Kolose
2:16
|
Matius
28:1
|
English Standard Version: “Therefore
let no one pass judgment on you in questions of food and drink, or with
regard to a festival or a new moon or a Sabbath.”
|
English Standard Version: “Now after
the Sabbath, toward the dawn of the first day of the week, Mary
Magdalene and the other Mary went to see the tomb.”
|
New American Standard Bible: “Therefore let no one act as
your judge in regard to food or drink or in respect to a festival or a new moon
or a Sabbath day—”
|
New American Standard Bible: “Now after the Sabbath,
as it began to dawn toward the first day
of the week, Mary Magdalene and the other Mary came to look at the
grave.”
|
New International Version: “Therefore do not let anyone
judge you by what you eat or drink, or with regard to a religious festival, a
New Moon celebration or a Sabbath day.”
|
New International Version: “After the Sabbath, at
dawn on the first day of the week, Mary Magdalene and the other Mary went to
look at the tomb.”
|
Today's New International
Version: “Therefore
do not let anyone judge you by what you eat or drink, or with regard to a
religious festival, a New Moon celebration or a Sabbath day.”
|
Today's New International
Version: “After the Sabbath, at dawn on the first day of
the week, Mary Magdalene and the other Mary went to look at the tomb.”
|
Young's Literal Translation of the Holy Bible: “Let
no one, then, judge you in eating or in drinking, or in respect of a feast,
or of a new moon, or of sabbaths,”
|
Young's Literal Translation of the Holy Bible: “And on the eve of the sabbaths, at the dawn,
toward the first of the sabbaths, came Mary the Magdalene, and the other
Mary, to see the sepulchre,”
|
New
English Translation: “Therefore
do not let anyone judge you with respect to food or drink, or in the matter
of a feast, new moon, or Sabbath days–”
|
New
English Translation: “Now after the Sabbath, at dawn on the first day of the
week, Mary Magdalene and the other Mary went to look at the tomb.”
|
New Revised Standard Version: “Therefore
do not let anyone condemn you in matters of food and drink or of observing
festivals, new moons, or sabbaths.”
|
New Revised Standard Version: “After the sabbath, as the first day of the week
was dawning, Mary Magdalene and the other Mary went to see the tomb.”
|
Revised Standard Version: “Therefore let no one pass
judgment on you in questions of food and drink or with regard to a festival
or a new moon or a sabbath.”
|
Revised Standard Version: “Now after the sabbath, toward the dawn of the
first day of the week, Mary Magdalene and the other Mary went to see the
sepulchre.”
|
American Standard Version 1901: “Let no man therefore judge you
in meat, or in drink, or in respect of a feast day or a new moon or a
sabbath day:”
|
American Standard Version 1901: “Now late on the sabbath day,
as it began to dawn toward the first day
of the week, came Mary Magdalene and the other Mary to see the
sepulchre.”
|
Geneva Bible 1599: “Let no man therefore condemne
you in meate and drinke, or in respect of an holy day, or of the newe moone,
or of the Sabbath
dayes,”
|
Geneva Bible 1599: “Now in the end of the Sabbath,
when the first day of ye weeke began to dawne, Marie Magdalene, and the other
Marie came to see the sepulchre,”
|
New
King James Version: “So
let no one judge you in food or in drink, or regarding a festival or a new
moon or sabbaths,”
|
New
King James Version: “Now after the Sabbath, as the first day of the week began to dawn, Mary
Magdalene and the other Mary came to see the tomb.”
|
King
James Version: “Let
no man therefore judge you in meat, or in drink, or in respect of an holyday,
or of the new moon, or of the sabbath days:”
|
King
James Version: “In the end of the sabbath, as it began to dawn toward the
first day of the week, came
Mary Magdalene and the other Mary to see the sepulchre.”
|
The Tyndale New Testament (1534): “Let noman therfore trouble youre
conscieces aboute meate and drynke or for a pece of an holydaye as the
holydaye of the newe mone or of the sabboth dayes”
|
The Tyndale New Testament (1534): “The Sabboth daye at even which dauneth the morowe after the Sabboth
Mary Magdalene and the other Mary came to se the sepulcre.”
|
The Douay-Rheims 1899: “Let no man therefore judge you in meat or
in drink, or in respect of a festival day, or of the new moon, or of the sabbaths,”
|
The Douay-Rheims 1899: “And in the end of the sabbath, when it began to dawn towards
the first day of the week, came Mary Magdalen and the other Mary, to see the
sepulchre.”
|
Indonesian Literal
Transation (ILT)-3: “Oleh karena itu, janganlah
seorang pun menghakimi kamu dalam hal makanan atau dalam hal minuman, atau
dalam pnghormatan akan hari raya, atau mengenai bulan baru, atau hari-hari Sabat”
|
Indonesian Literal
Transation (ILT)-3: “Dan setelah lewat hari Sabat,
saat fajar menyingsing pada hari pertama pekan itu, Maria Magdalena dan Maria
yang lain datang untuk menengok kubur itu.”
|
Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK): “Sebab itu janganlah
membiarkan orang menyalahkan kalian mengenai makanan atau minuman, atau
mengenai hari-hari raya keagamaan, atau perayaan-perayaan bulan baru, ataupun
mengenai hari Sabat”
|
Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK): “Ketika hari Sabat
sudah lewat, pada hari Minggu pagi-pagi sekali, Maria Magdalena dan Maria
yang lain itu pergi melihat kuburan itu.”
|
Firman Allah Yang Hidup (FAYH): “Oleh karena itu, jangan hiraukan orang
yang mencela Saudara karena apa yang Saudara makan atau minum, atau karena
Saudara tidak merayakan hari-hari raya Yahudi, upacara-upacara bulan baru
atau hari Sabat.”
|
Firman Allah Yang Hidup (FAYH): “ESOKNYA, pada hari Minggu, ketika
fajar menyingsing, Maria Magdalena dan Maria yang seorang lagi pergi ke
kubur.”
|
Terjemahan Lama (TL): “Sebab itu
jangan seorang pun boleh menyalahkan kamu di dalam hal makanan atau minuman
atau di dalam masa raya atau bulan baharu atau hari Sabbat,”
|
Terjemahan Lama (TL): “Tatkala hari
Sabbat itu sudah lalu, yaitu waktu dinihari pada hari yang pertama di
dalam minggu itu, datanglah Maryam Magdalena dan Maryam yang lain itu hendak
melihat kubur itu.”
|
26 January 2017
BENARKAH KATA “SABAT” DI DALAM KOLOSE 2:16 HANYA MERUJUK KEPADA HARI RAYA SABAT? (Denny Teguh Sutandio)
BENARKAH KATA “SABAT” DI DALAM KOLOSE 2:16 HANYA MERUJUK
KEPADA HARI RAYA SABAT?
Studi Eksegesis Biblika
oleh:
Denny Teguh Sutandio
I. PENDAHULUAN
Dalam sebuah diskusi dengan seorang Kristen yang berpendapat bahwa kita
harus menguduskan hari Sabat (=Sabtu), beliau berkata bahwa kata “sabat” di
dalam Kolose 2:16 merujuk kepada hari raya Sabat yang dicantumkan dalam Imamat
23:1-44. Alasannya adalah kata “Sabat” di Kolose 2:16 di dalam Alkitab bahasa
Inggris berbentuk jamak (Sabbaths)
dan ini jelas tidak merujuk pada satu hari Sabat. Jadi, yang Paulus
permasalahkan bukan merayakan satu hari Sabat, tetapi hari raya Sabat yang
tercantum di Imamat 23:1-44. Benarkah tafsiran ini? Sebelum kita menjawab
pertanyaan ini, mari kita mengeksegese Kolose 2:16.
II. ANALISA
KONTEKS
Di dalam Kolose 2:16, Paulus mengatakan, “Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu
mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari
Sabat;” Kolose 2:16 merupakan pengajaran Paulus yang
melanjutkan pengajarannya di ayat 6 s/d 15. Setelah menjelaskan kepada jemaat
Kolose untuk hidup di dalam Kristus, berakar di dalam-Nya dan dibangun di
atas-Nya (ay. 6 dan 7), ia menjelaskan alasannya (ay. 9 s/d 15). Karena Kristus
adalah yang terutama di dalam iman Kristen, maka di ayat 16, Paulus melanjutkan
penjelasannya yaitu jangan mau orang lain (menurut konteks, jelas orang Yahudi)
menghukum jemaat Kolose (dan kita sebagai orang Kristen) tentang makanan dan
mniuman atau mengenai: hari raya, bulan baru, atau hari Sabat. Mengapa Paulus
berkata demikian? Di ayat 17, ia memberikan alasannya: “semuanya ini hanyalah bayangan
dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.” (ay. 17) Ayat ini jelas menggambarkan alasan Paulus
mengatakan bahwa jangan mau orang Yahudi menghukum orang Kristen tentang
hal-hal yang ada di PL, padahal hal-hal tersebut merupakan bayangan yang
merujuk pada Kristus. Artinya jangan sampai hal-hal lahiriah menghalangi fokus
hidup kita kepada Kristus. Kesimpulan ini juga muncul di dalam pengajaran
Paulus di ayat selanjutnya (ay. 18 dan 19) di mana Paulus mengajar jemaat
Kolose dan kita agar kita jangan mau mengikuti orang yang beribadah kepada
malaikat dan menekankan penglihatan-penglihatan sorgawi demi kepentingan
pribadi, tetapi tidak berpegang teguh pada Kristus. Dengan kata lain,
kesimpulannya jelas bahwa mulai ayat 16 s/d 19, Paulus hendak mengajarkan bahwa
jangan sampai orang Kristen berkutat pada hal-hal religius lahiriah maupun
hal-hal “spiritual” mistis yang berpusat pada diri, tetapi tidak memusatkan
hidup pada Kristus.
III. ANALISA
TEKS: “SABAT”
Nah, sekarang mari kita masuk lebih dalam dengan menyelidiki Kolose
2:16. Jika kita menyelidiki hal-hal religius lahiriah yang disinggung Paulus di
dalam ayat ini, yaitu makanan, minuman, hari raya, bulan baru, dan Sabat, maka
hal-hal ini jelas merujuk pada praktik Yudaisme. Dengan kata lain, di dalam
jemaat Kolose, ada orang-orang Yahudi selain orang-orang non-Yahudi (Kol.
3:11). Nah, pertanyaannya, apakah “Sabat” di ayat ini merujuk pada hari Sabat
atau hari raya Sabat (Im. 23:1-44)?
Kata “Sabat” dalam teks Yunaninya sabbatōn
memang merupakan bentuk jamak. Jika kita membandingkan beberapa Alkitab terjemahan
bahasa Inggris, kata ini tidak melulu diterjemahkan dalam bentuk jamak (Sabbaths atau Sabbath days). Beberapa Alkitab terjemahan Inggris yang
menerjemahkannya “Sabbaths”:
Young’s Literal Translation (YLT), New King James Version (NKJV), New Revised
Standard Version (NRSV), dan The
Douay-Rheims 1899. Beberapa Alkitab terjemahan Inggris lain yang menerjemahkannya “Sabbath days” (atau “hari-hari
Sabat”): New English Translation (NET), Geneva
Bible 1599, King James Version (KJV), The
Tyndale New Testament (1534), dan Indonesian Literal Translation (ILT)-3. Namun
menariknya adalah beberapa Alkitab terjemahan Inggris lain justru
menerjemahkannya dengan menggunakan bentuk tunggal (“a Sabbath” atau “a Sabbath day” atau “hari Sabat”):
English Standard Version (ESV) dan Revised Standard Version (RSV)
menerjemahkannya “a Sabbath” dan New
American Standard Bible (NASB), New International Version (NIV), dan Today’s
New International Version (TNIV) menerjemahkannya “a Sabbath day”, dan Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS), Bahasa
Indonesia Masa Kini (BIMK), Firman Allah yang Hidup (FAYH), dan Terjemahan Lama
(TL) pun menerjemahkannya “hari Sabat.”
Dari perbandingan Alkitab terjemahan Inggris di
atas, maka saya dapat menyimpulkan bahwa Sabat bisa berarti satu hari Sabat
atau sabat-sabat (hari raya Sabat). Perbedaan terjemahan dalam Alkitab
terjemahan Inggris di Kolose 2:16 tidak menjadi soal, karena intinya sama yaitu
jangan mau orang lain menghukum jemaat Kolose (dan orang Kristen) dengan
hal-hal religius yaitu salah satunya: sakralnya hari tertentu (Sabat), padahal
itu semua mengarah kepada Kristus (ay. 17).
Nah, ada orang Kristen yang berpendapat bahwa
penggunaan bentuk jamak di Kolose 2:16 menunjukkan bahwa bukan hari Sabat yang
ditentang Paulus, tetapi hari raya Sabat. Benarkah?
IV. SABAT DAN HARI RAYA SABAT (SABAT-SABAT): BEDA HARI, TAPI SATU
INTI/MAKNA
Apa itu hari raya Sabat? Sabat berarti hari
ketujuh dari minggu orang Yahudi yang menunjukkan hari khusus dan disucikan.
Selain itu, Sabat juga bisa berarti hari raya Sabat (sabat-sabat) yang mencakup
“Hari Pendamaian” (Im. 16:31), perayaan meniup serunai (Im. 23:24), dan hari
raya Pondok Daun (Im. 23:39). Selain itu, Sabat juga bisa merujuk pada tahun
sabat (Im. 25:1-7).[1]
Perbedaan antara hari Sabat, sabat-sabat, maupun tahun Sabat, memiliki inti
atau makna yang sama yaitu:
1.
Istirahat dari pengerahan tenaga (Kej. 2:2; Kel.
20:8-11; Ul. 5:1-15; Im. 23:25, 28, 31-32, 35, 36, 39) dengan tujuan agar Allah
dan Israel disegarkan (Kel. 31:17—KJV);
2.
Pengenangan dan peringatan akan Allah yang berhenti
setelah menciptakan (Kel. 20:11) dan melepaskan bangsa Israel dari perbudakan
di Mesir (Ul. 5:15; Im. 23:43), dan
3.
Pancaran kekudusan (hari/bulan/tahun yang dipisahkan
dari yang lain) (Kej. 2:3; Kel. 20:8; 31:14; Ul. 5:12) karena Allah
memberkatinya (Kel. 20:11) dan ini adalah peristiwa dari “pertemuan kudus” (Im.
23:3, 35-36).[2]
Ketiga inti di atas menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan makna antara hari Sabat maupun sabat-sabat (hari raya Sabat).
V. SABAT VS HARI RAYA SABAT?: SEBUAH ANALISA KRITIS ALKITABIAH
Tentu saja, beberapa orang Kristen yang
bersikeras menafsirkan kata sabbatōn sebagai sabat-sabat dan sengaja membedakannya dengan satu hari
Sabat. Saya akan mencoba menerapkan tafsiran ini secara konsisten dan logis di
seluruh PB untuk membuktikan bahwa apakah tafsiran ini dapat
dipertanggungjawabkan atau tidak:
A.
Sabbatōn
di Kolose 2:16
Jika sabbatōn di Kolose 2:16 dimengerti sebagai hari raya Sabat
(sabat-sabat), maka mengapa Paulus menyebutkan dua macam hari raya? Apa
maksudnya? Baca kembali Kolose 2:16, “Karena itu janganlah kamu
biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari
raya, bulan baru ataupun hari Sabat;” Coba terapkan makna sabbatōn sebagai hari raya Sabat di ayat ini: “Karena
itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman
atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari raya Sabat;” Bukankah ini suatu kesia-siaan menyebutkan dua kali
hari raya (“hari raya” dan “hari raya Sabat”?
Saya tahu bahwa mungkin saja beberapa orang Kristen yang
bersikukuh bahwa sabbatōn merujuk pada hari raya Sabat akan menjawab, “Itu
tidak sia-sia karena hari raya Sabat merupakan salah satu hari raya yang Paulus
maksudkan sebelumnya.” Dengan kata lain, menurut mereka, sabbatōn (yang mereka terjemahkan: “hari raya Sabat” merupakan bagian dari “hari
raya.” Pernyataan ini dapat disanggah dengan menunjukkan bahwa kata Yunani dari
ketiga hal ini: “hari raya” (heortēs),
“bulan baru” (neomēnias), dan “hari
Sabat” (sabbatōn) sama-sama berbentuk kata benda genitif
(kepemilikan). Ketiga merupakan genitif (atau bisa dimengerti sebagai bagian)
dari kata sebelumnya: en merei yang dalam
konteks ini berarti “mengenai.”
B.
Perbandingan Sabbatōn
di Kolose 2:16 dan Matius 28:1
Perlu diketahui bahwa kata Yunani yang berbentuk
jamak sabbatōn bukan hanya muncul di Kolose 2:16 saja. Kata ini dengan perubahan
bentuk katanya (sabbasin, sabbatou, sabbatōi, sabbaton)
muncul 62x (sudah termasuk di Kol. 2:16) di seluruh PB. Mari kita ambil salah
satu contoh penggunaan kata ini menurut konteksnya. Mari kita membuka Matius
28:1, “Setelah hari Sabat lewat, menjelang
menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan
Maria yang lain, menengok kubur itu.” Kata Yunani untuk “hari Sabat” di ayat
ini adalah sabbatōn. Yang
lebih menarik lagi adalah jika beberapa Alkitab terjemahan bahasa Inggris
menerjemahkan sabbatōn di
Kolose 2:16 dengan kata “sabbaths”
(YLT, NKJV, NRSV, dan The Douay-Rheims
1899) atau “sabbath
days” (NET, Geneva Bible 1599, KJV, The Tyndale New Testament, dan ILT-3), maka
kali ini hampir semua terjemahan Inggris yang tadi (kecuali YLT) menerjemahkan
kata ini sebagai “the Sabbath” atau “hari
Sabat” (ILT-3). Pertanyaan saya: jika menurut beberapa orang Kristen, kata sabbatōn di Kolose 2:16 berarti hari raya Sabat karena “sabat”
menggunakan bentuk jamak dilihat dari Alkitab terjemahan Inggris, maka
bagaimana mereka menafsirkan penggunaan bentuk tunggal dalam penerjemahan
mayoritas Alkitab terjemahan Inggris di dalam Matius 28:1 ini? Untuk
memperjelasnya, saya akan membandingkan 18 Alkitab terjemahan Inggris dan Indonesia
antara Kolose 2:16 dan Matius 28:1:
Ada 3 kemungkinan logis sebagai kesimpulan tentang hal ini:
1.
Banyak
Alkitab terjemahan bahasa Inggris salah menerjemahkan Matius 28:1 di atas
(seharusnya sabbatōn diterjemahkan “Sabbaths”) atau
2.
Hanya
terjemahan Young’s Literal Translation of the Holy Bible (YLT) yang sesuai dengan teks
Yunaninya karena menggunakan bentuk jamak baik di Kolose 2:16 maupun Matius
28:1 atau
3.
Orang
Kristen yang membedakan bentuk tunggal vs jamak kata sabbatōn lah yang seharusnya banyak belajar studi kata Yunani?
Kemungkinan pertama jelas tidak mungkin, mengapa? Karena saya percaya
bahwa Alkitab terjemahan Inggris dan Indonesia sudah disusun oleh para ahli
Alkitab baik Ibrani, Yunani, PL, maupun PB yang terdidik di seminari yang
bertanggung jawab. Meskipun hal ini tidak pasti, namun pertanyaan logis
berikutnya: mungkinkah kedelapan Alkitab terjemahan Inggris yang disusun
oleh para pakar salah atau tidak konsisten menerjemahkan satu kata sabbatōn? Bagi saya, kalau satu Alkitab
terjemahan Inggris tidak konsisten menerjemahkan satu kata itu masih bisa
dimaklumi, namun kalau delapan Alkitab terjemahan Inggris sama-sama tidak
konsisten menerjemahkan satu kata itu hal yang tidak logis.
Kemungkinan kedua bagaimana? Membandingkan kedua terjemahan Inggris
hanya dengan dua nats Alkitab lalu menyimpulkan bahwa hanya salah satu
terjemahan yang lebih sesuai dengan teks Yunaninya karena terjemahan tersebut “konsisten”
(dalam konteks ini: YLT) merupakan tindakan gegabah di dalam studi Biblika yang
teliti. Mengapa? Apakah benar semua kata sabbatōn
(beserta perubahan bentuk katanya, tetapi dalam bentuk jamak) di dalam
terjemahan YLT pasti diterjemahkan dalam bentuk jamak? Tidak. Di dalam
Lukas 13:10, “Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu
rumah ibadat pada hari Sabat.” Kata Yunani yang dipakai untuk “hari
Sabat” adalah sabbasin yang berbentuk
jamak. Mari kita lihat terjemahan YLT: “And he was teaching in one of the
synagogues on the
sabbath,” (penekanan
ditambahkan). Hal yang sama dengan Kisah Para Rasul 13:14 di mana
“hari Sabat” menggunakan kata Yunani sabbatōn diterjemahkan YLT, “and they having gone through from
Perga, came to Antioch of Pisidia, and having gone into the synagogue on the sabbath-day,
they sat down,”
(penekanan ditambahkan).
Satu-satunya kemungkinan yang pasti adalah kemungkinan nomer 3 yaitu
orang Kristen yang sengaja membedakan bentuk tunggal vs jamak kata sabbatōn seharusnya banyak belajar studi
kata Yunani.
C.
Sabat di Lukas 6:1-5 (Tunggal Vs Jamak)
Jika ada orang Kristen yang masih keberatan dengan poin 1 di atas, maka
mari kita menerapkan arti kata sabat di Lukas 6:1-5. Kelima ayat ini dipenuhi
dengan tiga kali kata “sabat” muncul (ay. 1, 2, 5). Mari kita menyimak teks
Yunaninya. Di ayat 1, teks Yunani untuk “hari Sabat” adalah sabbatōi yang berbentuk tunggal
yang menurut beberapa orang Kristen merujuk pada 1 hari (Sabat). Di ayat 2,
teks Yunani untuk “hari Sabat” adalah sabbasin
yang berbentuk jamak yang menurut beberapa orang merujuk pada
sabat-sabat. Terakhir, di ayat 5, teks Yunaninya adalah sabbatou yang berbentuk tunggal yang yang menurut beberapa
orang Kristen merujuk pada 1 hari (Sabat). Sekarang, mari kita membaca Lukas
6:1-5 dengan penafsiran ini:
1Pada
suatu hari Sabat, ketika Yesus berjalan di ladang gandum,
murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya, sementara mereka
menggisarnya dengan tangannya.
2Tetapi
beberapa orang Farisi berkata: "Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak
diperbolehkan pada hari Sabat-sabat?"
3Lalu
Yesus menjawab mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud,
ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar,
4bagaimana
ia masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan
memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan
kecuali oleh imam-imam?"
5Kata Yesus lagi kepada mereka:
"Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."
Permasalahannya
adalah:
1.
Satu
Kisah: Dua Bentuk dan Makna Kata Yunani yang Berbeda?
Dapatkah Anda membayangkan bahwa dalam satu kisah di atas, terdapat dua
bentuk kata Yunani yang berbeda dengan dua makna yang sangat berbeda? Yang
lebih aneh lagi adalah di ayat 2, orang-orang Farisi mempermasalahkan tindakan
Yesus pada sabat-sabat, padahal di ayat 1, jelas, Yesus melakukan hal
yang dilarang itu pada satu hari Sabat.
2.
Lukas
6:5: Yesus adalah Tuhan atas Satu Hari Sabat?
Menurut beberapa orang Kristen yang mengatakan sabbatōn berarti sabat-sabat (dan bukan satu hari sabat),
pertanyaan saya kepada mereka: bagaimana mereka menafsirkan Lukas 6:5 di mana
Yesus sendiri berkata bahwa Anak Manusia (yaitu diri-Nya sendiri) adalah Tuhan
atas hari Sabat (baca: 1 hari Sabat, bukan sabat-sabat)? Apakah ini berarti
Yesus bukan Tuhan atas hari raya Sabat (sabat-sabat)? Mari kita
mendramatisir jawaban mereka:
a)
Jika
mereka menjawab, “Yesus juga adalah Tuhan atas sabat-sabat”, maka saya mengajukan
dua permasalahan berikutnya:
(1)
di
Injil-injil sinoptik lainnya di mana Yesus berkata, “Anak Manusia adalah Tuhan
atas hari Sabat” (Mat. 12:8; Mrk. 2:28) jelas menggunakan kata Yunani sabbatou yang berbentuk tunggal. Lha mengapa kok tiba-tiba Yesus juga
Tuhan atas sabat-sabat juga (selain satu hari Sabat)?
(2)
Mengapa
Yesus juga Tuhan atas sabat-sabat (selain satu hari Sabat)?
Jika mereka nanti menjawab pertanyaan di atas (2), “Karena kata “Sabat”
di ayat 5 juga berarti sabat-sabat”, saya balik bertanya, “Mengapa di bagian
lain, Sabat dibedakan artinya antara bentuk tunggal dan jamak, namun di
Lukas 6:5, artinya sama menurut Anda? Apa dasarnya?”
b)
Jika
mereka menjawab, “Yesus adalah Tuhan atas satu hari Sabat” (kemungkinan mereka
tidak akan menjawab hal ini), maka saya mempertanyakan pernyataan ini:
(1)
Jadi
Yesus hanya Tuhan atas satu hari Sabat yang berarti Dia hanya berkuasa atas
satu hari Sabat, dan tidak atas sabat-sabat? Begitu tidak berkuasanya Yesus
yang demikian.
(2)
Jika
Yesus hanya Tuhan atas satu hari Sabat, maka pernyataan Yesus ini mubazir.
Mengapa? Karena sebenarnya Yesus tidak menjawab pertanyaan beberapa orang
Farisi di ayat 2 yang menggunakan bentuk jamak dari Sabat yang merujuk pada
sabat-sabat. Sederhananya: orang Farisi ngomong
sabat-sabat, tetapi Yesus ngomong
satu hari Sabat. Jaka sembung naik ojek,
gak nyambung jekJ
Studi kata di atas jelas menunjukkan dua hal:
1.
“Hari
Sabat” memang berbeda hari dengan “sabat-sabat”, namun memiliki arti/makna yang
sama. Memisahkan kedua hal ini merupakan tindakan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan secara Alkitabiah.
2.
Jika
sabbatōn ditafsirkan HANYA berarti
“sabat-sabat”, maka penafsiran itu tidak sesuai dengan teks Yunani sabbatōn di bagian PB lainnya yang jelas
tidak mungkin hanya mengacu pada “sabat-sabat.” Memaksakan HANYA satu arti
untuk satu kata Yunani merupakan suatu tindakan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan di dalam studi Biblika.
Kesimpulan di atas sebenarnya sudah cukup jelas mematahkan tesis bahwa kata
sabbatōn di Kolose 2:16 HANYA merujuk
pada sabat-sabat dan bukan satu hari Sabat.
VI. ALASAN
PENAFSIRAN KATA SABBATŌN SEBAGAI
SABAT-SABAT DI KOLOSE 2:16
Sejujurnya, mengapa beberapa orang Kristen berani menafsirkan kata sabbatōn mutlak hanya berarti
sabat-sabat (hari raya Sabat), bukan satu hari Sabat? Adakah presuposisi
(praangaapan) yang mendasarinya? Pasti. Ketika seorang Kristen menafsirkan
Alkitab, ia pasti menggunakan presuposisi. Presuposisi theologi tertentu dari
seseorang mempengaruhi caranya dalam menafsirkan Alkitab.
A.
Presuposisi Penafsiran: Orang Kristen Tetap Harus
Memperingati Sabat
Lalu, apa presuposisi orang Kristen menafsirkan kata “Sabat” di Kolose
2:16 merujuk HANYA kepada sabat-sabat? Presuposisinya jelas adalah theologi
yang mengajarkan bahwa orang Kristen zaman ini harus menguduskan satu hari
Sabat dengan dasar Alkitab Keluaran 20:8-11. Dengan presuposisi ini, maka orang
Kristen yang menganut theologi ini akan mengatakan bahwa di Kolose 2:16, yang
Paulus permasalahkan bukan satu hari Sabat, tetapi perayaan/hari raya Sabat
yang sudah digenapi di dalam Kristus (ay. 17). Karena yang dipermasalahkan Paulus
bukan satu hari Sabat, maka orang Kristen zaman ini tetap harus memperingati satu
hari Sabat dengan tidak melakukan apa pun selain beribadah.
B.
Sanggahan Biblika, Theologis, dan Logis
Sanggahan saya adalah:
1.
Hari
Raya Sabat SAJA yang Telah Digenapi Di Dalam Kristus?
Jika yang Paulus maksudkan hanya hari raya Sabat yang telah digenapi di
dalam Kristus, maka pernyataan itu akan berkontradiksi dengan apa yang Yesus
katakan sendiri di dalam Lukas 6:5, “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat” (bdk. Mat. 12:8; Mrk. 2:28) di mana
“hari Sabat” menggunakan teks Yunani berbentuk tunggal (yang menurut
orang Kristen ini merujuk pada satu hari Sabat). Pasti ada sanggahan
terhadap hal ini. Berikut sanggahannya:
Sanggahan Mr. X : Lho,
konteks kisah itu adalah Yesus sedang berbicara tentang hari raya Sabat
(sabat-sabat), bukan satu hari Sabat.
Sanggahan Saya : Seperti
yang telah saya paparkan di atas, dokter Lukas di Lukas 6:1, 2, 5 menggunakan
bentuk kata Yunani yang berbeda: di ayat 1, kata “Sabat” menggunakan bentuk tunggal
(yang ditafsirkan oleh orang Kristen tertentu sebagai satu hari Sabat),
ayat 2, kata “Sabat” menggunakan bentuk jamak (yang ditafsirkan oleh
orang Kristen tertentu sebagai sabat-sabat), dan ayat 5, kata “Sabat”
kembali menggunakan bentuk tunggal. Jika saya memakai penafsiran Anda
untuk memahami perikop ini, maka cerita ringkasnya jadi begini: Pada (satu)
hari Sabat, Tuhan Yesus dan para murid-Nya sedang berjalan di ladang gandum,
nah, mereka lagi memetik bulir gandum dan memakannya (ay. 1). Kemudian
datanglah beberapa orang Farisi berkata bahwa mengapa Yesus berbuat sesuatu
yang dilarang pada hari (raya) Sabat (sabat-sabat)? (ay. 2) Lalu Tuhan Yesus
menjawab mulai ayat 3 dan diakhiri dengan ayat 5 yang berkata bahwa Anak
Manusia (yaitu Dia sendiri) adalah Tuhan atas (satu) hari Sabat.[3]
Nah, menurut Anda: Yesus adalah Tuhan atas (satu) hari Sabat atau hari raya
Sabat (sabat-sabat)?
Kembali ke Lukas 6:5, bukankah
Tuhan Yesus sendiri berkata bahwa Ia adalah Tuhan atas satu hari Sabat yang
jelas berarti Ia berkuasa mutlak atas satu hari Sabat? Mengapa Ia berkuasa
mutlak atas satu hari Sabat? Karena Ia yang menciptakannya. Allah berdaulat
menciptakan Sabat, Ia pulalah yang berdaulat menafsirkan makna aslinya. Apa
makna Sabat? Bacalah apa yang Yesus firmankan sendiri di Matius 12:7, “Yang
Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak
menghukum orang yang tidak bersalah.” (penekanan ditambahkan) Dengan kata
lain, makna Sabat bagi orang Kristen adalah orang Kristen seharusnya
menunjukkan belas kasihan kepada orang lain. Berbelas kasihan tidak harus
ditunjukkan di gereja atau tempat ibadah. Hal ini sudah nampak jelas di dalam
konteks Lukas 6:1, di mana para murid Tuhan Yesus sedang berada di ladang
gandum dan mau makan.
2.
Tidak Boleh Bekerja Sama Sekali Pada
(Satu) Hari Sabat?
Apakah orang Kristen zaman
ini harus berhenti bekerja sama sekali pada (satu) hari Sabat? Tidak. Apa
alasannya?
a)
Pengajaran Yesus tentang makna
asli hari Sabat
Di poin 1, kita telah
belajar bahwa Yesus sebagai Anak Manusia adalah Tuhan atas Sabat, maka Ia yang
berhak menetapkan makna Sabat yaitu menunjukkan belas kasihan kepada manusia
karena Ia juga mengajarkan, “Hari Sabat
diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat,” (Mrk. 2:27).
Dengan alasan inilah, maka melalui perikop Lukas 6:1-5, Tuhan Yesus sebenarnya
ingin mengajar orang-orang Farisi waktu itu bahwa mereka harus menaruh belas
kasihan kepada para murid Yesus yang sedang lapar. Konsep yang serupa juga
diajarkan Tuhan Yesus melalui penyembuhan orang yang mati tangan kanannya pada
hari Sabat di perikop selanjutnya (khususnya ay. 9).
b)
Melanggar pengajaran Tuhan Yesus
Jika pada hari Sabat, orang
Kristen tidak boleh bekerja, maka larangan ini jelas melanggar apa yang Tuhan
Yesus ajarkan di Lukas 6:1-5 (bdk. Mat. 12:1-8). Mengapa? Mari kita pikirkan:
(1)
Konteks Lukas 6:1 (bdk. Mat.
12:1)
Ketika kita membaca Lukas
6:1 (bdk. Mat. 12:1; Mrk. 2:23), konteksnya jelas yaitu Tuhan Yesus dan para
murid-Nya sedang berada di ladang gandum dan pada hari Sabat (baik dalam bentuk
tunggal {Mat. 12:1; Mrk. 2:23} maupun jamak {Luk. 6:1}). Lebih menariknya lagi,
para murid-Nya memetik bulir gandum di ladang gandum dan memakannya. Tindakan
mereka jelas bukan tindakan “religius” karena mereka berani makan di hari Sabat
bahkan makannya di ladang gandum, bukan di Bait Allah. Kalau Yesus memang
melarang orang beraktivitas di hari Sabat, maka Yesus seharusnya menegur
para murid-Nya, “Hai, tidakkah kalian ingat bahwa hari ini hari Sabat? Kalian
harusnya pergi ke Bait Allah dan beribadah.” Namun, apa yang Yesus katakan dan
lakukan? Ia malah menegur orang-orang Farisi dengan kesimpulan bahwa Ia adalah
Tuhan atas hari Sabat.
(2)
Para imam sendiri melanggar hari
Sabat
Sebelum mengakhiri dengan
kesimpulan bahwa Ia adalah Tuhan atas hari Sabat, Tuhan Yesus memberikan contoh
kasus di Matius 12:5, “Atau tidakkah
kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar
hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah?” Ayat ini jelas
mengacu kepada Bilangan 28:9, “Pada
hari Sabat: dua ekor domba berumur setahun yang tidak bercela, dan dua
persepuluh efa tepung yang terbaik sebagai korban sajian, diolah dengan minyak,
serta dengan korban curahannya.” (penekanan ditambahkan) Mari kita analisa
kembali “hari Sabat” di Bilangan 28:9. Kata Ibrani yang dipakai adalah šabbā¾ berbentuk tunggal dan LXX (PL dalam bahasa
Ibrani yang diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani) menerjemahkannya sabbatōn berbentuk jamak. Jika demikian, maka
pertanyaan saya adalah di Bilangan 28:9 itu terjadi pada (satu) hari Sabat atau
sabat-sabat (hari raya Sabat)?
(3)
Analisa
theologis-logis
Saya percaya bahwa orang
Kristen tertentu yang mengatakan bahwa pada hari Sabat, orang Kristen tidak
boleh beraktivitas selain beribadah adalah orang yang juga percaya kepada Tuhan
Yesus. Sebagai orang yang percaya kepada Kristus, maka logikanya adalah mereka
meneladani apa yang Kristus perintahkan dan lakukan. Nah, ketika Tuhan Yesus
tidak pernah melarang aktivitas apa pun di hari Sabat asalkan bertujuan untuk
menunjukkan belas kasihan kepada orang lain, mengapa orang yang katanya percaya
kepada Kristus malahan menegakkan peraturan sendiri yang melawan pengajaran
Yesus?
VII. KESIMPULAN
Dari penjelasan panjang
lebar di atas, maka saya berani menyimpulkan bahwa “Sabat” di Kolose 2:16 tidak
melulu merujuk pada sabat-sabat, tetapi lebih berfokus pada “Sabat” yang bisa
berarti hari Sabat maupun hari raya Sabat. Penafsiran “Sabat” di Kolose 2:16
yang hanya merujuk pada hari raya Sabat (sabat-sabat) dengan menggunakan
argumen beberapa Alkitab terjemahan Inggris saja yang memakai bentuk
jamak merupakan penafsiran yang lemah karena studi kata Yunani menunjukkan
tidak ada perbedaan makna antara hari Sabat dan hari raya Sabat.
Ini menjadi pelajaran
penting bagi orang Kristen: Jadilah orang Kristen yang rendah hati belajar
firman Tuhan dengan bertanggung jawab, bukan asal main comot satu ayat. Ingatlah:
Theologi yang sehat dibangun dari
penundukan yang rendah hati di bawah otoritas Alkitab dengan prinsip penafsiran
yang konsisten dan bertanggung jawab. Amin. Soli Deo Gloria.
Subscribe to:
Posts (Atom)