Bagaimana Menggunakan BlackBerry dengan Tepat dan Bijaksana?
oleh: Denny Teguh Sutandio
“Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”
(Kol. 3:23)
Kita hidup di zaman teknologi di mana banyak teknologi canggih bermunculan, salah satunya: smartphone (ponsel pintar). Mengapa disebut smartphone? Karena smartphone merupakan ponsel yang memiliki spesifikasi beraneka ragam, misalnya: chatting, menerima dan mengirim e-mail (sering disebut: push e-mail), kamera, berinternet, dll. Salah satu produk smartphone yang lagi laris di Indonesia adalah BlackBerry (BB). Menurut sejarahnya, BB diperkembangkan dan didesain oleh perusahaan Kanada yang bernama Research In Motion (RIM) sejak tahun 1999 (http://en.wikipedia.org/wiki/BlackBerry). Pada waktu itu, BB masih berbentuk seperti pager, namun sekarang model dan penyebaran BB begitu bervariasi. Di Indonesia, menurut salah satu website tentang ponsel, “Percaya atau tidak, dalam waktu dekat RI akan menjadi negara dengan pengguna ponsel pintar BlackBerry terbesar di dunia. Hingga pertengahan 2009 saja, jumlah pengguna ponsel Research in Motion (RIM) itu sudah mencapai angka 300-400 ribu pelanggan.” (http://www.mallponsel.com/blog/berita/indonesia-akan-jadi-negara-pengguna-blackberry-terbesar.html) Para pengguna BB pun bervariasi motivasi, ada yang benar-benar untuk bisnis, namun ada pula yang benar-benar untuk gengsi.
Ada apa saja di dalam BB? Karena termasuk smartphone, maka BB menawarkan beragam spesifikasi dasar, yaitu: push e-mail (menerima dan mengirim e-mail), chatting (mengobrol secara online dengan teman-teman melalui: BlackBerry Messenger—BBM, Yahoo Messenger—YM, Windows Live Messenger, AOL Instant Messenger, Google Talk, dan ICQ), social network (berinteraksi dengan teman-teman, misalnya melihat dan mengomentari status teman, dll melalui Facebook, Twitter), browsing (berselancar di dunia internet), kamera, Wi-Fi, Media Player (MP3, picture, video, dll), dll. Beberapa tipe BB terkini bahkan dilengkapi dengan GPS (seperti BB Curve 9300 3G, BB Torch 9800, dll). Keunikan lain BB adalah adanya pin BB yang merupakan kombinasi 8 digit angka dan huruf sebagai kode sebuah BB. Jika dibandingkan ponsel lain (bahkan dengan i-Phone), penggunaan internet untuk BB lebih murah. Misalnya, jika Anda menggunakan kartu Axis untuk BB Anda dan Anda berlangganan internet untuk BB selama 1 bulan tanpa batas (unlimited; artinya Anda bisa chatting, Facebook, Twitter, push e-mail, browsing, dll), Anda hanya perlu membayar Rp 79.000, 00. Tipe BB terkini yang muncul adalah: BB Bold 9780 (Onyx 2), BB Torch 9800, BB Curve 9300 3G (Gemini 3G). Namun harus disadari bahwa BB juga memiliki kekurangan jika dibandingkan ponsel lain, yaitu resolusi kamera yang paling tinggi untuk BB hanya 5 MegaPixel, sedangkan ponsel dengan merk lain bisa memiliki resolusi kamera paling tinggi: 8 MegaPixel bahkan mungkin ada yang lebih tinggi dari itu.
Namun harus disadari, sebuah teknologi, termasuk BB, pasti menuai reaksi, entah itu positif atau negatif. Reaksi negatif datang dari pemerintah Arab Saudi dan Bahrain yang menganggap BB sebagai ponsel yang mengancam keamanan negara mungkin melalui BBM, dll. Bahkan 17 Januari 2011, Menkominfo Indonesia, Tiffatul Sembiring berdialog dengan pihak RIM dan meminta RIM membuka kantornya di Indonesia dan memblokir situs porno di BB dan permintaan itu disetujui RIM. Reaksi negatif ini harus disadari oleh para pengguna BB karena BB khususnya BBM bisa berisi hal-hal positif maupun negatif (khususnya hoax alias berita-berita bohong dan konyol, misalnya: jika tidak menyebarkan BBM tertentu, RIM akan memblokir BB kita). Namun hal ini TIDAK berarti BB dipandang negatif. Logikanya, jika Menkominfo Indonesia meminta RIM memblokir situs porno di BB, apakah orang yang sama juga memblokir situs porno di ponsel lain dan di laptop/komputer? Kedua, sebelum Tiffatul mengeluarkan himbauan (atau sebenarnya pemaksaan/perintah?) untuk memblokir situs porno di BB, secara otomatis dia (atau mungkin anak buahnya) SUDAH membuka dan tentu saja melihat situs porno itu terlebih dahulu bukan untuk nantinya diblokir? Ketiga, kalau mau konsisten, jangan hanya situs porno yang diblokir, namun semua gambar, DVD, dll yang berbau porno harus diblokir, dan itu artinya masyarakat Indonesia tidak boleh menggunakan HP, telepon, BB, menonton DVD, membaca majalah, buletin, dll, karena semua itu bisa diselipi gambar/cerita porno. Akibatnya, kita menjadi masyarakat terbelakang yang kalau mau komunikasi ke orang lain menggunakan telepati saja. Ups, jangan, telepati juga bisa memuat content porno dan itu “haram” (pemblokir situs/gambar porno yang tentunya SUDAH melihat terlebih dahulu situs porno tersebut itu TIDAK haram, yang haram itu penonton sesudahnya), bukan? HeheheJ
Lalu, apa dampak penggunaan BB? Dampak positifnya yaitu membantu orang dalam berbisnis khususnya melalui push e-mail dan BBM. Kita pun bisa mendapatkan informasi lebih cepat dari teman melalui BBM tentang berita terkini, seperti banjir di Singapore, dll. Namun dampak negatifnya bahkan lebih banyak daripada dampak positifnya. Bahkan sebuah website mengemukakan 19 dampak negatif BB atau lebih dikenal dengan: AUTIS BB yang menjadikan BB sebagai ilah lain (http://gugling.com/dampak-negatif-bagi-pengguna-blackberry.html):
1. Rela disuruh antri, semakin panjang semakin tenang, gak menunjukkan gejala kekesalan sama sekali.
2. Yang tadinya ngedumel saat macet, sekarang tenaaaaang.
3. Berharap kena lampu merah berulang-ulang. Kalo lampu berubah jadi ijo malah kesel. Tetep nekad jawabin email/chatting.
4. Sering diklaksonin orang lain, sampe disaranin pasang stiker di belakang mobil “harap sabar, BlackBerry user”.
5. Waktu BAB jadi tambah lama. Padahal isinya udah kosong tapi tetep aja nongkrong.
6. Tidur miring nungguin pasangan sambil BB di tangan. Kejar target ngabisin baca email.
7. Suka senyum-senyum sendiri.
8. Gak konsen kerja.
9. Bangun pagi yang pertama dicari BB dulu bukan yang lain.
10. Waktu diajak ngobrol orang tetep maksa jawab email/chatting. Cuek. Padahal yang ngajak ngobrol itu kadang bosnya sendiri.
11. Lebih senang disupirin daripada nyetir sendiri. Rela naik busway biar gak usah nyetir.
12. Jadi jarang marah tapi jadi sering dimarahin orang karena diajak ngobrol gak nyambung.
13. Kalo di tempat umum suka panik nyari stop kontak. Batere sekarat.
14. Kalo anaknya rewel langsung nunjukkin BBnya buat menghibur.
15. Sering lupa mencet tombol lift. Harusnya naik malah turun. Belum lagi kebablasan lantainya.
16. Kalo ngantri di bank pake nomor antrian, pas dipanggil di speaker gak denger. Pas kepala liat monitor kaget. Waks! Harus ambil antrian ulang. Tapi tetep tenaaaaang.
17. Langganan koran dan majalah masih tertumpuk rapi tak terbaca.
18. Sering kejedug karena kalo jalan mata tertuju ke layar BB.
19. Bikin tangan ga pernah kosong. Walaupun ga chatting, tetep aja BB di tangan! Gak bisa taruh di kantong, tas.. uda settingannya gitu. BB kejait di tangan.
Saya menambahkan dampak negatif lainnya dari BB:
1. Waktu khotbah di gereja disampaikan, bukan asyik mendengarkan khotbah, malahan asyik BBMan dengan teman atau alasan lain: urusan bisnis. Bisnis lebih penting daripada mendengarkan khotbah!
2. Waktu ngedate dengan gebetan atau pacar, bukan asyik ngobrol berdua, malah sibuk membalas BBM dari teman/saudara yang hanya bertanya, “lagi ngapain?” atau BBM untuk urusan bisnis lagi, cape dechJ Bisnis lebih penting daripada cewek/cowoknya!
3. Waktu ada teman berkunjung ke rumah, bukan fokus ngobrol, eh, malah asyik BBMan sambil mata tertuju pada temannya, tetapi pas diajak ngobrol, apa yang dikatakan teman selalu gak didengerin dan selalu minta diulang, hehehe (lemot mikir)J.
Jika BB memiliki lebih banyak dampak negatif, lalu bagaimana sikap orang Kristen? Beberapa orang termasuk orang Kristen bersikap ekstrem dengan melarang penggunaan BB sama sekali. Sikap ini TIDAK bijaksana, melainkan sikap paranoid dan kaku, bahkan mungkin tidak konsisten. Ambil contoh, saya pernah membaca kisah seorang selebritis berkaitan dengan penggunaan BB di halaman Deteksi di surat kabar Jawa Pos. Selebritis itu mengaku ketika membuka BB dan asyik BBMan, dia sering gak konsentrasi waktu diajak ngobrol dan sering menabrak orang lain dari arah yang berlawanan di mal yang juga asyik BBMan, hehehe. Nah, waktu itu, ayahnya marah-marah karena sikapnya itu. Namun anehnya, setelah ayahnya membeli BB, ternyata ayahnya yang tadi ngomel-ngomel sekarang sama autisnya dengan anaknya! HahahaJ Sehingga dia dan ayahnya sama-sama saling mengingatkan untuk tidak autis BB.
Sebagai sikap orang Kristen yang bijaksana, maka saya menyarankan BB boleh dipakai oleh orang Kristen, namun harus diwaspadai penggunaannya. Penggunaan BB oleh orang Kristen harus didahului oleh sikap hati yang ingin menyenangkan hati Tuhan dengan bertindak apa pun seperti untuk Tuhan (Kol. 3:23). Seorang Kristen yang hatinya takut dan cinta akan Tuhan dan firman-Nya, maka ia secara proses akan menggunakan BB dengan bijaksana:
1. Dahulukan Tuhan lebih daripada BB! Caranya: Pertama, biasakan awali setiap pagi kita dengan berdoa, bukan untuk membuka BB! Kedua, ketika mendengarkan khotbah di gereja/seminar rohani, sebisa mungkin, sangkal diri untuk TIDAK membuka BB sama sekali! Saya bukan hanya berteori, saya menjalankannya. Kemarin (5 Maret 2011), ketika Pdt. Dr. Stephen Tong berkhotbah di setiap sesi di Relay Surabaya Seminar Pembinaan Iman Kristen (SPIK) Keluarga 2011, saya TIDAK membuka BB saya sama sekali, baru pada waktu break, lunch, tanya jawab, dan pulang, saya baru membukanya (pada waktu acara tanya jawab pun, saya hanya 1x membuka BB). Hal ini sangat kontras dengan orang (“Kristen”) yang autis BB dan menganggap BB adalah ilah lain dalam hidupnya yang ditandai dengan sikap: Pertama, setiap pagi dia lupa berdoa, tetapi selalu ingat untuk membuka BB. Kedua, waktu mendengarkan khotbah penting, beberapa kali diselingi dengan kebiasaan buruknya membuka BB, seakan-akan kalau tidak membuka BB, tangannya GATAL! Jadi, misalnya, dalam durasi 1 jam khotbah, setiap 10 atau 15 menit, orang ini akan mengecek BBnya. Ingatlah, iblis bisa memakai BB (bukan berarti BB = produk iblis lho ya; jangan salah tafsir!) untuk mengalihkan fokus kita untuk mendengarkan teguran Tuhan di dalam khotbah. Berhati-hatilah!
2. Pergunakanlah BB untuk memuliakan Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama, misalnya dengan mengirim kata-kata bijak rohani dari Alkitab maupun dari theolog/hamba Tuhan yang bertanggung jawab atau acara-acara rohani atau informasi penting lainnya (misalnya kesehatan, keamanan, dll) kepada semua teman kita TANPA memandang jenis kelamin tertentu! Tentu hal ini TIDAK berarti setiap hari kita hanya mengirim BBM rohani saja. Kita juga perlu mengirim jokes kepada teman-teman kita sebagai refreshing. Saya bukan hanya berteori, saya sendiri menjalankannya!
3. Kurangi penggunaan BB pada saat penting, misalnya: berkencan, bekerja, ngobrol dengan orangtua dan saudara, dll. Saya mengatakan “kurangi” bukan tidak boleh menggunakan BB sama sekali. Artinya “mengurangi” adalah kita boleh membuka dan menggunakan BB kita namun dengan intensitas yang jarang (misalnya hanya 2-3x saja). Bagaimana cara mengurangi penggunaan BB pada saat penting tersebut? Dengan memilah BBM/YM yang penting vs tidak penting. Jika ada BBM/YM yang sangat penting, seperti: kabar tentang salah satu anggota keluarga atau saudara seiman meninggal, maka penggunaan BB diizinkan! Namun jika ada BBM/YM dari seorang teman/saudara yang hanya bertanya hal yang gak penting, seperti: “lagi ngapain?”, tentu kita TIDAK perlu menjawabnya. Jika kita terus membalas BBM/YM yang gak penting, maka pasti terjadi komunikasi selanjutnya, dan itu akan mengalihkan fokus kita di saat penting tersebut. Coba praktikkan apa yang saya katakan, dan percayalah ketika teman kencan/pacar, orangtua, saudara yang ngobrol dengan kita, kita pasti tidak mendengarkan perkataan mereka dan kita meminta mereka mengulanginya lagi. Jangan hanya berteori saja, lakukanlah!
4. Silahkan berBB ria ketika waktu senggang, namun tentu waktu senggang TIDAK perlu dihabiskan seluruhnya hanya dengan berBB ria. Di waktu senggang, kita boleh berBB ria, namun kita juga perlu mengisinya dengan menonton TV, membaca buku, dll. Dan ketika Anda membaca buku khususnya Alkitab, taruhlah BB jauh dari tangan kita, sehingga kita dapat berkonsentrasi membaca Alkitab!
5. Ketika kita mengendarai mobil dan lama menunggu traffic light yang berwarna merah (khususnya traffic light yang menggunakan hitungan detik), tidak menjadi masalah jika kita membuka BB kita, mungkin saja ada info penting BBM dari teman kita tentang jalan yang akan kita lewati, namun sambil membaca BBM, usahakanlah mata kita juga melihat hitungan detik traffic light tersebut sambil berwaspada dengan orang di sekitar mobil kita agar kita jangan menjadi korban perampasan BB di traffic light. Jika ada orang yang melarang menggunakan BB sama sekali ketika di traffic light, saya bertanya, bagaimana jika ada teman kita yang menginformasikan BBM penting, misalnya jalan X yang akan kita lalui sebentar lagi macet/ditutup atau salah satu anggota keluarga tiba-tiba sakit keras dan meninggal di rumah sakit Y yang dekat dengan jalan yang kita lalui saat itu? Orang ini mungkin akan menjawab, kalau urusan jalan macet/ditutup, kan bisa mendengarkan radio Suara Surabaya (SS)? Pertanyaannya, apakah radio SS itu pasti memuat informasi akurat? Belum tentu, mungkin saja info SS tentang jalan X itu sepi itu dilaporkan oleh salah seorang pengemudi 15 menit yang lalu, namun sekarang sudah macet total atau mungkin saja waktu kita hendak melewati jalan X, radio SS tidak menyuarakan informasi lalu lintas, melainkan lagi memutarkan lagu atau mengadakan talkshow dengan topik lain.
6. Ketika kita diajak ngobrol oleh gebetan atau pacar atau orangtua atau saudara atau teman kita, sebisa mungkin, simpan BB kita terlebih dahulu untuk menyimak apa yang mereka bicarakan! Jika kita bersikap demikian, maka kita menghargai orang yang ngobrol dengan kita, namun jika kita malah asyik BBMan ketika kita lagi diajak ngobrol baik oleh gebetan, pacar, orangtua, atau saudara, kita sebenarnya tidak menghargai keberadaan mereka, seolah-olah mereka boleh eksis/ada atau tidak.
Seorang Kristen yang sungguh-sungguh menyerahkan hatinya untuk Tuhan pasti TIDAK menganggap keenam poin di atas merupakan hal berat atau kaku yang membelenggu, karena itu konsekuensi wajar dari seorang yang hatinya untuk Tuhan (bukan untuk BB). Namun seorang yang mengaku “Kristen”, tetapi autis BB, patut diragukan, hatinya diserahkan kepada siapa: Tuhan atau hantu?
Bagaimana dengan kita khususnya kita yang berani mengaku diri Kristen apalagi yang mengaku sudah bertobat? Benarkah kita sudah benar-benar bertobat dari autis BB? Menggunakan BB tidak menjadi masalah asalkan digunakan secara tepat pada saat yang tepat! Dan yang terpenting: biarlah kita menomersatukan Tuhan lebih daripada BB dan pergunakanlah BB untuk memuliakan Tuhan dan menjadi berkat bagi orang lain! Maukah kita berkomitmen demikian? Meskipun itu sulit bagi kita yang masih autis BB, namun biarlah Roh Kudus memampukan kita untuk menempatkan BB berada di bawah Allah yang seharusnya kita puji dan permuliakan selama-lamanya. Amin. Soli Deo Gloria.
No comments:
Post a Comment