16 September 2012

Resensi Buku-185: KESALAHAN-KESALAHAN EKSEGETIS (Rev. Prof. D. A. Carson, Ph.D.)

Alkitab adalah satu-satunya sumber dan dasar bagi iman dan praktik hidup Kristen. Setiap orang Kristen pasti mengerti dan mengimani hal ini, namun, permasalahan yang muncul adalah bagaimana mungkin dari satu Alkitab yang sama, muncul berbagai penafsiran yang berbeda? Bagaimana kita dapat menafsirkan Alkitab secara lebih bertanggung jawab?

Temukan jawabannya dalam:
Buku
KESALAHAN-KESALAHAN EKSEGETIS
(EXEGETICAL FALLACIES)

oleh: Rev. Prof. Donald A. Carson, Ph.D.

Penerbit: Momentum Christian Literature, 2009

Penerjemah: Ev. Lanna Wahyuni



Perlu diperhatikan, Dr. D. A. Carson menjelaskan bahwa hermeneutika Alkitab adalah cara-cara/metode-metode dalam menafsirkan Alkitab, namun eksegese Alkitab adalah bentuk aplikasi dari hermeneutika Alkitab. Di dalam bukunya, salah satu pakar Perjanjian Baru ternama ini menguraikan berbagai kesalahan yang dilakukan oleh banyak theolog dan ahli Perjanjian Baru sekalipun dalam mengeksegese Alkitab.
Ada 4 kesalahan yang diuraikan Dr. Carson ini yaitu: Pertama, kesalahan studi kata. Di antara berbagai kesalahan studi kata, ada salah satu kesalahan yang saya ingat yaitu banyak pengkhotbah mimbar sering membedakan kata agapaō dengan phileō, bahkan saya pernah mendengarkan seorang pendeta berani menafsirkan bahwa perbedaan kata ini yang Yesus gunakan di dalam Yohanes 21:15-17 berarti Yesus merendahkan kata kasih supaya Petrus dapat memahaminya. Penafsiran konyol ini dibantah oleh Dr. D. A. Carson, lalu beliau menjelaskan bahwa kedua kata ini SAMA saja artinya dan kata agapaō tidak selalu merujuk pada kasih tanpa syarat, karena di dalam 2 Samuel 13:15, kata kasih dalam Septuaginta (terjemahan Perjanjian Lama dari bahasa Ibrani ke dalam bahasa Yunani) juga menggunakan kata agapē.
Kedua, kesalahan gramatikal. Satu hal yang saya ingat dari berbagai kesalahan gramatikal/tata bahasa yang Dr. D. A. Carson uraikan adalah sering kali banyak pengkhotbah atau dosen theologi menjelaskan bahwa aorist tense dalam struktur bahasa Yunani berarti suatu peristiwa yang berlangsung sekali untuk selamanya. Hal ini dibantah oleh Dr. D. A. Carson, karena ada teks Alkitab yang jelas menggunakan bentuk aorist yang tentu saja tidak merujuk pada peristiwa yang berlangsung sekali untuk selamanya, misalnya: Filipi 2:12; Matius 6:6; 1 Yohanes 2:24; 5:21; 2 Korintus 11:24; Wahyu 20:4; Ibrani 11:13; Efesus 2:1-2, 7.
Ketiga, kesalahan logika. Dr. D. A. Carson menjelaskan bahwa sering kali banyak penafsir dan pengkhotbah memiliki kekacauan logika ketika mengeksegese Alkitab. Salah satunya, mencari bukti-bukti selektif dari satu teks Alkitab untuk membangun satu doktrin tanpa mempertimbangkan teks Alkitab lainnya. Atau mengeksegese satu teks Alkitab berdasarkan wawasan dunia yang dimilikinya (misalnya seorang Pantheis sembarangan menafsirkan Mat. 5:8).
Terakhir, kesalahan presuposisi dan sejarah. Dr. Carson menjelaskan bahwa meskipun presuposisi theologi seseorang menentukan bagaimana ia mengeksegese Alkitab, namun sering kali si penafsir bukan menundukkan theologinya di bawah Alkitab, tetapi sengaja mencari dan mengeksegese ayat Alkitab sesuai presuposisi theologinya sendiri. Ini adalah akibat paham “Hermeneutika baru” di dalam studi Biblika hari-hari ini. Misalnya, kaum Protestan menafsirkan kata “batu karang” di Matius 16:13-20 sebagai pengakuan iman Petrus dan bukan pada Petrus (eksegese ini dipakai sebagai lawan dari konsep kepausan yang menafsirkan teks Alkitab ini untuk mendukung Paus sebagai pengganti Petrus). Selain itu, ada juga kesalahan sejarah yang sering kali dilakukan oleh para theolog dalam mengeksegese Alkitab. Salah satunya, merekonstruksi sejarah yang sebenarnya belum bisa dipastikan keakuratannya. Atau menafsirkan korelasi antara A dengan B: A menyebabkan B. Seperti ada pengkhotbah Injili mengatakan bahwa Paulus menyadari bahwa khotbahnya di Atena yang mencoba mendekati pendengarnya secara filosofis itu salah (Kis. 17:22-31), lalu ia menyadarinya dan menuliskannya di 1 Korintus 2:2. Dr. D. A. Carson menyebut hal ini adalah suatu eksegese tanpa bukti yang kuat.
Meskipun buku ini tergolong agak sulit dimengerti karena istilah-istilah Biblika yang kurang dikuasai oleh orang Kristen awam, namun sejujurnya buku ini sangat baik untuk mengoreksi kita ketika mengeksegese Alkitab. Biarlah buku ini dapat menolong kita untuk dapat mengeksegese Alkitab dengan lebih cermat dan teliti sesuai konteks dan maksud penulis Alkitab, sehingga tidak terjadi penyimpangan ajaran.




Rekomendasi:
“Buku ini … adalah buku wajib bagi para dosen, hamba Tuhan, dan para murid Alkitab yang serius. Pendekatan Carson yang metodologis penuh dengan kebijaksanaan, tajam, dan disampaikan dengan jelas.”
Journal o the Evangelical Theological Society

“Para pembaca yang tidak menyamakan ineransi Alkitab dengan penafsirannya sendiri akan mendapatkan bimbingan yang berharga dari buku ini. Carson telah memberikan manual yang ringkas dan praktis mengenai banyak kesalahan yang mungkin terjadi pada saat kita menafsirkan Alkitab.”
Prof. Robert W. Yarbrough, Ph.D.
(Ketua Departemen Perjanjian Baru dan associate professor Perjanjian Baru di Trinity Evangelical Divinity School di Deerfield, Illinois yang menyelesaikan studi: Bachelor of Arts—B.A. (majors: English and Religion) di Southwest Baptist College di Bolivar, Missouri; Master of Arts—M.A. dalam bidang studi theologi (Perjanjian Baru) di Wheaton College Graduate School, U.S.A.; dan Doctor of Philosophy—Ph.D. dalam bidang Perjanjian Baru di the University of Aberdeen, Skotlandia. Beliau juga belajar di the University of Tuebingen dan the Albrecht-Bengel-Haus, Tuebingen, Jerman.)

“Jika diperhatikan dengan saksama, Kesalahan-kesalahan Eksegetis akan menjadikan pembacanya ekspositor Alkitab yang lebih berhati-hati.”
Prof. Gerald W. Mattingly, Ph.D.
(Professor of Bible and Honors Program Coordinator di Johnson Bible College, Knoxville, Tennessee, U.S.A. yang menyelesaikan studi: B.A. di Cincinnati Bible College; Master of Divinity—M.Div. dan Ph.D. di Southern Baptist Theological Seminary, U.S.A.)

“…ditulis dengan baik, mudah dibaca, dan menantang pikiran. Buku ini sangat direkomendasikan kepada semua orang yang benar-benar ingin menafsir Perkataan Kebenaran itu dengan tepat (2Tim. 2:15).”
Jeff Guimont
(Grace Theological Journal)

“Para pembaca… diberikan banyak obat preventif dalam buku ini… Menghindari ‘kesalahan-kesalahan,’ yang kentara maupun tidak, pastilah akan menghasilkan keterampilan dalam eksegesis, dan inilah peran positif buku ini.”
David Olford, Ph.D.
(Presiden Olford Ministries International yang menyelesaikan studi: B.A. dan M.A. di Wheaton College, Illinois dan Ph.D. dalam bidang Studi Biblika di Sheffield University, Sheffield, England)



Profil Rev. Dr. D. A. Carson:
Rev. Prof. Donald A. Carson, Ph.D. adalah Profesor Riset Perjanjian Baru di Trinity Evangelical Divinity School, Deerfield, Illinois, U.S.A. Beliau juga adalah anggota dari: the Tyndale Fellowship for Biblical Research, the Society of Biblical Literature, the Evangelical Theological Society, the Canadian Society of Biblical Studies, dan the Institute for Biblical Research. Beliau juga dahulu mendirikan GRAMCORD Institute, sebuah institusi riset dan pendidikan yang didesain untuk mengembangkan dan mempromosikan tools komputer bagi riset Alkitab, khususnya berfokus pada bahasa-bahasa asli. Beliau menyelesaikan studi Bachelor of Science (B.S.) dalam bidang Kimia di McGill University; Master of Divinity (M.Div.) di Central Baptist Seminary di Toronto; dan Doctor of Philosophy (Ph.D.) dalam bidang Perjanjian Baru di Cambridge University. Beliau juga menulis atau mengedit beberapa buku, di antaranya: The Sermon on the Mount (Baker 1978), Exegetical Fallacies (Baker 1984), Matthew (Zondervan 1984), From Triumphalism to Maturity (Baker 1984), Showing the Spirit (Baker 1987), How Long, O Lord? Reflections on Suffering and Evil (Baker 1990), The Gospel According to John (Eerdmans 1991), A Call to Spiritual Reformation (Baker 1992), New Testament Commentary Survey, 6th ed. (Baker 2006) and Becoming Conversant with the Emerging Church (Zondervan, 2005). Buku yang beliau tulis berjudul The Gagging of God: Christianity Confronts Pluralism (Zondervan 1996) telah memenangkan the 1997 Evangelical Christian Publishers Association Gold Medallion Award dalam kategori “theologi dan doktrin.” Beliau dan istri, Joy, tinggal di Libertyville, Illinois. Mereka memiliki dua orang anak.