15 March 2009

Resensi Buku-69: TULIP: Lima Pokok Calvinisme (Pdt. G. J. Baan)

...Dapatkan segera...
Buku
TULIP: LIMA POKOK CALVINISME

oleh: Rev. G. J. Baan

Penerbit:
Momentum Christian Literature dan OikoNomos Foundation, 2009

Penerjemah: Samuel Pulung dan Herdian Aprilani.





Deskripsi singkat dari Denny Teguh Sutandio:
Dr. John Calvin adalah seorang theolog dan pendiri Reformasi kedua yang namanya dikenal di seluruh dunia melalui karya utamanya Institutes of the Christian Religion. Pengikut dari Dr. John Calvin ini disebut Calvinisme. Beberapa (bahkan banyak) denominasi gereja menyebut diri dipengaruhi Calvinisme/Reformed, tetapi benarkah mereka mengerti Calvinisme sesungguhnya? Saya banyak menjumpai beberapa gereja arus utama (termasuk “pendeta” di dalamnya) yang mengklaim diri menganut Calvinisme, tetapi doktrin dasarnya bertentangan dengan Calvinisme dan pandangan Reformasi: Sola Scriptura, misalnya: percaya bahwa Kristus tidak bangkit, di luar Kristus masih ada keselamatan, dll. Lalu, apa itu Calvinisme sebenarnya dan apa yang menjadi doktrin inti Calvinisme? Meskipun Calvin sendiri tidak pernah merumuskan theologi sistematika seperti Prof. Dr. Louis Berkhof, namun di dalam Sinode Dordrecht di Belanda pada tahun 1618-1619, para pengikut Calvin (=Calvinisme) merumuskan lima inti/pokok Calvinisme (disingkat: TULIP): Total Depravity atau Total Inability (Kerusakan atau Ketidakmampuan Total), Unconditional Election (Pemilihan Tanpa Syarat), Limited Atonement (Penebusan Terbatas), Irresistible Grace (Anugerah yang Tidak Dapat Ditolak, dan Perseverance of the Saints (Ketekunan Orang-orang Kudus). Kelima pokok Calvinisme inilah yang dibahas secara doktrin, Biblika, dan aplikatif oleh Pdt. G. J. Baan dari Belanda ini. Di dalam bukunya, Pdt. Baan memaparkan kelima pokok Calvinisme secara luas. Beliau menguraikan kelima pokok ini secara theologis, logis, Biblika, dan tetap aplikatif. Beliau memaparkan di dalam Pengantar bukunya, “Tujuan saya di sini mempunyai dua sisi. Pertama, penyembahan kepada Allah dalam meluaskan Kerajaan-Nya yang mulia, yang mustahil terjadi tanpa mengalami iman menurut doktrin Firman Allah yang benar. Dan kedua, juga untuk memberikan sumbangsih pada pengertian yang benar tentang doktrin itu, yang sesuai dengan kesalehan. Jadi, dengan iman kita harus mengetahui doktrin ini baik di dalam hati maupun kepala!” (hlm. x-xi) Biarlah ini juga menjadi harapan saya bagi para pembaca agar doktrin TULIP ini bukan menjadi doktrin yang bersarang di rasio/kepala saja sebagai bahan studi akademis yang ketat, namun juga berimplikasi di dalam kehidupan kita sehari-hari demi hormat dan kemuliaan nama-Nya.





Profil Pdt. G. J. Baan:
Pdt. G. J. Baan lahir pada tahun 1968 di kota Middelburg, Belanda. Beliau menyelesaikan studi di bidang ICT untuk dunia usaha, kemudian melanjutkan studi theologi di Sekolah Theologi Rotterdam. Beliau menjadi pendeta di kota Lisse pada tahun 1995. Pada tahun 2002, Pendeta Baan dipanggil untuk melayani Gereja Protestan di Indonesia (GJPI) di Papua. Selain itu, beliau juga menjadi dosen di STT C. G. Vreugdenhil di Pass Valley. Pendeta Baan juga menyelenggarakan beberapa kursus dogmatik untuk memperkuat dasar doktrin dan iman para mahasiswa theologi dan mahasiswa di perguruan tinggi dan universitas lain, baik di Papua, Indonesia, maupun India.

No comments: