01 March 2009

Roma 13:11: UTANG KASIH-3: Dibangunkan dari Tidur

Seri Eksposisi Surat Roma:
Aplikasi Doktrin-13


Utang Kasih-3: Dibangunkan dari Tidur

oleh: Denny Teguh Sutandio



Nats: Roma 13:11.



Di ayat 10, Paulus menjelaskan tentang kasih yang tidak berbuat yang tidak bernilai kepada sesama. Apakah konsep itu hanya berhenti di situ? Tidak. Konsep Paulus di ayat 10 dilanjutkan pengajarannya di dalam bentuk aplikasi melalui ayat 11 s/d 14.


Di ayat 11, ia mengajarkan, “Hal ini harus kamu lakukan, karena kamu mengetahui keadaan waktu sekarang, yaitu bahwa saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur. Sebab sekarang keselamatan sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya.” Paulus tidak berhenti di tataran konsep saja, ia melanjutkan dengan mengajar jemaat Roma (dan kita) untuk melakukan apa yang telah diajarkannya di ayat 10. Oleh karena itu, ia mengatakan, “Hal ini harus kamu lakukan, ...” New International Version (NIV) menerjemahkannya secara langsung, “And do this, ...” (=Dan lakukan ini). Di dalam bahasa Yunani, pernyataan ini tidak ditemukan. Paulus bukan hanya menyuruh jemaat Roma (dan kita) untuk melakukannya, ia juga mengajar kepada kita untuk mengerti waktu. NIV menerjemahkannya, “understanding the present time.” (=mengerti waktu sekarang). Kata “waktu” di dalam ayat ini di dalam bahasa Yunani kairos berarti waktu yang tidak terulang (waktu tertentu). Dengan demikian, kita harus melakukan kasih yang berbuat sesuatu yang bernilai kepada orang lain pada waktu sekarang yang tidak akan terulang. Pengertian waktu yang tak akan berulang mengakibatkan kita memiliki suatu hasrat ingin melakukan sesuatu yang menyenangkan hati Tuhan dengan mengasihi sesama. Bukan hanya mengasihi sesama, kita pun diajar untuk mempergunakan waktu yang ada karena hari-hari ini adalah jahat. Hal ini diajarkan Paulus di Efesus 5:16, “dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.” Berarti, kita bukan hanya sibuk mengasihi sesama, tetapi kita juga tetap harus berwaspada dengan segala tipu muslihat sesama kita atau segala kejahatan lainnya. Kewaspadaan kita ini ditandai dengan saatnya kita bangun dari tidur kita. NIV Spirit of the Reformation Study Bible memberikan referensi Efesus 5:14. Di Efesus 5:14, Paulus mengajarkan, “Itulah sebabnya dikatakan: “Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu.”” Ayat ini berada di dalam konteks bahwa kita hidup sebagai anak-anak terang. Dengan kata lain, ada beberapa prinsip yang kita bisa pelajari dari konsep “bangun dari tidur”, yaitu:
Pertama, bangun dari tidur berarti kita tidak lagi tertidur. Seorang yang tidur adalah seorang yang paling “nyaman,” tidak tahu kondisi luar, dll. Bahkan karena terlalu nyaman, orang yang tidur bisa mendengkur (ngorok). Itu membuktikan bahwa orang yang sudah tertidur benar-benar menikmati tidurnya dan melepaskan semua bebannya. Ketika orang yang tidur itu dibangunkan, mungkin orang yang tidur itu tidak rela bangun, tetapi jika memang kondisi sangat penting (misalnya, kebakaran), orang yang tidur itu pasti bangun. Begitu jugalah yang dimaksudkan Paulus. Paulus mengatakan bahwa kita saatnya sudah dibangunkan dari tidur (struktur bahasa Yunani menggunakan bentuk pasif pada kata “bangunlah”). Ini berarti kita bukan bangun dari tidur sendiri, tetapi kita dibangunkan. Dibangunkan oleh siapa? Tentu Roh Kudus melalui Paulus yang kita baca suratnya ini merupakan sarana membangunkan kita dari tidur. Di sini, Alkitab dan Roh Kudus menjadi sarana yang membangunkan kita dari tidur. Di zaman Perjanjian Lama, Tuhan memakai para nabi-Nya untuk menyadarkan orang Israel yang tertidur rohani. Ketika orang Israel mulai murtad dan meninggalkan Allah, Ia memanggil para nabi-Nya untuk menyampaikan seruan pertobatan bagi Israel. Di Abad Pertengahan, Kekristenan suam-suam kuku. Di zaman itu pula, Tuhan membangkitkan Dr. Martin Luther untuk membangunkan orang Kristen yang tertidur. Di zaman modern di mana manusia mulai mengilahkan rasio, Tuhan membangkitkan para hamba-Nya, dari Dr. Abraham Kuyper, Dr. Francis A. Schaeffer, dll untuk membangunkan orang Kristen yang ikut arus rasionalisme pada waktu itu. Bagaimana dengan kita? Kondisi Kekristenan di zaman postmodern sudah begitu tertidur. Banyak dari mereka sudah mulai terbuai dengan berbagai fenomena yang menggejala yang menipu mata jasmani mereka. Mereka pergi ke gereja dengan motivasi ingin melepaskan semua beban mereka (persis seperti ketika seseorang tidur). Sudah saatnya orang Kristen dibangunkan dari ketiduran. Orang Kristen dan hamba Tuhan sejati bertindak sebagai pengingat dan orang yang membangunkan orang Kristen lain ketika mereka mulai tertidur dengan fenomena-fenomena yang mengelabui mereka. Sudahkah kita membangunkan orang Kristen lain dengan memberitakan firman Tuhan kepada mereka dengan bertanggung jawab?

