12 June 2011

Renungan Pentakosta 2011: ROH KUDUS DAN PEMBERITAAN INJIL (Denny Teguh Sutandio)

Renungan Pentakosta 2011

ROH KUDUS dan PEMBERITAAN INJIL

oleh: Denny Teguh Sutandio



“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”
(Kis. 1:8)




Setelah menampakkan diri-Nya kepada para murid, Tuhan Yesus yang hendak naik ke Sorga menyuruh mereka tinggal di Yerusalem terlebih dahulu hingga menunggu Roh Kudus dicurahkan atas mereka, sehingga mereka nantinya dapat menjadi saksi Kristus di Yerusalem, Yudea, Samaria, dan sampai ke ujung bumi. Di sini, Kristus langsung mengaitkan fungsi Roh Kudus dicurahkan bukan untuk membuat para murid gemar berbahasa lidah atau mengalami trance yang tidak sadarkan diri, tetapi justru untuk mendorong dan memimpin para murid untuk berani memberitakan Injil.

Ketika kita teliti membaca Alkitab, di dalam kitab Kisah Para Rasul, hampir setiap kali dr. Lukas mencatat bahwa seorang rasul/pelayan Tuhan dipenuhi Roh, maka ia menjadi seorang pengabar Injil yang berani. Setelah 120 orang dibaptis Roh Kudus (Kis. 2:2-3) dan kemudian dipenuhi Roh (Kis. 2:4), maka Alkitab memang mencatat bahwa mereka berbahasa lidah, tetapi apa gunanya mereka berbahasa lidah? Roh Kudus memakai bahasa lidah sebagai media untuk memberitakan Injil kepada orang-orang dari berbagai bangsa yang berkumpul di Yerusalem (Kis. 2:9-11). Roh Kudus yang sama juga langsung menggerakkan Petrus untuk memberitakan Injil tentang Kristus yang tersalib dan bangkit (Kis. 2:14-36). Beberapa orang Kristen dan pemimpin gereja dari gereja kontemporer suka mencomot peristiwa ini, lalu menafsirkan bahwa bahasa lidah adalah tanda dipenuhi Roh Kudus. Mereka lupa bahwa bahasa lidah yang dipakai di dalam Kisah Para Rasul 2 merupakan bahasa lidah yang adalah media untuk memberitakan Injil kepada orang-orang non-Yahudi di Yerusalem yang mengakibatkan orang-orang non-Yahudi itu mengerti bahasa yang diucapkannya dan kemudian bertobat, sedangkan mereka yang mengklaim berbahasa lidah dengan mengutip kasus dalam Kisah Para Rasul 2 ini justru mengakibatkan orang lain semakin bingung dan tidak mengerti dengan “bahasa lidah” yang mereka ucapkan. Sebuah hal yang bertentangan dengan Alkitab, namun laris di pasaran Kekristenan.
Setelah Petrus dan Yohanes menyaksikan kuasa Roh Kudus yang menolong mereka ketika bersaksi di depan Mahkamah Agama, mereka kembali ke teman-teman mereka dan mereka semua berdoa. Saat mereka berdoa, Alkitab mencatat, “goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.” (Kis. 4:31) Sekali lagi, Alkitab mencatat bahwa setelah dipenuhi Roh, para rasul memberitakan firman Allah (Injil) dengan berani. Hal serupa juga terjadi pada Paulus (yang dahulu bernama Saulus). Setelah ia didoakan oleh Ananias dan dipenuhi Roh, maka Alkitab sekali lagi mencatat bahwa pada saat beristirahat sejenak dengan tinggal bersama para murid-Nya di Damsyik, Paulus “memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.” (Kis. 9:20)

Di dalam 3 bagian ini, kita melihat bahwa Roh Kudus datang untuk memperlengkapi para murid untuk memberitakan Injil. Mengapa? Karena Kristus sendiri berfirman bahwa Roh Kudus diutus untuk memimpin para murid (dan kita sebagai umat-Nya) untuk hidup berpusat pada Kristus (Yoh. 14:26; 16:14). Apa artinya?
1. Roh Kudus Diutus untuk Bersaksi tentang Kristus
Prinsip ini sesuai dengan apa yang Kristus firmankan sendiri di dalam Yohanes 15:26, “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.” Uniknya, di ayat ini, Roh Kudus yang bersaksi tentang Kristus disebut sebagai Roh Kebenaran (Yunani: pneuma alētheia). Dengan kata lain, Roh Kudus yang bersaksi tentang Kristus adalah Roh Allah yang memberitakan Kebenaran mutlak tentang siapakah Kristus sesungguhnya! Mengerti dan mengenal siapa Kristus sesungguhnya tanpa melalui Roh Kudus (apalagi melalui “nabi” yang tidak beres secara moralitas) adalah hal yang sangat tidak masuk akal.
Meskipun Roh Kudus bersaksi tentang Kristus, namun Kristus sendiri mengajar para murid bahwa mereka pun harus juga bersaksi tentang Kristus (Yoh. 15:27). Dengan kata lain, Roh Kudus yang bersaksi tentang Kristus memimpin para murid untuk bersaksi tentang Kristus, sehingga kesaksian para murid disahkan/didukung oleh Roh Kudus. Di sini, kita belajar bahwa peran anak-anak Tuhan di dalam bersaksi tentang Kristus tetap penting dan peran itu pun dimampukan oleh kuasa dari Roh Kudus yang memberitakan Kebenaran tentang siapakah Kristus sesungguhnya. Hal ini mengingatkan saya tentang firman Kristus di dalam Kisah Para Rasul 1:8, “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Bagaimana dengan kita? Ketika kita hendak menyaksikan Kristus kepada orang non-Kristen, percayalah bahwa Roh Kudus akan memperlengkapi kita dengan kuasa-Nya untuk memberitakan Injil, meskipun ada berbagai macam tantangan.


2. Roh Kudus Diutus untuk Mengingatkan Apa yang Kristus Telah Ajarkan
Selain bersaksi tentang Kristus, Roh Kudus juga “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.” (Yoh. 14:26) Di dalam ayat ini, Tuhan Yesus hendak mengajarkan bahwa Roh Kudus:
a) mengajarkan segala sesuatu
Di ayat ini, Kristus berfirman bahwa Roh Kudus mengajarkan segala sesuatu. Apa artinya “segala sesuatu” dalam ayat ini? Beberapa (atau mungkin banyak?) pemimpin gereja dari gereja kontemporer menafsirkan bahwa “segala sesuatu” sebagai segala hal yang baru (di luar Alkitab alias “wahyu” baru). Dari tafsiran ini, maka mereka enggan studi theologi dan Alkitab baik-baik, karena mereka percaya bahwa Roh Kudus dapat mengajar mereka segala sesuatu (bahkan ekstremnya: di luar Alkitab). Tafsiran ini jelas tidak bisa dipertanggungjawabkan, karena kalau ada “wahyu” baru, maka “wahyu” itu harus ada di dalam Alkitab atau dapat dibuktikan kebenarannya oleh Alkitab.
Lalu, apa arti “segala sesuatu”? New International Version (NIV) Spirit of the Reformation Study Bible menafsirkannya, “That is, all things that you need to know for your mission (16:13)” (=Yaitu, segala hal yang kamu perlu untuk mengetahui tentang misimu (16:13)) Ketika kita membaca Yohanes 16:13, maka kita mendapat penjelasan bahwa “segala sesuatu” merujuk pada kebenaran yang bukan berasal dari diri Roh Kudus sendiri, “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.” “Segala sesuatu yang didengar-Nya” di ayat ini jelas menunjuk pada perkataan Kristus di ayat sesudahnya yaitu di ayat 14.

b) mengingatkan tentang perkataan Kristus
Selain mengajarkan segala sesuatu sesuai dengan Kebenaran yang diajarkan Kristus, Roh Kudus juga mengingatkan umat-Nya tentang apa yang telah Kristus katakan. Dengan kata lain, Roh Kudus bertugas mengembalikan ingatan para murid waktu itu dan umat-Nya yang hidup sekarang tentang semua perkataan Kristus. Tidak ada hal baru yang akan Roh Kudus ajarkan, apalagi yang melawan perkataan Kristus! Jadi, jangan percaya pada mimpi, “penglihatan” atau “wahyu” baru yang mengklaim datang dari “Roh Kudus”, namun isinya melawan Alkitab, khususnya perkataan Kristus, karena itu jelas bukan dari Roh Kudus yang sejati.


3. Roh Kudus Diutus untuk Memuliakan Kristus
Terakhir, Roh Kudus diutus untuk memuliakan Kristus, bukan diri Roh Kudus sendiri. Hal ini jelas diajarkan oleh Kristus sendiri di Yohanes 16:14, “Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.” Roh Kudus datang untuk memuliakan Kristus karena Roh Kudus akan memberitakan apa yang Kristus katakan kepada umat-Nya. Dengan kata lain, jangan percaya pada penglihatan atau “wahyu” baru yang mengklaim dari “Roh Kudus”, namun isinya meninggikan “Roh Kudus”, karena Roh Kudus yang sejati TIDAK pernah meninggikan diri-Nya sendiri, tetapi selalu meninggikan dan memuliakan Kristus!


Setelah merenungkan karya Roh Kudus yang diutus untuk berpusat kepada Kristus, bagaimana respons kita? Biarlah Pentakosta tahun ini menjadi momen Pentakosta yang revolusioner yaitu kita yang termasuk umat pilihan-Nya menjadi saksi Kristus untuk memberitakan Injil lebih giat demi kemuliaan-Nya, karena Roh Kudus adalah Roh yang memuliakan Kristus melalui pengabaran Injil. Amin. Soli Deo Gloria.

No comments: