22 December 2007

Bab 10 : ALASAN UNTUK SEGALA SESUATU ? (Analisa Terhadap Bab 7 Buku Rick Warren)

Bab 10
Alasan untuk Segala Sesuatu ??




Pada bab 10 ini, kita akan mencoba menggali masing-masing pengajaran Rick Warren di dalam bab/hari ketujuh dalam renungan 40 harinya. Penggalian ini bisa bersifat positif maupun negatif dari kacamata kebenaran Firman Tuhan, Alkitab. Mari kita akan menelusurinya dengan teliti berdasarkan kebenaran Alkitab.
Pada bab ini, halaman 59-65, Warren mengajarkan bahwa segala sesuatu dicipta bagi kemuliaan Allah. Ini sangat tepat. Kemuliaan Allah menurut Warren dapat dilihat di sekeliling kita mulai dari kehidupan mikroskopik yang terkecil sampai Bima Sakti yang luas. Inilah yang disebut theologia Reformed sebagai wahyu umum Allah (the general revelation of God), yaitu penyataan diri Allah kepada semua manusia tanpa kecuali melalui sarana alam semesta (eksternal) dan hati nurani (internal). Tetapi wahyu umum Allah bukan satu-satunya cara kita dapat mengenal Allah dan kemuliaan-Nya. Mengapa ? Karena Alkitab menyatakan bahwa dosa telah masuk dan meracuni keseluruhan termasuk alam semesta yang Ia ciptakan. Oleh karena itu, Bapa menyatakan diri-Nya melalui wahyu khusus yaitu Tuhan Yesus Kristus dan Alkitab untuk memimpin umat pilihan-Nya mengenal Allah dan kemuliaan-Nya. Tidak ada jalan lain. Ini juga diajarkan oleh Warren, “Kemuliaan Allah yang termulia tampak dalam diri Yesus Kristus. Dia, Terang Dunia, itu menjelaskan sifat Allah. Karena Yesus, kita tidak lagi buta mengenai rupa sebenarnya dari Allah...” (Warren, 2005, p. 60) Pengajaran ini tepat dan inilah wahyu khusus yang Allah nyatakan hanya kepada umat pilihan-Nya.
Tetapi, Warren juga mengajarkan bahwa sayangnya dosa masuk dan meracuni dunia ini, sehingga manusia sebagai ciptaan Allah gagal mendatangkan kemuliaan bagi-Nya.

Komentar saya :
Hal ini tidak salah, tetapi saya sedikit kurang setuju dengan istilah “mendatangkan kemuliaan bagi-Nya”, saya lebih memilih istilah “memuliakan Allah”. Istilah “mendatangkan kemuliaan bagi-Nya” seolah-olah ingin mengajarkan bahwa Allah itu kurang mulia, sehingga perlu ditambahi oleh tindakan manusia yang memuliakan Allah. Saya tahu bahwa bukan ini yang diajarkan oleh Warren karena ia sendiri mengajarkan, “Kita tidak bisa menambah apapun pada kemuliaan-Nya ini, sama seperti mustahil bagi kita untuk membuat matahari bersinar lebih terang.” (Warren, 2005, p. 60). Lebih baik, Warren menggunakan istilah “memuliakan-Nya”.

Lalu, ia mengemukakan 5 hal yang dapat kita lakukan untuk dapat mendatangkan kemuliaan bagi Allah. Sebelumnya, ia mengemukakan, “Bila sesuatu di dalam ciptaan memenuhi tujuannya, hal tersebut mendatangkan kemuliaan bagi Allah.” (Warren, 2005, p. 61). Dilanjutkan dengan pengajaran bahwa burung-burung dapat mendatangkan kemuliaan bagi Allah ketika mereka terbang, berkicau, membuat sarang, dan melakukan sesuatu yang diinginkan Allah.
Komentar saya :
Pandangan ini memang benar, bahwa kita dapat memuliakan-Nya ketika kita taat mutlak dan hanya menjalankan apa yang Ia perintahkan. Tetapi saya kurang setuju dengan pendapat bahwa Allah begitu mengurusi burung-burung sampai hal-hal terkecil yaitu berkicau, terbang, dll. Allah memang memelihara semua ciptaan-Nya, tetapi tidak untuk hal-hal yang terkecil. Pengajaran ini mirip dengan pengajaran Hyper-Calvinisme yang terlalu menekankan kedaulatan Allah, sampai-sampai tanggung jawab manusia dihilangkan sama sekali, bahkan pandangan Hyper-Calvinisme ini mengajarkan bahwa dosa pun telah ditentukan oleh Allah dan segala sesuatu ada di bawah kontrol-Nya, sampai hal-hal terkecil sekalipun, misalnya rambut, dll. Alkitab mengajarkan bahwa Allah memang adalah Allah yang Berdaulat, tetapi keberdaulatan-Nya tidak meniadakan tanggung jawab manusia. Burung-burung memang dipelihara oleh-Nya (perumpamaan Tuhan Yesus di dalam Matius 6:26), tetapi apakah burung itu terbang, berkicau, dll, itu bukan urusan Allah, tetapi urusan si burung tersebut.

Pada halaman 62-63, ia mengemukakan 5 hal yang dapat dilakukan oleh manusia untuk memuliakan-Nya, yaitu dengan cara : menyembah-Nya, mengasihi orang-orang percaya lainnya, menjadi seperti Kristus, melayani orang lain dengan karunia-karunia kita, dan memberitakan kepada orang lain tentang Dia (memberitakan Injil).

Komentar saya :
Apa yang Warren katakan adalah pengajaran yang tepat. Tetapi saya sedikit kurang setuju dengan pengajarannya poin kedua bahwa kita dapat memuliakan-Nya dengan mengasihi orang-orang percaya lainnya. Kekurangsetujuan saya tidak berarti saya menyalahkan 100% ajaran Warren, tetapi Warren kurang tegas dan jelas menguraikan poin ini. Memang, kita sebagai orang percaya harus mengasihi sesama kita, tetapi apakah mengasihi itu murni mengasihi, artinya tidak ada tindakan menegur sesama kita yang salah dengan prinsip Firman Tuhan ?
Lalu, pada poin ketiga pengajarannya yaitu kita dapat memuliakan Allah dengan menjadi seperti Kristus. Ia memang mengajarkan bahwa Roh Kudus memimpin kita untuk menjadi seperti Kristus dengan memberi kehidupan dan sifat yang baru. Ini jelas tidak salah, karena ini diajarkan oleh Alkitab. Tetapi ia tidak menjelaskan lebih lanjut bahwa kehidupan baru ini adalah kehidupan yang menyangkal diri dengan mematikan kehidupan lama kita yang penuh dosa.

Pada halaman 64-65, ia mengajarkan bahwa Allah mengundang para pembaca bukunya untuk hidup bagi kemuliaan-Nya dengan memenuhi tujuan-tujuan yang untuknya kita telah diciptakan-Nya. Lebih lanjut, ia juga mengatakan, “Kehidupan yang sesungguhnya dimulai dengan menyerahkan diri Anda sepenuhnya kepada Yesus Kristus...” (Warren, 2005, p. 64) Caranya ?
Pertama, percaya. Percaya bahwa Allah mengasihi Anda dan bahwa Ia menciptakan Anda untuk tujuan-tujuan-Nya. Percaya bahwa Anda ada bukan karena kebetulan. Percaya bahwa Anda diciptakan untuk hidup kekal. Percaya bahwa Allah telah memilih Anda untuk memiliki hubungan dengan Yesus, yang mati di kayu salib bagi Anda. Percaya bahwa apapun yang telah Anda perbuat, Allah ingin mengampuni Anda.
Kedua, menerima. Menerima Yesus dalam kehidupan Anda sebagai Tuhan dan Juruselamat Anda. Menerima pengampunan-pengampunan-Nya atas dosa-dosa Anda. Menerima Roh-Nya, yang akan memberi Anda kekuatan untuk memenuhi tujuan hidup Anda... (Warren, 2005, p. 65).

