19 January 2012

Bagian 6: Karunia Kesembuhan (1Kor. 12:9, 28, 30)

MENGENAL KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS

Bagian 6: Karunia Kesembuhan (1Kor. 12:9, 28, 30)

oleh: Denny Teguh Sutandio

Selanjutnya, Paulus menyebut karunia menyembuhkan. Kata “menyembuhkan” dalam LAI tidak tepat. Dalam teks Yunaninya, “menyembuhkan” adalah αμτων (iamatōn) yang berbentuk kata benda, genitif (kepemilikan), netral, dan jamak dari kata Yunani αμα (iama).[1] Kata ini hanya dipakai 3x di dalam Perjanjian Baru yaitu di 1Kor. 12:9, 28, dan 30. Dan menariknya, khusus karunia ini, teks Yunani menambahkan kata χαρσματα (kharismata), sehingga menjadi: χαρσματα αμτων (kharismata iamatōn). Penggunaan kata kharismata di sini menurut Prof. David E. Garland, Ph.D. merupakan kekhususan untuk membedakan karunia kesembuhan dengan kesembuhan yang diperoleh melalui pengobatan medis.[2]

Penggunaan bentuk jamak dari kata Yunani untuk “kesembuhan” (iamatōn), menurut Rev. Prof. D. A. Carson, Ph.D. mengindikasikan,

there were different gifts of healings: not everyone was getting healed by one person, and perhaps certain persons with one of there gifts of healing could by the Lord’s grace heal certain diseases or heal a variety of disease but only at certain times.[3]

ada karunia-karunia kesembuhan-kesembuhan yang berbeda: tidak setiap orang disembuhkan oleh satu orang, dan mungkin beberapa orang dengan satu dari karunia-karunia kesembuhan, atas anugerah-Nya, dapat menyembuhkan penyakit-penyakit tertentu atau menyembuhkan berbagai penyakit tetapi hanya pada saat-saat tertentu.

Dari sini, kita belajar bahwa orang yang mendapat karunia kesembuhan adalah mereka yang diberi karunia untuk menyembuhkan orang sakit, namun hasil akhirnya bergantung pada kedaulatan Allah yang bisa menyembuhkan penyakit orang lain maupun tidak menyembuhkan sama sekali.



[1] Seharusnya diterjemahkan, “karunia kesembuhan”.

[2] David E. Garland, 1 Corinthians, hlm. 581.

[3] D. A. Carson, Showing the Spirit, hlm. 30.