17 October 2010

IMAN KRISTEN DAN KONSEP CINTA ALA MUDA-MUDI (Denny Teguh Sutandio)

IMAN KRISTEN DAN KONSEP CINTA ALA MUDA-MUDI

oleh: Denny Teguh Sutandio



Kalau ngomongin cinta, siapa sich kawula muda yang gak doyan? Lagu-lagu kawula muda kebanyakan bernuansa cinte, seperti: Putus Nyambung, dll. Namun, apakah konsep cinta yang didengungkan di dalam zaman qta itu bener-bener cinta? Apa standar cinta yang qta pake sebagai orang Kristen?

Karena qta sebagai orang Kristen yang berarti para pengikut Kristus, maka segala sesuatu baik dalam lingkup iman dan aplikasi hidup qta harus sesuai dengan apa yang Kristus kehendaki di dalam Alkitab. Segala konsep tentang cinta yang dunia indoktrinasikan ke dalam generasi muda harus diuji secara ketat oleh Alkitab. Sebagai anak muda, jangan biasakan menelan mentah-mentah konsep dunia tentang cinta, karena cinta versi dunia kebanyakan semu dan merusak. Pada kesempatan kali ini, qta akan membahas dua konsep dunia tentang cinta yang akan kita uji secara Alkitab dan logika!

Pertama, cinta itu buta. Konsep ini mengajarkan bahwa ketika qta mencintai seseorang, sering kali qta lebih melihat hal-hal positif dari orang yang qta cintai. Hal-hal negatif dari pasangan qta sering tidak qta amati, sehingga begitu pacaran dan akhirnya menikah, qta terkaget-kaget dengan kebiasaan buruk pasangan qta. Karena belum pernah menikah, maka saya hanya mendengar cerita dari mereka yang telah menikah, hehehe… Harus diakui, dalam beberapa hal, saya sendiri (dulu) seperti itu, namun saya pun tetap memperhatikan sesuatu yang negatif dari lawan jenis dan tentunya kelemahan saya sendiri, sehingga masing-masing bisa saling menguatkan dan menegur demi pertumbuhan menuju kedewasaan ke arah Kristus. Jujur harus diakui (dalam konteks BELUM menikah) jika qta melihat sesuatu yang buruk dari orang yang qta cintai itu dalam batas-batas kewajaran, qta bisa menerima dan otomatis pelan-pelan menegurnya, namun jika keburukan itu sudah benar-benar fatal dan pasangan qta tetap keras kepala dengan keburukannya, qta harus berpikir ulang tentang lawan jenis qta. Gejolak cintrong kawula muda memang berapi-api, namun sebagai orang Kristen, saya mengajak diri saya sendiri dan qta untuk menenangkan gejolak api yang terlalu membara di dalam diri qta dan berpikirlah obyektif. Saya tahu ini sangat sulit, namun kesulitan ini bukan berarti qta mustahil mengerjakannya. Berdoalah dan minta Tuhan memberikan kepekaan kritis kepada qta.

Cinta yang buta juga berarti cinta yang TIDAK memperhatikan lagi prinsip-prinsip penting iman Kristen di dalam memilih pasangan hidup. Prinsip terpenting iman Kristen tersebut adalah pasangan hidup HARUS seiman dan cinta Tuhan (2Kor. 6:14). Gak usah heran seorang anak majelis di sebuah gereja dengan pede mengatakan bahwa lagi “bergumul” dengan (dulu) gebetannya yang berbeda agama, namun bergumulnya hampir 1 tahun, “bergumul” macam apakah itu? Kalau prinsip iman dibuang, jangan salahkan jika orang ini nantinya menikah, rumah tangganya bakal berantakan karena dipimpin oleh dua iman yang berbeda. Yang kasihan nanti anak-anaknya, mereka ikut iman yang mana? Prinsip iman dan cinta Tuhan HARUS dipentingkan. Saya pribadi pun di dalam memilih lawan jenis untuk menjadi pasangan hidup TIDAK bermain-main untuk urusan iman. Urusan IMAN adalah urusan yang MUTLAK, karena itu nantinya bisa berakibat fatal! Jangan pernah berkata, “nanti kan bisa diinjili” atau “siapa tahu pasangan qta nantinya bertobat”, dll. Pdt. Dr. Stephen Tong di dalam khotbahnya di dalam Seminar Pembinaan Iman Kristen (SPIK) 2010: Rahasia Kemenangan Dalam Cinta dan Seks Menuju Pernikahan mengungkapkan bahwa jika ada lawan jenis qta yang non-Kristen berkata kepada qta yang Kristen, “nanti saya jadi Kristen”, itu adalah kalimat klise yang kebanyakan tidak pernah terjadi! So, jangan bermain-main kalau menyangkut iman. Iman berbeda apalagi ATHEIS (entah itu atheis praktis atau atheis dalam iman—Ev. Bedjo Lie, M.Div. membedakannya menjadi: weak atheism vs strong atheism), hindari saja, jangan mau ditipu setan!