Kedua, bangun dari tidur berarti kita benar-benar bangun. Bukan hanya tidak tertidur, kita harus benar-benar bangun dari tidur. Artinya, kita bukan hanya tersadar, tetapi kita benar-benar bangun dan melakukan sesuatu yang berguna. Bayangkan, jika Anda baru bangun dari tidur, tentu Anda akan mengusap-usap mata dahulu. Ketika kita mengusap-usap mata, itu baru menunjukkan kita tersadar. Itu belum cukup. Kita harus benar-benar berdiri dari tidur, lalu melakukan sesuatu, misalnya mandi atau makan. Ini adalah langkah kedua kita bangun dari tidur. Di zaman Perjanjian Lama, setelah Tuhan mengutus para nabi-Nya untuk menyampaikan berita pertobatan, Ia juga yang membangkitkan nabi-Nya yang lain untuk meneruskan para nabi-Nya sampai pada waktu Kristus diutus. Setelah Tuhan memakai Dr. Luther untuk menyadarkan Kekristenan yang telah tertidur dengan rutinitas Katolik Roma, Ia juga membangkitkan para reformator lainnya, seperti Dr. John Calvin, Ulrich Zwingli, Dr. Theodore Beza, dll untuk benar-benar bangun dari tidur dan meneruskan api reformasi untuk menyadarkan Kekristenan tentang pentingnya firman Tuhan dan anugerah Allah bagi keselamatan. Di zaman postmodern, Tuhan memakai hamba-hamba Tuhan yang bertanggung jawab, salah satu di antaranya Pdt. Dr. Stephen Tong untuk menyadarkan Kekristenan akan superioritas firman Tuhan (Alkitab) di dalam Kekristenan. Tuhan yang sama juga membangkitkan saya dan kita sebagai orang Kristen yang betul-betul mengerti pimpinan Tuhan meneruskan panggilan menegakkan Kekristenan yang kembali kepada Alkitab. Ini semua membuktikan bahwa kita benar-benar bangun dari tidur. Kita benar-benar bangun dari tidur di dalam kerohanian ketika kita benar-benar mempelajari kebenaran firman Tuhan dengan menggali Alkitab. Sudah siapkah kita melakukannya?

Ketiga, bangun dari tidur berarti kita menjadi terang Allah bagi dunia. Bukan hanya benar-benar bangun dari tidur, kita dituntut untuk menjadi terang Allah bagi dunia. Mengapa kita tidak hanya cukup benar-benar bangun dari tidur? Karena ketika kita hanya benar-benar bangun dari tidur, kita hanya sibuk mengurusi diri kita. Bayangkan, ketika bangun dari tidur, kita hanya langsung mandi atau makan, itu belum menunjukkan kita benar-benar bangun. Tanda kita benar-benar bangun dari tidur adalah kita melakukan sesuatu bagi orang lain, misalnya membantu orang lain, dll. Di dalam kerohanian pun, hal ini juga berlaku demikian. Tuhan tidak menginginkan kita bangun dari tidur hanya sekadar kita sibuk belajar theologi, Alkitab, dll saja, tetapi Ia menginginkan kita untuk bersaksi bagi-Nya. Dengan kata lain, kita dituntut untuk menjadi saksi terang-Nya di dunia di mana kita hidup. Bagaimana kita bisa menjadi saksi terang-Nya? Di Efesus 5:14, Paulus memberikan teladan bahwa kita bisa bangkit berdasarkan kebangkitan Kristus, artinya seperti Kristus yang bangkit dari kematian, kita pun harus bangkit dari hidup kita yang lama yang mati (bdk. Ef. 5:11), lalu biarlah cahaya Kristus itu menyinari kita sehingga kita menjadi pancaran sinar-Nya yang agung itu. Dengan kata lain, ketika kita men-Tuhan-kan Kristus di dalam segala aspek kehidupan kita, di saat itu pula, kita menjadi saksi terang-Nya di dunia ini. Ketika kita sudah menjadi pancaran sinar-Nya, di saat itu pulalah kita benar-benar menunjukkan bahwa kita sudah bangun dari ketiduran rohani kita. Bagaimana dengan kita? Masihkah kita tertidur rohani? Masihkah kita mau dibujuk oleh berbagai ajaran yang tidak bertanggung jawab? Sudah saatnya kita: BANGUN DARI TIDUR dan menjadi saksi terang-Nya di dunia yang berdosa ini.

Lalu, mengapa kita dibangunkan dari tidur kita? Paulus melanjutkan alasannya, “Sebab sekarang keselamatan sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya.” NIV menerjemahkannya, “because our salvation is nearer now than when we first believed.” (=karena keselamatan kita lebih dekat SEKARANG daripada ketika kita pertama kali percaya). Di dalam terjemahan NIV, kita lebih jelas melihat perbedaan waktu. Di frasa pertama, digunakan present tense (sekarang), sedangkan di frasa kedua, digunakan past tense (lampau). Dari sini, kita mendapatkan pengajaran bahwa kita dibangunkan dari tidur karena Tuhan memelihara keselamatan kita sampai akhir. Dr. John Gill di dalam tafsirannya John Gill’s Exposition of the Entire Bible menafsirkan bahwa keselamatan ini bukan keselamatan temporal, tetapi keselamatan spiritual dan kekal (eternal). Di sini, Tuhan mau kita melihat proses keselamatan yang Allah kerjakan di dalam setiap aspek kehidupan kita. Keselamatan bukan hanya pada saat kita percaya, tetapi keselamatan itu terus-menerus sampai penyempurnaan kelak. Di sini, kita melihat adanya providensi (pemeliharaan) Allah di dalam keselamatan umat pilihan-Nya. Konsep ini menyadarkan dan mendorong kita untuk terus-menerus mengerjakan utang kasih yang kita miliki, yaitu melakukan sesuatu yang bernilai kepada sesama kita (bdk. Rm. 13:10). Orang yang sudah, sedang, dan akan diselamatkan pasti memiliki suatu kerinduan terus-menerus untuk menjadi berkat bagi sesamanya. Mengapa? Karena ia telah mengalami anugerah penebusan Kristus yang menyelamatkan yang diteruskan sampai pada akhirnya. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita yang berada di dalam proses penyelamatan Allah menyalurkan kasih Allah kepada sesama kita?


Biarlah perenungan satu ayat ini saja membuat kita sadar bahwa setelah kita dibangunkan dari tidur, kita memiliki tanggung jawab sebagai anak Tuhan untuk meneruskan dan memancarkan kasih dan sinar Kristus kepada sesama kita. Kiranya Roh Kudus memampukan kita untuk melakukannya demi kemuliaan nama Allah Tritunggal. Amin. Soli Deo Gloria.

No comments: