27 May 2007

Refleksi Hari Pentakosta 2007 : THE ROLE OF THE HOLY SPIRIT (Denny Teguh Sutandio)

Refleksi Hari Pentakosta 2007

THE ROLE OF THE HOLY SPIRIT
oleh : Denny Teguh Sutandio


Hari-hari ini, tema tentang Roh Kudus menjadi tema yang “membingungkan” di dalam mayoritas orang Kristen dan gereja. Hal ini tidak mengherankan karena di sepanjang gereja, doktrin tentang Trinitas pun menjadi perdebatan yang cukup rumit, termasuk doktrin tentang Pribadi Roh Kudus, apakah Dia adalah Pribadi Allah atau hanya sekedar kuasa Allah yang tak berpribadi. Adanya kebingungan ini dikarenakan mereka tidak mau belajar Alkitab dengan baik-baik dan bertanggungjawab tentang siapa dan apa peran Roh Kudus. Oleh karena itu, sangatlah penting di hari Pentakosta atau hari turunnya Roh Kudus yang jatuh tepat 10 hari setelah kenaikan Tuhan Yesus, kita merenungkan peran-peran Roh Kudus baik secara pribadi maupun global.
Peran Roh Kudus Dalam Pribadi
Pertama-tama, tentang peran Roh Kudus dalam pribadi, mari kita belajar dari pengajaran Paulus di dalam 1 Korintus 12:3 dan pernyataan Tuhan Yesus sendiri di dalam Injil Yohanes 14 dan 16.
Pertama, Roh Kudus melahirbarukan umat pilihan Allah dan membawa mereka untuk percaya di dalam Kristus. Hal ini diajarkan Paulus di dalam 1 Korintus 12:3 bahwa tidak ada seorangpun yang dapat menyebut Yesus sebagai Tuhan selain oleh Roh Kudus. Di sini, kita melihat bahwa orang percaya dapat percaya kepada dan di dalam Kristus karena ada pekerjaan Roh Kudus yang telah melahirbarukan umat pilihan Allah dengan memberikan iman dan pertobatan serta keberanian untuk kembali kepada Kristus. Tanpa Roh Kudus memimpin, maka tak seorang pun dapat sendirinya memilih untuk percaya kepada Kristus. Jika ada orang yang berpendapat bahwa ia dapat sendirinya memilih untuk percaya kepada Kristus, berarti ia sedang berhalusinasi atau ia sedang menghina Roh Kudus. Karena adanya pekerjaan Roh Kudus, maka iman di dalam Kristus adalah anugerah Allah (sola gratia) yang diberikan hanya kepada umat pilihan yang telah Allah tetapkan (Efesus 1:3-6).


Kedua, Roh Kudus memimpin kita melakukan perintah-perintah Kristus dan menyertai kita selama-lamanya. Setelah Roh Kudus memimpin kita untuk percaya di dalam/kepada Kristus, maka Ia memimpin kita untuk melakukan perintah-perintah-Nya. Di dalam Yohanes 14:1-14, Tuhan Yesus sedang berbicara mengenai rumah Bapa dan hanya melalui Dia sajalah, manusia dapat sampai kepada rumah Bapa. Selanjutnya, di ayat 15, Tuhan Yesus bersabda, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” Kata “mengasihi” di dalam ayat ini dalam bahasa Yunani agapaō merupakan kasih yang sempurna yang tanpa syarat. Lalu, terjemahan King James Version, kedua frase antara “mengasihi Aku” dan “menuruti” TIDAK terdapat perbedaan waktu (sama-sama menggunakan present tense/waktu sekarang). Sehingga, arti ayat ini adalah ketika kita mengasihi Allah tanpa syarat atau tanpa meragukan Pribadi Allah, maka dengan sendirinya kita langsung menuruti/melakukan semua perintah-Nya. Tetapi bagaimana kita dapat mengasihi Allah dengan cara menaati perintah-perintah-Nya? Untuk itulah, Tuhan Yesus langsung melanjutkan perkataan-Nya di ayat 16-17, “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.” Kristus mengetahui bahwa kita sendiri tidak mungkin mampu menaati perintah-perintah-Nya, oleh karena itu Ia berjanji mengirim Penolong yang lain yang menyertai kita selama-lamanya. Kata Penolong di dalam bahasa Inggris Comforter berasal dari bahasa Yunani paraklētos berarti consoller, intercessor. Albert Barnes di dalam tafsirannya Albert Barnes’ Notes on the Bible memberikan perluasan arti kata Penolong ini, “a counsellor, a guide, a friend” (=konselor, pemimpin, teman). Lalu, Adam Clarke di dalam tafsirannya Adam Clarke’s Commentary on the Bible memberikan perluasan arti yang lain dari kata Penolong, “an advocate, a defender of a cause, a counsellor, patron, mediator” (=penyokong, pembela perkara, penasehat, pelindung, pengantara). Jadi, Penolong yang lain yang adalah Roh Kebenaran itu menjadi pemimpin kita di dalam hidup sehari-hari, penasehat kita ketika kita sedang melakukan dosa yang melawan Allah, pelindung kita ketika kita sedang mengalami marabahaya, sahabat yang baik ketika kita sedang berada di dalam kesusahan/kesendirian dan pengantara antara kita dengan Allah.
Sebagai Pemimpin, Roh Kudus memimpin hidup kita sehingga hidup kita menggenapkan kehendak Allah. Di dalam Alkitab, kita melihat Roh Kudus memimpin hidup Paulus di dalam setiap karya penginjilan yang ia lakukan, bahkan Roh Kudus melarang Paulus dan Silas memberitakan Injil di Asia lalu memimpinnya untuk memberitakan Injil ke Makedonia melalui suatu penglihatan, dan terhadap penglihatan itu, Paulus dan Silas taat (Kisah 16:6-12). Roh Kudus memimpin mereka untuk menginjili daerah Makedonia dan bukan Asia, karena daerah Makedonia termasuk daerah Eropa, di mana penduduknya dikuasai oleh berbagai filsafat Yunani, sehingga hanya Paulus yang pintar (menguasai filsafat Yunani) yang dapat bersoal jawab dengannya dan memberitakan Injil kepada mereka. Sedangkan untuk daerah Asia, Tuhan mempercayakan penginjilan kepada Petrus. Di sini, kita melihat Roh Kudus memimpin hidup kita untuk menggenapkan apa yang Tuhan inginkan, bukan apa yang kita inginkan sendiri. Bagaimana dengan hidup kita ? Apakah kita sebagai orang Kristen hanya mau menjalankan kehendak kita sendiri ataukah kita mau dengan taat dan rela menaati dan melakukan apa yang Tuhan inginkan di dalam hidup kita ? Beranikah kita mengambil keputusan dengan pencerahan Roh Kudus untuk menaati perintah-perintah-Nya ? Kalau kita berani, itulah tandanya kita mengasihi Allah dengan kasih yang sempurna. Jika tidak, janganlah kita berani mengatakan bahwa kita mencintai/mengasihi-Nya, padahal kita lebih senang mengerjakan apa yang kita kehendaki.
Sebagai Penasehat, Roh Kudus menasehati dan menegur kita ketika kita mulai melakukan dosa terhadap Allah. Di sini, bukan hanya hati nurani manusia biasa yang berbicara, tetapi ada Pribadi Roh Kudus di dalam hati orang percaya yang akan menegurnya ketika ia mulai berdosa. Mengapa Roh Kudus menegur dosa ? Karena Roh Kudus adalah Pribadi Allah yang kudus yang membenci dosa. Adalah suatu absurditas yang konyol ketika banyak “pemimpin gereja” menggembar-gemborkan Roh Kudus, tetapi hidupnya tidak kudus, bahkan lebih amoral daripada orang-orang yang non-Kristen. Ketika kita mau melakukan dosa, Roh Kudus pasti bersuara menegur kita, pertanyaan selanjutnya, apakah kita mau mendengarkan suara-Nya atau kita bersikukuh dengan keinginan berdosa kita sendiri ? Ketika kita menaati suara-Nya, itulah tandanya kita mengasihi-Nya karena kita membenci dosa dan mencintai Allah/Kebenaran dan Kekudusan.
Sebagai Pelindung, Roh Kudus melindungi kita ketika kita berada di dalam marabahaya. Ketika kita menghadapi suatu pencobaan, penganiayaan, penderitaan, dll, kita mungkin terasa sendiri, tetapi ingatlah satu hal bahwa Roh-Nya yang Kudus tidak pernah akan meninggalkan kita. Ketika di dalam penginjilan, Paulus mengalami penganiayaan yang mengakibatkan dirinya hampir meninggal, Roh Kudus datang untuk menguatkan Paulus di dalam memberitakan Injil. Roh Kudus pulalah yang melindungi Paulus dengan cara mencerahkan Paulus ketika harus berhadapan dengan para pembesar Yahudi dan Romawi yang mendakwanya. Ini semua adalah bukti bahwa Roh Kudus tidak pernah meninggalkan kita dan selalu bersama kita ketika kita mengerjakan pekerjaan Allah. Biarlah ini menjadi penghiburan bagi kita.
Sebagai Sahabat, Roh Kudus menghibur kita ketika kita sedang dalam keadaan tersendiri. Bagaimana caranya ? Roh Kudus akan memimpin dan mencerahkan hati dan pikiran kita akan kebenaran Firman yang menguatkan dan menghibur kita bahwa Tuhan adalah gembala kita, sehingga kita tidak perlu takut di dalam keadaan tersendiri sekalipun. Di sini, saya mengaitkan peran Roh Kudus dan Firman bagi hidup orang percaya. Jangan memisahkan antara Firman dan Roh Kudus, karena Roh Kudus mewahyukan Firman (Alkitab). Roh Kudus datang menghibur kita bukan dengan memberi pengalaman yang aneh-aneh yang melebihi/di luar Alkitab, tetapi Ia datang menghibur dan menjadi sahabat bagi kita melalui pencerahan Firman Tuhan. Sebaliknya, kalau setan datang “menghibur”, ia akan menawari kita dengan berbagai tanda-tanda supranatural yang malahan membawa kita jauh dari Allah.
Terakhir, sebagai Pengantara, Roh Kudus menjadi pengantara antara kita dengan Allah di dalam doa. Di dalam Roma 8:26-27, Paulus mengajarkan bahwa Roh Kudus menjadi “penyeleksi” doa-doa yang kita panjatkan kepada Bapa di Surga di dalam Kristus. Dengan kata lain, struktur doa Kristen : kita berdoa kepada Allah Bapa di dalam nama Tuhan Yesus Kristus melalui Roh Kudus. Jadi, tidaklah benar, kalau ada “pemimpin gereja” yang mengajarkan : doa kepada Roh Kudus atau doa di dalam Roh Kudus. Mengapa Ia menjadi “penyeleksi” doa-doa kita dan pendoa bagi kita ? Jawabannya ada di dalam Roma 8:27, yaitu karena Allah yang menyelidiki hati nurani mengetahui maksud Roh Kudus bahwa Ia, sesuai kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.


Ketiga, Roh Kudus mengajarkan dan mengingatkan Kebenaran Kristus kepada kita. Hal ini tercatat di dalam Yohanes 14:26, di mana Tuhan Yesus berfirman, “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.” Selain memimpin kita menaati perintah-perintah-Nya, Ia sendiri juga akan mengajar kita dengan cara mengingatkan kita tentang apa yang Kristus telah katakan. Dewasa ini, banyak “pemimpin gereja” yang gemar sekali berbicara tentang Roh Kudus, tetapi herannya yang dibicarakan selalu merupakan hal-hal yang di luar Alkitab, padahal di dalam bagian ini, Roh Kudus datang untuk mengingatkan orang percaya tentang perkataan-perkataan Kristus. Artinya, secara implikasi di dalam zaman kita, Roh Kudus datang untuk mengingatkan kita tentang Firman Tuhan (Alkitab) yang sudah sempurna diwahyukan, bukan memberikan “wahyu-wahyu” baru di luar Alkitab. Dengan kata lain, Roh Kudus mencerahkan (illuminates) kita tatkala kita sedang membaca Alkitab atau mungkin kita sedang mengalami kesulitan. Pokoknya, peran Roh Kudus tidak bisa dilepaskan dari Alkitab, Firman Allah. Ketika seseorang berusaha memisahkannya dengan beribu alasan “rohani” sekalipun, itu tidaklah sah dan menghujat Roh Kudus sendiri, karena Roh Kudus datang untuk mengajarkan dan mengingatkan apa yang telah Kristus ajarkan. Mengapa ? Karena Roh Kudus datang untuk memuliakan Kristus (hal ini akan dibahas pada poin berikutnya).


Keempat, Roh Kudus menegur dosa, memimpin manusia kepada kebenaran, memuliakan Kristus dan mengingatkan kita akan hari penghakiman. Hal ini tercatat di dalam Yohanes 16:8-14. Selain mengajarkan dan mengingatkan kita tentang perkataan-perkataan Kristus, Roh Kudus datang untuk menegur dosa, memimpin manusia kepada kebenaran dan memuliakan Kristus. Pertama, Roh Kudus datang untuk menegur dosa. Adalah suatu absurditas ketika ada “pemimpin gereja” mengatakan bahwa orang Kristen harus saling mengasihi, oleh karena itu tidak perlu menegur dosa, karena Allah adalah Kasih. Allah yang Kasih bukanlah Allah yang menolerir segala dosa, karena Ia adalah Mahakudus. Karena Ia adalah Allah yang Mahakudus, maka Roh Kudus datang untuk menegur dosa. Jika ada yang mengklaim “Roh Kudus”, tetapi “Dia” tidak menegur dosa, maka berhati-hati terhadap roh ini, karena ini jelas bukan Roh Kudus, karena Roh Kudus yang sejati menegur dosa. Kalau Roh Kudus menegur dosa, maka hamba-hamba Tuhan sejati yang dipenuhi Roh Kudus pun berani menegur dosa dengan segala kesabaran dan pengajaran (2 Timotius 4:2). Kembali, adalah suatu absurditas jika ada “hamba Tuhan” yang tidak berani menegur dosa dengan alasan “rohani” : “Kasih”. Bukan hanya menegur dosa, Roh Kudus juga memimpin manusia kepada kebenaran. Kata “kebenaran” di sini dalam bahasa Yunaninya dikaiosunē yang berarti righteousness (=kebenaran keadilan) atau kebenaran di dalam proses. Dengan kata lain, Roh Kudus memproses kita untuk makin lama makin menyerupai Kristus dengan cara kita menaati Firman-Nya (kembali ke poin pertama peran Roh Kudus). Ketika Roh Kudus memimpin kita kepada kebenaran, itu berarti Roh Kudus yang sama menolong kita untuk berani meninggalkan dosa dan manusia lama kita. Adalah suatu absurditas jika ada orang “Kristen” yang selalu mengklaim dipenuhi “Roh Kudus”, tetapi hidupnya masih amoral. Lalu, bagaimana caranya Roh Kudus memimpin kita kepada kebenaran ? Dengan mengingatkan umat pilihan-Nya tentang Firman Kristus (kembali kepada peran Roh Kudus pertama di atas). Mengapa harus memakai Firman Kristus ? Apakah ini berarti Roh Kudus tidak memiliki Firman-Nya sendiri ? TIDAK ! Roh Kudus datang bukan untuk mengatakan sesuatu di luar Firman Kristus, tetapi mengajar Firman Kristus, karena Roh Kudus datang untuk memuliakan Kristus, bukan diri Roh Kudus sendiri (baca : Yohanes 16:13-14). Dengan kata lain, barangsiapa yang mengklaim dipenuhi “Roh Kudus” tetapi tidak memuliakan Kristus, maka itu jelas bukan dari Roh Kudus, karena Roh Kudus datang untuk memuliakan Kristus. Terakhir, Roh Kudus datang mengingatkan kita tentang hari penghakiman. Artinya, pertama, Roh Kudus datang untuk memimpin kita terus hidup di dalam kemenangan bersama Kristus karena Roh Kudus mencerahkan kita bahwa di akhir zaman, Kristus datang sebagai Hakim yang pasti mengalahkan musuh-musuh-Nya (Roh Kudus memberikan kekuatan dan penghiburan serta pengharapan bagi umat Allah). Selain itu, Roh Kudus yang mengingatkan kita akan hari penghakiman berarti Roh Kudus yang mengingatkan kita agar kita tidak terus-menerus berbuat dosa sebelum akhir zaman tiba.


Peran Roh Kudus Dalam Pelebaran Kerajaan Allah
Kedua, peran Roh Kudus dalam memperlebar/memperluas Kerajaan Allah mencakup beberapa hal :
Pertama, Roh Kudus memimpin pengabaran Injil. Hal ini diajarkan di dalam Kisah 1:8, di mana Tuhan Yesus sendiri berfirman, “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Roh Kudus sejati memimpin umat pilihan dan gereja-Nya melakukan pekabaran Injil, sehingga barangsiapa yang mengklaim dipenuhi “Roh Kudus” tetapi tidak mengabarkan Injil sejati, maka itu jelas bukan dari Roh Kudus. Mengapa penginjilan diperlukan ? Beberapa orang “Kristen” menolak penginjilan dengan alasan “rohani” : orang-orang pilihan akan dengan sendirinya percaya kepada Kristus atau alasan bahwa Matius 28:19-20 hanya ditujukan kepada para murid. Benarkah demikian ? TIDAK. Kedaulatan Allah yang memilih beberapa orang untuk diselamatkan sejak kekekalan adalah tanggung jawab-Nya sendiri dan di dalam kedaulatan-Nya, Ia tetap memberikan mandat kepada manusia untuk bertanggungjawab mengabarkan Injil-Nya. Dengan kata lain, mengutip pernyataan Pdt. Billy Kristanto, kita melakukan apa yang menjadi kewajiban/tugas kita (yaitu menginjili) dan Allah melakukan apa yang menjadi tugas-Nya (memilih beberapa orang untuk diselamatkan).


Kedua, Roh Kudus memberikan karunia-karunia supranatural untuk memuliakan Allah dan membangun jemaat. Hal ini pertama kali dicatat di dalam Kisah Para Rasul 2:1-13 ketika orang percaya berkumpul, maka Roh Kudus datang dengan tanda-tanda yang mengherankan yaitu tiupan angin keras, lidah-lidah api yang hinggap di atas kepala mereka dan mereka mulai berkata-kata dengan bahasa lain (bahasa Roh). Tetapi nats ini tidak hanya berhenti di sini, orang-orang yang berbahasa lidah ini menggunakan karunia Roh ini bukan untuk disombongkan atau dipamerkan atau sebagai kriteria pembeda orang Kristen yang beriman dan yang tak beriman, tetapi untuk mengabarkan Kristus kepada orang-orang yang berbeda bahasa/suku/bangsa dengan kita supaya mereka mengerti Injil dengan bahasa-bahasa mereka (baca Kisah 2:8-41). Karunia bahasa lidah dipergunakan untuk memuliakan Allah, tetapi herannya dewasa ini, orang yang mengklaim berkarunia lidah selalu dipergunakan untuk menyatakan kehebatan diri atau menjadi kriteria pembeda antara orang yang “beriman” dengan yang tak “beriman” (ada yang mengajarkan bahwa orang “Kristen” yang mau melayani harus bisa berbahasa lidah).

Lebih lanjut tentang bahasa lidah, Paulus menguraikan dengan tuntas di dalam 1 Korintus 12-14. Sebagai pendahuluan, kitab 1 Korintus 12-13 merupakan prinsip penting di dalam memahami karunia Roh yang di dalamnya terkandung beberapa hal, yaitu : pertama, karunia Roh Kudus dimaksudkan untuk menyatakan kemuliaan Kristus (1 Korintus 12:3). Kedua, Roh Kudus yang satu memberikan karunia-karunia kepada orang-orang pilihan-Nya secara beraneka ragam, sehingga tidak boleh ada pemaksaan (1 Korintus 12:4-6). Ketiga, karunia-karunia Roh Kudus dipergunakan untuk membangun komunitas jemaat Tuhan/bersama di dalam satu tubuh Kristus (1 Korintus 12:7,12-30). Keempat, karunia-karunia Roh Kudus diberikan kepada masing-masing orang pilihan-Nya sesuai dengan kehendak-Nya (1 Korintus 12:11), sehingga tidaklah benar jika ada gereja yang mengajarkan jemaatnya untuk meminta “Roh Kudus” untuk memberikan karunia bahasa roh ! Kelima, semua karunia Roh Kudus harus tunduk di bawah Kasih, karena yang lebih utama dari karunia Roh Kudus adalah kasih (1 Korintus 12:31-13:13).
Setelah itu, mari kita masuk ke dalam pembahasan 1 Korintus 14:1-40 tentang penggunaan bahasa roh. Ada beberapa prinsip penggunaan bahasa roh di dalam pasal 14 ini dan prinsip ini BUKAN “membatasi” Roh Kudus, tetapi membiarkan Roh Kudus bekerja dengan bebas dengan mengikat diri-Nya sendiri. Artinya, Roh Kudus sejati tidak mungkin menyangkali apa yang telah Dia wahyukan melalui Alkitab ! Mari kita memperhatikan beberapa prinsip tentang penggunaan bahasa roh ini :
Pertama, karunia Roh yang penting BUKAN berbahasa lidah/roh tetapi bernubuat (ayat 1). “Bernubuat” tidak boleh langsung diidentikkan dengan karunia menyatakan hal-hal yang akan datang. Nubuat bisa berarti menyatakan hal-hal yang telah, sedang dan akan terjadi. Sehingga “bernubuat” identik dengan “berkhotbah atau menyampaikan Firman Allah.” Mengapa bernubuat ini lebih penting daripada bahasa roh ? Karena di dalam ayat 2-4, Paulus mengatakan bahwa bahasa roh itu hanya membangun diri sendiri, sedangkan karunia bernubuat membangun Jemaat. Orang yang terlalu mementingkan bahasa roh berarti orang itu EGOIS, karena tidak mementingkan apakah orang lain mengerti atau tidak !
Kedua, karunia bahasa roh harus ditafsirkan/diterjemahkan (ayat 5-13). Mengapa bahasa roh perlu ditafsirkan ? Karena bahasa roh hanya membangun diri dan hanya dapat membangun Jemaat ketika bahasa roh itu diterjemahkan supaya orang lain dalam Jemaat Tuhan mengerti artinya. Jika tidak diterjemahkan, Paulus mengatakan bahwa kata-kata itu sia-sia diucapkan di udara (ayat 9-10).
Ketiga, karunia bahasa roh harus berisi penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran (ayat 6). Ini berarti ada sesuatu yang Allah ingin sampaikan kepada manusia melalui bahasa lidah YANG DITERJEMAHKAN. Pikirkanlah kalau bahasa roh tidak diterjemahkan, bagaimana bisa manusia menangkap apa yang hendak Allah sampaikan itu ?!
Keempat, bahasa manusia biasa lebih penting daripada beribu bahasa roh tanpa arti (ayat 18-19). Ayat 18 sering dipotong oleh banyak “hamba Tuhan” gerakan Kristen kontemporer lalu mengajarkan bahwa orang Kristen harus berbahasa roh karena Paulus juga berbahasa roh. Ayat ini memang sengaja dilepaskan dari ayat 19 (supaya cocok dengan doktrin Karismatik/Pentakostanya) yang mengatakan, “Tetapi dalam pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh.” Jadi, bahasa yang dapat dimengerti lebih penting dipergunakan di dalam Jemaat ketimbang menggunakan bahasa roh yang tidak berarti.
Kelima, karunia bahasa roh adalah tanda untuk orang-orang yang beriman anak-anak/tidak beriman, sedangkan karunia menyampaikan Firman/bernubuat adalah tanda untuk orang-orang yang beriman (ayat 22). Jangan membalik atau memelintir arti ayat ini seperti pengajaran dari buku “Pdt.” Abraham Alex Tanuseputra dari Bethany ! Ayat ini sangat amat jelas dan berkaitan dengan ayat 20-21, di mana Allah memakai lidah-lidah asing untuk menghukum bangsa Israel, tetapi kenyataan mereka tetap tidak mau mendengarkan-Nya. Jadi, bahasa roh cocok untuk orang “Kristen” yang beriman dan bermental anak-anak yang ingin dimanja terus, sedangkan orang Kristen sejati yang beriman dewasa tidak lagi perlu minum susu, tetapi makan makanan yang keras melalui khotbah dan pengajaran Firman Tuhan.
Keenam, bahasa roh harus disertai dengan karunia Roh lainnya (ayat 26) untuk membangun tubuh Kristus. Mementingkan karunia bahasa roh dan membuang karunia Roh lainnya adalah suatu ciri kesesatan di dalam gereja Tuhan !
Ketujuh, bahasa roh yang dipergunakan di dalam Jemaat harus diucapkan maksimal tiga orang, bergiliran dan harus diterjemahkan (ayat 27). Diucapkan maksimal tiga orang dan bergiliran, supaya bahasa roh sejati itu tidak liar dan tidak dipakai setan untuk mengacaukan jemaat ! Lalu, bahasa roh perlu diterjemahkan (lihat ciri/prinsip kedua) agar Jemaat Tuhan boleh dibangun imannya. Jadi, bahasa roh yang banyak dipergunakan di banyak gereja Karismatik/Pentakosta MUTLAK PALSU, mengapa ? Karena melanggar prinsip Alkitab ini, yaitu maksimal tiga orang, bergiliran dan harus diterjemahkan.
Kedelapan, bahasa roh yang tidak memenuhi prinsip ayat 27 tidak boleh diucapkan di dalam Jemaat (ayat 28). Entah ajaran dari mana ketika ada seorang song leader berani mengajarkan atau mengajak jemaatnya untuk bersama-sama berbahasa roh, padahal Alkitab tidak mengajarkan adanya pengucapan bahasa roh secara serentak atau berupa ajakan ! Ceklah Alkitab !
Kesembilan, prinsip penggunaan bahasa roh harus sopan dan teratur, karena ALLAH TIDAK MENGHENDAKI KEKACAUAN (ayat 33 dan 40). Jadi, dapat disimpulkan, setiap kebaktian dan gereja yang melanggar atau memelintir prinsip 1 Korintus 14 tentang penggunaan bahasa roh sejati ini adalah kebaktian yang mengacaukan dan jelas bukan berasal dari Allah (mungkin dari diri sendiri/halusinasi atau sangat mungkin sekali dari setan).

Pada akhirnya, semua karunia Roh Kudus dipergunakan untuk memperluas Kerajaan Allah di muka bumi ini dan membangun Jemaat di dalam pengenalan akan Allah dan Firman-Nya. Semua karunia Roh yang melawan prinsip-prinsip Alkitab ini tentulah bukan karunia Roh sejati, mungkin adalah karunia roh palsu atau pekerjaan iblis yang menyamar sebagai malaikat terang.


Diharapkan melalui refleksi kita pada hari Pentakosta, kita dapat diteguhkan imannya bahwa Roh Kudus sejati memimpin kita dan gereja-Nya untuk menggenapkan dan memperluas Kerajaan dan kehendak Allah di bumi ini agar nama-Nya sajalah yang dipermuliakan selama-lamanya. Sudahkah kita mengalami pimpinan-Nya di dalam kehidupan kita sehari-hari untuk menggenapkan kehendak dan rencana-Nya dalam kehidupan kita. Soli Deo Gloria. Amin.




Euaggelion Ministries (Pelayanan Pribadi)
Webblog : http://dennytan.blogspot.com