Bagaimana jika lawan jenis kita sama-sama Kristen namun berbeda aliran (misalnya: Protestan dengan Katolik atau Protestan/Injili dengan Karismatik)? Apakah qta dengan kaku dan fanatik mengatakan TIDAK boleh?! TIDAK! Melalui sharing dari Ev. Yakub Tri Handoko, Th.M., saya mendapat prinsip bahwa sebagai orang Kristen, qta harus mengakui standar kebenaran qta adalah Alkitab yang tentunya harus ditafsirkan secara bertanggung jawab dan teliti, maka yang patut diperhatikan adalah apakah lawan jenis qta itu taat dan menghargai otoritas Alkitab atau tidak? Meskipun lawan jenis qta Kristen bahkan aktif melayani Tuhan, namun jika qta memperhatikan bahwa lawan jenis qta ini fanatik dengan memberhalakan pemimpin gerejanya atau tradisi gereja, maka sebagai orang Kristen yang cinta firman Tuhan, qta sebaiknya atret teratur dalam mengejar lawan jenis ini, karena itu akan berakibat fatal jika nanti qta pacaran, menikah, dan memiliki anak.

Cinta yang buta juga berarti cinta yang mengorbankan apa saja/segala sesuatu demi seseorang yang qta cintai. Qta harus membatasi konteksnya. Jika konteksnya terjadi pada saat pacaran, hal ini sah-sah saja, namun jika hal ini terjadi pada tahap pendekatan (PDKT), berhati-hatilah terhadap konsep ini! Cinta sekali lagi TIDAK pernah buta dan cinta HARUS melek, kalo gak, kan bisa nubruk sini sana, hahahaJ Maksud saya, cinta itu HARUS melek dan melihat realitas, jangan ditipu oleh bahasa-bahasa puitis. Kalo konteks kita masih pedekate dengan lawan jenis, berpikirlah bijaksana! Cinta memang harus berkorban, karena itu yang diajarkan Alkitab, namun cinta yang berkorban itu berada di dalam konteks cinta yang memiliki, yaitu Allah yang telah memiliki umat-Nya! Saya mengeluarkan pernyataan ringkas tentang hal ini, “Di mana ada komitmen yang pasti, di situ ada pengorbanan!” Kalo qta terlalu mudah mencintai seseorang dengan mengorbankan apa yang qta punyai, berhati-hatilah jika qta sebagai seorang cowok bisa dimanfaatin ama cewek yang qta taksir, lalu habis dimanfaatin, qta ditendang. Fakta ini merupakan cerita langsung dari temannya dari teman saya yang ditipu seorang cewek melalui guna-guna, sehingga si cowok akhirnya menuruti apa yang dimauin si cewek. Begitu juga sebaliknya seorang cewek yang mencintai si cowok, jangan sampai karena cinta, kalian mau diajak berhubungan seks sebelum waktunya (menikah). Berhati-hatilah!

Kedua, cinta tidak harus memiliki. Pernyataan ini sebenarnya terjadi ketika seorang cowok yang menaksir seorang cewek, kemudian si cewek menolak cinta si cowok, lalu dengan bahasa puitis nan indah, si cowok berkata, “Cinta memang gak harus memiliki. Biarkan dia bahagia bersama orang lain, namun ku kan selalu mencintainya.” Benarkah si cowok ini TIDAK akan menikahi gadis lain dan terus menunggu si cewek ini bahkan jika si cewek ini sudah menikah? Mungkin iya, namun kebanyakan TIDAK, karena waktu membuktikan bahwa banyak cowok yang pandai berpuisi ria ini akhirnya menikahi gadis laen koq. Nah, jika si cowok akhirnya menikahi gadis laen, pertanyaan saya adalah apakah si cowok ini menikahi gadis laen itu karena terpaksa (karena aslinya dia masih cinta ama cewek yang pernah nolak dia) or tulus? Kalo tulus, bukankah bahasa puitis yang dulu diucapkannya itu hanya gombal semata? Atau mengutip analisis teman gereja saya, Sdri. Ozora Yisrael, itu hanya merupakan sebuah pernyataan ketidakrelaan si cowok karena cewek yang diincarnya “digondol” cowok laen? Sebenarnya inilah motivasi dari orang yang berpuisi ria tersebut.

Jika ditelusuri dari Alkitab, benarkah cinta tidak harus memiliki? Ev. Yakub Tri Handoko, Th.M. membedakan dua macam cinta Allah, yaitu umum dan khusus. Kalau secara umum, Allah mencintai dunia dan semua manusia, sedangkan secara khusus, Allah HANYA mencintai umat pilihan-Nya. Kalau dalam konteks cinta umum, memang Allah TIDAK harus memiliki, apalagi semua manusia tanpa kecuali, namun jika dalam konteks cinta khusus, Allah yang mencintai umat-Nya juga adalah Allah yang telah memiliki mereka (melalui pemilihan Allah sebelum dunia dijadikan—dikenal dengan ajaran/doktrin predestinasi). Begitu juga dengan umat-Nya yang mencintai Allah adalah respons dari umat-Nya yang telah dimiliki-Nya terlebih dahulu. Dengan kata lain, konsep “cinta tidak harus dimiliki” TIDAK bisa dibenarkan baik dari sisi logika maupun Alkitab, so jangan suka co-pas (copy paste) konsep dunia plisss…

So, berkaitan dengan konsep cinta ala kawula muda, hendaklah qta sebagai orang Kristen yang cinta Tuhan dan taat akan firman-Nya, janganlah menerima mentah-mentah konsep dunia, namun ujilah berdasarkan firman Tuhan, lalu ambillah yang benar (1Tes. 5:21). Kawula muda, berpikir dan bersikaplah kritis yang bijak! Amin. Soli DEO Gloria.