10 March 2007

DOKTRIN ROH KUDUS/PNEUMATOLOGI (Denny Teguh Sutandio)

BAB 6
DOKTRIN ROH KUDUS (PNEUMATOLOGI)



Kalau Kristus adalah Pribadi kedua Allah Trinitas, maka Roh Kudus adalah Pribadi ketiga Allah Trinitas yang “yang keluar dari Bapa” (Yohanes 15:26). Sejarah gereja menyatakan banyaknya penyimpangan mengenai Doktrin Roh Kudus. Di dalam buku Theologia Sistematika, Prof. Dr. Louis Berkhof tidak membahas Doktrin Roh Kudus, begitu juga banyak buku theologia sistematika tidak membicarakan doktrin ini, karena banyaknya pertentangan dan kebingungan gereja dalam menentukan sikap dan ajaran sesuai Alkitab. Oleh karena itu, sudah seharusnya iman Kristen khususnya di dalam perspektif theologia Reformed membahas dan menyoroti doktrin ini secara bertanggungjawab.

6.1 Pribadi Roh Kudus adalah Allah
Siapakah Roh Kudus ? Seperti yang telah dijelaskan bahwa Roh Kudus adalah Pribadi ketiga Allah Trinitas. Dengan kata lain, Roh Kudus adalah Allah sendiri yang keluar dari Bapa dan diutus oleh Bapa dan Anak untuk mengefektifkan karya penebusan Kristus di dalam hati umat pilihan-Nya. Apa makna bahwa Roh Kudus “keluar dari” Bapa di dalam Yohanes 15:26 ?
a) Roh Kudus tidak dicipta
b) Roh Kudus memiliki esensi yang sama dengan Bapa dan Anak
c) Menunjukkan hubungan yang khusus dan unik antara Roh Kudus dan Bapa
d) Menyatakan perbedaan dengan istilah “dilahirkan dari”.

Sebagai bukti bahwa Roh Kudus adalah Allah, Alkitab memberikan tiga bukti bahwa semua pekerjaan Allah digenapi dan Roh Kudus turut serta di dalamnya :
a) Allah Pencipta : Kejadian 1:2 (Roh Allah melayang-layang)
b) Allah Penebus : Yohanes 3:3-5 (Roh Kudus menggerakkan, memperanakkan kembali, memberikan hidup setelah Kristus menggenapkan keselamatan dalam tiap pribadi manusia) ; 1 Petrus 1:2 (Roh Kudus berperan menguduskan umat pilihan-Nya yang telah ditebus oleh Kristus)
c) Allah Pengwahyu : 2 Petrus 1:20-21 (Roh Kudus berperan untuk mewahyukan Allah dan memberikan kebenaran kepada manusia yaitu dengan inspirasi (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) dan iluminasi/pencerahan)

Lalu, atribut-atribut Roh Kudus yang membuktikan bahwa Roh Kudus adalah Allah sebagai berikut,
a) Ibrani 9:14 : kekal
b) Lukas 1:35 : Mahatinggi
c) Mazmur 139:7 : Mahahadir
d) 1 Korintus 2:10-11 : Mahatahu.

Setelah mengerti tentang atribut, maka kita harus mengerti juga tentang karakter Roh Kudus yang adalah Allah, yaitu
a) Roh Allah : Kejadian 1:2
b) Roh Kekekalan : Ibrani 9:14
c) Roh Kebajikan : 1 Korintus 6:19 (karakter moral => goodness)
d) Roh Kemuliaan => Allah dimuliakan melalui pekerjaan Roh Kudus
e) Roh Kebenaran : Yohanes 14:17
f) Allah : Kisah Para Rasul 5:4
g) Tuhan : 2 Korintus 3:17-18
h) Roh : 1 Korintus 2:10

Roh Kudus juga adalah Pribadi, maka tentu Dia juga memiliki karakter seorang Pribadi. Adapun karakter-karakter Roh Kudus sebagai Pribadi adalah : Roh Kudus dapat sedih. Karakter yang mengakibatkan Roh Kudus sedih ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu menghujat Roh Kudus, mendukakan Roh Kudus dan memadamkan Roh Kudus. Mari kita akan mempelajari satu per satu.
Pertama, menghujat Roh Kudus. Beberapa prinsip Alkitab mengenai hal ini adalah :
a) Matius 12:31 :
(1) dilakukan pada saat orang belum percaya atau dilakukan hanya oleh orang yang belum percaya
(2) pernah menolak penawaran kebenaran Kristus yang terus-menerus dari Roh Kudus untuk selama-lamanya (penolakan kesaksian Roh Kudus yang menyatakan bahwa Kristus adalah Anak Allah dan hanya Kristus yang dapat menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita).
(3) Pengharapan hanya apabila dengan segera bertobat dan membiarkan Roh Kudus bekerja dalam hatinya.
b) Kisah Para Rasul 7:51 => infeksi dosa yang membawa maut dalam hati orang yang belum dilahirkan kembali akan selalu menyebabkan orang tersebut menentang Roh Kudus (pernyataan Dr. Billy Graham).

Kedua, mendukakan Roh Kudus. Alkitab mengatakan, “Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.” (Efesus 4:30) Kata “mendukakan Roh Kudus” di dalam Perjanjian Lama dijumpai di dalam Yesaya 63:10. Di dalam kedua ayat ini dapat dijelaskan beberapa prinsip antara lain
a) Mendukakan hati hanya dapat dilakukan oleh orang yang mengasihi kita.
b) Adalah segala kelakuan kita, baik perbuatan, perkataan maupun watak kita tidak serupa Kristus.
c) Roh Kudus membuat kita sedih hingga kita berpaling kembali kepada Kristus dengan hati yang hancur, kesedihan dan pengakuan.

Ketiga, memadamkan Roh Kudus. Prinsip ini di dalam 1 Tesalonika 5:19, “Janganlah padamkan Roh,” berarti kita sedang mematikan, mengecilkan api Roh Kudus (Roh Kudus sebagai api).


6.2 Karya-karya Roh Kudus
Setelah kita melihat tentang Pribadi Roh Kudus, mari kita mengerti karya Roh Kudus.
6.2.1 Empat Prinsip Penting Pekerjaan Roh Kudus
Berikut adalah empat prinsip penting pekerjaan Roh Kudus :
1. Memuliakan Kristus :
a) Menyatakan Kristus
b) Mempersatukan kita dengan Kristus dan dengan sesama menjadi satu tubuh Kristus (mystical union with Christ) karena Roh Kudus tinggal dalam hati orang percaya yang diperbaharui hidupnya oleh Roh Kudus.
2. Menginsyafkan dosa manusia
3. Memimpin manusia ke dalam kebenaran :
a) Memperbaharui jiwa
b) Memimpin kepada pertobatan
c) Memimpin manusia melatih iman
4.Memberikan penghiburan kepada anak-anak Tuhan.

6.2.2 Tiga Pekerjaan Utama Roh Kudus
Selain itu, ada tiga pekerjaan utama Roh Kudus :
1. Menurunkan Firman :
a) 2 Petrus 1:20-21 : Roh Kudus memberikan inspirasi dan menggerakkan para nabi dan rasul untuk menulis Kitab Suci :
(1) Roh Kudus mewahyukan Kebenaran (diri Allah)
(2) Roh Kudus dan Firman Kebenaran tidak boleh dipisahkan :
Ø 1 Yohanes 5:6 => Roh Kudus adalah Kebenaran
Ø Yohanes 14:16-17 => Roh Kudus adalah Kebenaran
Ø Yohanes 14:6 => Kristus adalah Kebenaran
Ø Yohanes 17:17 => Firman adalah Kebenaran
b) Yohanes 16:13 => Roh Kudus memberikan iluminasi/pencerahan.
2. Memberikan hidup (suatu proses peranakan/kelahiran kembali) kepada manusia penerima Firman :
a) Roh Kudus mencerahkan rasio ® Yohanes 14:26 (Roh Kudus mengajar dan mengingatkan)
b) Roh Kudus mencerahkan emosi :
(1) Emosi diubah sehingga mencintai kebenaran, karena cinta kebenaran akan memotivasi kita untuk hidup dalam kebenaran dan menceritakan kebenaran kepada orang lain.
(2) Pengudusan emosi.
(3) Mengarahkan hati kepada Tuhan.
c) Roh Kudus mencerahkan kehendak :
(1) Takluk kepada kebenaran (menyangkal diri).
(2) Mencari prinsip-prinsip kebenaran yaitu Kristus :
· Roma 9:8-10 => Roh Kudus masuk ke dalam hati manusia untuk menjadi Tuhan
· 1 Korintus 6:19 => tubuh manusia menjadi bait Allah
· 2 Korintus 6:16 => Allah dan umat-Nya
· Efesus 2:10 => relasi interpersonal antara Allah dan manusia.
3. Sebagai Parakletos (Penghibur) :
a) Yohanes 14 => Roh Kudus setia dan konsisten
b) Roma 8:26-27 => Roh Kudus melakukan doa syafaat.


6.3 Baptisan dan Kepenuhan Roh Kudus
Kemudian, kita akan mengerti tentang baptisan dan kepenuhan Roh Kudus dalam prinsip Alkitab yang ketat.
6.3.1 Referensi-referensi Alkitab Tentang Baptisan Roh Kudus
a) Matius 3:11 ; Markus 1:8 ; Lukas 3:16 => membaptis dengan Roh Kudus dan dengan api
b) Yohanes 1:31-37
c) Kisah Para Rasul 1:5 => baptisan Roh Kudus pada waktu dekat
d) Kisah Para Rasul 11:16
e) 1 Korintus 12:13 => kita semua baik Yahudi, Yunani, budak, orang merdeka dibaptis dalam satu Roh dan diberi minum dari 1 Roh.

6.3.2 Prinsip Alkitab Tentang Baptisan Roh Kudus
a) 1 Korintus 12:13 => kita dibaptis menjadi satu tubuh dengan Kristus, diberi minum dari 1 Roh.
b) Kita dibaptis dengan Roh Kudus (oleh Tuhan Yesus) :
& secara status : pada hari Pentakosta (hari turunnya Roh Kudus)
& secara pengalaman : pada saat menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
c) Empat kali turunnya Roh Kudus :
& Kisah Para Rasul 2:38 => di Yerusalem (disertai bahasa roh)
& Kisah Para Rasul 8:14-17 => di Samaria (tidak disertai bahasa roh)
& Kisah Para Rasul 10:44 => kepada Kornelius (disertai bahasa roh)
& Kisah Para Rasul 19:1-6 => di Efesus (disertai bahasa roh dan bernubuat)

6.3.3 Aspek-aspek Kepenuhan Roh Kudus
a) Efesus 5:17-21 => takut akan Kristus
b) 1 Korintus 12-14 => tentang kasih dan menjadi berkat.

6.3.4 Ciri-ciri Orang yang Dipenuhi Roh Kudus
a) Taat kepada Roh
b) Hidup kudus
c) Menjunjung tinggi Firman Tuhan (Yohanes 14:26)
d) Mengabarkan Injil (Kisah Para Rasul 1:8)
e) Berani dipimpin Roh Kudus untuk menjalankan kehendak Allah (Kisah Para Rasul 16:9-40)
f) Menghasilkan buah Roh :
ÿ Kisah Para Rasul 13:52 => terus-menerus
ÿ Efesus 5:18

6.3.5 Perbedaan Antara Baptisan dan Kepenuhan Roh Kudus :
a) Baptisan Roh Kudus terjadi satu kali di dalam kehidupan orang Kristen untuk selama-lamanya (tidak ada pengulangan), sedangkan kepenuhan Roh Kudus terjadi berulang kali di dalam perjalanan kehidupan keKristenan.
b) Di dalam baptisan Roh Kudus, Roh Kudus masuk di dalam hati orang percaya, sedangkan di dalam kepenuhan Roh Kudus, Roh Kudus mencerahkan dan memimpin orang percaya menuju kepada kesempurnaan hidup seperti Kristus (Roh Kudus tidak masuk untuk kedua kalinya di dalam hati orang percaya).


6.4 Karunia-karunia Roh Kudus
Adapun karunia-karunia Roh Kudus yang dipaparkan di dalam Alkitab yang meliputi :
1. Karunia jabatan (Efesus 4:11 ; 1 Korintus 12:28) :
a) rasul (KJV : apostles)
b) nabi (KJV : prophets)
c) penginjil (KJV : evangelists)
d) penggembala (KJV : pastors)
e) pengajar (KJV : teachers).
2. Karunia pelayanan : karunia untuk berkata-kata dengan hikmat (menyelidiki segala sesuatu dan mengetahui bagaimana harus bertindak) dan dengan pengetahuan. Macam-macam karunia pelayanan (1 Korintus 12-14) :
a) Pelayanan
b) Karunia iman (KJV : faith) : iman dikaitkan dengan pekerjaan Tuhan (Kristus)
c) Karunia menyembuhkan (KJV : gifts of healing)
d) Karunia mukjizat (KJV : the working of miracles)
e) Karunia bernubuat (KJV : prophecy) :
(1) Penyampaian Firman dari Allah (1 Korintus 14:19)
(2) Membangun, menasehati dan menghibur (1 Korintus 14:3)
f) Karunia membedakan bermacam-macam roh (KJV : discerning of spirits) (2 Korintus 11:14 ; Matius 24:24)
g) Karunia berbahasa lidah (KJV : tongues)
h) Karunia menafsirkan bahasa lidah (KJV : interpretation of tongues)
i) Karunia untuk mengajar (Roma 12:7 ® KJV : teach ; 1 Korintus 12:28 ® KJV : teachers)
j) Karunia untuk memimpin (KJV : governments) (menasehati, membagi-bagi)
k) Karunia untuk menginjili (2 Timotius 4:5 ; Roma 12:3-6)
l) Karunia kerasulan (2 Korintus 12:12 ; Kisah Para Rasul 13:11)


6.5 Prinsip-prinsip Alkitab Tentang Bahasa roh
Salah satu karunia Roh Kudus yang selalu menjadi perdebatan gereja adalah tentang bahasa roh. Untuk itu, marilah kita dengan rendah hati mempelajari apa kata Alkitab tentang bahasa roh di dalam 1 Korintus 14:1-40.

Sebagai permulaan, 1 Korintus 12-14 merupakan satu kesatuan di mana semuanya adalah karunia Roh Kudus, dan di dalam 1 Korintus 14 yang khusus membahas tentang Karunia Roh, itu merupakan penjabaran dari 1 Korintus 12. Oleh karena itu, sebelum masuk ke dalam 1 Korintus 14, maka kita perlu mempelajari beberapa prinsip tentang karunia Roh Kudus di dalam 1 Korintus 12 dan 13, yaitu : pertama, karunia Roh Kudus dimaksudkan untuk menyatakan kemuliaan Kristus (1 Korintus 12:3). Kedua, Roh Kudus yang satu memberikan karunia-karunia kepada orang-orang pilihan-Nya secara beraneka ragam, sehingga tidak boleh ada pemaksaan (1 Korintus 12:4-6). Ketiga, karunia-karunia Roh Kudus dipergunakan untuk membangun komunitas jemaat Tuhan/bersama di dalam satu tubuh Kristus (1 Korintus 12:7,12-30). Keempat, karunia-karunia Roh Kudus diberikan kepada masing-masing orang pilihan-Nya sesuai dengan kehendak-Nya (1 Korintus 12:11), sehingga tidaklah benar jika ada gereja yang mengajarkan jemaatnya untuk meminta “Roh Kudus” untuk memberikan karunia bahasa roh ! Kelima, semua karunia Roh Kudus harus tunduk di bawah Kasih, karena yang lebih utama dari karunia Roh Kudus adalah kasih (1 Korintus 12:31-13:13)

Setelah itu, mari kita masuk ke dalam pembahasan 1 Korintus 14:1-40 tentang penggunaan bahasa roh. Ada beberapa prinsip penggunaan bahasa roh di dalam pasal 14 ini dan prinsip ini BUKAN “membatasi” Roh Kudus, tetapi membiarkan Roh Kudus bekerja dengan bebas dengan mengikat diri-Nya sendiri. Artinya, Roh Kudus sejati tidak mungkin menyangkali apa yang telah Dia wahyukan melalui Alkitab ! Mari kita memperhatikan beberapa prinsip tentang penggunaan bahasa roh ini :
Pertama, karunia Roh yang penting BUKAN berbahasa lidah/roh tetapi bernubuat (ayat 1). “Bernubuat” tidak boleh langsung diidentikkan dengan karunia menyatakan hal-hal yang akan datang. Nubuat bisa berarti menyatakan hal-hal yang telah, sedang dan akan terjadi. Sehingga “bernubuat” identik dengan “berkhotbah atau menyampaikan Firman Allah.” Mengapa bernubuat ini lebih penting daripada bahasa roh ? Karena di dalam ayat 2-4, Paulus mengatakan bahwa bahasa roh itu hanya membangun diri sendiri, sedangkan karunia bernubuat membangun Jemaat. Orang yang terlalu mementingkan bahasa roh berarti orang itu EGOIS, karena tidak mementingkan apakah orang lain mengerti atau tidak !

Kedua, karunia bahasa roh harus ditafsirkan/diterjemahkan (ayat 5-13). Mengapa bahasa roh perlu ditafsirkan ? Karena bahasa roh hanya membangun diri dan hanya dapat membangun Jemaat ketika bahasa roh itu diterjemahkan supaya orang lain dalam Jemaat Tuhan mengerti artinya. Jika tidak diterjemahkan, Paulus mengatakan bahwa kata-kata itu sia-sia diucapkan di udara (ayat 9-10).

Ketiga, karunia bahasa roh harus berisi penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran (ayat 6). Ini berarti ada sesuatu yang Allah ingin sampaikan kepada manusia melalui bahasa lidah YANG DITERJEMAHKAN. Pikirkanlah kalau bahasa roh tidak diterjemahkan, bagaimana bisa manusia menangkap apa yang hendak Allah sampaikan itu ?!

Keempat, bahasa manusia biasa lebih penting daripada beribu bahasa roh tanpa arti (ayat 18-19). Ayat 18 sering dipotong oleh banyak “hamba Tuhan” gerakan Karismatik/Pentakosta (salah satunya “Pdt.” Abraham Alex Tanuseputra dari Bethany) lalu mengajarkan bahwa orang Kristen harus berbahasa roh karena Paulus juga berbahasa roh. Ayat ini memang sengaja dilepaskan dari ayat 19 (supaya cocok dengan doktrin Karismatik/Pentakostanya) yang mengatakan, “Tetapi dalam pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh.” Jadi, bahasa yang dapat dimengerti lebih penting dipergunakan di dalam Jemaat ketimbang menggunakan bahasa roh yang tidak berarti.

Kelima, karunia bahasa roh adalah tanda untuk orang-orang yang beriman anak-anak/tidak beriman, sedangkan karunia menyampaikan Firman/bernubuat adalah tanda untuk orang-orang yang beriman (ayat 22). Jangan membalik atau memelintir arti ayat ini seperti pengajaran dari buku “Pdt.” Abraham Alex Tanuseputra dari Bethany ! Ayat ini sangat amat jelas dan berkaitan dengan ayat 20-21, di mana Allah memakai lidah-lidah asing untuk menghukum bangsa Israel, tetapi kenyataan mereka tetap tidak mau mendengarkan-Nya. Jadi, bahasa roh cocok untuk orang “Kristen” yang beriman dan bermental anak-anak yang ingin dimanja terus, sedangkan orang Kristen sejati yang beriman dewasa tidak lagi perlu minum susu, tetapi makan makanan yang keras melalui khotbah dan pengajaran Firman Tuhan.

Keenam, bahasa roh harus disertai dengan karunia Roh lainnya (ayat 26) untuk membangun tubuh Kristus. Mementingkan karunia bahasa roh dan membuang karunia Roh lainnya adalah suatu ciri kesesatan di dalam gereja Tuhan !

Ketujuh, bahasa roh yang dipergunakan di dalam Jemaat harus diucapkan maksimal tiga orang, bergiliran dan harus diterjemahkan (ayat 27). Diucapkan maksimal tiga orang dan bergiliran, supaya bahasa roh sejati itu tidak liar dan tidak dipakai setan untuk mengacaukan jemaat ! Lalu, bahasa roh perlu diterjemahkan (lihat ciri/prinsip kedua) agar Jemaat Tuhan boleh dibangun imannya. Jadi, bahasa roh yang banyak dipergunakan di banyak gereja Karismatik/Pentakosta MUTLAK PALSU, mengapa ? Karena melanggar prinsip Alkitab ini, yaitu maksimal tiga orang, bergiliran dan harus diterjemahkan.

Kedelapan, bahasa roh yang tidak memenuhi prinsip ayat 27 tidak boleh diucapkan di dalam Jemaat (ayat 28). Entah ajaran dari mana ketika ada seorang song leader berani mengajarkan atau mengajak jemaatnya untuk bersama-sama berbahasa roh, padahal Alkitab tidak mengajarkan adanya pengucapan bahasa roh secara serentak atau berupa ajakan ! Ceklah Alkitab !

Kesembilan, prinsip penggunaan bahasa roh harus sopan dan teratur, karena ALLAH TIDAK MENGHENDAKI KEKACAUAN (ayat 33 dan 40). Jadi, dapat disimpulkan, setiap kebaktian dan gereja yang melanggar atau memelintir prinsip 1 Korintus 14 tentang penggunaan bahasa roh sejati ini adalah kebaktian yang mengacaukan dan jelas bukan berasal dari Allah (mungkin dari diri sendiri/halusinasi atau sangat mungkin sekali dari setan) ! Berhati-hatilah terhadap jemaat yang masih gemar beribadah di dalam kebaktian yang banyak bersifat entertainment tersebut !


6.6 Buah Roh Kudus
Terakhir, kita akan mengerti tentang prinsip buah Roh Kudus.
Di dalam prinsip Alkitab, buah Roh Kudus adalah merupakan ekspresi anugerah Tuhan dan berkaitan dengan karakter (1 buah 9 rasa), di mana kata “buah” di sini menggunakan bentuk tunggal (bukan jamak).

Seorang theolog Reformed terkemuka abad 20 ini, Rev. Dr. John R. W. Stott membagikan buah Roh (Galatia 5:22-23a) ke dalam tiga rasa :
1. 3 rasa yang I (hubungan dengan Allah) :
a) Kasih
b) Sukacita
c) Damai sejahtera
2. 3 rasa yang II (hubungan dengan sesama) :
a) Kesabaran
b) Kemurahan
c) Kebaikan
3. 3 rasa yang III (hubungan dengan diri sendiri) :
a) Kesetiaan
b) Kelemahlembutan
c) Penguasaan diri

Ev. Ir. Miko Liendiawaty, M.C.S. di dalam kuliah Doktrin Roh Kudus di Sekolah Theologia Reformed Injili Surabaya (STRIS) Andhika menjabarkan penjelasan kesembilan rasa buah Roh Kudus ini :
1. kasih (KJV : love) => diwujudkan kepada Allah dan manusia
2. sukacita (KJV : joy) => sebagai respon terhadap anugerah Allah
3. damai sejahtera (KJV : peace) => keselarasan hubungan dengan Allah dan dengan manusia
4. kesabaran (KJV : longsuffering) => bertahan dalam kondisi tertekan/penderitaan
5. kemurahan (KJV : gentleness) => menghibur orang lain (dengan karakter yang baik)
6. kebaikan (KJV : goodness) => memberikan dengan segenap hati (kebajikan)
7. kesetiaan (KJV : faith) => bisa diandalkan
8. kelemahlembutan (KJV : meekness) => rendah hati, sikap/cara bersikap yang baik untuk menolong sesama (moral/excellence in character)
9. penguasaan diri (KJV : temperance) => menguasai keinginan diri dan nafsu/hasrat diri.

1 comment:

Om Tony berkata said...

Artikelnya nendang banget!