22 April 2008

PEMUJA NAMA YAHWEH (Ir. Herlianto, M.Th.)

PEMUJA NAMA YAHWEH

oleh: Ir. Herlianto, M.Th.
(Pemimpin Umum Yayasan Bina Awam—YABINA dan dosen di Sekolah Tinggi Theologi Bandung yang meraih gelar: Insinyur—Ir. dari Institut Teknologi Bandung—ITB; Bachelor of Theology—B.Th. dari Seminari Alkitab Asia Tenggara—SAAT Malang: Master of Theology—M.Th. dari Princeton Theological Seminary, U.S.A.)



“LAI dimejahijaukan Pemuja Yahwe,” demikianlah cover story tabloid Reformata Edisi 80 (1-15 Maret 2008). Ada apa dengan Pemuja Yahwe, dan siapakah mereka? Pemuja Yahwe atau lebih tepat disebut ‘Pemuja Nama Yahweh’ adalah perkembangan baru dalam kekristenan di Indonesia yang dipengaruhi Yudaisme dan dipopulerkan di Indonesia sejak dua dasawarsa lalu.

Latar belakang gerakan ini sudah terjadi jauh seabad sebelumnya. Pada abad-19, ada gerakan internasional kebangkitan Yahudi (Zionisme) yang kala itu hidup dalam diaspora khususnya di Asia Utara (Rusia), Eropah dan Amerika. Puncaknya adalah dibentuknya World Zionist Organization dengan kongres pertama di Basel (1897). Gerakan ini semula bersifat politik dengan tujuan mendirikan negara Yahudi di Palestina (Erets Yisrael), dan dari gerakan ini terdapat beberapa aliran termasuk yang menekankan Religious Zionism. Umumnya kalangan Yahudi perantauan sudah hidup secara sekular, namun ada kalangan orthodox yang berpendapat bahwa zionisme harus dicapai dengan mengembalikan orang Yahudi kepada agama dan bahasa mereka, yaitu Ibrani.

Misi Religious Zionism adalah mengajak umat Yahudi sedunia untuk menggali lagi agama Yahudi dengan Torat mereka dan menghidupkan kembali bahasa Ibrani bukan sekedar sebagai bahasa tulis tetapi juga sebagai bahasa percakapan yang selama berabad-abad menjadi bahasa lisan yang mati. Pengaruh Zionisme dengan kekuatan uang mereka menyebar ke Eropah dan Amerika Serikat. Dalam kelompok orthodox Yahudi itu ada juga sekte yang lebih jauh ingin mengembalikan ‘Nama Yahweh (YHWH, tetragrammaton)’ sebagai nama diri Tuhan, nama yang selama ini di kalangan Yahudi tradisional dianggap terlalu suci untuk diucapkan sehingga disebut dengan nama ‘Adonai’ (Tuhan) atau ‘Ha-Shem’ (Nama Itu) dan di kalangan Yahudi berbahasa Inggers disebut ‘The Lord’ (LORD). Semangat fundamentalisme agama Yahudi ini bukan saja terjadi di kalangan orang Yahudi sendiri, namun dengan mulainya banyak orang berziarah ke Israel, mereka juga mempengaruhi orang-orang Kristen yang datang ke Palestina dan terutama yang ada di Amerika Serikat.


Perkembangan di Amerika Serikat
Abad-19 terjadi kekosongan rohani di Amerika Serikat sehingga banyak aliran baru tumbuh yang menekankan khususnya nubuatan tentang Akhir Zaman, yaitu Adventis (1844), Saksi-Saksi Yehuwa (1874), dan kemudian Pentakosta (Church of God, 1886). Di samping nubuatan Akhir Zaman, Adventisme menekankan hari Sabat dan kesucian makanan, Saksi-Saksi Yehuwa mengajarkan ajaran Unitarian/Arian, dan COG menekankan karunia roh. SSY-lah yang pertama terpengaruh nama YHWH (tetragramammaton) sehingga pada pertemuan mereka di Ohio (1931) mereka secara resmi menggunakan nama Jehovah Witnesses (Saksi-Saksi Yehuwa) dan menganggap nama YHWH itu suci dan bahwa penerjemahan nama itu adalah perbuatan setan.

Dari kalangan Church of God, ada yang kemudian terpengaruh Adventisme dan menekankan hari Sabat dan membentuk Church of God, 7thday. Tiga tokoh dibelakang gerakan yang merintis pemujaan nama Yahweh berasal dari gereja COG, 7thday, yang kemudian memisahkan diri di tahun 1933 menjadi COG, 7thday, Salem, yaitu Andrew N. Dugger, Clarence O. Dodd dan Herbert W. Armstrong. Dodd setelah mengklaim didatangi dua malaekat dan dikeluarkan dari COG, 7thday, mendirikan Assembly of Yahweh yang menggunakan kembali nama Yahweh, merayakan hari Sabat, dan menjalankan bulan baru dan hari-hari raya Yahudi, dan menerbitkan majalah ‘The Faith’ (1937) untuk menyebarkan pandangannya itu.

Amstrong sefaham dengan Dodd dan di ditahbis menjadi pendeta di COG, 7thday, Oregon. Pandangannya kontroversial karena sama seperti Dodd, yang merayakan hari Sabat, kesucian makanan, dan merayakan bulan baru dan hari-hari raya Yahudi sesuai hukum Musa, ia menubuatkan bahwa orang-orang Inggeris dan Amerika adalah keturunan dari 10 suku Israel yang terhilang. Ia dikeluarkan dari COG, 7thday, karena ajarannya yang ekstrim, dan ia kemudian mendirikan Worldwide Church of God (1946) dan Ambassador College dan menerbitkan majalah Ambassador dan The Plain Truth yang disebarkan ke seluruh dunia. Pandangannya mengenai keadaan sesudah mati sama dengan Saksi-Saksi Yehuwa, yaitu bahwa orang mati dalam keadaan tidur rohani dan pada saat penghakiman akan dibangkitkan atau dimusnahkan. Ia menolak Trinitas dan beranggapan bahwa roh kudus bukan pribadi hanya kekuatan ilahi sama dengan pandangan SSY (binitarian) .

Pada umumnya pemuja nama Yahweh menolak Trinitas dan menganut faham unitarian modalis (sabelianisme, yaitu Yahweh itu Esa dan menyatakan diri [modal] sebagai bapa dan firman) atau unitarian subordinasionis (arianisme, pandangan SSY bahwa Yahshua itu ciptaan lebih rendah dari Yahweh). Dan sekalipun kepercayaan mereka bervariasi, pada umumnya mereka sepakat bahwa nama Yahweh, Elohim dan Yahshua harus dipulihkan dan tidak menyebut diri sebagai Kristen karena nama itu dianggap berasal kafir. Pemuja Nama Yahweh mudah terpecah-belah dan cenderung mendirikan gereja dengan ke khasannya sendiri seperti House of Yahweh yang menolak pre-eksistensi Yahshua. The Assembly of Yahvah lebih memilih nama Yahvah dan The Assemblies of Yah memilih nama Yah daripada Yahweh, yang lainnya memilih ejaan sendiri untuk menyebut nama Yahweh dan Yahshua.

Angelo B. Triana, murid Dodd, menolak surat-surat Paulus, namun kemudian ia menjiplak King James Bible dan mengganti nama-nama ‘LORD’ dengan Yahweh, ‘God’ dengan Elohim, dan ‘Jesus’ dengan Yahshua dan menyebutnya Holy Name Bible (PB-1950 dan PL&PB-1963) sejalan dengan terbitnya New World Translation dari Jehovah Witnesses/Saksi-Saksi Yehuwa (PB-1950 dan PL&PB-1961) yang memunculkan kembali nama YHWH. John Briggs, murid Triana mempopulerkan nama Yahshua dan kemudian mendirikan Yahveh Beth Israel.

Murid Triana lainnya, Jacob O Meyer terpecah dari Assembly of Yahweh dan mendirikan Assemblies of Yahweh (1960), dan gereja ini pecah lagi dan dibawah Donald Mansager mendirikan Yahweh’s Assembly in Messiah (1980). Adanya skandal seks beberapa pendeta mendorong Mansager memisahkan diri dan mendirikan Yahweh’s New Covenant Assembly (1985), dan pecah lagi menjadi Yahweh’s Assembly in Yahshua (2006) yang percaya bahwa ‘bahasa Ibrani adalah bahasa yang digunakan Yahweh di surga dan di taman Eden dan digunakan dalam penulisan kitab suci PL dan PB. Bahasa Ibrani adalah induk semua bahasa di dunia.’ Putranya, Alan Mansager berbeda pendapat dengan ayahnya dan mendirikan Yahweh’s Restoration Ministry. Assembly of Yahweh kemudian pecah lagi dan Robert Wirl mendirikan Yahweh’s Philadelphia Truth Conggregation (2002).

Dari perkembangan sidang jemaat pemuja nama Yahweh yang bertebaran dimana-mana yang umumnya tidak berhubungan satu dengan lainnya itu, kita dapat melihat bahwa mereka mudah sekali terpecah-pecah menjadi berbagai fraksi dan memberi nama baru sesuai dengan penekanan mereka, namun sekalipun begitu, ada beberapa butir yang sejalan, yaitu:
(1) Adanya pengaruh Adventisme soal memelihara Sabat dan Kesucian Makanan dan Saksi-Saksi Yehuwa dan sekte Yahudi yang menekankan perlunya dikembalikannya nama ‘YHWH’ (tetragrammaton) sekalipun ditafsirkan berbeda-beda (Yahweh/Yahvah/ Yah dll.) dan kembali kepada bahasa Ibrani. Ada juga yang menekankan kembali nama Elohim dan Yahshua;

(2) Mereka menolak Kitab Suci yang memuat nama-nama Lord, God, dan Jesus dan menggantinya dengan nama-nama Ibrani Yahweh, Elohim, dan Yahshua. Saat ini ada belasan versi ‘Kitab Suci’ yang diterbitkan pemuja nama Yahweh’ di Amerika Serikat;

(3) Menjalankan hukum Musa dengan konsekwen seperti merayakan Sabat, Kesucian makanan (halal-haram) , dan merayakan bulan baru dan hari-hari raya Yahudi, dengan ibadat seperti agama Yahudi. Perjamuan Kudus dirayakan setahun sekali pada malam sebelum Pasah Yahudi dan menolak perayaan Natal sama halnya dengan Saksi-Saksi Yehuwa;

(4) Menolak Trinitas, ada yang menganggap Yahweh sebagai Unitarian Modalis (Sabellianisme, Yahweh itu esa dan firmannya menjadi manusia Yahshua) atau Unitarian Subordinasionis (Arianisme, Yahshua itu lebih rendah dari Yahweh seperti pandangan SSY), atau berbagai ajaran non-trinitarian lainnya seperti tidak mempercayai pre-eksistensi Yahshua dll. Namun, sekalipun demikian banyak yang mensyaratkan agar dibaptis kembali dalam nama Yahshua;

(5) Tidak merupakan satu organisasi yang solid melainkan merupakan sidang-sidang jemaat yang independen dengan ke khasannya masing-masing, namun jelas membedakan diri dengan kekristenan pada umumnya dan lebih bercorak agama Yahudi dengan semua ritualnya.

Dari beberapa butir kesimpulan ini menjadi jelas apa yang diyakini oleh Pemuja Nama Yahweh yang kemudian masuk ke Indonesia sekitar tahun 1990.

Perkembangan di Indonesia (dilanjutkan dalam artikel ‘Pemuja Nama Yahweh di Indonesia’).

Salam kasih dari Herlianto
www.yabina.org

2 comments:

Jimboy said...

pndpt anda sungguh sngt mnysatkn.. jika ada yg slh mnafsirkn ttg pngnln mrk trhdp nm YHWH ddl YAHSHUA MESIAS mka itu akn mnjdi tgng jwb mrk sndri dgn YHWH Elohim yg Maha tau sgl sstu... Shrsny anda hrus bisa mmbuktikn apa yg mnjdi dsar pnyampaian anda bkn malah mngomentari... skli lgi jika mereka slh dlm mnafsirkn atw mngaplikasikn ttg pngnln mrk trhdp nm YHWH ddlm YAHSHUA MESIAS mka itu akn mnjdi tgng jwb mrk sndri dgn YHWH Elohim... Saya prcy Nama YAHWEH sbab itu mmg NmNYA yg TDK BOLEH dirubah / dtrjmahkn kdlm bhs apapun... bgmn jka nma anda drubah? apkh anda mau?
YHWH Elohim dlm YAHSHUA MESIAS mmbrkti anda. Shalom

CosmicBoy said...

Gue pada setuju nama YHWH ngga bisa dirubah. Gue juga pada setuju bahwa nama YHWH seharusnya disubtitusikan dengan ADUNAY karena masalah penyebutan. Sila bedakan antara dirubah dan disubtitusikan.

Juga perlu diingat bahwa YHWH bukan satu-satunya nama peribadi sesembahan umat PL. Eloah juga adalah nama peribadi sesembahan umat PL. Malahan Eloah bisa sebagai nama peribadi, dan bisa sebagai nama umum.

YHWH disubtitusikan dengan kalimat ADUNAY yang bermaksud TUHAN dalam pengertian disembah dan dihormati.

Eloah pula diterjemahkan sebagai Allah, yang adalah juga nama peribadi dan nama umum.

Aneh ya, kelompok pemuja nama YHWH enggan menggunakan nama Allah malahan menganggapnya sebagai dewa bulan Arab jahiliah yang juga sesembahan orang Islam.

Kelompok ini menerjemahkan nama Eloah dan Theos kepada Tuhan. Ini terjemahan yang aneh karena Tuhan adalah terjemahan yang tepat dari kalimat ADUNAY dan KYRIOUS. Bagaimana kelompok ini menerjemahkan kalimat ADUNAY & KYRIOS? Mereka menerjemahkannya sebagai Junjungan! Aneh kan? Ngga ada aturannya!

Begitu juga dengan YESUS? Mereka terjemahkannya sebagai YAHSHUA yang adalah nama Ibraniyyah-Nya. Aneh ya, Yesus tidak bertutur dalam bahasa Ibraniyyah dan Injil pun tidak ditulis dalam bahasa itu. Yesus bertutur dalam bahasa Aramiyyah dan nama-Nya dalam bahasa itu ialah Yesu (kalo bahasa Syria/Aramiyyah Timur, Isho) bukan Yahshua! Nama Yesus yang diterjemahkan ke bahasa Indon berasal dari bentuk Latin yang diambil dari bahasa Yunaniyyah koine, Iesous. tampak bahwa nama Yesu (Aramiyyah) bisa diterjemahkan dan ngga dipermasalah.

Sesungguhnya kelompok pemuja Yahweh telah berhasil menerobos/menyusup ke jemaah orang beriman dan berhasil mempengaruhi orang Kristen meninggal fakta sejarah dengan menolak penggunaan nama Allah dan menggantikannya dengan nama-nama laen yang saya kira ngga nyambung dan mengkhianati hukum dan aturan ilmu terjemahan.

Semoga mendapat pencerahan.