12 April 2012

Bagian 17: Karunia Membagi-bagikan Dengan Murni (Rm. 12:8)

MENGENAL KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS

Bagian 17: Karunia Membagi-bagikan Dengan Murni (Rm. 12:8)

oleh: Denny Teguh Sutandio

Untuk hal-hal praktis lainnya, Paulus menyebutkan karunia membagi-bagikan sesuatu. Kata Yunani yang dipakai adalah μεταδιδος (metadidous) yang merupakan kata kerja, participle, present, aktif, nominatif, maskulin, dan tunggal dari kata μεταδδωμι (metadidōmi) yang berarti membagi atau memberi.[1] Meskipun kata ini bisa diterjemahkan sebagai membagi atau memberi tergantung konteks, namun khusus di Roma 12:8 ini, kata ini lebih tepat diterjemahkan sebagai membagi. Mengapa? Karena kata “memberi” bisa berarti memberi sesuatu secara keseluruhan atau sebagian, sedangkan kata “membagi” tentu berarti membagi sesuatu sesuai proporsi masing-masing (tidak mungkin seluruhnya).

Perhatikanlah penggunaan kata μεταδδωμι (metadidōmi) ini di dalam 4 teks Perjanjian Baru yang telah disebutkan di catatan kaki no. 1. Dari 4 teks tersebut, 3 di antaranya diterjemahkan oleh LAI sebagai “membagi”, karena memang secara konteks, kata itu tidak mungkin diterjemahkan sebagai “memberi”. Misalnya: di Lukas 3:11, Yohanes Pembaptis berkata, “Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian.” Contoh lain, di Efesus 4:28, Rasul Paulus mengajar, “Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.” Contoh terakhir yang tidak mungkin diterjemahkan sebagai “memberi” adalah 1 Tesalonika 2:8, di mana Paulus (bersama Silwanus dan Timotius) berkata, “Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.” Jika kata μεταδδωμι (metadidōmi) diterjemahkan sebagai “memberi” di 1 Tesalonika 2:8, maka itu sangat berbahaya, karena kata itu berarti Paulus, Silwanus, dan Timotius memiliki Injil Allah, padahal mereka bukan si pemilik, tetapi penyebar/pembagi Injil, sehingga kata μεταδδωμι (metadidōmi) di dalam konteks ini lebih tepat diterjemahkan sebagai “membagi”.

Lalu, “membagi” apa yang dimaksud Paulus di Roma 12:8 ini? Apakah hanya membagi Injil saja? Tentu tidak, karena jika yang dimaksud Paulus adalah membagi Injil, hal tersebut tidak ada bedanya dengan karunia mengajar atau menasihati seperti yang telah diuraikan di poin 13 dan 14 di atas. Saya menafsirkan “membagi” di sini sebagai membagi hal-hal jasmani kepada jemaat-jemaat yang membutuhkan, bisa berupa sejumlah uang, pakaian, makanan, dll.

Kemudian, Paulus mengatakan lagi bahwa mereka yang diberi karunia membagi ini harus melakukannya dengan hati yang ikhlas. Kata Yunani yang dipakai adalah πλτητι (haplotēti) yang merupakan kata benda yang berfungsi sebagai objek tak langsung (datif), feminin, dan tunggal dari kata πλτης (haplotēs) yang bisa berarti simplicity, sincerity (keserderhanaan, ketulusan hati/keikhlasan).[2] Saya menggunakan terjemahan sendiri, yaitu “kemurnian”.[3] Dengan kata lain, Paulus mengharapkan orang yang diberi karunia membagi ini melakukan tugasnya dengan hati yang murni yang tidak memiliki motivasi lain selain memuliakan Allah dan membantu orang lain yang berkekurangan.



[1] Bdk. Luk. 3:11 (LAI: “membagi”); Rm. 1:11 (LAI: “memberikan”); Ef. 4:28 (LAI: “membagikan”); 1Tes. 2:8 (LAI: “membagi”).

[2] KJV dan YLT menerjemahkannya, “simplicity.

[3] Bdk. Horst Balz dan Gerhard Schneider, ed., Exegetical Dictionary of the New Testament Vol. 1, 123 di mana kata Yunani πλότης (haplotēs) yang berarti simplicity, sincerity bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai: purity (kemurnian).