Komentar saya :
Kehidupan sejati memang dimulai ketika kita menyerahkan diri kita kepada Kristus. Tetapi sayangnya penyerahan diri yang dimengerti oleh Warren bukan yang diajarkan oleh Alkitab. Warren mengajarkan bahwa kita perlu percaya dan menerima apa yang Kristus lakukan bagi kita untuk mendapatkan kehidupan sejati. Bahkan, ia sendiri mengajarkan bahwa kita perlu percaya bahwa apapun yang telah kita perbuat, Allah ingin mengampuni kita. Kembali, kata “ingin” dimunculkan oleh Warren, seolah-olah berarti Allah benar-benar membutuhkan manusia, padahal tidak demikian. Benarkah Allah mengampuni kita meskipun kita telah berbuat apa saja ? Di satu sisi, ya, karena Allah mengasihi kita. Di sisi lain, jelas tidak. Dan di sisi lain inilah Alkitab lebih tegas dan jelas mengajarkannya kepada kita. Rasul Yohanes mengajarkan, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1 Yohanes 1:9 ; Terjemahan Baru) Alkitab tidak mengajarkan bahwa ketika kita hanya percaya, maka Ia akan mengampuni dosa kita, tetapi Alkitab dengan tegas mengajarkan bahwa ketika kita mengaku dosa kita atau BERTOBAT, maka Ia itu setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni dosa kita dan menguduskan kita dari segala kejahatan. Allah kita bukan sekedar Mahakasih yang suka mengampuni dosa kita, tetapi Ia juga Mahaadil. Setiap dosa harus dihukum, tetapi Kristus sudah mati bagi dosa-dosa umat pilihan-Nya sebagai bukti keadilan sekaligus kasih-Nya dilimpahkan kepada kita. Kalau Kristus sudah mati bagi kita, apakah kita terus-menerus berbuat sesuka hati kita lalu baru menangis minta ampun di hadapan-Nya ? TIDAK. Alkitab mengatakan bahwa kita harus BERTOBAT dan Allah akan mengampuni dosa kita, lalu Ia juga menyucikan kita dari segala kejahatan. Pengampunan-Nya selalu dilanjutkan pengudusan-Nya (progressive sanctification), sehingga kita terus-menerus hidup di dalam kekudusan yang Allah inginkan.
Apakah cukup hanya dengan percaya dan menerima saja untuk mendapatkan kehidupan sejati ? TIDAK. Warren sendiri mengatakan bahwa kita harus menyerahkan hidup kita kepada Kristus, tetapi ia tidak menjelaskan maknanya. Menyerahkan hidup kita kepada Kristus berarti menjadikan Kristus sebagai Tuhan dan Raja yang memerintah di dalam hidup kita. Mungkin, inilah yang banyak tidak disukai oleh banyak orang Kristen yang mengaku sudah menjadi Kristen puluhan tahun kalau perlu ratusan bahkan ribuan tahun (meskipun pasti tidak ada). Banyak orang “Kristen” hari ini maunya menjadikan Kristus sebagai ban serep kalau sakit langsung menghubungi-Nya untuk minta disembuhkan, kalau susah segera berdoa kepada-Nya minta kekuatan dan penghiburan. Tetapi jarang sekali saya menjumpai orang Kristen yang taat mutlak kepada perintah-Nya meskipun itu bertentangan dengan keinginan dagingnya. Kalau ada orang Kristen yang mau taat mutlak, itulah orang Kristen sejati, bukan sekedar menangis minta ampun, percaya dan menerima Kristus. Bagaimana dengan kita ? Apakah kita mau taat mutlak kepada pimpinan-Nya meskipun itu tidak menyenangkan ?

No comments: