20 April 2014

Refleksi Paskah 2014: "KEBANGKITAN-NYA MEMBERI PENGHARAPAN" (Denny Teguh Sutandio)



Refleksi Paskah 2014

“KEBANGKITAN-NYA MEMBERI PENGHARAPAN”

oleh: Denny Teguh Sutandio


“Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,”
(1Ptr. 1:3)


Semua manusia di dunia termasuk para pendiri agama sekalipun yang meninggal dapat ditemukan jenazahnya dan tak mungkin orang tersebut hidup kembali. Namun hal ini tidak berlaku bagi Tuhan Yesus Kristus yang setelah wafat di kayu salib kemudian bangkit kembali dari antara orang mati. Ya, Kristus telah bangkit dan Ia telah menampakkan diri-Nya kepada lebih dari 500 orang dan terakhir kepada Paulus yang dahulu pernah menganiaya jemaat Kristen (1Kor. 15:5-8). Mungkin ada orang-orang non-Kristen yang tidak percaya bahwa para murid Kristus melihat sendiri kebangkitan-Nya karena mereka mungkin berhalusinasi (meskipun anggapan ini jelas tidak masuk akal), tetapi Paulus yang dahulu bernama Saulus bukanlah seorang murid Kristus bahkan menganiaya jemaat Kristen (Kis. 9:1-2). Bayangkan seorang penganiaya jemaat Kristen kemudian di tengah jalan, ia dijumpai oleh Kristus yang bangkit yang mengakibatkan Saulus buta (Kis. 9:4-9). Tentu saja Saulus waktu itu tidak menyangka ia akan bertemu dengan Kristus, karena baginya, Yesus yang adalah penyesat Israel telah mati disalib. Namun prasangka buruk Saulus hilang setelah ia bertemu dengan Kristus yang bukan hanya wafat disalib tetapi juga bangkit dan menampakkan diri kepadanya.

Penampakan Kristus yang telah bangkit ini membuat seorang Paulus berapi-api memberitakan Injil kepada orang-orang Yahudi maupun non-Yahudi. Bukan hanya Paulus, para murid-Nya yang telah melihat Kristus bangkit pun juga berapi-api memberitakan Injil yang berisi Kristus yang telah wafat dan bangkit demi menebus dosa manusia. Mereka rela mati disalib terbalik, dibakar hidup-hidup, dipenggal kepalanya, bahkan dibuang ke Pulau Patmos, dll demi kematian dan kebangkitan Kristus yang mereka saksikan sendiri dan beritakan.

Apa yang membuat mereka begitu berapi-api memberitakan kematian dan kebangkitan Kristus? Apakah ini hanya sikap militan agamawi yang tidak jauh berbeda dari pengebom bunuh diri pada peristiwa 9/11 di Amerika Serikat? Tidak. Para pengebom bunuh diri memiliki keyakinan fiktif bahwa setelah mati, mereka akan dilayani oleh para gadis yang cantik dan muda di “surga”. Berbeda dari keyakinan fiktif itu, para murid Kristus rela mengorbankan nyawa mereka karena mereka sendiri adalah saksi mata kematian dan kebangkitan Kristus. Bayangkan jika Anda seorang yang menyaksikan seorang akrobat yang terampil, maka Anda akan dengan bersemangat menceritakan apa yang Anda saksikan itu kepada teman-teman, saudara-saudara, dll. Apakah itu keyakinan fiktif atau mungkin Anda berhalusinasi melihat akrobat itu? Tidak. Anda menyaksikan itu sendiri. Seperti itulah para murid Kristus yang menyaksikan Kristus yang telah bangkit dan menampakkan diri-Nya kepada mereka.

Selain karena mereka adalah saksi mata kebangkitan Kristus, para murid juga rela mati demi Injil yang mereka beritakan karena kebangkitan Kristus memberi pengharapan bagi mereka dan kita saat ini sebagai umat pilihan-Nya. Apa saja pengharapan itu?

Pertama, Kristus bangkit memberi pengharapan kepada kita bahwa Ia telah mengalahkan maut (1Kor. 15:26, 54-57). Kristus yang bangkit membuktikan kuasa-Nya mengalahkan kematian karena Ia berdaulat penuh atas kematian dan kehidupan-Nya sendiri (Yoh. 10:18). Oleh karena itu, umat-Nya tidak perlu lagi takut akan kematian, karena mereka nanti akan mengalami kebangkitan tubuh (1Kor. 15:12-13). Ini berarti bagi umat-Nya, setelah meninggal, kita bukan lenyap di dunia lain, tetapi kita akan dibangkitkan dan menjadi ahli waris Kerajaan Surga. Inilah pengharapan kekal yang tak mungkin bisa diberikan oleh para pendiri agama mana pun karena mereka sendiri telah meninggal dan tak mungkin hidup lagi.

Kedua, Kristus bangkit berarti karya penebusan Kristus telah usai demi menebus dosa manusia, sehingga manusia tidak lagi berada di bawah kutuk dosa (1Kor. 15:17). Bukan hanya mengalahkan kematian, kebangkitan-Nya juga mengalahkan dosa yang mencengkeram hidup umat-Nya. Dengan kata lain, kebangkitan Kristus merupakan titik puncak dari seluruh karya penebusan Kristus demi dosa umat-Nya. Oleh karena itu, umat-Nya tidak lagi berada di bawah kutuk dosa, tetapi di bawah kasih karunia Allah, sehingga meskipun umat-Nya bisa berbuat dosa, namun kasih karunia Allah melalui Roh Kudus memampukan mereka untuk bangun kembali dan hidup bagi Allah.

Ketiga, Kristus bangkit memberi kekuatan kepada Paulus dan umat-Nya untuk melayani-Nya (1Kor. 15:10). Paulus yang merasa diri tidak layak telah menerima anugerah Allah untuk percaya kepada Kristus dan hal ini membuatnya makin bekerja lebih giat lagi mengabarkan Injil, namun ia sadar bahwa apa yang ia kerjakan bukan atas hasil usahanya sendiri, tetapi karena anugerah-Nya. Inilah konsep pelayanan yang benar: dari anugerah dan oleh anugerah (sola gratia) demi kemuliaan Allah Trinitas (soli Deo gloria).

Keempat, Kristus yang bangkit memberi pengharapan bagi umat-Nya yang sedang menderita (1Ptr. 1:3-9). Surat 1 Petrus ditulis oleh rasul Petrus kepada jemaat Kristen yang sedang menderita (1Ptr. 1:6) dan Petrus menghibur mereka dengan mengajar bahwa Kristus yang telah bangkit menjadi pengantara mereka dilahirbarukan oleh Allah, sehingga mereka memiliki hidup yang berpengharapan di mana mereka nantinya akan menerima bagian yang kekal di Surga kelak (ay. 4). Dengan dasar pengharapan inilah, Petrus mengajar mereka bahwa pengharapan ini dapat menjadi sumber dan kekuatan bagi mereka yang sedang menderita di mana meskipun menderita, mereka akan mendapat keselamatan kekal di Surga kelak (ay. 5). Hal ini mengingatkan kita pada pengajaran Paulus di Roma 8:18, “Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.

Di dunia ini, kita diberi pengharapan palsu baik dari para calon legislatif, calon presiden, maupun dari orang-orang terdekat kita. Namun puji Tuhan, sebagai umat-Nya, kita tidak memiliki pengharapan palsu seperti yang dunia berikan kepada kita. Kita memiliki pengharapan pasti yang berasal dari Allah yang pasti dan benar.

Biarlah Paskah 2014 menjadi momen kita bukan hanya merenungkan kebangkitan-Nya secara historis dan theologis, tetapi kita benar-benar mengimani karya kebangkitan-Nya dan pengharapan pasti yang Ia janjikan kepada kita tentang kebangkitan dan kemuliaan yang akan kita peroleh sambil kita sendiri tetap berjuang keras hidup bagi Allah dan memberitakan karya kematian dan kebangkitan-Nya kepada orang-orang yang belum mengenal Kristus.

Selamat Paskah! Haleluya! KRISTUS TELAH BANGKIT! Amin. Soli Deo Gloria.

No comments: