaan kita sangat diperlukan sebagai dasar bagi pembentukan kehidupan kita. Setelah itu, Roh Kudus membantu kita menyadari bahwa kita membutuhkan Kristus yang menebus dosa-dosa kita, sehingga setelah Roh Kudus melahirbarukan kita, kita baru bisa bertobat dan kembali kepada Kristus untuk nantinya kita dapat membangun dan membentuk kehidupan kita lebih beres dan benar di hadapan-Nya. Kemudian, Roh Kudus juga memakai Alkitab sebagai sarana untuk membangun dan membentuk kehidupan kita lebih baik dan benar serta memuliakan-Nya.
Kemudian, ia mulai menjelaskan dua cara untuk bertumbuh secara rohani, yaitu pertama,
Bagian Allah dan bagian Anda. Keserupaan dengan Kristus merupakan hasil dari kebiasaan membuat pilihan-pilihan seperti Kristus dan bergantung kepada Roh-Nya untuk menolong Anda memenuhi pilihan-pilihan tersebut. Begitu Anda memutuskan untuk bersungguh-sungguh menjadi seperti Kristus, Anda harus mulai bertindak dengan cara-cara yang baru. Anda akan perlu melepaskan beberapa kebiasaan lama, mengembangkan beberapa kebiasaan baru, dan dengan terencana mengubah cara Anda berpikir. Anda bisa yakin bahwa Roh Kudus akan menolong Anda dengan perubahan-perubahan ini. Alkitab berkata, “tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” (Filipi 2:12-13 ; AITB).
Ayat ini menunjukkan dua bagian pertumbuhan rohani : “kerjakan” dan “mengerjakan.” Kata “kerjakan” adalah tanggung jawab kita, dan “mengerjakan” adalah peran Allah. Pertumbuhan rohani adalah usaha kerja sama antara Anda dan Roh Kudus. Roh Kudus bekerja bersama kita, bukan hanya di dalam kita.
Ayat ini, yang ditulis untuk orang-orang percaya, bukan tentang bagaimana diselamatkan, tetapi bagaimana bertumbuh... (Warren, 2005, pp. 200-201)
Komentar saya :
Pertumbuhan rohani mutlak adalah karya Roh Kudus yang mencerahkan dan memimpin kita untuk terus-menerus hidup kudus dan benar di hadapan-Nya. Itu jelas BUKAN hasil usaha kita, apalagi ada joint venture antara kita dan Roh Kudus. Ajaran joint venture yang Warren ajarkan ini adalah kurang tepat dan boleh dikategorikan sebagai ajaran yang salah. Mengapa ? Bukankah Filipi 2:12-13 mengajarkan bahwa Allah dan manusia bekerja bersama-sama di dalam pertumbuhan rohani ? Sebelumnya, apa yang Warren katakan bahwa Filipi 2:12-13 adalah ayat tentang bagaimana bertumbuh dan BUKAN tentang bagaimana diselamatkan, itu memang benar. Tetapi dengan mengatakan bahwa kedua ayat itu mengajarkan tentang adanya joint venture antara karya Roh Kudus dan manusia di dalam pertumbuhan rohani itu jelas salah. Dari pengajaran yang disampaikan Warren meskipun nampaknya nama Roh Kudus diikutsertakan, ia tetap mengajarkan bahwa pilihan kita lah yang menentukan dan Roh Kudus hanya menolong kita memenuhi pilihan-pilihan kita. Ini jelas tidak benar. Mengapa ? Jika ajaran Warren ini benar, maka peranan Roh Kudus hanya sebagai tameng dan pelengkap dari usaha kita sendiri di dalam bertumbuh secara rohani. Padahal ini jelas berbeda total dengan Filipi 2:12-13. Di antara ayat 12-13, ada satu kata penghubung yang tidak boleh dihilangkan yaitu “karena” atau dalam bahasa Yunaninya gar yang menunjuk kepada alasan, sehingga kedua ayat ini berarti kita dapat mengerjakan keselamatan kita karena ada Allah yang telah mengerjakan kemauan dan pekerjaan-Nya di dalam diri kita menurut kerelaan-Nya (jika tidak ada Allah yang terlebih dahulu mengerjakan kemauan dan kehendak-Nya di dalam diri kita, kita pasti tidak dapat mengerjakan keselamatan kita). Sungguh aneh, jika Warren membalik ayat Alkitab ini lalu mengatakan, “Roh Kudus bekerja bersama kita, bukan hanya di dalam kita.”, padahal tidak ada kata “bersama kita” di dalam ayat yang baru saja dibahas, yang ada hanyalah “di dalam” yang dalam bahasa Yunani en yang identik dengan kata bahasa Inggris in. Inilah yang membedakan antara ajaran theologia Reformed yang Theo-sentris dan berbasiskan kedaulatan Allah dengan theologia Warren yang anti-Reformed (alias Arminian) yang antroposentris dan berbasiskan tanggung jawab manusia. Theologia Reformed selalu memulai pengajarannya dari kedaulatan Allah, di mana Allah yang bertindak dahulu, barulah manusia meresponi panggilan dan anugerah Allah ini dengan ketaatan. Sedangkan theologia Warren yang Arminian selalu memulai pengajaran dari tanggung jawab manusia baru ditambah peran serta Allah (peran serta Allah hanya dianggap sebagai “kacung” dan pendukung tanggung jawab manusia). Manakah yang lebih mendekati Alkitab yang jelas-jelas Theo-sentris ? Pikir dan renungkanlah sendiri !
Terakhir, ia menguraikan tentang cara kedua dalam bertumbuh secara rohani, yaitu,
Mengubah kemudi Anda. Untuk mengubah kehidupan Anda, Anda harus mengubah pola pikir Anda. Di balik segala sesuatu yang Anda lakukan ada sebuah pemikiran. Setiap perilaku dimotivasi oleh suatu keyakinan, dan setiap tindakan didorong oleh sebuah sikap. Allah menyatakan hal ini ribuan tahun sebelum para ahli psikologi memahaminya : “Hati-hatilah dengan caramu berpikir ; kehidupanmu dibentuk oleh pikiran-pikiranmu.” (Amsal 4:23 ; Today’s English Version).
...
... : Ubahlah kemudi otomatis Anda, yakni cara pikir Anda... Langkah pertama Anda di dalam pertumbuhan rohani adalah mulai mengubah pola pikir Anda. Perubahan selalu berawal mula-mula di dalam pikiran Anda. Cara Anda berpikir menentukan cara Anda merasa, dan cara Anda merasa mempengaruhi cara Anda bertindak. Paulus berkata, “Hendaklah hati dan pikiranmu dibaharui seluruhnya.” (Efesus 4:23 ; BIS).
Untuk menjadi serupa dengan Kristus Anda harus mengembangkan pikiran Kristus...
Kita diperintahkan untuk “menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.” (Filipi 2:5 ; AITB). Ada dua bagian untuk melakukan hal ini. Separuh pertama dari perubahan mental ini ialah berhenti memikirkan pikiran-pikiran yang tidak dewasa, yang egosentris dan memikirkan diri sendiri...
Separuh kedua dari cara berpikir seperti Yesus adalah mulai berpikir secara dewasa, yang memusatkan perhatian pada orang lain, bukan pada diri Anda sendiri...
Sekarang banyak orang mengira bahwa kedewasaan rohani diukur dengan jumlah informasi dan doktrin alkitabiah yang Anda ketahui. Meskipun pengetahuan merupakan salah satu ukuran kedewasaan, itu bukanlah segalanya. Kehidupan Kristen jauh melebihi pengakuan iman dan keyakinan ; kehidupan Kristen meliputi perilaku dan karakter. Perbuatan-perbuatan kita harus konsisten dengan pengakuan iman kita, dan keyakinan kita harus didukung dengan perilaku yang serupa dengan Kristus.
KeKristenan bukanlah sebuah agama atau filsafat, tetapi sebuah hubungan dan gaya hidup. Inti dari gaya hidup itu adalah memikirkan orang lain, sebagaimana Yesus lakukan, dan bukan memikirkan diri sendiri...
Memikirkan orang lain adalah inti dari keadaan serupa dengan Kristus dan bukti terbaik dari pertumbuhan rohani. (Warren, 2005, pp. 201-203)
Komentar saya :
Ada tiga kesalahan yang cukup mendasar dari ajaran Warren ini.
Pertama, ketika Warren mengungkapkan, “Untuk mengubah kehidupan Anda, Anda harus mengubah pola pikir Anda.”, ia mengajarkan bahwa pikiran menentukan kehidupan manusia, dan secara tidak langsung pikiran menjadi pusat dari kehidupan manusia. Ajaran ini tidak ada bedanya dengan rasionalisme yang mendewakan rasio/pikiran sebagai standart kebenaran. Bedanya, Warren tidak terang-terangan mengajarkan hal ini, bahkan menggunakan ayat Alkitab yang berbeda terjemahan yang mengatakan, “Hati-hatilah dengan caramu berpikir ; kehidupanmu dibentuk oleh pikiran-pikiranmu.” (Amsal 4:23 ; Today’s English Version), sedangkan rasionalisme secara terang-terangan mengajarkan hal ini. Benarkah Amsal 4:23 mengajarkan bahwa pikiran menentukan kehidupan manusia ? Mari kita menyimak dengan hati-hati ketiga terjemahan Amsal 4:23 dari Terjemahan Baru (TB), Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS) dan King James Version (KJV). TB, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” BIS, “Jagalah hatimu baik-baik, sebab hatimu menentukan jalan hidupmu.” dan KJV, “Keep thy heart with all diligence; for out of it are the issues of life.” Tidak ada satu kata yang diterjemahkan “pikiran” di dalam ketiga terjemahan Alkitab ini, bahkan di dalam bahasa Ibrani, kata “hati” : lêb tidak identik dengan “pikiran”. Amsal 27:19 juga menasehatkan, “Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu.” Tuhan Yesus sendiri mengajarkan di dalam Matius 15:18-20, “Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. Itulah yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang."” Di dalam konteks ini, Tuhan Yesus sedang menjelaskan makna najis sebenarnya, BUKAN yang masuk ke dalam mulut, tetapi yang keluar dari mulut, karena yang keluar dari mulut itu sebenarnya keluar dari hati. Hati merupakan sesuatu yang terdalam yang darinya dapat mempengaruhi pikiran, perkataan, perilaku dan tindakan seseorang (Matius 15:19).
Kedua, Warren salah lagi dalam mengatakan, “Perubahan selalu berawal mula-mula di dalam pikiran Anda. Cara Anda berpikir menentukan cara Anda merasa, dan cara Anda merasa mempengaruhi cara Anda bertindak.” Perubahan BUKAN berawal dari pikiran, tetapi dari hati. Kalau benar perubahan berawal dari pikiran, bagaimana seorang yang pikirannya terganggu misalnya mengalami Alzheimer bisa berubah dan bertumbuh secara rohani ? Ini jelas tidak mungkin. Perubahan sejati dimulai dari hati, karena hati itu yang paling esensial yang menentukan seluruh kehidupan manusia. Ketika hati kita tidak menyadari keberdosaan kita, maka hati kita sedang mengalami masalah yang berat dan hati yang bermasalah itu akan mengakibatkan pikiran, perkataan, perilaku dan tindakan kita pun juga bermasalah. Susunannya jelas bukan seperti yang Warren pikirkan yaitu berpikir menentukan perasaan dan perasaan mempengaruhi tindakan. Ini jelas berbahaya. Kalau kita bertindak dipengaruhi perasaan yang dikontrol oleh pikiran, maka dengan demikian pikiran menjadi standart “kebenaran” bagi manusia. Benarkah ini ? TIDAK ! Dr. Francis A. Schaeffer mengatakan, “I do what I think and I think what I believe.” (=“Saya melakukan apa yang saya pikirkan dan saya berpikir apa yang saya percaya.”). Segala sesuatu diukur dari kepercayaan/keyakinan kita, atau hati kita. Ketika iman kita tidak beres, maka pikiran kita dengan sendirinya tidak beres, dan akhirnya, kelakuan kita semakin tidak beres. Adalah suatu kesia-siaan ketika Warren mengutip Efesus 4:23 yang mengajarkan bahwa hati dan pikiran itu sama-sama perlu diubah, padahal ia tetap berpendapat bahwa pikiran yang menentukan hati. Jadi, untuk bertumbuh secara rohani, BUKAN ubahlah pikiran kita, TETAPI ubahlah hati kita yang busuk agar dikuduskan oleh Roh-Nya.
Ketiga, Warren mengatakan, “Kehidupan Kristen jauh melebihi pengakuan iman dan keyakinan ; kehidupan Kristen meliputi perilaku dan karakter. Perbuatan-perbuatan kita harus konsisten dengan pengakuan iman kita, dan keyakinan kita harus didukung dengan perilaku yang serupa dengan Kristus.” Perkataan Warren ini tidak ada salahnya, tetapi menurut saya, kurang tepat sedikit. Memang benar, kehidupan Kristen bukan semata-mata pengertian doktrinal yang kokoh, tetapi juga meliputi karakter dan perbuatan, tetapi posisinya memang benar yaitu perbuatan kita harus konsisten atau sesuai dengan iman kita. Yang saya amati dari pernyataan Warren ini adalah Warren kurang tepat menjelaskan bahwa sebenarnya yang tetap terpenting adalah iman, karena tanpa iman, tak mungkin manusia dibenarkan di hadapan Allah (Ibrani 11:6), lalu iman ini mendorong dan mempengaruhi perbuatan dan pikiran kita sehingga kita melakukan apa yang kita diimani di dalam Kristus dan Alkitab, serta apa yang kita pikir dan lakukan adalah hanya untuk memuliakan-Nya.
No comments:
Post a Comment