23 August 2009

Roma 16:5b-7: SALAM KEPADA SAUDARA SEIMAN-3

Seri Eksposisi Surat Roma:
Penutup-9


Salam Kepada Saudara Seiman-3

oleh: Denny Teguh Sutandio



Nats: Roma 16:5b-7



Setelah menyampaikan salam kepada Priskila dan Akwila, maka Paulus menyampaikan salamnya kepada saudara seiman lainnya. Di dalam bagian ini, ayat 5b s/d 7, kita akan menyelidiki 3 jabatan/profesi saudara seiman Paulus. Mari kita menyelidiki satu per satu.


Salam pertama ditujukan kepada Epenetus. Siapa Epenetus? Di ayat 5b, Paulus memberi tahu kita, “saudara yang kukasihi, yang adalah buah pertama dari daerah Asia untuk Kristus.” Kata “Asia” di dalam ayat ini diterjemahkan dalam beberapa terjemahan bahasa Inggris: Achaia (Akhaya). New International Version (NIV) tetap menerjemahkannya: the province of Asia (provinsi Asia). Terjemahan Yunaninya adalah (Provinsi) Asia (Hasan Sutanto, 2003, hlm. 879) Dengan kata lain, Epenetus (NIV Spirit for the Reformation Study Bible mengartikan namanya: worthy of praise yang artinya patut dipuji) adalah seorang yang bertobat melalui pelayanan Paulus pertama di Akhaya. Jika kita menelusuri kembali Akhaya, maka di tempat itu, Paulus menyebut bahwa Stefanus lah yang merupakan buah pertama pelayanannya di Akhaya. Mari kita membaca 1 Korintus 16:15, “Kamu tahu, bahwa Stefanus dan keluarganya adalah orang-orang yang pertama-tama bertobat di Akhaya, dan bahwa mereka telah mengabdikan diri kepada pelayanan orang-orang kudus.” Jadi, mana yang benar? Matthew Henry di dalam tafsirannya Matthew Henry’s Commentary on the Whole Bible, John Gill di dalam tafsirannya John Gill’s Exposition of the Entire Bible, The People’s New Testament, dan Robertson’s Word Pictures manafsirkan bahwa mungkin sekali Epenetus adalah salah seorang keluarga Stefanus yang bertobat melalui pelayanan Paulus pertama tersebut. Dari keterangan singkat siapa Epenetus, kita belajar satu hal menarik, yaitu Paulus tidak melupakan buah pelayanannya yang pertama dan daerah asal mereka (meskipun mereka telah pindah ke Roma). Berarti, ia tetap mengingat para petobat pertama. Luar biasa. Sering kali para hamba Tuhan dan orang Kristen lainnya yang memberitakan Injil kepada orang banyak menjadi lupa kepada orang yang pertama kali mereka injili yang telah bertobat. Paulus tidak demikian dan hal ini menjadi pelajaran bagi kita agar kita mengingat siapa orang yang pertama kali kita injili dan bertobat, lalu setelah mengingat orang tersebut, kunjungi dia dan ajarlah dia untuk bersama-sama bertumbuh di dalam pengenalan akan Allah dan firman-Nya.


Selain Epenetus, Paulus menyebut nama Maria. Di ayat 6, Paulus hanya memberikan keterangan sangat singkat tentang Maria, “yang telah bekerja keras untuk kamu.” Beberapa tafsiran Alkitab yang saya baca sepakat tidak mengetahui profil lengkap Maria. Albert Barnes di dalam tafsirannya Albert Barnes’ Notes on the Bible menafsirkan bahwa Maria mungkin adalah mantan warga Yunani yang mengikuti pelayanan Paulus di Roma. Di Roma inilah, Maria dikenal sebagai orang yang melayani Tuhan sama seperti Trifena dan Trifosa (ay. 12). Adam Clarke di dalam tafsirannya Adam Clarke’s Commentary on the Bible mengatakan bahwa meskipun sosok Maria tidak diketahui dan tersembunyi dari manusia, pelayanannya tidak mungkin tersembunyi di mata Allah dan apa yang ia lakukan bagi jemaat-Nya akan tercatat di dalam Kitab Kehidupan. Perkataan Clarke ini memberikan kekuatan bagi kita yang membaca ayat ini. Tuhan mengizinkan sosok Maria ini tidak diketahui agar jemaat Tuhan baik pada zaman itu maupun pada zaman sekarang bukan melihat kehebatan sosok Maria, tetapi melihat kemuliaan Allah melalui karya dan pelayanan yang ia lakukan. Itulah arti pelayanan. Pelayanan kepada Tuhan adalah pelayanan yang dilakukan sebagai respons terhadap anugerah Allah, melalui kuasa Allah, dan bagi kemuliaan-Nya. Berarti, di dalam melayani Tuhan, tidak ada satu inci jasa baik manusia yang diperhitungkan. Dengan kata lain, di dalam melayani Tuhan, bukan diri kita yang ditonjolkan, tetapi nama Tuhan. Bagaimana dengan kita? Kita yang suka menonjolkan diri di dalam melayani Tuhan sudah seharusnya bertobat dari kebiasaan ini dan kembali kepada hakekat pelayanan Kristen yang sehat sesuai dengan Alkitab.


Orang ketiga yang Paulus berikan salam yaitu Andronikus dan Yunias (ay. 7). Siapa mereka? Paulus menjelaskan, “saudara-saudaraku sebangsa, yang pernah dipenjarakan bersama-sama dengan aku, yaitu orang-orang yang terpandang di antara para rasul dan yang telah menjadi Kristen sebelum aku.” NIV Spirit of the Reformation Study Bible menafsirkan bahwa kedua nama ini diterjemahkan sebagai nama laki-laki, tetapi para penafsir awal mempercayai bahwa mereka adalah suami istri (Andronikus dan Yunia). Menurut Dr. John Gill di dalam tafsirannya, Andronikus adalah nama Yunani, sedangkan istrinya, Yunia adalah nama Latin. Kedua pasutri ini disebut Paulus sebagai saudara sebangsa. Berarti kedua pasutri ini adalah orang Yahudi yang bertobat dan percaya kepada Kristus, bahkan sebelum Paulus bertobat. Dr. John Gill bahkan menafsirkan mungkin sekali kedua pasutri ini berasal dari keturunan Benyamin seperti Paulus dan memiliki hubungan darah yang dekat dengan Paulus. Bukan hanya memiliki hubungan darah dengan Paulus, mereka juga dikatakan pernah dipenjarakan bersama-sama dengan Paulus. Berarti, mereka juga ikut menderita demi Kristus bersama-sama dengan Paulus. Dan terakhir, mereka disebut orang yang terpandang di antara para rasul. NIV Spirit of the Reformation Study Bible menafsirkan bahwa mereka mungkin adalah para pembawa berita khusus bagi gereja-gereja, tetapi mereka tidak menduduki jabatan otoritatif rasul. Dengan kata lain, “orang-orang yang terpandang di antara para rasul” ini berarti orang yang dikenal oleh para rasul. Bahkan, Dr. John Gill menafsirkan bahwa Andronikus inilah Uskup di Pannonia atau di Spanyol. Dari keterangan singkat ini, kita mendapatkan gambaran jelas bahwa Paulus mengingat saudara sebangsanya bukan karena mereka satu bangsa, tetapi satu iman dan bersama-sama di dalam satu penderitaan bagi Kristus. Inilah jiwa pelayanan. Pelayanan bukan menomersatukan kesamaan ras atau suku, tetapi kesamaan misi, visi, dan beban di dalam memperluas Kerajaan-Nya. Jika di dalam melayani Tuhan, anak-anak Tuhan memiliki kesamaan dan kemurnian yang sama di dalam motivasi, misi, visi, dan beban, maka mereka akan melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh dan setia. Sudahkah kita memiliki hal demikian?


Biarlah melalui perenungan 3 ayat ini membawa kita lebih mengerti konsep pelayanan yang diperkenan Allah bagi perluasan kerajaan-Nya. Amin. Soli Deo Gloria.